Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ISU PRAKTIK KECURANGAN TES CPNS

DI KOTA MAKASSAR

TUGAS KELOMPOK 3 – GOL 2 – ANGKATAN 1


Kab. Karimun dan Kab. Kep. Anambas
Anggota Kelompok:
1. Rani Kartika Putri, A.Md.KL
2. Dinda Permatasar, A.Mk
3. Oki Wulansari, A.Md.Keb
4. Wan Bella Dirti Andini, A.Md.Keb
5. Elysabet Martadinata Nadapdap, A.Md.Keb

PRAKTIK KECURANGAN TES CPNS DI MAKASSAR


Sumber : https://money.kompas.com/read/2021/11/02/183308026/bkn-makassar-
menjadi-wilayah-paling-rawan-praktik-kecurangan-tes-cpns?page=all
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengungkapkan,
selama proses seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) indikasi kecurangan
pasti kerap terjadi. Namun, ada satu wilayah yang paling rentan terdapat kecurangan, yakni
di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN, Suharmen
mengatakan, kecurangan tersebut tidak terjadi pada seleksi CPNS tahun ini saja. Hal ini
berdasarkan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligenc) yang dikembangkan oleh Pusat
Pengembangan Sistem Seleksi (PPSS) BKN.
"Titik lokasi berpotensi terjadi kecurangan itu sebagian besar ada di wilayah Kantor
Regional Makassar. Kalau berbicara pengalaman selama ini, baik itu yang tertangkap
secara fisik di 2019 lalu maupun 2020, itu wilayah Makassar memang agak rawan," ucapnya
saat konferensi virtual terkait jadwal lanjutan seleksi CASN, Selasa (2/11/2021). "Ini titik
lokasi, yang berdasarkan artificial intelligence memiliki potensi (kecurangan) luar biasa
besar," sambungnya. Berkat identifikasi itu, maka total terjadi indikasi kecurangan sebanyak
225 para calon peserta seleksi, yang terdiri atas 202 di titik lokasi Kantor Regional BKN
Makassar dan 23 di Kantor Regional Lampung. "Total yang sudah kami sampaikan kepada
instansi-instansi di wilayah yang sangat kuat terjadi kecurangan itu di wilayah Makassar
sebanyak 202 orang dan 23 orang ada di wilayah Lampung," sebutnya. Saat ini pihak BKN
sedang melakukan audit forensik kepada seluruh data peserta dengan menggunakan AI
software. Tahun ini BKN juga mengimplementasikan pendeteksi wajah peserta (face
reconigtion).
Pendeteksi wajah ini tidak hanya dilalui saat akan melakukan registrasi pada saat
memasuki ruang ujian seleksi, namun juga ketika ujian berlangsung. Apabila peserta seleksi
ketika tes tidak mengaktifkan webcam-nya maka secara otomatis ujian menggunakan
computer assisted test (CAT) akan langsung terkunci. Seperti diketahui, terjadi indikasi
kecurangan pada seleksi calon aparatur sipil negara (CASN) di titik lokasi mandiri instansi
Pemerintah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Kecurangan yang dilakukan oleh oknum itu
dengan cara remote access. Modus ini memungkinkan seseorang yang berada di lokasi
berbeda mengakses komputer yang digunakan peserta saat tes berlangsung. Orang
tersebut kemudian membantu peserta untuk menyelesaikan soal-soal ujian.

1. Analisis Berkaitan Dengan Management ASN dan Smart ASN


a. Management ASN
Management ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, beretika profesi, bebas dari intervensi politik dan
bersih dari praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN). Namun pada praktiknya
terjadi kecurangan saat pelaksaan tes SKD CPNS berlangsung, hal ini sangat
bertentangan dengan management ASN, yaitu:
1. Pelaku kecurangan telah melanggar kode etik seorang ASN dimana telah
melanggar tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
2. Pelaku kecurangan telah melanggar kode etik seorang ASN dimana tidak menjaga
kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
3. Pelaku kecurangan telah melanggar manajemen ASN keprofesionalan.

Kewajiban ASN:
1. Setia dan taat pada pancasila, UUD 45, NKRI
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumusakan pejabat pemerintahan yang berwenang
4. Menaati undang undang
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran
dan tanggung jawab
6. Menunjukan integritas dan keteladanan
7. Menyimpan rahasia jabatan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara NKRI

Kode Etik Dan Kode Perilaku ASN :


1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

b. SMART ASN
Dalam Kecakapan litersi digital ada beberapa poin bagi ASN yang harus dipenuhi,
diantaranya:
1. Mampu mengoperasikan alat
2. Mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab
Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media
digital, tetapi juga harus dapat memenuhi 4 aspek digital yaitu:
1. Cakap menggunakan media digital (Digital Skill)
2. Budaya menggunakan media digital (Digital Culture)
3. Etis menggunakan media digital (Digital Ethics)
4. Aman menggunakan media digital (Digital Safety)

2. Hal Yang Baik Dan Buruk Dari Penerapan Management ASN Dan Smart ASN Dari
Isu.
Management ASN
a. Tidak menjalankan kewajiban ASN yaitu : melaksanakan kebijakan yang dirumuskan
pejabatpemerintahan yang berwenang, menunjukkan intergritas dan keteladanan dalam
sikap, prilaku, ucapan dan tindakan kepada stiap orang.
b. Dikhawatirkan menghasilkan pegawai ASN yang tidak dapat menjaga reputasi dan
integritas sebagai ASN dan juga pegawai ASN yang tidak profesional, tidak memiliki nilai
dasar ASN, tidak beretika profesi dan tidak bersih dari praktik KKN
c. Melanggar kode etik dan perilaku ASN yaitu : tidak melaksanaakan tugasnya dengan
jujur,bertanggung jawab dan berintegritas tinggi

Smart ASN
a. Tidak beretika dalam bermedia digital dimana tidak mengedepankan etis dan kontrol diri
(self-countrolling). dimana dalam self controling pelaku tidak mengakses, beinteraksi,
berpartisipasi dan berkolaborasi di ruang digital untuk hal-hal yang positif.
b. Harus selalu diperhatikan tentang penggunaan internet dengan benar sesuai dengan
kecakapan yang berlandaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
c. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya
mempu mengoprasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab.
d. Tidak mengutamakan digital culture dan Digital ethic secara baik
e. Tim BKN mengedepankan perilaku Smart ASN karna mampu mengunakan perangkat
digital untuk mengatuhi tindak kecurangan dalam ujian CPNS.

3. Teknik Analisis Dan Dampak Isu


Analisis APKL
NO ISU/MASALAH FAKTOR TOTAL RANK

A P K L SKOR

1 Praktik Kecurangan Tes CPNS di Makassar 5 5 5 5 20 1

Aktual : benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan


Problematik : memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan solusinya
Kekhalayakan : menyangkut hidup orang banyak
Kelayakan : masuk akal dan realistic serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya

Keterangan : Skor 1-5


1) Tidak mendesak
2) Kurang mendesak
3) Cukup mendesak
4) Mendesak
5) Sangat mendesak

Analisis USG
NO ISU/MASALAH U S G JUMLAH RANK
1. Praktik Kecurangan Tes CPNS di Makassar 5 5 5 15 1

Urgency : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas


Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya sutau isu jika tidak ditangani
segera
Skoring penilaian menggunakan skala :
1= Sangat tidak urgent
2= Kurang Urgent
3= Cukup Urgent
4= Urgent
5= Sangat urgent

4. Dampak
Berdasarkan analisis kasus terdapat pelanggaran dari nilai Smart ASN pada literasi
digital, yaitu masuk kedalam Penyalahgunaan perangkat Digital. Pelanggarannya berupa
peretasan atau hacking yang mengacu pada penyalahgunaan perangkat lunak berjenis
remote access. Dampak yang terjadi bila tidak segera ditangani :
a. Lolosnya ASN yang tidak memiliki nilai-nilai Ber-AKHLAK
b. Merugikan peserta CPNS yang lain
c. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat akan seleksi CASN melalui sistem CAT

Pihak yang terlibat :


a. Tim BKN dan BKD
b. Pemerintah kota Maksassar
c. Panitia tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD)
d. Peserta CPNS
5. Analisis Penyebab Isu
Fishbone

Safety System

Kurang ketatnya Menggunakan remote


Pemantauan kegiatan Ujian acces untuk
CPNS mencurangi ujian Praktek
Kecurangan
tes CPNS di
Makassar
Petugas yang ahli
menggunakan teknologi Kurangnya honor bagi
tetapi menyalahgunakannya petugas di tempat ujian

Skills Supplier

4. Upaya Rekomendasi Isu


Pada praktiknya sistem CAT saat ini sudah dikemas dengan sangat apik, dimana:
- Tampilan yang sangat jelas dan mudah di operasikan
- Hasil ujian yang transparan dimana nilai dapat langsung terlihat setelah ujian
berakhir
- Menampilkan skor ujian secara langsung di youtube
Namun pada praktiknya masih saja ada kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh
oknum terkait, untuk meminimalisir hal tersebut ada beberapa hal yang mungkin bisa
dilakukan untuk tes CAT dalam seleksi CASN selanjutnya, diantaranya:
- Mengimplementasikan program pendeteksian wajah mulai dari peserta melakukan
registrasi, memasuki ruang ujian dan saat ujian berlangsung.
- Mengimplementasikan peraturan menghidupkan webcam selama ujian berlangsung
dan apabila webcam ditutup maka dengan otomatis sistem CAT tertutup dan peserta
gagal melangsungkan ujian dengan sistem CAT.
- Memberikan sanksi berupa denda uang pada peserta yang melakukan praktik
kecurangan pada saat seleksi CASN.
- Memberikan sanksi tidak diperbolehkannya mengikuti seleksi CASN pada 3x periode
seleksi CASN

Anda mungkin juga menyukai