Anda di halaman 1dari 16

İ

MAKALAH
GOOD GOVERNMENT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan
Tahun Akademik 2019/2020

Dosen Mata Kuliah


A. Mujahid Rasyid, Drs., M. Ag.

Oleh:
RAFA HASNA TIZARA 10090319194
AJIZI SANTANA 10090319202
REZA RIZQI NOVITASARI 10090319216
SALMA SALSABILA 10090319226

MANAJEMEN E

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan hadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa, di
mana kita masih diberi napas kehidupan hingga hari ini sehingga penulis masih
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Good Government.

Tidak pula penulis juga berterima kasih kepada Dosen Pendidikan


Kewarganegaraan yang memberikan bimbingan kepada kita dalam melancarkan
penyusunan sampai penulisan makalah makalah ini dengan sebaik mungkin.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik dapat
membangun perbaikan makalah karya ilmiah ini pada waktu mendatang.

Bandung, 31 Maret 2020

Penulis

İİ
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I.................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4

1.1 Catar Belakang.....................................................................................................8

1.2 \umusan Masalah................................................................................................;

1.3 Tujuan.................................................................................................................. ;

BAB II................................................................................................................................... 6

LANDASAN TEORI......................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Good Government...........................................................................6

2.2 Prinsip-Prinsip Good Government....................................................................9

2.3 Paradigma Good Government...........................................................................10

2.8 Pilar Good Government.....................................................................................12

2.5 \ukun- \ukun Good Government...................................................................12

2.6 Penerapan Good Government di Andonesia.................................................13

BAB III............................................................................................................................... 18
PENUTUP.......................................................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 18

3.2 Saran.................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15

İİİ
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Bicagaeg

Sejak adanya gerakan reformasi tahun 1998, paradigma yang berkembang


dalam administrasi publik adalah tuntutan pelayanan yang lebih baik dari
sebelumnya. Tuntutan akan pelayanan yang lebih baik dan memuaskan kepada
publik menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh instansi pemerintah
penyelenggara pelayanan publik. Tuntutan tersebut muncul seiring dengan
berkembanagnya era reformasi dan otonomi daerah dan sejak tumbangnya

kekuasaan rezim orde baru (Semil, 2005:35). Setelah delapan tahun berlalu, gaung
tuntutan tersebut masih terus menggema, bahkan berbagai peluang yang ada
diperhitungkan agar terwujudnya kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara
yang lebih baik lagi. Pendek kata, seluruh elemen bangsa telah sepakat agar
kondisi masa lalu yang kurang dan tidak baik tidak terulang lagi. Karenanya
muncul istilah-istilah, seperti e-government dan good governance. Istilah ini
muncul dalam rangka mewujudkan kondisi kehidupan bangsa yang lebih baik.

Dari sekian banyak tuntutan yang ada, satu di antaranya adalah meningkatkan
pelayanan publik melalui penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan
berwibawa. Agenda tersebut memrupakan upaya untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik, antara lain melalui keterbukaan, akuntabilitas,
efektivitas, dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka
partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian, dan
keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang terarah pada perubahan
kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan; kualitas sumberdaya manusia aparatur;
dan sistem pengawasan yang efektif.

8
5

Menyadari betapa pentingnya arti mewujudkan kepemerintahan yang baik,


maka aparatur negara dituntut harus mampu meningkatkan kinerja. Sasaran yang
menjadi prioritas adalah mewujudkan pelayanan masyarakat yang efisien dan

berkualitas, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan


meningkatkan daya saing. Oleh karena itu, dalam hal ini diperlukan perhatian
pemerintah untuk melakukan perubahan-perubahan secara signifikan melalui
manajemen perubahan menuju ke arah penyelenggaraan kepemerintahan yang
baik.

Salah satu upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik adalah
mempercepat proses kerja serta modernisasi administrasi melalui otomatisasi di
bidang administrasi perkantoran, modernisasi penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat melalui e-government sebagai salah satu aplikasi dari teknologi
informasi. Masalah utama yang dihadapi dalam implementasi otonomi daerah
adalah terbatasnya sarana dan prasarana komunikasi informasi untuk
mensosialisasikan berbagai kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
kepada masyarakat, agar proses penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat dapat menjadi lebih efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.

Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pemerintahan menuju good


governance serta dalam rangka mengakselerasi penyelenggaraan otonomi daerah,

maka pengembangan dan implementasi e-Government merupakan alternatif yang


strategis dalam rangka mengkomunikasikan informasi secara dua arah antara
Pemerintah dengan Masyarakat dan Dunia Usaha dan antar Pemerintah itu sendiri.

Perkembangan pesat teknologi informasi, yang dipercepat dengan


kehadiran internet, telah mendorong berbagai bidang kehidupan untuk
memanfaatkan teknologi ini seoptimal mungkin. Pemanfaatan internet dalam
aspek-aspek pemerintahan mendorong terwujudnya E-Government, yang
diharapkan dapat membawa manfaat dalam: memberdayakan masyarakat melalui
peningkatan akses ke informasi, meningkatkan layanan pemerintah kepada
6

masyarakatnya, mempererat interaksi kalangan bisnis dengan pemerintah dalam industri terkait, me
pemerintahan yang lebih efisien.

Masalah pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tak dapat dihindarkan


dalam hidup setiap warganegara memiliki banyak arti bagi mereka, secara
perorangan atau secara bersama-sama. Pemerintah adalah harapan dan peluang

untuk mewujudkan hidup yang sejahtera dan berdaulat melalui pengelolaan


kebebasan dan persamaan yang dimiliki oleh warganegara. Pada sisi lain
pemerintah adalah tantangan dan kendala bagi warganegara terutama ketika
pemerintah terjauhkan dari pengalaman etika pemerintah. Suatu masyarakat tanpa
pemerintah adalah sebuah kekacauan massal. Di dalam masyarakat manusia
beradab di perlukan lebih banyak peraturan, di perlukan juga lebih banyak upaya
dan kekuatan untuk menjamin bahwa peraturan-peraturan itu ditaati.
Harapan lain yang ingin diwujudkan oleh setiap warganegara melalui proses
pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara wajar, dalam semua

bidang dan ukuran kehidupan mereka. Pemerintah pertama-tama diharapkan


dapat membentuk kesepakatan warganegara tentang bingkai kepatutan dalam
proses kehidupan kolektif warga negara. Dengan demikian, kebutuhan akan
kehidupan yang wajar mensyaratkan kewajiban pemerintah untuk membentuk
hukum yang adil dan melakukan penegakkan hukum demi rasa keadilan tersebut
pada semua
warganegara. Untuk mewujudkan tujuan dan harapan tersebut, maka diperlukan
suatu system pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan prinsip-
prinsip bersifat demokratis. Konsep pemerintahan yang baik itu di sebut dengan
kddh kdvir`iet.
;

Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian kddh kdvir`iet, prinsip-
prinsip kddh kdvir`iet, dan penerapannya di Indonesia. Diharapkan juga dengan
penulisan makalah ini dapat menambah wawasan tentang good government secara
lebih mendalam. Yang tidak kalah pentingnya adalah peran semua lapisan untuk
menjalankan tata pemerintahan yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian good government?
b. Apa prinsip-prinsip good government?
c. Apa saja pilar good government?
d. Bagaimana paradigma good government di Indonesia?
e. Apa saja rukun-rukun good government?
f. Apa agenda-agenda dari good government di Indonesia?

g. Bagaimana penerapan good government di Indonesia?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa pengertian good government.
b. Untuk mengetahui apa prinsip-prinsip good government.
c. Untuk mengetahui apa saja pilar good government.
d. Untuk mengetahui bagaimana paradigma good government di Indonesia.
e. Untuk mengetahui apa saja rukun-rukun good government.

f. Untuk mengetahui apa agenda-agenda dari good government di Indonesia.


g. Untuk mengetahui bagaimana penerapan good governement di Indonesia.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pingirtian Gddd Gdvirnmint


Menurut bahasa Good Government berasal dari dua kata yang diambil dari
bahasa inggris yaitu Kddh yang berarti baik, dan kdvire`iet yang berarti tata
pemerintahan. Dari pengertian tersebut kddh kdvire`iet dapat diartikan sebagai
tata pemerintahan yang baik, atau pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan
yang baik.
Kata ‘good' pada good-goverment bermakna:
(1) Berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
(2) Keberdayaan masyarakat dan swasta.

(3) Pemerintahan yang bekerja sesuai dengan hukum-positif negara.


(4) Pemerintahan yang produktif, efektif, dan efisien.

Sementara ‘goverment'-nya bermakna:


penyelenggaraan pemerintahan.
aktivitas pemerintahan melalui:
--- pengaturan publik
--- fasilitasi publik
--- pelayanan publik
good goverment‘penyelenggaraan pemerintahan yang baik'.

Government adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial


yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor nonpemerintah dalam suatu
kegiatan kolektif (Ganie Rochman, 2000: 142).
Pinto dalam Nisjar (1997: 119) mengatakan bahwa “government” adalah
praktik penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh pemerintah dalam
pengelolaan urusan pemerintahan secara umum dan pembangunan ekonomi pada
khususnya.

6
1

Lembaga Administrasi Negara (2000: 1) mengartikan government adalah


proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan
publik goods and services.
Dengan begitu Good Government dapat didefinisikan sebagai suatu kese-
pakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh
pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang
baik secara umum.

2.2 Prinsip-Prinsip Good Government

Kunci utama memahami good goverment adalah pemahaman atas prinsip-


prinsip di dalamnya. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah
bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good goverment. Prinsip-
prinsip good goverment antara lain:

1. Partisipasi Masyarakat

Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan


keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan
sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun
berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas
untuk berpartisipasi secara konstruktif.

2. Tegaknya Supremasi Hukum

Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu,


termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.

1. Transparansi

Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar
dapat dimengerti dan dipantau.
>

2. Peduli pada Stakeholder

Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha


melayani semua pihak yang berkepentingan.

3. Berorientasi pada Konsensus

Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan


yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa
yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus
dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.

4. Kesetaraan

Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau


mempertahankan kesejahteraan mereka.

5. Efektifitas dan Efisiensi

Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil


sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber
daya yang ada seoptimal mungkin.

6. Akuntabilitas

Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-

organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun


kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban
tersebut berbeda satu dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang
bersangkutan.

9. Visi Strategis

Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke
depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan
>

tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas
kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

2.3 Paradigma Good Government

Pembahasan Goverment tidak akan lepas dari paradigma goverment,karena perkembangan paradigm
bertahap. Perkembangan peran pemerintah dibahas mulai abad ke-20 meliputi,

· Tahap 1: era abad ke-20

Era ini ditandai dengan konsolidasi pemerintahan demokrasi (democratic


goverment) di dunia Barat.

· Tahap 2: pasca perang dunia I

Pada masa ini ditandai dengan semakin menguatnya peran pemerintah. Pada masa
ini pemerintah tampil high profile, berperan melancarkan regulasi politik,
redistribusi ekonomi, dan kontrol yangkuat terhadap ruang — ruang politik dalam
masyarakat. Implikasinya adalah meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk
pelayanan publik, meluasnya program politik dan intervensi kedunia pasar.
Negara dianggap sebagai kendaraan yang tangguh, absah dan tidak tertandingi

untukmembawa perubahan sosial dan ekonomi.

· Tahap 3: era tahun 1960 — 1970an

Terjadi perluasan proyek developmentalisme (modernisasi) yang


dilakukan oleh dunia Barat di dunia ke 3. Pada perkembangannya modernisasi ini
juga manjadi westerenisasi, orientasi pembangunan berkiblat ke Barat walaupun
belum tentu cocok di negara — negara Asia, Afrika dan Amerika Latin. Pada masa
ini merebak pendalaman kapitalisme dan rezim otoritarian di kawasan Asia,
Amerika Latin dan Afrika. Akademisi Barat beranggapan bahwa modernisasi dan

pembangunan ekonomi akan mendorong birokrasi yang semakin rasional,


>

meningkatkan partisipasi politik dan berkembangnya demokrasi. Teori ini


tumbang karena pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang malah
diikuti oleh meluasnya rezim otoritarian yang umumnya ditopang oleh aliansi
antara militer,birokrasi sipil dan masyarakat bisnis internasional. Fungsi partai
politik berubah dari ajang aspirasidan partisipasi rakyat menjadi alat kontrol
korporatis negara terhadap rakyat. Kehidupan politik rakyat mengalami
depolitisasi. Persoalan politik rakyat yang paling mendesak telah
diredusir,diredam dan bahkan dialihkan dengan menganggap kualitas
pengetahuan, teknik dan keterampilan rakyat yang rendah , dan hal ini dianggap
hanya dapat dipecahkan oleh pejabat dan kaum teknokrat. Muncul ortodoksi yang
berlawanan dengan teori modernisasi, bahwa otoritarianisme politik sebenarnya
tidak bertentangan dengan masyarakat dan kebudayaan kapitalis.

· Tahap 4: memasuki dekade 1980an

Pada era ini tumbuh cara pandang baru terhadap pemerintahan, yang
ditandai dengan munculnya goverment dan Good Goverment. Perspektif yang
terpusat pada government bergeser keperspektif goverment. Gagasan goverment
yang dipromosikan oleh badan — badan internasional yang mempromosikan
reformasi ekonomi dan demokratisasi politik, untuk menciptakan pemerintahan
yang baik (good goverment).

2.4 Pilar Good Government

1. Negara

a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil


b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable
d. Menegakkan HAM
e. Melindungi lingkungan hidup
f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik
2. Sektor Swasta
1

a. Menjalankan industri
b. Menciptakan lapangan kerja
c. Menyediakan insentif bagi karyawan
d. Meningkatkan standar hidup masyarakat
e. Memelihara lingkungan hidup
f. Menaati peraturan
g. Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat
h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
3. Masyarakat Madani
a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
b. Mempengaruhi kebijakan publik
c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah
d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah
e. Mengembangkan SDM
f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

2.5 Rukun- Rukun Good Government

1. Pertanggungjawaban (responsibility)

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang


saham juga kepada stake holder.

2. Transparansi (transparency)

Pemerintahan harus menyediakan informasi yang material dan relevan


dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

3. Akuntabilitas (accountability)

Pemerintahan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara


transparan dan wajar.

4. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)


1

Dalam melaksanakan kegiatannya, pemerintahan harus senantiasa


memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran

5. Independensi (Anhepenhency)

Pemerintah harus dikelola secara independen sehingga masing-masing


organ pemerintahan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh
pihak lain.

2.6 Penerapan Good Government di Indonesia

Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai
dengan saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan

bangsa Indonesia, sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu


reformasi yang diwacanakan oleh para elit politik adalah kooh
kavern`ent. Konsep kooh kavern`ent secara bertahap menjadi semboyan yang populer di kalangan pe
laksanakan dan dijalankan di negara indonesia ini?

Untuk menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah ini,
seandainya indikator di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat dipastikan bahwa k
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Good Goverment adalah penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang


mempunyai prinsip-prinsip seperti; partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi
hukum, transparansi, peduli pada stakeholder, berorientasi pada konsensus,
kesetaraan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, visi strategis.

Pilar-pilar Good Goverment anatara lain negara, sektor swasta, dan juga

masyarakat madani.Selain itu Good Goverment juga memiliki rukun-rukun dan

agenda yang harus dilaksanakan.

3.2 Saran

1. Untuk terciptanya good goverment maka peran antara lembaga


pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat harus saling bersinergi.
2. Agenda dari good goverment haruslah diwujudkan dalam bentuk tindakan
yang riil, tidak hanya sekedar wacana belaka.
3. Harus saling peka terhadap perubahan yang terjadi di negara ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai