Anda di halaman 1dari 2

1.

Yones douw, aktifis hak asasi manusia papua menyatakan kasus Paniai berdarah merupakan
peristiwa yang sengaja direncanakan secara sistemtis. Hal itu berdasarkan dengan rentetann
peristiwa terjadi. Ketua departemen keadilan dan perdamaian Sinode Gereja Kingmi itu juga
menganggap, tragedi paniai sebagai peristiwa brutal tanpa rasa kemanusiaan sedikitpun, karena
juga menjadikan anak serta kaum perempuan menjadi korban tembak.

2 ‘’kasus paniai terencana,sistematis, terkendali, rapi dan terukur. Mengapa kita tulis seperti ini ?
menganalisa seluruh rangkaian, kronologi yang terjadi kasus paniai” ujar yones dikantor amnesty
internasional indonesia, jakarta pusat pada rabu (11/3/2020). Yones dan aktivis lainnya meminta
pemerintah transparan dalam menangani tragedi paniai. Ia juga mendesak agar pelaku
pelanggaran hak asasi manusia segera diadili. Lantaran, permintaan tersebut sebagai
rekomendasi aktivis kepada pemerintah.

3. kami minta kejujuran dan keterbukaan dari negara ini segera tangkap dan adili pelaku
kejahatan kemanusian. Kronologi sangaj jelas kasus sangat jelas pelaku juga. . Tapi negara ini
sengaja menutupi kasus pelanggaran hak. Kasus paniai saja ditutup apalagi kasus Nduga,
wasior,” ujar yones. Permintaan agar pemerintah segera menindak lanjuti ketetapan dari komnas
ham yang menyatakan tragedi paniai sebagai bentuk pelanggaran ham berat juga disampaikan
oleh jurnalis senior papua Victor Mambor.

4 Kasus paniai sudah ditetapkan sebagai pelanggaran ham berat tapi kenapa negara ini masih
tidak mau mengakui itu? Posisi negara pada orang papua seperti apa ? apakah kami ini memang
benar benar dijajah indonesia ? atau kami sama seperti orang orang diluar papua, bagian dari
indonesia juga,” kata viktor. “setelah komnas ham ya lakukan seharusnya dipengadilan. Saya
sebagai wartawan lihat tidak ada niat serius dari pemerintah indonesia untuk kami di papua,”
sambungnya

5. Untuk diketahui, komnas ham menetapkan kasus berdarah paniai, papua yang terjadi pada
2014 sebagai pelanggaran ham berat. Dalam penyeledikinya, komnas ham juga menemukan
indikasi adanya tindakan menghalang halangi prose hukum atau obstruction of justice. Anggota
tim penyidik yang juga menjabat sebagai komisioner komnas ham manfrizal manan mengatakan,
poin pertama yang mendorong adanya dugaan obstruction of justice adalah penghentian proses
penyelidikan yang dilakukan polda papua.
6. ia menuturkan, penghentian proses penyelidikan proses penyelidikan proses tersebut
dilakukan tidak lama setelah kejadian tersebut. manfrizal menjelaskan, polda papua sudah
memulai proses penyelidikan setelah peristiwa itu terjadi pada 7-8 desember 2014. Namun
seiring berjalannya waktu, proses penyelidikan itu justru terhenti. Padahal pada saat itu, tim
penyelidikan gabungan dari pusat baru saja terbentuk.

7. Mengapa kami sebut obstruction of justice ? jadi seolah olah kasus ini ingijn dibiarkan saja
berlalu tanpa pertanggungjawaban.” Jelasnya. Kemudian poin lain mejurus kepada adanya
indikasi obstarction of justice adalah, hasil uji balistik berdasarkan informasi serta fakta yang
diterima komnas ham itu tidak diyakini dilakukan secara kredibel.

Anda mungkin juga menyukai