Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Manifestasi Neurooftalmologi pada Penyakit


Parkinson dan Gangguan Gerak Lainnya
Nia Anestya,1 Gilang Nispu Saputra,2 Aryatika Alam,3 Prettyla Yollamanda4
Rumkit Tk IV Guntung Payung, Banjarbaru
1

Bagian Neurologi RSUD H. Damanhuri, Barabai


2

3
Bagian Oftalmologi RSUD H. Damanhuri, Barabai
4
Bagian Neurooftalmologi, Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Gangguan gerak merupakan kondisi kelainan neurologis yang memengaruhi kecepatan, kelancaran, kualitas, dan kemudahan bergerak. Gejala
okular umumnya ditemukan pada pasien gangguan gerak, termasuk gangguan gerak bola mata dan persepsi visual. Variasi gangguan gerak
bola mata dapat bersifat karakteristik dan membantu diagnosis pasien dengan gangguan gerak.

Kata kunci: Diagnosis, gangguan gerak, neurooftalmologi

ABSTRACT
Movement disorder is one of the neurological disorders with broad manifestations affecting speed,fl ue ncy, and quality of movement.
Ophthalmological symptoms are common findings in patients with movement disorders, including abnormalities in ocular motility and
visual perception. The variations of ocular abnormalities can be characterized and aid to diagnose movement disorders. Nia Anestya, Gilang
Nispu Saputra, Aryatika Alam, Prettyla Yollamanda. Neuroophthalmological Signs in Parkinson Disease and Other Movement Disorders

Keywords: Diagnosis, movement disorder, neuroophthalmology

PENDAHULUAN Neurooftalmologi merupakan bidang dibedakan dari gerakan sakadik intrusi dan
Gerakan dihasilkan melalui koordinasi spesialisasi yang mempelajari kelainan sakadik osilasi. Nistagmus dapat dipicu oleh
beberapa struktur otak yang saling berkaitan mata yang berhubungan dengan kelainan berbagai posisi seperti arah pandangan (gaze-
seperti korteks motorik, serebelum, dan neurologis. Seorang neurooftalmologis evoked nystagmus), menggeleng-gelengkan
ganglia basalis. Sistem motorik yang terdiri menggunakan penalaran analitik intensif kepala dan perubahan posisi.3 Gerakan sakadik
dari sistem piramidal dan ekstrapiramidal meliputi anamnesis, pemeriksaan oftalmologis merupakan salah satu indikator yang berguna
merupakan bagian dari sistem saraf pusat dan neurologis yang detail, dan tes tambahan dalam evaluasi pasien dengan gangguan
yang terlibat dalam gerakan volunter dan untuk menegakkan diagnosis serta gerak serta dapat menjadi petunjuk diagnosis.4
involunter. Sistem ekstrapiramidal merupakan mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan Tinjauan pustaka ini membahas manifestasi
bagian sistem motorik yang menghasilkan pada suatu penyakit.2 neurooftalmologi pada gangguan gerak agar
gerakan, koordinasi, dan refleks yang dapat membantu diagnosis gangguan gerak.
involunter.1 Bagian otak manusia yang berperan dalam
proses penglihatan termasuk korteks visual, GERAKAN SAKADIK PADA GANGGUAN
Gangguan gerak merupakan kondisi lobus frontalis, temporalis, parietalis, ganglia GERAK
neurologis yang memengaruhi kecepatan, basalis, serta batang otak (midbrain dan pons), Gerakan sakadik merupakan gerakan mata
kelancaran, kualitas, dan kemudahan dalam sehingga gangguan sistem okular sering terkonjugasi dengan cepat dari satu target ke
bergerak. Penyakit klinis gangguan gerak di ditemukan pada kelainan neurodegeneratif. target lainnya, bertujuan untuk memfokuskan
bidang neurologi cukup banyak ditemukan, Pada gangguan gerak sering didapatkan objek ke fovea untuk mendapatkan tajam
seperti Parkinson disease (PD), multi-system gerak bola mata abnormal. Pola gerak bola penglihatan yang optimal.4 Gerakan sakadik
atrophy (MSA), progressive supranuclear palsy mata abnormal dapat membantu diagnosis merupakan pergerakan mata cepat dengan
(PSP), sindrom Wilson, penyakit Creutzfeldt- serta menjelaskan patofisiologi gangguan durasi singkat (kurang dari 100 mdet).4 Proses
Jakob, ataksia spinoserebral, ataksia Friedreich, yang mendasarinya. Gerakan mata involunter terjadinya sangat kompleks dan melibatkan
dan penyakit Huntington. dapat meliputi nistagmus dan gerakan sakadik beberapa area korteks serebri dan batang
yang tidak sesuai. Nistagmus harus dapat otak.4
Alamat Korespondensi email: niaanestya230591@gmail.com

CDK-302/ vol. 49 no. 3 th. 2022 129


TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan gerakan sakadik dapat dengan osilasi dengan sakadik spontan bolak-balik supranuklear.4 Gambar 1 menunjukkan
cara bebas atau dengan arahan verbal. secara horizontal, vertikal, torsional tanpa algoritma gangguan sakadik pada gangguan
Pemeriksaan secara bebas dilakukan dengan jeda antar gerakan sakadik. Pada penyakit gerak.
meminta pasien mengalihkan pandangan Huntington kelainan pada mata merupakan
berulang di antara dua target visual tanpa tanda awal paling penting, yaitu terdapatnya PENYAKIT PARKINSON
arahan verbal, seperti melihat bolak-balik gangguan inisiasi gerakan sakadik dengan Penyakit Parkinson/Parkinson’s disease (PD)
secara cepat dan berulang dari satu target atau tanpa melambatnya kecepatan sakadik. merupakan penyakit neurodegeneratif yang
ke target visual lainnya (contoh: pensil) yang Gerakan sakadik vertikal secara umum paling sering setelah penyakit Alzheimer.
diletakkan di sebelah kanan dan kiri dari fiksasi dipengaruhi oleh RIMLF karena rangsangan Degenerasi saraf pada PD adalah di ganglia
sentral. Pemeriksaan gerakan sakadik dengan neuron secara dominan berada pada midbrain basalis dengan beberapa gejala klinis khas
arahan verbal dilakukan dengan meminta dibandingkan sakadik horizontal yang berada seperti bradikinesia, tremor, postur tubuh tidak
pasien untuk melihat hidung pemeriksa pada paramedian pontine reticular formation stabil, hipomimia (wajah seperti memakai
sebagai fiksasi sentral, kemudian pada target, (PPRF); patologi utama terjadi pada pengatur topeng), peningkatan tonus otot, sehingga
seperti jari pemeriksa di kiri atau kanan fiksasi pergerakan bola mata secara vertikal, yaitu terjadi kekakuan gerak persendian (rigiditas).5
sentral hanya atas arahan verbal. Gangguan RIMLF yang merupakan pusat batang otak Keluhan okular pada pasien PD dapat berupa
dapat memengaruhi kecepatan, ketepatan
(hipometria atau hipermetria), keterlambatan Gangguan gerak
(latensi) inisiasi gerakan sakadik, dan
ketidakmampuan untuk mempertahankan Hipokinetik Hiperkinetik
posisi sakadik untuk memfokuskan objek pada
fovea guna mendapatkan tajam penglihatan X Gangguan sakadik pada X
PD
VSGP smooth pursuit dan/atau CBS
yang optimal. sarkadik hipermexia
v
v
Gerakan sakadik tidak normal dapat PSP
(Disertai dengan SWJ) MSA
ditemukan pada gangguan gerak hipokinetik
CBS, NPC
dan hiperkinetik. Pada gangguan gerak
hipokinetik, gerakan sakadik memiliki peranan
penting dalam diagnosis sindrom parkinson. Mioklonus Ataksia
Chorea
Progressive supranuclear palsy (PSP) ditandai
dengan gangguan gerak mata vertikal X
Nistagmus Keterlambatan
X
Kelainan chorea lain Apraksia v AT*
(supranuclear vertical gaze palsy) termasuk Opsoklonus
pendular inisiasi sakadik (neuroakantositosis) okulomotor AOA1
melambatnya inisiasi sakadik vertikal. Square v AOA2
v v X
wave jerks (SWJ) juga terkadang terlihat OMAS
Mioklonus HD Kecepatan v
pada pasien PSP. Gerak bola mata vertikal
palatal sakadik SCA2
biasanya lebih terpengaruh dibandingkan
melambat
gerak bola mata horizontal, karena patologi X
utama berada di mesensefalon (midbrain),
SCA8 Sarkadik hipermetria Gejala serebelar
sehingga memengaruhi rostral interstitial
lainnya pada mata
nucleus of medial longitudinal fasciculus Downbeat dan/atau
(RIMLF) yang merupakan pusat batang otak SCA6 GEN, rebound
supranuklear yang mengatur gerakan bola nystagmus
mata vertikal. Pada multiple system atrophy
(MSA), khususnya tipe serebelar (MSA-C, Osilasi makrosakadik
FA
yang nyata tanpa
atrofi olivopontoserebelar) akan didapatkan
adanya atrofi
SWJ dan sakadik dismetria, baik hipermetria serebelar pada
maupun hipometria. Pada penyakit Parkinson, gambaran MRI
kadang terlihat sakadik hipometria vertikal
atau horizontal, terutama saat pemeriksaan
gerakan sakadik secara bebas, tetapi hal ini Gambar 1. Algoritma penyakit gangguan gerak yang berhubungan dengan gangguan gerak bola mata.4
membutuhkan teknik khusus untuk merekam Keterangan: *Gangguan gerak bola mata serebelar, termasuk downbeat, upbeat, position, gaze-evoked
pergerakan bola mata. Pada pasien degenerasi nystagmus, dan sakadik dismetria juga dapat ditemukan pada ataxia telangiectasia (AT).
kortikobasal (CBS) terdapat gangguan gerakan Singkatan: AOA1, ataxia with oculomotor apraxia type 1; AOA2, ataxia with oculomotor type 2; AT, ataxia
telangiectasia; CBS, corticobasal syndrome; FA, Friedreich’s ataxia; GEN, gaze-evoked nystagmus; HD, Huntington’s
sakadik khas, yaitu apraksia okulomotor.
disease; MSA, multiple system atrophy; NPC, Niemann-Pick type C; OMAS, opsoclonus-myoclonus ataxia
Pada gangguan gerak hiperkinetik terdapat syndrome; PD, Parkinson’s disease; SCA, spinocerebellar ataxia type 2; SCA6, spinocerebellar ataxia type 6; SCA 8,
sindrom ataksia opsoklonus-mioklonus; pada spinocerebellar ataxia type 8; SWJ, square wave jerks; VSGP, vertical supranuclear gaze palsy.
penyakit ini terdapat gerakan sakadik intrusi/ Tanda √ = Ya, tanda X= Tidak

CDK-302/ vol. 49 no. 3 th. 2022 130


TINJAUAN PUSTAKA

dry eyes, penglihatan ganda (diplopia), gangguan degenerasi saraf parkinsonian yang secara progresif menjadi lambat dan
gangguan lapangan pandang yang sering yang memiliki gejala klasik instabilitas postur hipometria dengan peningkatan latensi
tidak dapat dikenali dengan baik. Gangguan tubuh, supranuclear vertical gaze palsy, dan penurunan amplitudo gerakan sakadik,
visual dapat ditemukan sebelum munculnya disartria, rigiditas distonik dari leher dan gangguan gerak bola mata smooth pursuit
gejala neurologis, atau dapat terlihat pada tubuh, demensia ringan, dan pseudobulbar ringan, serta gangguan gaze fixation. Gerakan
PD ringan.6 Manifestasi neurooftalmologi palsy. Berdasarkan penelitian klinis, vertical sakadik vertikal lebih terganggu dibandingkan
yang sering dilaporkan pada pasien PD supranuclear gaze palsy, sakadik vertikal gerakan sakadik horizontal. Pada pasien HD
berupa SWJ, sakadik hipometria, vertical gaze melambat, atau instabilitas postural dapat juga timbul apraksia okulomotor ringan.
palsy, insufisiensi konvergensi, gangguan merupakan gejala klinis paling penting untuk Jika diminta melihat ke salah satu sisi, pasien
sensori visual, dan halusinasi visual.6 Adanya membedakan PSP dengan PD.9 Blefarospasme, dengan kelainan apraksia okulomotor akan
gangguan visual disertai instabilitas postural yaitu kontraksi otot orbikularis okuli spontan, memutar kepalanya terlebih dahulu, setelah
dapat mengganggu aktivitas keseharian dan kuat, dan tidak menentu merupakan tanda itu mata akan mengikuti ke arah sisi tersebut.
meningkatkan risiko jatuh pasien PD. mata khas pada PSP. Pada pasien PSP juga Apraksia okulomotor merupakan gejala klinis
terdapat apraxia of eyelid opening (ALO) yang penting yang bisa ditemukan di awal kelainan
Beberapa gangguan penglihatan pada PD digambarkan dengan a) ketidakmampuan ‘serebelar’ gerak bola mata, sebagai contoh
berhubungan dengan penurunan kadar sementara untuk mengangkat kelopak mata, SWJ, kedipan mata, sakadik pursuit, dan gaze
dopamin retina yang menurunkan persarafan b) berkurangnya kontraksi orbikularis okuli evoked nystagmus yang merupakan kelainan
dopaminergik korteks penglihatan. Dopamin secara progresif, c) kontraksi otot frontalis yang umum pada degenerasi spinoserebellar.11
berperan penting dalam beberapa proses kuat dikombinasi dengan ketidakmampuan
yang berhubungan dengan penglihatan mengangkat kelopak mata, d) kelumpuhan PENYAKIT CREUTZFELDT JAKOB
seperti adaptasi cahaya, mengendalikan gerak okulomotor atau disfungsi saraf simpatis Penyakit Creutzfeldt Jakob/ Creutzfeldt Jacob
bola mata, sensitivitas kontras, penglihatan okular.9 Movement Disorder Society memiliki disease (CJD) adalah penyakit degenerasi saraf
warna, konstruksi visuospasial, dan memori kriteria diagnosis untuk PSP domain okular progresif yang memiliki karakteristik demensia
kerja spasial.6 Diplopia dikatakan merupakan meliputi vertical supranuclear gaze palsy, yang berkembang cepat diikuti kelainan visual
bagian dari kekurangan dopamin.6 Pada PD, perlambatan kecepatan sakadik vertikal, ALO, dan ataksia serebelar, disfungsi piramidal dan
saat kedua mata bergerak cepat ke kanan dan dan SWJ.10 ekstrapiramidal, mioklonus dan mutisme
ke kiri, rahang juga akan bergerak sejajar arah akinetik. Creutzfeldt Jacob disease dibagi
mata atau disebut sinkinesia rahang okular PENYAKIT HUNTINGTON menjadi 4 kategori, yaitu: sporadik, familial,
(ocular jaw synkinesia).7 Penyakit Huntington/ Huntington disease (HD) iatrogenik, dan varian lainnya.13
adalah penyakit degenerasi saraf genetik yang
MULTIPLE SYSTEM ATROPHY umumnya ditemukan sebelum usia dewasa Chorea sering ditemukan pada CJD yang
Multiple system atrophy (MSA) merupakan dengan gejala gangguan gerak (seperti meliputi wajah, tubuh, dan anggota badan
gangguan gerak yang sangat jarang dan chorea, distonia, dan parkinsonian), gangguan diikuti dengan postur distonik tungkai atas,
merupakan bagian dari sindrom Parkinson. koordinasi, penurunan kognitif, dan perubahan tonus meningkat di semua tungkai, dengan
Gejala klasik MSA meliputi parkinsonisme, perilaku.11 Hal ini disebabkan oleh kehilangan refleks tendon normal dan respons plantar
ataksia, dan disfungsi autonom. Ataksia progresif sel saraf dalam jalur kortiko-striato- menurun.13 Gangguan penglihatan sering
menggambarkan buruknya koordinasi thalamo-kortikal, yang sebagian besar berada menjadi gejala awal CJD tipe sporadik. Gejala
gerakan otot. di neostriatum (kaudatus dan putamen).11 meliputi diplopia, kelumpuhan supranuklear,
Pada HD, gangguan gerak umumnya memiliki dan penurunan tajam penglihatan. Pada
Anderson, dkk.8 mengeluarkan kriteria “red karakteristik distonia awal atau sindrom stadium akhir, kebutaan mungkin berasal dari
flag” untuk diagnosis MSA, yaitu square wave kekakuan hipokinetik dengan keterlibatan degenerasi spongiform, kehilangan serabut
jerks (SWJ), gerakan sakadik hipometria ringan- facio-bucco-lingual. Pada HD, manifestasi awal saraf, dan timbunan protein prion di thalamus
sedang, gangguan refleks vestibulo okular, pada mata yaitu gangguan inisiasi sakadik, (genikulatum lateralis) atau korteks visual
dan nistagmus. Multiple system atrophy dapat
dicurigai apabila tidak ditemukan sinkinesia
Tabel. Penilaian okulomotor pada unified Huntington ’s disease rating S=scale12
rahang okular. Manifestasi neurooftalmologi
yang dapat ditemukan pada pasien MSA 0 1 2 3 4
berupa SWJ, vertical gaze palsy, gerakan Ocular Pursuit Komplit (normal) Gerakan hentakan Pursuit dengan Inkomplit Tidak dapat
(horizontal (jerky) interupsi melakukan
sakadik hipometria, nistagmus, gangguan &vertikal)
smooth pursuit, dan berkurangnya refleks Inisiasi Sakadik Normal Peningkatan Perlu Tidak dipengaruhi Tidak dapat
vestibulo okular. Gejala okular lain dapat (horizontal & hanya latensi mengedip atau gerakan kepala memulai sakadik
vertikal) menggerakkan
berupa dry eyes, gangguan refleks mengedip, kepala untuk
dan blefarospasme.7 memulai
Kecepatan Normal Perlambatan Perlambatan Perlambatan Tidak dapat
Sakadik ringan sedang berat, namun menyelesaikan
PROGRESSIVE SUPRANUCLEAR PALSY masih bisa secara lengkap
Progressive supranuclear palsy (PSP) adalah menyelesaikan

CDK-302/ vol. 49 no. 3 th. 2022 131


TINJAUAN PUSTAKA

primer. Kadar prion paling tinggi terdapat gerakan sakadik dapat menjadi lambat dan ditemukan berupa gaze evoked, rebound, dan
di retina, paling rendah di vitreus dan lensa. terjadi hambatan gerak bola mata baik vertikal downbeat nystagmus.16
Pada beberapa kasus, gangguan penglihatan maupun horizontal. Pada SCA2, gerakan
berupa kebutaan monokular sementara, sakadik lambat akan terlihat pada fase awal PENYAKIT WILSON
buram atau penglihatan ganda, nistagmus, penyakit dan dapat berkembang cepat hingga Penyakit Wilson disebut juga degenerasi
gerakan smooth pursuit melambat, dan akhirnya terjadi hambatan gerak bola mata hepatolentikular; merupakan kelainan
meningkatnya latensi sakadik.14 pada stadium akhir. SCA2 juga berhubungan genetik autosomal resesif yang menyebabkan
dengan terjadinya retinitis pigmentosa. gangguan metabolisme tembaga (Cu),
ATAKSIA FRIEDREICH sehingga terjadi akumulasi tembaga di
Penyakit ataksia Friedreich (FRDA) yaitu Sakadik dismetria dengan gaze evoked berbagai jaringan terutama hati, otak,
penyakit degenerasi saraf yang memengaruhi nystagmus terjadi akibat gangguan serebelar kornea, dan ginjal. Gejala umum kelainan
sistem saraf pusat dan perifer, merupakan pada SCA3. Gerakan sakadik yang melambat, neurologis penyakit ini meliputi tremor,
kelainan genetik autosomal resesif. FRDA dan gangguan stabilisasi fiksasi dengan distonia, parkinsonisme, ataksia, yang sering
memiliki karakteristik ataksia anggota badan sakadik intrusi, dan SWJ dapat ditemukan berhubungan dengan disfagia, disartria,
dan gangguan berjalan, kelemahan kaki, pada SCA3. Nistagmus dapat terjadi pada dan meneteskan air liur.17 Manifestasi
disartria, kardiomiopati hipetropik, hipoakusia. awal kelainan mata SCA3 sebelum timbul okular meliputi cincin Kayser-Fleischer (K-F
Kejadiannya meningkat pada penderita gangguan berjalan. Kelainan okulomotor ring) (Gambar 2) dan katarak berbentuk
diabetes melitus. FRDA menyebabkan pada SCA6 diinduksi oleh kelainan serebelum matahari (Gambar 3). Cincin K-F biasanya
penurunan fungsi otot, sehingga pasien yang terisolasi, yang terdiri dari gangguan bilateral, dimulai dari superior kemudian ke
akan kehilangan kemampuan untuk smooth pursuit, sakadik dismetria, nistagmus bagian inferior, selanjutnya akan melingkar.
berjalan, berdiri, atau duduk tanpa bantuan vertikal dan horizontal, serta gangguan refleks Gangguan sakadik vertikal dan horizontal
dalam kurun waktu 10-15 tahun. Kelainan vestibulo okular yang dapat terjadi sebelum dapat ditemukan.18
okulomotor merupakan tanda khusus munculnya ataksia. Square wave jerks dapat
kerusakan sistem penglihatan pasien FRDA. terlihat pada pasien SCA6 presimtomatik.
Hal ini mencerminkan adanya gangguan Sakadik lambat dan gangguan gerak bola
sirkuit batang otak-serebelum, termasuk mata jarang ditemukan. Pada SCA7 terdapat
instabilitas fiksasi, sakadik dismetria, pursuit kelainan mata meliputi hambatan gerak
yang terganggu, dan kelainan vestibular. bola mata, melambatnya gerakan sakadik,
Manifestasi yang paling sering ditemukan disfagia, disartria, tanda traktus piramidalis,
yaitu ketidakstabilan fiksasi dan SWJ.15 dan parkinsonisme. Kelainan gerak bola
mata meliputi gangguan sakadik pursuit,
ATAKSIA SPINOSEREBELAR sakadik dismetria, sakadik yang melambat,
Ataksia spinoserebelar/spinocerebellar gaze evoked nystagmus yang berkembang
Gambar 2. Kayser-Fleischer ring.3
ataxia (SCA) merupakan salah satu penyakit menjadi paresis gerak bola mata. Gangguan
degenerasi herediter saraf progresif, yang penglihatan warna, khususnya warna biru
memiliki pola penurunan autosomal kuning (blue-yellow), disertai gangguan SIMPULAN
dominan. Secara klinis, SCA ditandai dengan penglihatan dapat terjadi sebelumnya. Gangguan oftalmologi sering ditemukan
gejala dan tanda degenerasi serebelar Refleks pupil akan melambat akibat hilangnya pada kelainan neurodegeneratif. Pada pasien
meliputi kesulitan mengatur keseimbangan, sel ganglion retina. Pada SCA17, ataksia dengan gangguan gerak, manifestasi okular
hilangnya koordinasi, tremor, dan gangguan dan demensia menjadi gejala klinis awal. dapat bervariasi, dan pada beberapa kondisi,
gerak bola mata. Pada pemeriksaan serebelar Inisiasi dan ketahanan smooth pursuit akan dapat ditemukan pada onset awal penyakit.
akan didapatkan disartria, dismetria tungkai terganggu dengan meningkatnya latensi Peran neurooftalmologi sangat penting dalam
(pemeriksaan jari ke hidung, mengikuti arah dan menurunnya akselerasi. Nistagmus dapat membantu menegakkan diagnosis.
jari, tumit kaki), disdiadokokinesis, ataksia
batang tubuh dan atau titubasi kepala,
gaya berjalan tidak stabil, ketidakmampuan
berjalan bersama-sama. Manifestasi
oftalmologi bervariasi tergantung tipe SCA,
yaitu SCA tipe 1, 2, 3, 6, 7, dan 17. Pada SCA1,
kelainan mata terjadi karena gangguan
okulomotor yang berhubungan dengan
koneksi serebelar, seperti pursuit sakadik,
sakadik yang melambat, dismetria sakadik,
sakadik laten, dan gaze-evoked nystagmus.
Dengan keterlibatan batang otak termasuk
paramedian pontine reticular formation (PPRF), Gambar 3. Katarak berbentuk matahari (sunflower cataract).18

CDK-302/ vol. 49 no. 3 th. 2022 132


TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
1. Shipton EA. Movement disorders and neuromodulation. Neurol Res Int. 2012;2012:309431. doi: 10.1155/2012/309431.
2. Rooks MG, GarrettWS. 2016. 乳鼠心肌提取 HHS Public Access. Physiol Behav. 2017;176(3):139–48.
3. Jung I, Kim JS. Abnormal eye movements in parkinsonism and movement disorders. J Mov Disord. 2019;12(1):1–13.
4. Termsarasab P, Thammongkolchai T, Rucker JC, Frucht SJ. The diagnostic value of saccades in movement disorder patients: A practical guide and review. J Clin Mov
Disord. 2015;2(1):1–10. http://dx.doi.org/10.1186/s40734-015-0025-4
5. Puri S, Shaikh AG. Basic and translational neuro-ophthalmology of visually guided saccades: Disorders of velocity. Expert Rev Ophthalmol. 2017;12(6):457–73.
6. Borm CDJM, Smilowska K, De Vries NM, Bloem BR, Theelen T. How I do it: The neuro-ophthalmological assessment in Parkinson’s disease. J Parkinsons Dis.
2019;9(2):427–35.
7. Armstrong RA. Visual signs and symptoms of multiple system atrophy. Clin Exp Optom. 2014;97(6):483–91.
8. Anderson T, Luxon L, Quinn N, Daniel S, Marsden CD, Bronstein A. Oculomotor function in multiple system atrophy: Clinical and laboratory features in 30 patients.
Mov Disord. 2008;23(7):977–84.
9. Phokaewvarangkul O, Bhidayasiri R. How to spot ocular abnormalities in progressive supranuclear palsy? A practical review. Transl Neurodegener. 2019;8(1):1–14.
10. Iankova V, Respondek G, Saranza G, Painous C, Cámara A, Compta Y, et al. Video-tutorial for the movement disorder society criteria for progressive supranuclear palsy.
Park Relat Disord. 2020;78:200–3. https://doi.org/10.1016/j.parkreldis.2020.06.030
11. Martino D, Stamelou M, Bhatia KP. The differential diagnosis of Huntington’s disease like syndromes: “Red flags” for the clinician. J Neurol Neurosurg Psychiatry
2013;84(6):650–6.
12. Winder JY, Roos RAC. Premanifest Huntington’s disease: Examination of oculomotor abnormalities in clinical practice. PLoS One 2018;13(3):1–8.
13. Tan AH, Toh TH, Low SC, Fong SL, Chong KK, Lee KW, et al. Chorea in Sporadic Creutzfeldt-Jakob Disease. J Mov Disord. 2018;11(3):149–51.
14. Orrù CD, Soldau K, Cordano C, Llibre-Guerra J, Green AJ, Sanchez H, et al. Prion seeds distribute throughout the eyes of sporadic Creutzfeldt-Jakob disease patients.
MBio. 2018;9(6):e02095-18. doi: 10.1128/mBio.02095-18.
15. Noval S, Contreras I, Sanz-Gallego I, Manrique RK, Arpa J. Ophthalmic features of Friedreich ataxia. Eye 2012;26(2):315–20. http://dx.doi.org/10.1038/eye.2011.291
16. Park JY, Joo K, Woo SJ. Ophthalmic manifestations and genetics of the polyglutamine autosomal dominant spinocerebellar ataxias: A review. Front Neurosci.
2020;14:892.
17. Dusek P, Litwin T, Członkowska A. Neurologic impairment in Wilson disease. Ann Transl Med. 2019;7(S2):64.
18. Goel S, Sahay P, Maharana PK, Titiyal JS. Ocular manifestations of Wilson’s disease. BMJ Case Rep. 2019;12(3):10–2.

CDK-302/ vol. 49 no. 3 th. 2022 133

Anda mungkin juga menyukai