Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Ledakan

A. LEDAKAN adalah peningkatan tajam antara peningkatan volume dan pelepasan energi
dengan cara yang membahayakan, dengan mengeluarkan suhu tinggi dan menghasilkan gas.

B. Klasifikasi Ledakan :
 Ledakan Fisik adalah pelepasan tekanan gas atau uap yang tinggi tanpa adanya reaksi
kimia, meskipun semua ledakan fisik selalu terjadi karena adanya penguapan, seperti
peledakan ketel uap atau bejana tekan karena tekanannya melebihi nilai ambang batas
kekuatan dinding bejana.
 Ledakan Kimia adalah pelepasan energi dari hasil reaksi kimia antara bahan mudah
terbakar dengan bahan oksidan

API Merupakan peristiwa/reaksi kimia yang di ikuti oleh pengeluaran asap,panas,nyala dan gas gas lain
sebagaihasil dari pembakaran cepat atau Proses yang mandiri dan oksidasi bahan bakar yang
menghasilkan panas dan cahaya

2. Tugas Unit Koordinator Penanggulangan Kebakaran sesuai KEP.186/MEN/1999

A. Memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi yang


berwenang.
B. Menyusun program kerja dan kegiatan tentang cara penanggulangan kebakaran.
C. Mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas penanggulangan kebakaran kepada pengurus.

3. Pengertian GROUNDING dan BONDING

A. Grounding adalah menyalurkan listrik statis kedalam tanah untuk menghilangkan muatan
listrik tersebut.
B. Bonding adalah menghubungkan secara listrik 2 buah benda, dengan tujuan agar muatan
listrik statis yang berakumulasi pada suatu benda dapat di bagi kedalam benda yang
dibonding, sehingga tegangan besar dapat dikurangi.
C. LISTRIK STATIS adalah listrik yang dihasilkan karena adanya hubungan fisik dan
pemisahan bahan material misalnya :
 Aliran gas, cairan, atau bahan berbentuk bubuk/serbuk melalui pipa, selang, atau
pneumatik conveyor.
 Pencampuran dan pengadukan.
 Gesekan ban karet dari kendaraan dan sabuk yang berputar dengan cepat.

4. Isi Buku Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Kebakaran :

A. Informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannnya.


B. Jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja
C. Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran.
D. Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.

5. Kategori Level Keadaan Darurat :


A. Keadaan Darurat Tingkat I (Level I)
Keadaan darurat yang berpotensi mengancam nyawa manusia dan harta benda (aset), yang
secara normal dapat diatasi oleh personil yang di tempat tersebut dengan menggunakan
prosedur yang telah dipersiapkan. Keadaan darurat kategori ini mempunyai satu atau lebih
karakter sebagai berikut :
 Kecelakaan skala kecil atas suatu daerah tunggal atau satu sumber saja.
 Kerusakan aset atau luka korbannya terbatas.
 Karyawan yang bertugas dengan alat yang tersedia dibantu regu tanggap darurat
lantai atau zona sudah cukup untuk menanggulanginya.

B. Keadaan Darurat Tingkat II (Level II)


Keadaan darurat dimana semua tim tanggap darurat yang bertugas dibantu dengan
peralatan dan material yang tersedia di gedung perkantoran, tidak lagi mampu
mengendalikan keadaan darurat tersebut, seperti kebakaran besar, ledakan dan lain-lain,
yang mengancam nyawa manusia atau lingkungannnya dan properti dengan dampak
bahaya atas karyawan atau daerah sekitarnya. Bantuan tambahan yang diberikan masih
berasal pemerintah daerah setempat. Keadaan darurat kategori ini adalah suatu kecelakaan
atau bencana besar yang mempunyai konsekuensi antara lain sebagai berikut :
 Terjadi beberapa korban manusia
 Meliputi berbagai unit atau beberapa peralatan besar yang dapat melumpuhkan
kegiatan
 Dapat merusak harta benda pihak lain di daerah setempat
 Tidak dapat dikendalikan oleh tim tanggap darurat gedung perkantoran, dan harus
mintaa bantuan pihak luar.

C. Keadaaan Darurat Tingkat III (Level III)


Keadaan darurat berupa malapetaka atau bencana dahsyat dengan akibat lebih besar
dibandingkan dengan Level II dan memerlukan bantuan, koordinasi pada tingkat nasional.
Dalam kaitan dengan kesiapsiagaan tanggap darurat untuk gedung perkantoran, kondisi
darurat yang mungkin terjadi adalah sampai Level II.

6. Peraturan K3 Kebakaran dan Jenis Proteksi Kebakaran

Peraturan K3 Kebakaran :

 Undang Undang No. 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja.


 Permenakertrans No. 04/Men/1980 – Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Apar.
 Permenakertrans No. 02/Men/1983 – Instalansi Kebakaran Alarm Automatik.
 Kepmenaker No. 186/Men/1999 – Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
 Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 – Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
Kebakaran.

Dasar Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Pencegahan dan Pemadam Kebakaran

 UU Bangunan GedungNo 28 Tahun 2002


 Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2005 Tentang Pelaksanaan UU Gedung no 28
Tahuan 2002
 Permen PU no 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Tehnis Sistem
ProteksiKebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
 Perda Setempat (Local Authority Juridictions)
 Ketetapa/ Kebutuhan/ Planing Management dari FSM Perusahaan

STANDART REGULASI yang menjadi RUJUKAN

*SNI 03-6570-2001 INSTALASI POMPA yang Terpasangtetap untuk Proteksi Kebakaran


(NFPA 20)

* SNI 03-1745-2000 T C P dan P Sistem PIPA TEGAK dan SLANG untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung (NFPA 14)

* SNI 03-3989-2000 T C P dan P Sistem SPRINGKLER OTOMATIK untuk Pencegahan


Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung (NFPA 13)

* SNI 03-1735-2000 T C P dan P AKSES BANGUNAN dan AKSES LINGKUNGAN


untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran

* SNI 03-1746-2000 T C P Dan P SARANA JALAN KELUAR untuk


PenyelamatanTerhadapBahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

* SNI 03-6571-2001 Sistem PENGENDALIAN ASAP Kebakaran pada Bangunan Gedung

* SNI 03-6572-2001 T C P Sistem VENTILASI dan Pengkondisian Udara pada Bangunan


Gedung

* SNI 03-6574-2001 T C P dan P Sistem PENCAHAYAAN DARURAT dan TANDA


ARAH KELUAR dan Sistem PERINGATAN Bahaya pada Bangunan Gedung

SARANA PROTEKSI Kebakaran :

 Sarana Proteksi Kebakaran Aktif : sistem deteksi alarm, APAR, hydrant, sprinkler,
hose rell, dan lain-lain.
 Sarana Proteksi Kebakaran Pasif : sistem kompartementasi, sarana pengendali asap,
sistem evakuasi, alat bantu evakuasi & rescue, dan lain-lain

7. Cara pengecekan APAR, Alarm System, dan Hydrant

Pengecekan APAR
 Apakah APAR pada posisi sebagaimana mestinya (diberi penanda, mudah dilihat, dan
mudah diambil).
 Periksa indikator tekanannnya.
 Apakah kondisi fisik (tabung dan komponen lainnya,) dalam keadaan baik.
 Catat kondisi yang ditemukan.

Pengecekan ALARM System


 Periksa status zona pada Panel Control (MCFA).
 Periksa indikator pada Panel Control (MCFA).
 Periksa buku harian.
 Lakukan test semua fasilitas indikator
 Catat kondisi status sistem deteksi alarm dalam buku harian

Pengecekan HYDRANT

 Buka file box, periksa adaptor, fire hose, nozzle, handle apakah lengkap dan baik.
 Hydrant pillar harus bebas rintangan.
 Catat kelainan di buku harian.

8. SISTEM SPRINGKLER
 Sistem Pipa Basah : Pada sistem ini seluruh jaringan sprinkler, baik di atas maupun di
bawah control valve berisi air bertekanan sehingga memungkinkan sistem akan bekerja
pada saat kepala sprinkler pecah dan langsung memancarkan air.
 Sistem Pipa Kering : Suatu jaringan sprinkler dimana selain menggunakan katup kendali,
sistem juga dilengkapi dengan katup pipa kering (Dry pipe valve). Dari katup pipa kering
sampai ke titik sprinkler tidak berisi air, tetapi berisi udara bertekanan. Sedangkan dari
katup pipa kering sampai ke pompa berisi air bertekanan.
 Sistem Pra Aksi : Sistem ini merupakan sistem kering yang menggunakan katup jenis
curah (Deluga type valve), peralatan deteksi dan kepala sprinkler tertutup. Pada saat panas
atau asap pada ruang yang dilindungi mencapai suhu tertentu, panas atau asap tersebut
akan dideteksi oleh detektor, yang selanjutnya akan mengaktifkan katup curah dan air akan
mengalir ke kepala sprinkler.
 Sistem Banjir : Sistem ini biasanya menggunakan kepala sprinkler terbuka dan dilengkapi
dengan katup curah (Deluge valve). Sistem ini dikombinasikan dengan sistem alarm
terpisah yang berfungsi mengaktifkan katup curah tersebut.

4 Tahap Kegiatan Management Darurat

1. MITIGASI ; Inspeksi Pencegahan

2. KESIAPSIAGAAN ; Kemampuan Orang dan Kondisi

3. TANGGAP DARURAT ; Kemampuan Khusus Team

4. REHABILITASI ; Perbaikan Setelah Kejadian

Syarat Pencegahan Bahaya Kebakaran

= Adanya Petugas Pelaksana

= Adanya Sarana

= Adanya Sistem Management

N Norma ; Aturan/ UU
N Norma ; Aturan/UU

S Standart ; Acuan/Rujukan SNI

P Pedoman; SOP

M Manual ; Buku/ katalog

Anda mungkin juga menyukai