Anda di halaman 1dari 2

Wanprestasi: Wanprestasi berasal dari adanya kesepatakan/perjanjian suatu perikatan

hukum menyangkut suatu transaksi yang tidak dipenuhi oleh salah satu pihak. Jadi
jika ada salah satu pihak yang gagal memenuhi janjinya untuk menunaikan prestasi
baik sengaja ataupun kelalaian, maka hal itu dapat dikatakan telah terjadi cedera janji
(wanprestasi).
Akibat hukum wanprestasi, maka pihak yang dirugikan dapat melakukan pemanggilan
secara tertulis (somasi) dan menggugat ke pengadilan. Perjanjian sebagai akibat
perkikatan diatur pada Pasal 1233 KUHPerdata, yang berbunyi: “Perikatan, lahir
karena suatu persetujuan atau karena undang-undang”. Pasal 1234 KUHPerdata:
‘Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk
tidak berbuat sesuatu”. Pengertian perjanjian, Pasal 1313 KUHPerdata: “Suatu
persetujuan adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri
terhadap satu orang lain atau lebih”.
Untuk sahnya suatu persetujuan/perjanjian menurut hukum diatur Pasal 1320 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”). Agar terjadi suatu persetujuan
yang sah, perlu dipenuhi empat syarat: 1. Adanya kesepakatan para pihak; 2. Adanya
kecakapan pihak yang membuat perikatan; 3. Adanya suatu pokok (obyek) tertentu; 4.
Suatu sebab yang tidak terlarang. . Salah satu asas penting pada sebuah
persetujuan/perjanjian (overeenkomst) adalah bahwa perjanjian yang dibuat secara
sah oleh para pihak berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya,
serta harus dilakukan dengan jujur, itikat baik (good faith).
Sebagaimana Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”)
berbunyi: “Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat
ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-
alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan
itikad baik”. Pasal 1339 KUHPerdata: “Persetujuan tidak hanya mengikat apa yang
dengan tegas ditentukan di dalamnya, melainkan juga segala sesuatu yang menurut
sifatnya persetujuan dituntut berdasarkan keadilan, kebiasaan, atau undang-undang”.
Jadi menurut hukum perjanjian jika salah satu pihak lalai atau dengan sengaja tidak
menunaikan prestasi maka dapat dikatakan telah terjadi ingkar janji (wanprestasi).
Yang berarti ada pelanggaran pada perjanjian, menyebabkan pihak yang dirugikan
dapat melakukan pemanggilan/menegur dengan surat tertulis atau akta sejenis itu
(somasi) sebanyak tiga kali. Jika tidak di indahkan atas peneguran tersebut, maka
dapat diajukan gugatan ke pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai