Anda di halaman 1dari 2

BUDAYA KOLABORASI MEWUJUDKAN SEKOLAH HIJAU NAN ASRI

Oleh
Sukarti Mustika Rini, S.Pd.SD
Kepala SDN 1 Krapyak Kab. Jepara

Pendidikan harus mendukung kesadaran keberagaman kebudayaan dikarenakan


kebudayaan bangsa Indonesia memiliki keberagaman. Pengertian kebudayaan secara umum
adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat, serta setiap
kecakapan dan kebiasaan (UURI No: 5/2017).
Kebudayaan berfungsi untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat. Salah satu kebudayaan utama di Indonesia adalah budaya gotong royong.
Gotong royong dalam pendidikan dikenal dengan istilah kolaborasi. Kolaborasi dapat
dilakukan baik dalam komunitas siswa maupun guru. Karena guru adalah role model, maka
penerapan konsep kolaborasi dalam komunitas guru menjadi hal utama.
Kondisi beberapa bulan ini menjadi tantangan tersendiri bagi SD Negeri 1 Krapyak.
Dimasa pandemi covid-19, pembelajaran dilaksanakan secara daring. Tidak hadirnya siswa
di sekolah dan dalam rangka menunju sekolah Adiwiyata provinsi Jawa Tengan maka
perawatan tanaman dilaksanakan oleh guru dan karyawan sekolah sepenuhnya.
Pada awalnya, terasa sangat berat. Taman sekolah dengan tanaman beragam yang
sangat banyak jumlahnya tentu saja membutuhkan tenaga ekstra untuk perawatannya. Bila
dipasrahkan kepada tukang kebun saja pastilah kewalahan.
Pada bulan pertama ketika pemerintah daerah mengeluarkan surat edaran tentang
segera dilaksanakan pembelajaran daring, penanganan perawatan sempat terkendala terutama
untuk menyiram, sehingga sebagian tanaman mati kekeringan dan taman sekolah kurang
terawat. Dari pengalaman tadi, timbullah niat untuk memperbaiki keadaan.
Taman sekolah dan semua tanaman dilingkungan sekolah tidak terlepas dari perhatian
personil sekolah. Langkah-langkah yang ditempuh dalam gerakan budaya kolaborasi dalam
melaksanakan kegiatan perawatan agar lingkungan sekolah tetap hijau nan asri, diantaranya
dengan membentuk tim adiwiyata sekolah. Dari tim tersebut dibentuk menjadi kelompok
piket yang setiap harinya terdiri dari guru, karyawan dan tukang kebun sekolah.
Seluruh personil sekolah berkolaborasi dengan penuh kesadaran, bahu membahu
dengan bergotong royong, dan penuh keikhlasan dalam melaksanakannya. Setiap hari Jumat
disela-sela kesibukan daring, semua anggota tim adiwiyata melaksanakan pembibitan
tanaman hias.
Hasil pembibitan, sebagian dijual kepada masyarakat, dan dari hasil penjualan
tersebut dimanfaatkan untuk membantu operasional pengelolaan tanaman. Selain dijual, hasil
pembibitan tanaman hias juga diberikan secara gratis kepada SD sewilayah Krapyak dalam
rangka program”Bersama Menuju Sekolah yang Hijau dan Asri”

Budaya kolaborasi dalam mengelola tanaman di SD N 1 Krapyak, ternyata menjadi


perhatian. Banyak masyarakat dari desa Krapyak dan sekitarnya yang berkunjung, ada yang
sekedar ingin menikmati indahnya tanaman dilingkungan sekolah dan berfoto, ada juga yang
datang karena ingin membeli bunga, juga ada yang berkunjung untuk pesan tanaman hias
tertentu.
Selama pelaksanaan pembelajaran daring, SDN 1 Krapyak mendapatkan kunjungan
beberapa sekolah dari dalam maupun luar wilayah kecamatan Tahunan.
Dinas Dikpora Kabupaten Jepara memberikan kesempatan kepada Tim Adiwiyata
SDN 1 Krapyak untuk membuat taman, agar kantor tersebut menjadi lebih indah, begitu pula
dengan Satkordikcam Tahunan yang mempercayakan untuk pembuatan taman depan kantor.
Budaya kolaborasi di SDN 1 Krapyak, nyata memberikan hasil yang menyenangkan.
Hal yang semula dianggap berat dan kendala, menjadi ringan karena sudah menjadi
kebiasaan. Taman terawat baik, sekolah menjadi hijau, asri dan menarik. Sehingga situasi
sekolah menjadi lebih hidup, walau tidak ada siswa namun ramai karena banyak kunjungan.

Anda mungkin juga menyukai