2013 S-D-J - Macaca Fascicularis
2013 S-D-J - Macaca Fascicularis
2013 S-D-J - Macaca Fascicularis
1-6
ISSN 0216-9487
ABSTRACT
Research about grooming behavior of Macaca fascicularis had been carried out from
February to August 2011 in Rajolelo Botanical Garden of Bengkulu. Observation was held
by using continuous sampling method in order to determine the activity of M. fascicularis
after grooming, grooming partner, and the duration of grooming. The research results
showed that grooming mate of M. fascicularis involved almost all levels, age and genders
(either different or same sex), but between male juvenile and infant pairs. Adult males tend
to do allogroming with adult females (44.5%), juvenile males with adult males (2.1%),
juvenile females with adult females (2.6%), while infants with adult females (12.9%).
Grooming for adult M. fascicularis was commonly did after and while feeding activity, on
the other hand, grooming that involved juvenile males and females, and infants were
commonly did during playing activity. Generally, autogrooming behavior was more often
done by adults compared to juveniles or infants. Average time percentage for autogrooming
was highest for adult females (44.16%), followed by adult males (40.91%), juvenile males
(10.16%), juvenile females (4.75 %) and infants (0 %).
3
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 02 Oktober 2013 ISSN 0216-9487
Cooper dan Bernstein (2000) menyata- Selama pengamatan, pasangan yang
kan bahwa grooming pada pasangan betina tidak pernah teramati melakukan grooming
dewasa dan betina dewasa merupakan yaitu pasangan jantan juvenil dan infant.
bentuk komunikasi, yaitu komunikasi Biasanya jantan juvenil terlihat lebih sering
dengan sentuhan, selain itu selisik juga bermain dan lebih jarang terlihat berkumpul
berfungsi untuk memperkuat hubungan antar dengan betina dewasa yang memiliki infant.
individu dalam satu kelompok. Pada Hal ini menjadi penyebab kecilnya kemung-
umumnya dari lahir sampai dengan mati, kinan terjadinya kontak fisik berupa
betina tetap berada di dalam kelompok. Hal aktivitas grooming yang terjadi antara jantan
tersebut menyebabkan ikatan sosial antar juvenil dengan infant. Pasangan grooming
betina lebih kuat dibandingkan dengan yang melibatkan individu dewasa terlihat
sesama jantan. Ikatan sosial yang kuat melakukan grooming sebagian besar setelah
diantara betina meningkatkan frekuensi atau di sela-sela aktivitas makan, sedangkan
grooming mereka. grooming yang melibatkan individu betina
Infant juga merupakan pasangan juvenil, jantan juvenil ataupun infant lebih
grooming betina dewasa yang memiliki sering terlihat dilakukan di sela-sela waktu
durasi waktu grooming yang cukup tinggi. bermain. Grooming dilakukan dengan tujuan
Grooming terlihat lebih banyak terjadi satu untuk membersihkan semua sisa-sisa
arah, dari betina dewasa terhadap infant. Hal makanan dan semua kotoran yang menempel
ini terjadi karena infant belum mampu pada tubuh individu tersebut. Seringkali
melakukan grooming dengan baik seperti grooming untuk tujuan tersebut terlihat
M. fascicularis yang lebih dewasa. dilakukan secara bergantian.
Grooming dari M. fascicularis dewasa Tabel 2 menunjukkan rata-rata auto-
terhadap juvenil juga terjadi dalam durasi grooming M. fascicularis berdasarkan jenis
waktu yang lebih tinggi jika dibandingkan kelamin dan usia. Berdasarkan durasi waktu,
dengan grooming yang terjadi antara sesama persentase waktu autogrooming M.
juvenil atau antara juvenil dengan infant, fascicularis betina dewasa terlihat lebih
namun lebih rendah jika dibandingkan besar (44,16%) dibandingkan dengan jantan
dengan infant. Ganelia (2002) juga mene- dewasa (40,91%). Pada juvenil, persentase
mukan bahwa grooming yang dilakukan waktu autogrooming lebih tinggi terjadi
induk terhadap anak semakin menurun pada jantan juvenil dibandingkan dengan
seiring bertambahnya usia. betina juvenil.
4
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 02 Oktober 2013 ISSN 0216-9487
Secara umum terlihat bahwa perilaku lebih banyak terjadi pada individu dewasa
autogrooming lebih banyak terjadi pada dibandingkan dengan juvenil ataupun infant.
individu dewasa dibandingkan dengan
juvenil ataupun infant. Hal ini sejalan Saran
dengan hasil penelitian Nugraha (2006) di Menarik untuk dilakukan penelitian lanjutan
Situs Ciung Wanara Ciamis Jawa Barat yang untuk mengetahui tahapan proses belajar
menemukan bahwa autogrooming lebih grooming baik allogrooming maupun
banyak terjadi pada betina dewasa (60,95%) autogrooming pada infant serta hubungan
dibandingkan dengan jantan dewasa antara sesama infant.
(39,05%). Sedangkan perbandingan aktivitas
autogrooming M. fascicularis dewasa dan UCAPAN TERIMA KASIH
juvenil pada penelitian tersebut yaitu Terima kasih diucapkan kepada Vivin, Ririn,
65,89% dilakukan oleh M. fascicularis Jagawana Tahura Rajolelo Bengkulu serta
dewasa dan 34,11% dilakukan oleh M. semua pihak yang banyak membantu demi
fascicularis juvenil. kelancaran penelitian ini.
6
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 02 Oktober 2013 ISSN 0216-9487