Anda di halaman 1dari 12

PELAYANAN KESEHATAN GIGI &

MULUT DI POLI GIGI


No. Dokumen : /SOP/0901/PKMA/2018

No. Revisi : 01
SOP Tgl. Terbit : 09 Maret 2018
Halaman : 1
PUSKESMAS Satar, SKM.M.Kes.
AIKMEL NIP. 197212312000031039

1. Pengertian Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi adalah pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang bersifat perorangan dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan gigi perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan dan pencegahan.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di poli gigi.
3. Kebijakan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi harus dilaksanakan oleh
dokter gigi dan/atau perawat gigi yang kompeten, dengan memperhatikan
sterilisasi sarana.
4. Referensi Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Depkes RI 2007.
5. Prosedur / 1. Petugas menyiapkan Ruangan dan Alat, membersihkan meja, kursi
Langkah-langkah dan dental unit
2. Menyiapkan alat-alat gigi, bahan-bahan / obat-obatan untuk gigi,
menghidupkan kompresor, memeriksa apakah bor dapat berfungsi
dengan baik.
3. Petugas memakai alat perlindungan diri seperlunya.misalnya : Lab
Jas, masker dan sarung tangan.
4. Petugas melakukan pemeriksaan pasien, meliputi
Anamnesa tentang keluhan utama, keluhan tambahan, berapa lama,
lokasinya dimana, apakah mengganggu tidur, tanyakan juga riwayat
penyakit yang lain ( Jantung, Kencing manis, Tekanan darah tinggi,
kehamilan pada wanita, alergi, ashma, TBC ).
5. Petugas melakukan Pemeriksaan gigi (oral) :
a. Gigi (karies, warna, posisi, bentuk )
b. Lidah ( warna, kelainan yang ada, bentuk, ukuran )
c. Mukosa pipi ( ulkus, lesi, radang )
d. Langit-langit keras ( apakah ada kista, tumor, celah langit-langit )
e. Dasar mulut ( apakah bengkak, kista, penyumbatan kelenjar ludah )
f. Pemeriksaan ekstra oral ( pipi, bibir, kelenjar limfe )
6. Petugas menentukan Diagnosa
7. Melakukan persipan tindakan (buat rencana tindakan, konseling
kepada pasien tentang rencana tindakan dan hal-hal yang penting
diketahui oleh pasien) serta melaksanakan sterilisasi instrument/alat.
8. Petugas melakukan tindakan sesuai dengan diagnosa dan jenis
tindakan yang diperlukan.
9. Setelah selesai melakukan tindakan / penanganan pasien, petugas
melaksanakan kegiatan :
a. Membersihkan alat-alat bekas dipakai.
b. Membersihkan ruang pelayanan.
c. Perawatan contra angle dan scaler motorik dengan minyak.
d. Sterilisasi alat (instrumen).
10. Petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan :
a. Menngisi Kartu rawat jalan
b. Mencatat dalam Register rawat jalan semua pasien yang dilayani.
c. Membuat sensus harian penyakit.
d. Membuat laporan sesuai dengan kebutuhan.

6. Unit Terkait -
PENAMBALAN GIGI TETAP

No. Dokumen : /SOP/0901/PKMA/2018

No. Revisi : 01
SOP Tgl. Terbit : 09 Maret 2018
Halaman : 1/ 2
PUSKESMAS Satar, SKM.M.Kes.
AIKMEL NIP. 197212312000031039

1. Pengertian Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ( penambalan Gigi Tetap ) adalah Pelayanan
dengan melakukan penambalan secara langsung pada gigi dengan kavitas yang
masih kecil dan tanpa keluhan sakit.

2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan


penambalan gigi tetap.
3. Kebijakan Penambalan gigi tetap harus dilaksanakan oleh dokter gigi dan/atau
perawat gigi yang kompeten, dengan memperhatikan sterilisasi sarana.
4. Referensi Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Depkes RI 2007.
5. Prosedur / A. Persiapan pelengkapan (alat dan bahan) :
Langkah-langkah - alat diagnosa
- bahan tumpatan permanen (GIC)
- alat pengaduk/tumpatan
- cotton rol
- high speed,bur
- caviton/fletcer
- Zinc Phospat Cement, Dycal atau calxyl.
B. Petugas yang melaksanakan : Dokter gigi, Perawat gigi
C. Langkah-langkah :
1. Iritasi Pulpa dan Karies Media :
1. Pembuangan jaringan karies.
2. Preparasi cavitas.
3. Sterilisasi cavitas.
4. Zinc phosphat cement.
5. Tambalan tetap ( GIC ).
6. Instruksi.
2. Hiperemi Pulpa :
1. Pembuangan jaringan karies.
2. Preparasi cavitas.
3. Sterilisasi cavitas.
4. Eugenol kapas.
5. Fletcer / Caviton
6. Pasien diintruksikan kembali 1 ( satu ) minggu lagi.
Sesudah pasien kembali tambalan sementara dibongkar diganti
dengan : Zinc Phosphat Cement
7. Tambalan tetap.
8. Instruksi.
3. Hiperemi Pulpa Profunda :
1. Pembuangan jaringan karies.
2. Preparasi cavitas.
3. Sterilisasi cavitas.
4. Perlindungan pulpa dengan Dycal atau calxyl.
5. Zinc phosphat cement.
6. Pasien diinstruksikan untuk kembali 3 – 7 hari lagi.
Sesudah pasien kembali tambalan sementara dibongkar diganti
dengan : Zinc Phospat Cement.
7. Tambalan tetap.
8. Instruksi.

6. Unit Terkait -
PENAMBALAN GIGI SEMENTARA

No. Dokumen : /SOP/0901/PKMA/2018

No. Revisi : 01
SOP Tgl. Terbit : 09 Maret 2018
Halaman : 1/2
PUSKESMAS Satar, SKM.M.Kes.
AIKMEL NIP. 197212312000031039

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (Penambalan Gigi Sementara ) merupakan
tindakan untuk menghentikan sakit sementara ( emergency ) yang perlu control
lanjutan untuk dilakukan perawatan pada syaraf gigi.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan
penambalan gigi sementara.
3. Kebijakan Penambalan gigi sementara harus dilaksanakan oleh dokter gigi dan/atau
perawat gigi yang kompeten, dengan memperhatikan sterilisasi sarana.
4. Referensi Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Depkes RI 2007.
5. Prosedur / A. Persiapan pelengkapan (alat dan bahan) :
Langkah-langkah - alat diagnosa
- alat penumpat
- cotton rol
- high speed,bur
- caviton/fletcer
- obat emergency/sterilisasi/mumifikasi
- Zinc phosphat cement
- Bahan tumpatan tetap ( GIC )
- Obat oral
B. Petugas yang melaksanakan : Dokter gigi, Perawat gigi
C. Langkah-langkah :
1. Pulpitis :
1. Pembuangan jaringan karies.
2. Sterilisasi cavitas.
3. Pemberian obat gigi untuk menghilangkan rasa sakit dan obat untuk
mematikan saraf gigi ( devitalisasi pulpa ).
4. Tambalan sementara dengan Fletcer atau cavit.
5. Pemberian analgetik peroral.
7. Pasien disuruh kembali 3 ( tiga ) hari lagi.
Setelah pasien kembali dilakukan :
8. Bongkar tambalan sementara.
9. Pembukaan atap pulpa.
10.Sterilisasi cavitas.
11.Pemberian obat untuk sterisasi pulpa ( salah satu, TKF, CHKM,
chresophene atau rockle, ditaruh di kapas dan diletakkan di ruang
pulpa ).
12. Fletcer atau cavit.
13. Pasien disuruh kembali antara 4 – 7 hari lagi.
Ketika pasien kembali obatnya diganti.
14.Penggantian obat dilakukan minimal 2 kali.
Kalau gigi masih sakit bila diperkusi penggantian obat dilakukan
lagi berulang-ulang sampai pasien tidak merasa sakit lagi ketika gigi
diperkusi maka gigi dianggap sudah steril.
Selanjutnya di lakukan :
15.Bongkar tambalan sementara.
16.Sterilisasi cavitas.
17.Pemberian obat mumifikasi ( putrex atau iodoform pasta ).
18.Zinc phosphat cement.
19.Pasien diinstruksikan kembali 1 minggu lagi.
Sesudah pasien kembali dilakukan :
20.Pembuangan sebagian sebagian dari Zinc phosphat cement.
21.Preparasi cavitas.
22.Tambalan tetap ( GIC ) tergantung keperluan, fungsi dan estetik.
23.Instruksi.
PENAMBALAN GIGI SEMENTARA

No. Dokumen : /SOP/0901/PKMA/2018

No. Revisi : 01
SOP Tgl. Terbit : 09 Maret 2018
Halaman :
PUSKESMAS Satar, SKM.M.Kes.
AIKMEL NIP. 197212312000031039

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (Penambalan Gigi Sementara ) merupakan
tindakan untuk menghentikan sakit sementara ( emergency ) yang perlu control
lanjutan untuk dilakukan perawatan pada syaraf gigi.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan
penambalan gigi sementara.
3. Kebijakan Penambalan gigi sementara harus dilaksanakan oleh dokter gigi dan/atau
perawat gigi yang kompeten, dengan memperhatikan sterilisasi sarana.
4. Referensi Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Depkes RI 2007.
5. Prosedur / 2. Gangren Pulpa :
Langkah-langkah 1. Pembuangan jaringan karies.
2. Pembukaan atap pulpa.
3. Sterilisasi cavitas.
4. Pemberian obat untuk jaringan pulpa ( TKF, CHKM, chresophene
atau rockle ).
5. Fletcer atau cavit.
6. Pasien disuruh kembali antara 4 – 7 hari lagi.
7. Prosedur ini dilakukan minimal 2 kali seminggu dengan mengganti
obat dalam pulpa.
Kalau masih ada bau ganggren atau rasa sakit kalau gigi diperkusi,
penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang sampai tidak ada
rasa sakit lagi ketika gigi diperkusi. Sesudah pulpa steril proses
selanjutnya sama dengan perawatan pulpitis di atas.
C. GP dengan PD ( Gangren pulpa dengan Periodontitis ) :
1. Pembuangan jaringan karies.
2. Pembukaan atap pulpa.
3. Sterilisasi cavitas.
4. Tutup dengan kapas (longgar).
5. Pemberian antibiotik dan analgesik per oral
6. Intruksikan pasien kembali 3 hari lagi.
7. Sesudah pasien kembali dan gigi tidak sakit ketika diperkusi,
perawatan selanjutnya sama dengan perawatan gangren pulpa.
Catatan : Prosedur ini dilaksanakan kalau gigi masih
memungkinkan untuk dilakukan penambalan tetap.

6. Unit Terkait -
PENCABUTAN GIGI

No. Dokumen : /SOP/0901/PKMA/2018

No. Revisi : 01
SOP Tgl. Terbit : 09 Maret 2018
Halaman :
PUSKESMAS Satar, SKM.M.Kes.
AIKMEL NIP. 197212312000031039

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ( Pencabutan Gigi ) adalah tindakan yang
dilakukan pada gigi yang sudah tidak bias dipergunakan secara
fungsi,bentuk/anatomis.

2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan


pencabutan gigi.
3. Kebijakan Pencabutan gigi harus dilaksanakan oleh dokter gigi dan/atau perawat gigi
yang kompeten, dengan memperhatikan sterilisasi sarana.
4. Referensi Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Depkes RI 2007.
5. Prosedur /
Langkah-langkah A. Persiapan pelengkapan (alat dan bahan) :
- alat diagnosa
- alat cabut (bein,cryer,tang(susu,permanen))
- tampon
- betadine
- obat anastesi
- spuite
- obat oral
B. Petugas yang melaksanakan : Dokter gigi, Perawat gigi
C. Langkah-langkah :
1. Pencabutan Gigi Tetap :
1. Oleskan betadin pada mukos gigi yang akan dicabut.
2. Penyuntikan dengan obat anestesi ( lidocain atau pehacain ).
3. Setelah terasa parasthesi lakukan pemisahan gigi dari gusi dengan
bein / cryer.
4. Pencabutan gigi.
5. Pemberian tampon.
7. Pemberian antibiotik, analgetik, anti imflamasi (kalau perlu) per oral
2. Pencabutan Gigi Susu :
1. Topikal anestesi.
2. Pencabutan.
3. Pemberian tampon.
4. Instruksi
3. Abses pada Akar Gigi (Lokal) :
1. Bersihkan daerah sekitar gigi.
2. Oleskan betadin.
3. Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
4. Instruksikan kepada pasien agar kembali setelah obat habis.
5. Kalau pasien sudah sembuh : Lakukan pencabutan gigi.
4. Abses sub mukosa ( dengan gigi gangren ) :
1. Buka atap pulpa.
2. Bersihkan cavitas.
3. Tutup dengan kapas ( longgar ).
4. Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
5. Instruksikan pasien kembali setelah obat habis,
6. Kalau masih bengkak tambah obat lagi untuk dilanjutkan
Kalau sudah sembuh dapat dilakukan pencabutan gigi.
5. Abses sub cutan ( dengan gigi gangren ) :
1. Oleskan betadin.
2. Pemberian topikal anestesi.
3. Insisi abses.
4. Drainase.
5. Bersihkan, Kalau ekstra oral dan tersedia rubberdam, beri rubberdam
untuk drainage.
6. Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
7. Bila gigi dengan pulpa tertutup lakukan pembukaan atap pulpa bila
memungkinkan bersihkan daerah sekitar gigi.
6. Unit Terkait -
PERAWATAN JARINGAN
PERIODONTAL

No. Dokumen : /SOP/0901/PKMA/2018

No. Revisi : 01
SOP Tgl. Terbit : 09 Maret 2018
Halaman :
PUSKESMAS Satar, SKM.M.Kes.
AIKMEL NIP. 197212312000031039

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut ( Perawatan Jaringan Periodontal ) adalah
tindakanpelayanan yang dilakukan untuk menjaga jaringan periodontal dan
penyangga gigi.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan
perawatan jaaringan periodental.
3. Kebijakan Perawatan jaaringan periodental harus dilaksanakan oleh dokter gigi
dan/atau perawat gigi yang kompeten, dengan memperhatikan sterilisasi
sarana.
4. Referensi Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Depkes RI 2007.
5. Prosedur / A. Persiapan pelengkapan (alat dan bahan) :
Langkah-langkah - alat diagnosa
- alat skeling (ultrasonic scaler)
- betadine
- obat oral
- spuite
B. Petugas yang melaksanakan : Dokter gigi, Perawat gigi
C. Langkah-langkah :
1. Calculus :
1. Kumur-kumur.
2. Pengambilan karang gigi supra dan sub ginggival.
3. Dibersihkan.
4. Oleskan betadin.
5. Instruksi.

2. Periodontitis :
1. Oleskan betadin pada gusi.
2. Lakukan Curetage.
3. Bersihkan dengan menyemprotkan betadin.
4. Kumur-kumur.
5. Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
6. Instruksi.

6. Unit Terkait -
PERAWATAN JARINGAN
PERIODONTAL

No. Dokumen : /SOP/0901/PKMA/2018

No. Revisi : 01
SOP Tgl. Terbit : 09 Maret 2018
Halaman :
PUSKESMAS Satar, SKM.M.Kes.
AIKMEL NIP. 197212312000031039

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut ( Perawatan Jaringan Periodontal ) adalah
tindakanpelayanan yang dilakukan untuk menjaga jaringan periodontal dan
penyangga gigi.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan
perawatan jaaringan periodental.
3. Kebijakan Perawatan jaaringan periodental harus dilaksanakan oleh dokter gigi
dan/atau perawat gigi yang kompeten, dengan memperhatikan sterilisasi
sarana.
4. Referensi Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Depkes RI 2007.
5. Prosedur / A. Persiapan pelengkapan (alat dan bahan) :
Langkah-langkah - alat diagnosa
- alat skeling (ultrasonic scaler)
- betadine
- obat oral
- spuite
B. Petugas yang melaksanakan : Dokter gigi, Perawat gigi
C. Langkah-langkah :
1. Calculus :
1. Kumur-kumur.
2. Pengambilan karang gigi supra dan sub ginggival.
3. Dibersihkan.
4. Oleskan betadin.
5. Instruksi.

2. Periodentis :
1. Oleskan betadin pada gusi.
2. Lakukan Curetage.
3. Bersihkan dengan menyemprotkan betadin.
4. Kumur-kumur.
5. Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
6. Instruksi.

6. Unit Terkait -
PENDISTRIBUSIAN OBAT CACING

No. Dokumen : /SOP/0901/PKMA/2018

No. Revisi : 01
SOP Tgl. Terbit : 09 Maret 2018
Halaman :
PUSKESMAS Satar, SKM.M.Kes.
AIKMEL NIP. 197212312000031039

1. Pengertian Meningkatkan cakupan program pada anak usia pra sekolah dan usia
sekolah sehingga menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi
masalah kemasyarakatan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah pendistribusian obat cacing
pada anak pra sekolah dan anak sekolah.
3. Kebijakan -SK Kepala Puskesmas Aikmel No.445/002/0901/PKMA/2015 tentang
Standar pelayanan Publik Puskesmas Aikmel
-Pendistribusian obat cacing dilaksanakan oleh Petugas UKS.
4. Referensi Direktorat Bina kesehatan Keluarga.
5. Prosedur / *Sasaran pendistribusian obat cacing anak sekolah Kelas I sd Kelas VI dan
Langkah-langkah anak Pra sekolah ( TK/RA dan Posyandu ).
*Frekuensi pemberian obat cacing 1tahun sekali
*Obat cacing yang digunakan dosis tunggal
*Dosis yang diberikan anak usia 1-2 tahun ½ tablet (200mg ) dan anak usia
>2 tahun 1 tablet ( 400mg ).
a.Persiapan
1.Adminstrasi (surat pemberitahuan kepada sekolah )
2.Menyiapkan air minum oleh murid
3.Informasi kepada anak sekolah dan Pra Sekolah tentang obat cacing
4.Tentukan Jadwal pelaksanaan.
b.Pelaksanaan
1.Siswa menyiapkan air minum
2. Petugas atau guru kelas membagikan obat cacing ( albendazole )
kepada masing-masing siswa.
3.Siswa meminum obat cacing dengan cara dikunyah.
4.Instruksi

6. Unit Terkait Sekolah dan posyandu

Anda mungkin juga menyukai