Anda di halaman 1dari 5

ZOOM SEMINAR Jumat, 02 September 2022 KMP

 UU NO.1 Tahun 1970 tentang K3


 K3 -> 1.3.5 -> semua pegawai mendapat perlindungan, dan bisa melaporkan
 System Manajemen K3 -? PMK No.52 tahun 2018 ttg K3 di Fasyankes
 K3 berdasarkan :
a. Sumber daya yg diperlukan :
SDM yg terlatih (dokter, perawat, SKM) dan administrator, lingkungan kerja (IPAL), alat dan
bahan (APD
 1. Pengenalan potensi baaya dan pengendalian risiiko (manajemen risiko di setiap ruangan)
->setiap ruang identifikasi bahayanya apa->dilakukan analisis->dilakukan resume
2. Penerapam Kewaspadaan Standar (kebersihan tangan, penggunaan Apd
3. Penerapan prinsip ergonomic (mengangkat pasien yg benar, mengangkat barang yg benar -
>adanya SOP, shift kerja, postur kerja)
4. pemerikasaan kesehatan berkala sesuai dengan bahaya yg ada, dilakukan oleh yg
berkompeten, adanya anggaran, dilakukan analisis, penentuan kelayakan
5. Pemberian imunisasi -> dilakukan SDM yang berisiko, tersedia anggaran
6. Prmbudayaan PHBS di Fasyankes (tdk merokok, membuang sampah, mencuci tangan dgn
sabun, penggunaan APD
7. Pengelolaan sarana dan prasana (ada penanggung jawab, SOP)
8. Pengelolaan peralatan medis dr aspek K3 (ada uji fungsi)
9. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat dan bencana termsuk kebakaran (ada tim darurat,
SOP, HVA, sapras)
10. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan limbah K3 (ada PJ, SOP, lembar MSDS, spill
kit)
11. Pengelolaan limbah domestic
Kewaspadaan standar sama saja dgn PPI
PPI tidak hanya untuk pasien tetapi juga untuk karyawan dan pengunjung
Keterkaitan K3 dgn MFK yaitu dalam penerapan MFK harus memperhatikan K3, missal
penyimpanan bahan berbahaya di laborat harus memperhatikan K3
Manajemen Risiko ->risiko terhadap keterselamatan pasien
K3-> risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh petugas, terhadap pasien tapi lingkungan juga
harus diperhatikan

 Tidak ada bencana di Puskesmas saja, tapi missal ada bencana di insdustri bagaimana petugas
kesehatan ikut menangani bagaimana kesiapannya cara menanganinya
 Contoh pengukuran kuantitatif lingkungan kerja missal pengukuran penerangan/pencahayaan
ruangan
 Identifikasi bencana ada di HVA ada 14 item
1.4 MFK

 Ada tim MFK


 Dilakukan monitoring setiap 3 bulan
 Terkait dgn keamanan harus diperhatikan untuk mencegah terjadi kejadian kekerasa fisk
maupun cidera akibat lingkunga fisik, missal ruang RM harus terkunci agar terhindar dari
pencurian
 Kontruksi banguan diperlukan penyusunan ICRA
 Program keselamata dan kemaanan :
Melakukan assemsen risiko, melakukan perencanaan, melakukan penganggaran, melakukan pra
ICRA setiap ada rekontruksi bangunan
 Limbah Berbahaya dan Beracun (B3) -> PP 74 tahun 2001 (1.4.3) :
1. Dilakukan identifikasi limbah B3
2. Melakukan inventarisasi B3 lokasi, jenis
 Program Pengelolaan B3 :
1. Penetapan jenis dan area penyimpanan
2. Pengelolaan penyimpanan dan pengunaan B3
3. System pelabelan yg sesuai
4. System pendokumentasian dan perizinan B3
5. Penanganan tumpahan dan paparan B#
6. System pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan
7. Pengunaan APD yg sesuai
 Perencanaan pengadaan B3 :
- Setiap jenis B3 baru harus dievaluasi terlebih dahulu
- Setiap unit yang mengajukan harus dilakukan pencatatatan
- Setiap pekerja yg menggunakan B3 hrs sesuai aPD
- Tidak diperkenan makan minum merokok di kawasan bahan kimia
- Pengawasan penggunaan B3 secara berkala
- Ruagan yg menggunakan B3 hrs tersedia (lembar data keselamatan, APAR, emergency kit)
 Penyimpanan B3 :
- Ventilasi cukup
- Material ruangan terbuat bahan yg tdk mudah terbakar
- B3 tdk boleh diletakan lansung dilantai
- Tdk smua bisa masuk
- Tersedia lembar monitoring
 Tanggap Darurat 1.4.4
 Yg perlu dilakukan :
- Identifikasi kemungkinan jenis2 bencana yg terjadi di wilayah PKM
- Peran pusk terhdap kejadian
- Strategi komunikasi
- Manajemen sumber daya
 Manajemn bencana :
1. Pra bencanan -> manaj risiko
2. Manajemene kedaruratan
3. Pasca bencana
 Kategori Tanggap darurat :
1. Keadaan darurat Tingkat 1 -> kondisi yg mengancam jiwa manusia dan harta dpt diatasi dgn
sumber daya yg ada
2. Keadaan darurat Tingkat 2 -> bencana besar yg tdk dapat diatasi oleh SMD di fasyankes,
memerlukan bantuan pihak luar
3. Keadaan darurat Tingkat 3 -> bencana dasyat yg memerlukan bantuan, koordinasi tingkat
nasional/internasional
 Penanggulangan kebakaran :
1. Klasifikasi kebakaran
2. Prinsip penanggulangan kebakaran
3. Pembentukan TIM penanggulangan kebakaran
4. Pengunaan APAR
5. Evaluasi penanggulangan kebakaran
 ASPAK -> dilakukan investirisasi alat, inspeksi dan pengujian, dilakukan kalibrasi
 Yg harus diperhatikan di MFK :
1. Harus ada yg bertanggung jawab pd MFK, K3
2. Membuat program kerja (sosialisasi, menetapkan indicator kinerja)
3. B3 harus dikelola dengan sesuai aturan yg ada
4. Program tanggap darurat
5. Program kebakaran
6. Pegelolaan ASPAK ( <60 tdk bisa akred, > 80 yg bisa paripurna)
7. Diklat -> semua pegawai diajarkan ttg K3
1.6 Pengawasan dan Pengendalian

 1.6.1 indikator kinerja meliputi : (indicator kinerja yg bisa terukur)


1. Indikator kinerja manajemen puskesmas
2. Indicator kinerja cakupan pelayanan UKM seperti PPN dan yg ditetapkan oleh DKK
3. Indicator kinerja cakupan pelayan UKP< kefarmasian, dan laborat

Indicator kinerja harus mengacu pada SPM Kabupaten, dan peraturan yg berlaku

 SK ttg indicator kinerja puskesmas


 SK ttg jenis2 pelayanan (bisa bareng SK mutu)
1. SK dan SOP ttg monitoring dan evaluasi
2. SK dan SOP ttg penilaian kinerja
3. SK dan SOP umpan balik dan tindak lanjut
No 1 s/d 3 SK bisa jadi satu tapi SOP harus sendiri2
4. Bukti umpan balik pada lintas program dan lintas sector
5. Bukti evaluasi kaji banding (surat permohonan, KAK, instrument, bukti kaji banding,
evaluasi hasil kaji banding)
6. Bukti analisi dan pengawan dan pengendalian penilaia kinerja
7. Bukti perbaikan kinerja
8. Bukti revisi pelaksanaan kegiatan bulanan (adanya perubahan waktu, metode, lokus)
9. Laporan penilaian kinerja puskesmas pada DKK da nada feedbacknya
 1.6.2 lokakarya mini LP dan Lintas Sektor
 Sesuai kebijakan PMK 44 Thn 2016 Pedoman Manajemen Puskesmas -> ada hal2 apa yg harus
dibahas di loakakrya mini
 Lokakarya bulanan dibahas pkp bulan lalu dan rencana 1 bulan mendatang
 Lokakarya lintas sector sinkronisai RPK antar litas sector membangun komunikasi dan kerjasama
linsek, peran linsek
 Dokumen yg disiapkan :
1. Dokumen lokmin bulanan dan linsek
2. Bukti pembahasan permasalahan dan hambatan (notulen)
3. Bukti tindak lanjut terhadap RTL
Notulen jgn menyalin materi namun menggambar keadaan saat pelaksanaan
 Analisis bisa dilakukan dgn fish bone atau root analsysis
 SK peran linsek ditandatangi oleh Pak Camat
 1.6.3 Audit Internal dan Rapat Tinjauan Manajemen
Sesuai dgn masalah kesehatan prioritas, masalah kinerja risiko, dan rencana pengembangan
pelayanan
 Audit internal -> salah satu pengawasan dan pengendalian
 Tim audit internal terdiri dr staff puskesmas yg paham trhadap SOP, program puskesmas,
standar yg berlaku
 Apabila permasalahan tdk bisa diselesaiakan di Puskesmas maka dirujuk ke DKK
 RTM -> hasil umpan balik, keluhan pelanggan, audit internal, hasil kinerja. Dipimpin oleh ketua
mutu
 Dokumen yg harus disiapkan :
1. SK Tim Audit Internal dgn uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab (ada dalam buku
pedoman audit internal dan tinjuan manajemen)
2. Rencana program tahunan audit internal+ KAK, kapan dilakukan rencana audit selama 1
tahun (UKM, UKP, Manajemen)
3. Bukti pelaksanaan dan laporan serta umpan balik hasil audit internal (rekomendasi dan RTL)
4. Bukti tindak lanjut trhadap temuan dan rekomendasi dari hasil audit internal
5. Bukti rencana dan pelaksanaan PTM dgn agenda (DAUN)
Agenda RTM (pembukaan ketua mutu, pengarahan kapus, pembahasan hasil RTM
sebelumnya, pembahasan audit internal, pembahasan umpan balik/keluhan pelanggan,
pembahasan hasil survey kepuasan, pembahasan hasil kinerja, pembahasan masalah
operasional yg terkait manajemen mutu, pelayanan UKP, UKP, rekomendasi, RTL yang
diperlukan, penutupan
6. Laporan PTM
7. Bukti tindak lanjut PTM dan rekomendasi PTM
8. Bukti evaluasi trhadap tindak lanjut yg dilakukan
9. RTM dilakukan minimal 2x/tahun
 Indicator kinerja bisa diliat PMK 44 tahun 2106, memperhatikan SPM
 SK Tim Linsek di awal tahun disampaiakn program PKM 3 bulan ke depan, linsek ada program
apa yg bekaitan dikaitakan jg dgn RPK linsek. SK peran linsek ditandatangani oleh Camat
 Tata Naskah sesuai dgn organisasi Pemda->DKK->Puskesmas
 Dokumen yg aturannya tdk ada di tata naskah liat di pedoman penyusunan akreditasi
dilampirkan di tata naskah puskesmas. Sumber dari tata naskah pemda dan penyusunan
akreditasi
 Kaji banding dikaitkan dgn masalah2 yg ada di puskesmas mencari puskesmas mana yg upayanya
lebih baik dr capaian kita yg masih rendah
 Prinsip notulen bisa tulis tangan atau bisa diketik (sesuai tata naskah jika ditata naskah ditulis
harus tulis tangan brarti harus tulis tangan)
 Kriteria PKM untuk kaji banding->PKM ada inovasi yang unggul dalam program, yg cakupannya
lebih baik dari PKM kita
 Dalam RTM selain dibahas hasil audit juga hasil dr PPI, K3

Anda mungkin juga menyukai