Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A.Perkembangan Kehidupan Bangsa Pada Masa Awal


Kemerdekaan
1. Perkembangan Kebijakan Politik
Sebagai bangsa yang baru merdeka, amatlah wajar bila para tokoh bangsa seperti
Ir.Soekarno, Moh.Hatta, Sutan Syahrie dan lain-lain berusaha merumuskan berbagai
macam kebijakan di bidang politik. Kebijakan-kebijakan itu antara lain;

a. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat

Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945. Pada sidang pertama berhasil
melakukan pemilihan ketua yakni Kasman Singodimedjo dan wakil ketua M. Sutardjo,
Latuharhary dan Adam Malik. Dalam perkembangannya, beberapa kelompok berusaha
menjadikan KNIP untuk lebih kuat, bahkan Sutan Syahrir merasa tidak puas dengan
kabinet presidensial yang baru berdiri sehingga berusaha memengaruhi anggota KNIP.

Karena desakan itu akhirnya KNIP mengadakan rapat pada 16 Oktober 1945.
Kemudian keputusan rapat itu dijadikan dasar oleh KNIP untuk mendesak wakil presiden
yaitu Moh.Hatta, sehingga dikeluarkanlah Maklumat No. X Tahun 1945 yang menetapkan
bahwa;

1) Sebelum membentuk MPR dan DPR, KNIP diserahi tugas sebagai lembaga
legislatif.
2) KNIP berhak untuk menetapkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
3) Keseharian pekerjaan KNIP akan dilakukan oleh sebuah badan pekerja yang dipilih
diantara anggota.
b. Pendirian Partai-Partai Politik

ditandatanganiPada tanggal 3 November 1945, pemerintah mengeluarkan


maklumat pemerintah yang oleh Moh.Hatta, dengan isi

1) Pemerintah mendorong timbulnya partai-partai politik.


2) Pemerintah berharap partai-partai ini telah disusun sebelum pemilihan anggota-
anggota badan perwakilan rakyat.
c. Dimulainya Sistem parlementer
Pada tanggal 11 November 1945, Badan Pekerja KNIP mengeluarkan pengumuman
tentang pertanggungjawaban menteri kepada wakil rakyat. Karena KNIP berfungsi
sebagai DPR dan KNIP sebagai MPR, maka pertanggungjawaban menteri-menteri tidak
kepada presiden, tetapi kepada BPKNIP.

Dikarenakan presiden Soekarno setuju, maka berlakulah sistem parlementer


menggantikan presidensial. Sutan Sjahrir kemudian diangkat sebagai perdana menteri
setelah dicalonkan BP KNIP dan berhasil membentuk kabinet.
d. Pemindahan Ibukota Republik Indonesia

setelah tentara sekutu dan Belanda


kembali datang, keamanan dan
ketertiban ibukota Jakarta menjadi
terganggu. berbagai teror dan ancaman
merajalela.
melihat situasi yang demikian,
selaku penguasa republik Indonesia,
presiden Soekarno memutuskan pindah
ke Yogyakarta dan sekaligus menjadikan
Sejak kemerdekaan RI, kota Jakarta
kota tersebut sebagai ibukota negara
dipilih sebagai ibukota negara republik
republik Indonesia. pemindahan itu
Indonesia.
berlangsung pada 4 Januari 1946.

e. pembentukan tentara nasional


pada 23 Agustus 1945, melalui pidato di radio, presiden Soekarno menyatakan
pembentukan badan keamanan rakyat (BKR). tak berlangsung lama, pembentukan BKR
kemudian berlanjut di daerah-daerah sebagai wadah perjuangan. tokoh yang terpilih
sebagai ketua BKR adalah Kasman singodimedjo.
pada 19 September 1945 tentara Inggris datang ke Jakarta. kedatangan tentara
itu ternyata diboncengi tentara Belanda NICA. melihat fakta tersebut, pada 5 Oktober
1945 pemerintah mengeluarkan maklumat pemerintah yang menyatakan berdirinya
tentara keamanan rakyat (TKR). sebagai pimpinan, pemerintah menunjuk Supriyadi
sebagai pemimpin.

2. perkembangan kebijakan ekonomi dan keuangan


dari Indonesia tidak dapat diekspor.
meski demikian, pemerintah Indonesia
tidak berputus asa. kebijakan ekonomi
tetap dilakukan diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. konferensi ekonomi Indonesia
Pada Februari 1946 pemerintah
mengadakan konferensi ekonomi
Indonesia. tujuan konferensi adalah
memperoleh kesepakatan dalam
menanggulangi masalah ekonomi negara
yang bersifat mendesak, seperti
produksi dan distribusi makanan,
persoalan sandang, serta status dan
administrasi pengelolaan perkebunan.
secara umum, konferensi ekonomi
Indonesia membahas persoalan yang
Pada awal kemerdekaan, kehidupan cukup luas. bahkan konferensi kemudian
ekonomi bangsa Indonesia sangat kacau. dilanjutkan pada 6 Mei 1946 di solo.
inflasi terjadi karena beredarnya mata konferensi ini membahas masalah
uang Jepang yang tidak terkendali. selain antara lain adalah program ekonomi
itu, penjajah Belanda melakukan pemerintah, masalah keuangan negara,
blokade yang berakibat barang-barang pengendalian harga, distribusi, dan
alokasi tenaga kerja
.
b. pembentukan badan perancang ekonomi
Pada 19 Januari 1945 atas inisiatif menteri kemakmuran A.K Gani, pemerintah
membentuk badan perancang ekonomi. tugas badan ini adalah membuat rencana
pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun.
Selain itu, badan perancang ekonomi juga memiliki tugas mengkoordinasi dan
merestrukturisasi semua cabang produksi dalam bentuk badan hukum. sesudah badan
perancang ekonomi bersidang, A.KGANI kemudian mengumumkan rancangan
pemerintah tentang pembangunan 10 tahun
c. rencana Kasimo (Kasimo plan)
Bangsa Indonesia memiliki modal yang melimpah bagi tumbuhnya bidang pertanian.
karena itu, menteri urusan bahan makanan, ih j kasih mau berinisiatif membuat rencana
yang dikenal sebagai rencana produksi 5 tahun. rencana ini kemudian disebut Kasimo
plan.
secara umum, isi dari Kasimo plan adalah sebagai berikut.
1) menanami tanah kosong atau tanah yang tidak terurus di Sumatera timur seluas
281.277 ha.
2) melakukan intensifikasi di Jawa dengan memperbanyak penanaman bibit unggul.
3) pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi
pangan.
4) pembentukan kebun-kebun bibit di setiap desa di Indonesia.
5) pelaksanaan program transmigrasi ke Sumatera bagi 20 juta penduduk di Jawa
dalam jangka waktu 10 sampai 15 tahun.
d. kedudukan oeang republik Indonesia (ORI)
Uang itu sengaja diedarkan oleh
sekutu guna membiayai operasi-operasi
militer dan menggajikan pegawai dalam
rangka mengembalikan pemerintah
kolonial Belanda sekutu kemudian
mengumumkan berlakunya uang NICA
sebagai pengganti uang Jepang pada 6
Pasca kemerdekaan diproklamasikan
Maret 1946.
bangsa Indonesia mengalami inflasi yang
Pemerintah tentu saja menolak
sangat mengkhawatirkan. sumber inflasi
penggunaan uang itu titik uang NICA
tersebut adalah beredarnya mata uang
bukan mata uang yang ada di Indonesia.
Jepang secara tidak terkendalikan
akhirnya, pemerintah mengeluarkan
bahkan saat sekutu termasuk dan
oeang republik Indonesia (ORI) untuk
menguasai bankk. jumlah mata uang itu
menggantikan uang Jepang dan NICA
semakin banyak yang beredar.

.
e. program pinjaman nasional
Perekonomian bangsa Indonesia barat tengah berada di ujung tanduk titik tidak
hanya pemerintah rakyat juga harus berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi negara
titik karena itu, dengan dasar undang nomor 4/1945, menteri keuangan surachman
melakukan pinjaman nasional.
Pada bulan Juli 1946 seluruh penduduk di Jawa dan Madura diminta menyetorkan
dana ke negara melalui ban-ban yang ada, kantor pos, dan kantor Pegadaian. program ini
cukup sukses karena berhasil menarik dana masyarakat yang besar.
f. pengurangan devisi anggaran
Sebagai negara yang baru merdeka, defisit anggaran merupakan suatu yang wajar.
apalagi, semua itu terjadi karena bangsa Indonesia masih mewarisi keadaan ekonomi dan
keuangan penjajahan. bahkan,Indonesia harus menanggung utang luar negeriHindia
Belanda sebesar 1500 juta rupiah dan utang dalam negeri 2800 juta rupiah.
Beban utang ini merupakan konsekuensi dari pengakuan kedaulatan dari penjajahan
Belanda. terkait defisit itu pemerintah kemudian mengambil langkah-langkah, seperti
mengeluarkan pinjaman pemerintah dan melakukan tindakan keuangan pada 20 Maret
1950.
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia kehidupan masyarakat Indonesia masih belum
mapan sebagai sebuah negara dengan berbagai macam permasalahannya. kondisi
ekonomi pada masa awal kemerdekaan sangat memprihatinkan karena inflasi, belum
punya mata uang Republik Indonesia, peredaran mata uang asing, dan kas negara
kosong. Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan, terjadi
ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden. Hal ini dikarenakan masih adanya sisa
pasukan Jepang dan datangnya kembali Belanda untuk berkuasa di Indonesia.
Sedangkan pada masalah sosial, sebagaian besar masyarakat Indonesia pada masa awal
kemerdekaan hidup dibawah garis kemiskinan.

Dengan demikian, kondisi awal Indonesia pada bidang sosial, ekonomi dan politik sangat
memprihatinkan karena secara politik terjadi ketegangan, kekacauan dan berbagai
insiden yang mengancam kedaulatan indonesia. Sementara itu kondisi perekonomian
negara masih sangat memprihatinkan karena inflasi, sedangakan pada masalah sosial
sebagian masyarakat Indonesia pada masa awal kemerdekaaan hidup dibawah garis
kemiskinan.

B. Rumusan Masalah
1. Tuliskan isi maklumat no.x tahun 1945!
2. Kapan pemerintah mengeluarkan maklumat pemerintah yang ditandatangani
oleh wakil presiden Muhammad Hatta? Dan apa isinya?
3. Kapan anggota KNIP di lantik dan siapa ketua serta wakilnya?
4. Apa tujuan di adakannya konferensi?
5. Sebutkan kebijakan-kebijakan politik!

C. Hipotesis
1. isi maklumat no.x tahun 1945 :
a) sebelum tersebut MPR dan DPR, KNIP diserahi tugas sebagai lembaga legislatif
b) KNIP berhak untuk menetapkan garis besar haluan negara (GBHR)
c) keseharian pekerjaan KNIP akan dillakukan sebuah badan yang di pilih di antara
anggota.

2. Pemerintah mengeluarkan maklumat pemerintah pada 03 November 1945


dengan isi:
a) Pemerintah mendorong timbulnya partai-partai politik
b) Pemerintah berharap partai-partai itu telah disusun sebelum pemilihan-pemilihan
badan perwakilan rakyat.
3. KNIP di lantik Pada tanggal 26 agustus 1945 ketuanya ialah kasma sungudimedjo
dan wakil ketua M.sutardjo,latuhar Latuharhary,dan adam malik
4. Tujuan konferensi adalah memperoleh kesepakatan dalam menanggulangi
masalah ekonomi negara yang bersifat mendesak,seerti produksi Dan diseribusi
makanan, persoalan sandang, serta status dan administrasi pengelolaan
perkebunan.

5. Kebijakan politik yaitu ;


a) Pembentukan komite nasional Indonesia pusat (KNIP)
b) Pendirian partai-partai politik
c) Dimulainya sistem parlementer
d) Pemindahan ibukota RLP Indonesia
e) Pembentukan tentara nasional.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tugas makalah sejarah Indonesia pada
semester pertama ini dapat diselesaikan.

Makalah sejarah ini tentu tidak luput dari kekurangan, untuk itu kritik dan masukan yang
konstruktif sangat kami harapkan dari seluruh teman-teman. Namun demikian besar
harapan kami agar makalah ini dapat menjadi bahan yang akan memberikan gambaran
tentang Perkembangan Kehidupan Bangsa Pada Masa Awal Kemerdekaan.
Ucapan terimakasih dan kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas makalah ini, semoga menjadi amal ibadah serta bakti kita pada
ibu pertiwi.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menjaga dan melindungi Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai dan menjadikannya negara yang adil dan
makmur serta diberi rahmat dan ampunan.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Hipotesis

BAB II PEMBAHSAN
A. Perkembangan Kebijakan Politik

B. Perkembangan Kebijakan Ekonomi dan Keuangan

BAB III Penutup


A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kemerdekaan yang diperoleh Indonesia pada tahun 1945 secara tidak

langsung menggeserkan dan merubah kekuasaan kesultanan-kesultanan di

Indonesia yang telah berdiri sejak lama. Di Sumatera Timur perubahan tersebut

sangat terasa ketika dilancarkannya revolusi sosial pada tanggal 3 Maret 1946 di

seluruh kesultanan-kesultanan Sumatera Timur. Revolusi sosial ini

menghancurkan seluruh tatanan Kesultanan, terjadi pembantaian dan perampokan

terhadap para bangsawan Kesultanan.

Pada saat terjadinya revolusi sosial Sumatera Timur, di Kesultanan

Serdang tidak terjadi pembantaian. Seluruh bangsawan Serdang diungsikan ke

Siantar. Revolusi sosial di Serdang tidak separah yang dialami oleh Kesultanan

Sumatera Timur lainnya. Meskipun demikian, hal tersebut membawa pengaruh

terhadap kehidupan para bangsawan Kesultanan Serdang. Pengaruhnya dapat kita

lihat dalam kehidupan ekonomi, sosial/budaya, dan politiknya.

Dari segi ekonomi, para bangsawan tidak mengalami kemakmuran seperti

pada masa pemerintahan Kesultanan Serdang masih berkuasa. Perekonomian para

bangsawan mengalami kesulitan. Meskipun demikian, kondisi ekonomi para

bangsawan Serdang dapat dikatakan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan

para bangsawan Melayu Sumatera Timur lainnya. Dalam bidang sosial, hubungan para
bangsawan Kesultanan Serdang

dengan rakyat dapat dikatakan terjalin dengan baik. Meskipun di awal terjadinya
Revolusi Sosial, hubungan para bangsawan dengan masyarakat sempat tidak

terjalin dengan baik, namun, hubungan sosial diantara mereka sekarang jauh lebih

baik. Hal ini terbukti dengan kerjasama-kerjasama yang dilakukan oleh para

bangsawan dengan masyarakat sekitar (wilayah Kesultanan Serdang dahulu).

Salah satunya adalah kerjasama dan kepedulian para bangsawan Kesultanan

Serdang dengan komunitas Perbaunganisme.

Dalam bidang politik, kehidupan para bangsawan jelas terlihat jauh

berbeda. Dahulu sistem pemerintahan dijalankan secara absolut oleh

kepemimpinan seorang Sultan, namun pasca kemerdekaan dan revolusi sosial,

seluruhnya harus tunduk kepada peraturan pemerintah Republik Indonesia. Politik

pada masa pemerintahan kolonial dihapuskan. Meskipun kemerdekaan Indonesia

membawa perubahan yang besar dalam politik Kesultanan Serdang, namun para

bangsawan serta keturunannya banyak yang melibatkan diri dalam politik

Indonesia. Hal ini berbeda sekali dengan para bangsawan Kesultanan Melayu

Sumatera Timur lainnya.

Selain kehidupan sosial/budaya, ekonomi dan politik, struktur Kerapatan

Adat Kesultanan Serdang yang telah ada sejak berdirinya Kesultanan turut

mengalami perubahan. Pada masa kolonial, Kerapatan Adat Kesultanan Serdang

mengalami sedikit perubahan fungsi dalam pemerintahan Kesultanan. Pasca

revolusi sosial 1946, Kerapatan Adat Kesultanan Serdang tetap dipertahankan


hingga sekarang. Perubahan bentuk pemerintahan dari Kesultanan ke Republik Indonesia
tidak turut mematikan peranan Kerapatan Adat Kesultanan Serdang.

Setelah revolusi sosial 1946, Kerapatan Adat Kesultanan Serdang hanya berperan

di lingkungan kerabat Kesultanan, tidak terlibat di dalam struktur pemerintahan

Indonesia, namun keberadaan mereka tetap diakui.

B. Saran

Melihat permasalahan yang ada seperti di atas, maka peneliti mempunyai

beberapa saran, yaitu:

1. Bagi para bangsawan ataupun keturunan bangsawan Kesultanan Serdang

peneliti menyarankan agar tetap selalu melestarikan kebudayaan Serdang dan

peninggalan yang masih ada. Mengenai kehidupan sosial yang sekarang ini

telah dibina dengan baik, sebaiknya terus dijaga agar tetap terjalin hubungan

silaturahmi yang baik dengan masyarakat.

2. Bagi para pembaca, peneliti sarankan untuk melihat budaya Melayu Serdang.

Hal itu dikarenakan budaya Serdang merupakan salah satu kekayaan budaya

yang dimiliki Indonesia, dan sampai sekarang masih dapat kita lestarikan

bersama.

Anda mungkin juga menyukai