Anda di halaman 1dari 9

STUDY COMPARATIVE PERSFEKTIF PERILAKU MENGKONSUMSI JAMU

PAGI DAN MALAM HARI

Perfective Comparative Study Of Consuming Jamu Behavior Morning And Night

Rahma Sari Siregar 1(k), Khairul Saleh 2, Khairul Saleh 2 Rika Fitri Ilvira3 Asih Nurpani4
Prodi S1 Agribisnis Universitas Medan Area, Indonesia
Email Penulis Korespondensi (K) : rahmasarisiregar@gmail.com

Abstrak

Jamu merupakan obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah diwarisan
secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan taraf
atribut suatu produk dan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan bagi konsumen
jamu pagi dan konsumen jamu malam. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Denai,
Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan dengan
metode purposive (sengaja). Penentuan lokasi ini didasari dengan pertimbangan karena di
Kecamatan Medan Denai diketahui terdapat adanya Sentra Penjual Bahan-Bahan Jamu, Toko
penjual jamu serbuk, dan jamu gilingan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan
metode purposive (sengaja) yaitu responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang
sedang membeli jamu pada saat penelitian dilakukan yaitu sejumlah 60 konsumen. Data yang
dikumpulkan adalah data primer dengan wawancara langsung menggunakan koesioner.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat
kepentingan atribut dan untuk mengetahui perilaku konsumen pengambilan keputusan
konsumen. atribut jamu yang paling di pertimbangkan konsumen jamu pagi dan konsumen
jamu malam berturut-turut adalah khasiat, rasa, jenis, dan harga. Khasiat mendapat persentase
paling tinggi. Keampuhan khasiat jamu merupakan faktor penilaian utama yang mendorong
konsumen jamu untuk menentukan jamu yang diminum mempunyai dampak yang baik untuk
kesehatan.
Kata kunci: preferensi, atribut produk, perilaku konsumen.

Abstract
Jamu is a traditional medicine made from natural cultural heritage that has been
passed down from generation to generation. This study aims to determine the level of
importance of the attribute level of a product and to determine the decision-making process
for consumers of herbal medicine and herbal medicine consumers. This research was
conducted in Medan Denai District, Medan City, North Sumatra Province.Determination of
the location of this research is done by purposive method (deliberately).Determination of this
location is based on considerations because in Medan Denai District it is known that there is a
center for selling herbal ingredients, a shop selling herbal powders, and milling herbs.The
sampling method was carried out by purposive (deliberate) method, namely the respondents in
this study were consumers who were buying herbal medicine at the time of the study, namely
a number of 60 consumers.The data collected is primary data by direct interview using a
questionnaire. The analytical method used is descriptive analysis method to determine the
level of importance of attributes, and to determine consumer behavior in consumer decision
making.The attributes of herbal medicine that are considered the most by consumers of herbal
medicine in the morning and consumers of herbal medicine at night are efficacy, taste, type,
and price.Efficacy gets the highest percentage. The efficacy of herbal medicine is the main
assessment factor that encourages herbal consumers to determine which herbs they drink have
a good impact on health.
Keywords: preferences, product attributes, consumer behavior.
1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara besar Leo, Sido Muncul, Jamu Simona, Jamu
yang terkenal karena keanekaragamannya, Borobudur, Jamu Dami, Jamu Air Mancur,
salah satunya adalah keanekaragaman Jamu Pusaka Ambon, Jamu Bukit Mentjos,
hayati (megabiodiversity) khususnya dan tenaga Tani Farma (Aceh). Hingga
tumbuhan. Selain itu Indonesia juga saat ini keberadaan jamu terus berkembang
memiliki keanekaragaman etnis yang (evrina, 2013).
memiliki berbagai macam pengetahuan Jamu adalah obat tradisional
tentang obat tradisional yang berbahan alami warisan budaya yang telah
menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan. diwariskan secara turun-temurun dari
Banyak dari jenis tumbuhan itu telah generasi ke generasi untuk kesehatan.
ribuan tahun digunakan oleh nenek Pengertian jamu dalam Permenkes
moyang bangsa Indonesia dan dokter No.003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan
sebagai bahan obat atau jamu tradisional atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan,
untuk berbagai macam penyakit dan bahan hewan, bahan mineral, sediaan
memberikan hasil yang baik bagi sarian (galenik), atau campuran dari bahan
pemeliharaan kesehatan serta pengobatan tersebut yang secara turun-temurun telah
{Formatting Citation} digunakan untuk pengobatan, dan dapat
Sudah banyak usaha yang diterapkan sesuai dengan norma yang
dilakukan pemerintah dalam usaha berlaku di masyarakat. Sebagian besar
perluasan dan pemerataan pelayanan masyarakat mengkonsumsi jamu karena
kesehatan ini, Disamping itu, terdapat juga dipercaya memberikan andil yang cukup
obat tradisional yang dikenal dengan besar terhadap kesehatan baik untuk
sebutan jamu. Perkembangan industri jamu pencegahan dan pengobatan terhadap suatu
di Indonesia sendiri baru dimulai Sekitar penyakit maupun dalam hal menjaga
tahun 1900-an dimana pabrik-pabrik jamu kebugaran, kecantikan dan meningkatkan
besar mulai berdiri di Indonesia seperti stamina tubuh.
Jamu Jago, Mustika Ratu, Nyonya Meneer,
Tabel 1. Jenis Tanaman Obat yang Dominan Dipasok Negara-negara Industri
Farmasi.
Bagian
No Komoditas Nama Ilmiah Tanaman yang Negara Tujuan Ekspor
Digunakan
1 Tapak dara Catharanthus roseus Daun Amerika Serikat, Jepang,
2 Kecubung Datura metel Daun Jerman, Prancis,
3 Liquorice Glyzirizha glabara Akar Switzerland, United
Kingdom
4 Jahe Zingiber officinale Rimpang
5 Pulai punduk Rauwolfia vomitoria Akar
6 Valeria Valerian officianls Akar
Sumber : Dirjen Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian (2004)

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat jahe. Beberapa negara industri farmasi dan
berbagai jenis tanaman obat Indonesia negara tujuan ekspor komoditas tanaman
banyak diminta oleh pasar dunia obat Indonesia yang memiliki potensi pasar
internasional, beberapa diantaranya yang yang baik dan berprospek adalah USA,
mendapat perhatian dan memiliki prospek Perancis, Jepang, Jerman, Switzerland dan
cerah adalah tapak dara, kecubung, dan Inggris.
Tabel 2. Sentra Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka di Indonesia
No Provinsi Luas (ha) No Provinsi Luas (ha)
1 Sumatra Utara 350 9 Banten 190

2
2 Riau 160 10 Bali 170
3 Jambi 70 11 Kalimantan Barat 40
4 DKI Jakarta 2 12 Kalimantan Timur 30
5 Jawa Barat 4200 13 Sulawesi Utara 30
6 Jawa Tengah 3290 14 Sulawesi Selatan 220
7 DI Yogyakarta 570
15 Gorontalo 10
8 Jawa Timur 2570
Sumber : Dirjen Bina Produksi Hotikultura, Departemen Pertanian (2004)

Berdasarkan tabel 2 Sentra kemajuan teknologi yang digunakan untuk


Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka di memproduksi jamu yang dihasilkan
Indonesia untuk provinsi Sumatra Utara industri-industri besar, masih terdapat
berada di urutan ke 5 dengan luas 350 ha. usaha jamu yang dikelola secara tradisional
Saat ini jamu telah diproduksi secara dan sangat sederhana.
modern dan besar-besaran oleh perusahaan Berdasarkan Data Produksi
jamu bermodal besar, seperti PT. Tanaman Biofarmaka Menurut Jenis
Sidomuncul, PT. Jamu Jago, PT. Martina Tanaman di Sumatera Utara pada tahun
Berto, PT. Indofarma, PT. Air Mancur dan 2011-2017 dapat dilihat sebagai berikut :
Nyonya Meneer. Di tengah tengah
Tabel 3 Produksi Tanaman Biofarmaka Menurut Jenis Tanaman di Sumatra Utara Tahun 2011-2017

No Jenis Tanaman 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017


1 Dlingo/Dringo 10.834 56.08 105.032 20.162 31.29 9.691 1.612
2 Jahe 4.718.540 8.018.847 10.462.30414.020.614 7.669.989 8.400.336 7.263.534
3 Kapulaga 2.212 52.638 39.203 134.191 103.129 66.5 46.071
4 keji Beling 3.713 3.445 46.335 5.475 8.449 1.699 352
5 Kencur 451.913 249.77 238.444 346.683 367.775 315.861 212.238
6 Kunyit 4.128.350 4.469.263 9.384.621 5.960.304 3.894.542 1.913.923 4.565.882
7 Laos/Lengkuas 1.196.467 895.393 2.373.388 1.184.701 956.97 729.991 1.250.007
8 Lempuyang 63.662 73.749 38.732 26.293 22.687 29.714 15.539
9 Lidah Buaya 7.1 0 4.302 5.38 3.351 658 928
10 Mahkota Dewa 63.994 83.272 57.743 176.694 275.135 35.97 10.911
11 Mengkudu/Pace 44.498 17.742 22.131 295.288 183.919 34.715 3.792
12 Sambiloto 4.347 2.417 17.962 9.919 51.124 2.865 1.863
13 Temuireng 1.795 3.495 17.679 15.617 8.518 4.338 506
14 Temukunci 3.579 5.537 21.397 19.828 17.952 6.693 933
15 Temulawak 55.59 238.027 294.417 161.575 121.255 63.677 50.502
Jumlah 713.237 1681.565 903.377 1217.105 2151.554 1959.714 3061.528
Sumber : Statistika Tanaman Hortikultura Provinsi Sumatra Utara
Berdasarkan tabel 3 Perkembangan dimana memiliki konsumen peminat jamu
produksi tanaman obat mengalami yang banyak dapat dilihat dengan produksi
peningkatan dari 713.237 ton pada tahun jamu yang semakin berkembang dan
2011 menjadi 3.061.528 ton pada tahun semakin banyaknya penjual jamu yang
2017. Produksi tertinggi berturut-turut dari dapat kita temui sampai ke berbagai
tahun 2012-2017 adalah jahe, lengkuas, penjuruh daerah-daerah yang ada di
dan kunyit. sumatera utara. Pedagang jamu yang
Sumatera utara salah satu daerah dimana kita ketahui dulunya penjual jamu
3
hanya di pagi hari, yang dimana dengan keinginan konsumen terhadap kombinasi
berkembangnya dan banyaknya minat atau komposisi atribut-atribut suatu produk
konsumen pendagang jamu terdapat atau jasa baik baru maupun lama yang
pergeseran yang mengakibatkan pedagang paling disukai konsumen. Tiap konsumen
jamu tidak hanya pagi saja bahkan mempunyai minat dan keinginan yang
sekarang sudah banyak kita temui berbeda terhadap produk barang atau jasa
pedagang jamu malam. yang paling mereka sukai. Perbedaan
Medan denai adalah salah satu itulah yang menimbulkan heterogenitas
kecamatan yang dimana dilokasi ditemui dalam preferensi konsumen terhadap suatu
adanya Sentra Penjual Bahan-bahan Jamu, produk barang atau jasa (Supranto,2006).
toko penjual jamu serbuk dan jamu Jamu pagi dan jamu malam dengan
gilingan. Dilokasi tersebut banyak ditemui berbagai atribut akan menjadi
pedagang jamu dimana para pedagang pertimbangan konsumen dalam
jamu tersebut membeli bahan-bahan untuk membelinya. Oleh karena itu, produsen
berjualan jamu ke sentra tersebut. dimana atau pemasar jamu pagi dan jamu malam
yang didorong karena dekatnya akses dituntut untuk mengetahui apa yang
untuk mendapatkan bahan-bahan untuk menjadi preferensi atau kesukaan
berjualan jamu sehingga membuat konsumen dan memberikan yang terbaik
banyaknya masyarakat untuk menjadi sesuai dengan preferensi konsumen
seorang pedagang jamu atau berkerja terhadap jamu pagi dan jamu malam.
sebagai penjual jamu. Selain itu untuk mengetahui informasi
Seiring dengan perkembangan konsumen secara akurat sehingga dapat
zaman, dimana saat ini orang-orang lebih mendukung untuk dilakukannya strategi
menyukai sesuatu yang praktis bahkan pemasaran adalah mengetahui preferensi
pada jamu sekalipun, maka para pembuat konsumen terhadap jamu (obat tradisional).
ramuan tradisional atau produsen jamu pun Informasi yang benar dan akurat mengenai
mencari akal bagaimana agar produk preferensi konsumen jamu diharapkan
mereka bisa tetap bertahan dan dapat dapat dijadikan sebagai acuan bagi industri
digunakan oleh masyarakat. Pada zaman jamu dalam memproduksi dan
dahulu jamu biasa menggunakan ramuan memasarkan produknya secara efektif,
yang dihaluskan ataupun hasil rebusan dari sehingga tidak melakukan inefisien yang
beberapa bahan alami, tetapi sekarang juga dapat menimbulkan biaya tinggi karna
banyak yang menggunakan alat modern melakukan strategi atau langkah-langkah
untuk memproduksinya sehingga pemasaran dengan coba-coba. Penelitian
berbentuk kapsul dan pil. Sehingga jamu ini di tulis untuk meneruskan penelitian
yang dahulu identik dengan “rasa pahit” terdahulu dengan judul Analisis
karena harus diminum untuk Perbandingan Pendapatan Pedagang Jamu
mengkonsumsinya sekarang sudah Pagi dan Jamu Malam (Studi Kasus :
bergeser menjadi cara yang lebih praktis Kecamatan Medan Perjuangan) yang
mendekati produk obat dan herbal. disusun oleh Fitriayani Siregar.
Menurut Suwarman (2004), Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
perilaku konsumen akan sangat terkait tertarik untuk melakukan penelitian
dengan atribut produk. Atribut produk terhadap “Preferensi perilaku konsumen
adalah karakteristik dari suatu produk yang pedagang jamu pagi dan pedagang jamu
menjadi pertimbangan konsumen dalam malam”.
membeli suatu produk. Produk tidak hanya
terdiri dari komponen-komponen fisik METODE PENELITIAN
penyusunnya, tetapi juga terdapat Penentuan lokasi penelitian ini
kumpulan dari berbagai atribut yang sering dilakukan dengan metode purposive
menjadi faktor penentu bagi konsumen (sengaja). Penentuan lokasi ini didasari
dalam memilih produk tersebut. Preferensi dengan pertimbangan karena di Kecamatan
konsumen menunjukkan minat dan Medan Denai diketahui terdapat adanya
4
Sentra Penjual Bahan-Bahan Jamu, Toko secara sistematis, factual dan akurat
penjual jamu serbuk, dan jamu gilingan. mengenai fakta-fakta serta hubungan
Dilokasi tersebut banyak ditemui pedagang antara variabel untuk mendapatkan
jamu dimana para pedagang jamu tersebut kebenaran, sedangkan metode penelitian
membeli bahan-bahan untuk berjualan kualitatif merupakan metode penelitian
jamu ke sentra tersebut. Penelitian akan yang lebih difokuskan pemahaman pada
dilakukan pada bulan Mei 2020. fenomena-fenomena sosial dari prospektif
Metode Pengambilan Sampel pasrtisipan dengan lebih menitik beratkan
dilakukan secara sengaja (purposive) yang pada gambaran yang lengkap merinci
sedang membeli jamu pada saat penelitian menjadi variabel yang saling terkait.
dilakukan.Peneliti memutuskan mengambil Pengolahan data dilakukan untuk
sampel di lokasi sebanyak 30 pedagang menyederhanakan data kedalam bentuk
jamu. Dari pedagang jamu tersebut akan yang lebih mudah dibaca dan
dibagi dua masing-masing diambil 15 diinterpretasikan yang di ukur melalui
pedagang jamu pagi dan 15 pedagang jamu hasil kuesioner yang disebarkan,
malam untuk mewakili seluruh pedagang digunakan Skala Likert. Skala Likert
jamu di Medan Denai. Dari masing-masing merupakan metode skala bipolar yang
pedagang jamu akan diambil 2 konsumen mengukur baik tanggapan positif atau
yang dilakukan secara sengaja (purposive) negatif terhadap suatu pernyataan. Untuk
di lokasi penelitian. Dari konsumen mengetahui sikap konsumen terhadap
pedagang jamu pagi dan jamu malam suatu produk memberikan informasi dari
diperoleh 60 konsumen jamu yang di ambil penilaian atribut yang diinginkan
secara sengaja (purposive) yang sedang konsumen.
membeli jamu pada saat penelitian
dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Analisis Datayang akan Preferensi Konsumen Jamu Pagi dan
digunakan adalah metode deskriptif Konsumen Jamu Malam di Kecamatan
kualitatif. Penelitian dengan menggunakan Medan Denai
metode deskriptif kualitatif adalah Preferensi konsumen adalah
penelitian yang menggambarkan atau analisis yang bertujuan umtuk mengetahui
melakukan objek penelitian berdasarkan apa yang disukai konsumen, juga untuk
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mengetahui apa yang disukai dan apa yang
adanya. Penelitian deskriptif kualitatif tidak disukai konsumen, juga untuk
berusaha mendeskripsikan seluruh gejala menentukan urutan kepentingan dari suatu
atau keadaan yang ada, yaitu keadaan atribut produk maupun produk itu sendiri.
gejala menurut apa adanya pada saat Dengan menggunakan analisis preferensi
penelitian dilakukan (Mukhtar, 2013:38). ini akan diperoleh kepentingan
Metode deskriptif bertujuan untuk karakteristik produk seperti apa yang
menggambarkan dan menafsirkan data paling penting atau yang paling disukai
yang berkenaan dengan situasi yang terjadi (Oktaviani, 1996).
1. Atribut Rasa Jamu Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam
Tabel 4. Atribut Rasa Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam
Konsumen Jamu
No Atribut Rasa Pagi Malam
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1 Tidak Pahit 19 63 2 7
2 Pahit 11 37 28 93
Jumlah 30 100 30 100
Sumber: Data Primer diolah 2020
Berdasarkan tabel 4, Atribut persentase 63% lebih menyukai
Rasa konsumen jamu pagi dengan rasa tidak pahit. Jamu yang sehat
5
identik dengan jamu pahit. kesehat yang alami untuk tubuh.
Sedangkan untuk konsumen jamu Semakin pahit jamu yang
malam dengan persentase 93% dikonsumsi maka semakin alami
lebih menyukai rasa pahit, dengan bahan dasar jamu yang dikonsumsi
alasan konsumen menyukai rasa karena tidak ada bahan tambahan.
pahit karna jamu salah satu obat
2. Atribut Jenis Jamu Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam
Tabel 5. Atribut Jenis Jamu Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam
Konumen Jamu
Atribut Jenis
No Pagi Malam
Jamu
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1 Tradisional 18 60 4 13
2 Modren 12 40 26 87
Jumlah 30 100 30 100
Sumber: Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel 5 jenis persentase (87%). Hal ini


jamu konsumen jamu pagi dengan menunjukkan bahwa konsumen
persentase tertinggi dengan jamu malam lebih banyak
peresentase 60 % memilih jamu mengkonsumsi jenis jamu modern
tradisional. Hal ini menunjukkan (sachet). Pada umumnya konsumen
bahwa konsumen jamu pagi jamu malam dominannya laki-laki
mengkonsumsi jamu untuk dimana laki-laki mengkonsumsi
menjaga kesehatan setiap hari jamu untuk pengobatan dan
secara rutin. . Atribut jenis jamu memelihara kesehatan, berfungsi
konsumen jamu malam untuk menambah stamina tubuh
menunjukkan bahwa jamu modern agar kembali sehat/kuat.
lebih banyak peminatnya dengan

3. Atribut Harga Jamu Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam

Dari hasil penelitian dilokasi bahwa harga tidak menjadi faktor utama konsumen
mengevaluasi suatu produk karna untuk harga jamu masih tergolong murah dan standar untuk
semua kalangan konsumen mulai dari anak muda sampai orang tua.
Tabel 6. Atribut Harga Jamu Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam
Konsumen Jamu
No Atribut Harga Pagi Malam
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1 Murah 20 67 4 13
2 Sedang 9 30 24 80
3 Mahal 1 3 2 7
Jumlah 30 100 30 100
Sumber: Data Primer diolah 2020
Berdasarkan tabel 6. untuk pada umumnya perempuan
harga tertinggi jamu pada berstatus sebagai ibu rumah tangga
konsumen jamu pagi yaitu murah dan konsumen jamu pagi biasanya
dengan persentase 67%. hanya mengkonsumsi jenis jamu
Berdasarkan hasil penelitian tradisional. Hal ini menunjukkan
dilokasi bahwa untuk harga jamu bahwa pedagang jamu pagi untuk
pagi lebih murah dibandingkan jenis jamu yang dijual tidak
dengan harga jamu malam. dilihat lengkap seperti pedagang jamu
dari sasaran konsumen jamu pagi malam yang menyediakan banyak
6
jenis jamu modern (sachet). murah (Rp 3.000-8.000/gelas),
Sedangkan untuk konsumen jamu Sedang (Rp 9.000-14.000/gelas),
malam harga tertinggi jamu dengan dan Mahal (Rp.
harga sedanng. Dimana untuk 15.000-20.000/gelas).
kategori harga jamu mulai dari
4. Atribut Khasiat Jamu Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam

Khasiat jamu merupakan faktor penilaian yang mendorong konsumen untuk


menentukan jamu. Bila ditinjau dari alasan konsumen jamu dalam mengkonsumsi jamu,
bahwa aspek keampuhan khasiat jamu merupakan faktor yang menjadi alasan utama
konsumen dalam menentukan pemilihan jamu.
Tabel 7. Atribut Khasiat Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam
Konsumen Jamu
No Atribut Khasiat Pagi Malam
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1 Pencegahan 20 67 16 53
2 Pengobatan 4 13 7 23
Pemulihan
3 6 20 7 23
Kesehatan
Jumlah 30 100 30 100
Sumber: Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel 7. maka keinginan konsumenjamu pagi memilih jamu


berdasarkan khasiat tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa 67% dengan jumlah
20 orang memilih jamu untuk pencegahan. Fungsi khasiat jamu sebagai pencegahan
bisa untuk pencegahan penyakit, dan pencegahan dari virus untuk menjaga imun
tubuh tetap kuat dan sehat. Sedangkan untuk konsumen jamu malam maka keinginan
konsumen dalam memilih jamu berdasarkan khasiat tersebut sesuai dengan hasil
penelitian bahwa tertinggi 53% dengan jumlah 16 orang memilih jamu untuk
pencegahan.

Tabel 8. Rata-rata Preferensi Konsumen Jamu Pagi dan Konsumen Jamu Malam

Karakteristik Perilaku Konsuemen


Kunsumen
Jamu U Jk Sp Pdd Pkj Pdt PK PI EA PP PPP

Merasa ada
Jamu
yang Keluarga Puas
30- Keliling
kurang
Pagi 40 P M SMA W <1.000.000 Pencegahan
Thn
Memelihara Potongan Harian, dan Tetap
Kesehatan Harga Terencana membeli

Malam Jamu
Biasa saja Teman Puas
Menetap
30-
40 L M SMA W >2.000.000 Pencegahan Mingguan,
Thn Memelihara Potongan dan Tetap
Kesehatan Harga Tergantung membeli
situasi

Sumber: Data Primer Diolah, 2021


Keterangan:
7
U : Umur
Jk: Jenis Kelamin
P: Perempuan
L: Laki-laki
Sp: Status Pernikahan
M: Menikah
Pdd: Pendidikan
Pkj: Pekerjaan
W: Wiraswasta
Pdt: Pendapatan
PK: Pengenalan Kebutuhan
PI: Pencarian Informasi
EA: Evaluasi Alternatif
PP: Proses Pembelian
PPP: Perilaku Pasca Pembelian

Rata-rata Karakteristik terlihat tetap awet muda dengan cara


Konsumen Jamu Pagi dan merawat tubuh dengan mengkonsumsi
Konsumen Jamu Malam jamu yang terbuat dari bahan herbal. (4)
(1). Usia responden bervariasi Pendidikan dianggap penting terkait
mulai dari < 30 tahun hingga > 45 tahun. korelasinya dengan perilaku konsumen
Berdasarkan tabel 8. dapat dilihat bahwa dalam melakukan keputusan pembelian,
rata-rata usia sampel konsumen jamu pagi konsumen menggunakan wawasan dan
dan konsumen jamu malam terbesar berada pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan
pada kelompok umur 30-45 tahun. (2) sampel konsumen jamu pagi dan
Jenis kelamin sampel konsumen jamu pagi konsumen jamu malam di daerah
tertinggi berada pada tingkat perempuan . penelitian dapat dilihat bahwa besar tingkat
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen pendidikan sampel konsumen jamu pagi
jamu berjenis kelamin perempuan yang tertinggi berada pada tingkat SMA. (5)
lebih dominan dalam mengkonsumsi jamu Pekerjaan sampel konsumen jamu pagi dan
pagi. sedangkan konsumen jamu malam konsumen jamu malam dapat dilihat bahwa
adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan sampel konsumen jamu pagi tertinggi
bahwa jenis kelamin sampel konsumen berada pada pekerjaan wiraswasta. (6)
jamu malam untuk keseluruhannya berada Pendapatan sampel konsumen jamu pagi
pada kelompok laki-laki. Secara umum dan konsumen jamu malam dengan rata-
laki-laki banyak mengkonsumsi jamu pada rata pada tingkat pendapatan < 1.000.000.
malam hari karna masalah waktu. Sedangkan konsumen jamu malam
Perempuan lebih memilih mengkonsumsi terbanyak pada tingkat pendapatan >
jamu pagi karena perempuan selain enggan 2.000.000.
untuk membeli jamu pada malam hari, SIMPULAN
dapat juga terjadi karena beberapa 1. Konsumen jamu pagi
pedagang jamu malam dari sisi segmen Karakteristik konsumen jamu
pasarnya menargetkan kaum laki-laki. Hal pagi sebagian besar berjenis kelamin
ini yang dapat menjadi alasan perempuan perempuan sebesar 83% dengan usia
lebih memilih mencari alternatif lain untuk produktif yaitu 30-45 tahun sebesar
membeli jamu yaitu pada pedagang jamu 50%, dimana sebagian besar
pagi yang biasanya mendatangi konsumen konsumen berstatus sudah menikah.
secara langsung. (3) Status pernikahan Berdasarkan tingkat pendidikan
sampel konsumen jamu pagi dan terakhir SMA/Sederajat, dan bekerja
konsumen jamu malam di daerah sebagai wiraswasta dengan
penelitian tertinggi berada pada status pendapatan anatar Rp 500.000 – Rp
menikah. Hal ini menunjukkan bahwa 1.000.000.
orang yang sudah menikah lebih Atribut utama konsumen
memperhatikan kesehatannya untuk jamu pagi adalah khasiat sebesar
tubuhnya agar tetap sehat sehingga ingin 67%, dengan atribut rasa tidak pahit,
8
jenis jamu tradisional, dan harga loyalitas responden menginginkan
yang murah sesuai dengan jamu sangat tinggi, sebagian besar
pendapatan konsumen. konsumen akan tetap membeli
Proses pengambilan meskipun mengalami kenaikan
keputusan konsumen jamu pagi, harga.
mulai tahapan pengenalan DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan, dimana sebagian besar Dharmmesta, B.S. dan H. Handoko. 1997.
konsumen mengkonsumsi jamu Manajemen Pemasaran Analisis
untuk memelihara kesehatan. Pada Perilaku Konsumen. BPFE.
tahapan pencarian informasi, Yogyakarta.
konsumen lebih mempercayai Engel, J., Roger D.B., dan Paul W.M.,
sumber dari keluarga. Proses tahapan 1994. Perilaku Konsumen.
keputusan pembelian memilih Binarupa Aksara. Jakarta.
membeli dengan pedagang jamu Geertz, H. 1983. Aneka Budaya dan
keliling karena langsung diminum, Komunitas di Indonesia.
dilakukan terencana setiap hari. Terjemahan A. Rachman Zainudin.
Selanjutnya adalah perilaku pasca FIS-UI. Jakarta.
pembelian, bahwa loyalitas Nazir, M. 1988. Metode Penelitian, Ghalia
responden menginginkan jamu Indonesia: Jakarta
sangat tinggi, sebagian besar Oktaviani, C. 1996. Faktor-Faktor yang
konsumen akan tetap membeli Mempengaruhi Perilaku Orang Tua
meskipun mengalami kenaikan Dalam Keputusan Membeli Mainan
harga. Anak dan Preferensi Anak di
2. Konsumen jamu malam Kelurahan Pondok Kelapa
Karakteristik konsumen jamu Kecamatan Duren Sawit Jakarta
malam sebagian besar berjenis Timur (Skripsi). Semarang:
kelamin laki-laki sebesar 100% Fakultas Ekonomi UNS.
dengan usia produktif yaitu 30-45 Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen
tahun sebesar 43%, dimana sebagian Teori dan Penerapannya Dalam
besar konsumen berstatus sudah Pemasaran. Jakarta: Ghalia
menikah. Berdasarkan tingkat Indonesia.
pendidikan terakhir SMA/Sederajat, Sumarwan, 2004. Perilaku Konsumen,
dan bekerja sebagai wiraswasta Teori, dan Aplikasinya. Jakarta:
dengan pendapatan rata-rata diatas Ghalia Indonesia .
Rp 2.000.000. Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat
Atribut utama konsumen Kepuasan Pelanggan: Untuk
jamu malam adalah khasiat sebesar Meningkatkan Pangsa Pasar.
70%, dengan atribut rasa pahit. Jenis Jakarta: Rineka Cipta
jamu modern dengan harga yang
sedang sesuai dengan pendapatan
konsumen. Proses pengambilan
keputusan konsumen jamu malam,
yaitu tahapan pengenalan kebutuhan,
dimana konsumen mengkonsumsi
jamu untuk memelihara kesehatan.
Pada tahap pencarian informasi
konsumen memilih teman sebagai
sumber informasi utama. Proses
keputusan pembelian untuk tempat
pembelian konsumen memilih
tempat jamu yang menetap. Tahap
perilaku pasca pembelian, bahwa
9

Anda mungkin juga menyukai