Anda di halaman 1dari 13

Jahria Ramadhani Masa Peradaban

Islam
MASA PERADABAN ISLAM PADA KEKHALIFAHAN ABU
BAKAR AS-SHIDIQ DAN UMAR BIN KHATTAB
Mhd. Abror, M.Ag
Abror1092@gmail.com

Jahria Ramadhani
UIN Suska Riau
jahriaramadhani@gmail.com

ABSTRAK

Abu Bakar memberikan pertimbangan tentang kariteria pengganti Nabi, mengajukan dua
tokoh Quraisy, Umar bin Khattab dan Abu Baidah bin Jarrah, untuk dipilih salah satunya.
Orang-0rang Ansar sangat terkesan dengan penjelasan Abu Bakar dan tampak berharap
kepadanya, namun segera Umar bin Khattab berdiri dan mengajukan Abu Bakar sebagai
pengganti Nabi. Pasalnya, bahwa Abu Bakar jauh lebih tepat dari pada dirinya. Sebab,
menurutnya, Abu Bakar adalah orang kepercayaan Nabi, jika beliau uzur menjadi imam
shalat, maka Abu Bakar diminta untuk menggantikannya. Atas dasar itu, hadirin tidak
keberatan menerima Abu Bakar sebagai Khalifah. Abu Bakar menjabat sebagai khalifah
selama dua tahun. Dalam masa pemerintahan tersebut, ia melanjutkan misi ekspedisi
Usama bin Zaid yang telah dipersiapkan Rasulullah pada masa hidupnya,
mengambalikan kaum muslimin dalam ajaran Islam yang benar dan memerangi kaum
murtad, mengumpulkan Alqur’an dalam satu mushaf, dan mengirim pasukan ke Irak dan
Syam untuk menyebarkan ajaran Islam. Umar selalu mengawasi para gubernurnya
dengan sangat ketat. Ia selalu bertanya dan mencari-cari kabar tentang mereka kepada
orang-orang. Muhammad bin Maslamah adalah petugasnya dalam mengawasi para
gubernur. Salah satu metode pemerintahan yang Umar gunakan adalah berpatroli pada
malam hari.Ia sangat memerhatikan keamanan Madinah. Ia tidak mengizinkan para
sahabat terkemuka keluar dari Madinah, karena merekalah orang-orang penting yang
setiap saat diajak bermusyawarah dalam urusan-urusan umat. Keadilan pun menyebar.

Kata Kunci: Abu Bakar Assidiq, Umar BinKattab, Masa Peradaban.


Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam

THE TIME OF ISLAMIC CIVILIZATION IN THE CALIFICATION


OF ABU BAKAR AS-SHIDIQ AND OMAR BIN KHATTAB
Mhd. Abror, M.Ag
Abror1092@gmail.com

Jahria Ramadhani
UIN Suska Riau
jahriaramadhani@gmail.com

ABSTRACT

Abu Bakr gave considerations about the criteria for successor to the Prophet. proposed
two Quraysh figures, Umar bin Khattab and Abu Baidah bin Jarrah, to choose one of
them. The Ansar were very impressed with Abu Bakr's explanation and seemed hopeful of
him, but soon Umar bin Khattab stood up and proposed Abu Bakr as the Prophet's
successor. The reason, that Abu Bakr is far more precise than him. Because, according to
him, Abu Bakr was a confidant of the Prophet, if he grew old to become a prayer priest,
then Abu Bakr was asked to replace him. On that basis, the audience did not mind
accepting Abu Bakr as Caliph. Abu Bakr served as caliph for two years. During this reign,
he continued the mission of Usama bin Zaid's expedition that the Prophet had prepared in
his lifetime, returning the Muslims to the true teachings of Islam and fighting apostasy,
collecting the Qur'an in one manuscript, and sending troops to Iraq and Syria to spread
the word. Islamic teachings.Umar always supervised his governors very closely. He was
always asking and looking for news about them to people. Muhammad bin Maslamah was
his officer in supervising the governors. One of the methods of government that Umar
used was patrolling at night. He was very concerned about the security of Medina. He did
not allow the distinguished companions to leave Medina, because they were important
people who were consulted at any time in the affairs of the Ummah. Justice spreads.

Keywords: Abu Bakar Assidiq, Umar BinKattab, Civilization Age.


Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam

PENDAHULUAN
Satu hal yang yang membingungkan kaum muslimin pasca wafatnya Rasulullah
saw. pada tahun 10 H. bertepatan dengan 632 M. adalah siapa yang akan menjadi khalifah
(pengganti Rasulullah saw.). Pengganti dalam hal tersebut adalah posisi Nabi Muhammad
saw. sebagai pemimpin masyarakat bukan penggati sebagai seorang rasul karena fungsi
rasul merupakan hak prerogratif Tuhan bukan wilayah kekuasaan manusia.1 Posisi Nabi
Muhamad sebagai pemimpin masyarakat tentunya harus ada yang menggantikannya untuk
memimpin mayarakat agar masyarakat tetap utuh. Namun, kaum muslimin kebingungan
menentukan siapa yang akan menjadi pengganti Rasulullah saw. karena karena Rasulullah
saw. tidak menunjuk bakal pengganti sebelum ia wafat.
Kebingungan tersebut lebih diperparah lagi dengan munculnya orang yang tidak
percaya kalau Nabi Muhammad sebagi seorang nabi dan rasul juga bisa wafat. 2 Bahkan,
Umar bin Khattab sahabat dekat nabi juga tidak percaya kalau nabi telah wafat dan
kehilangan kontrol hinggan mengatakan ucapan “ Rasulullah tidak wafat tetapi beliau
hanya memilik janji bertemu dengan Tuhan beliau sebagaimana Nabi Musa dan
Rasulullah pasti akan kembali lalu beliau akan memotong tangan dan kaki sejumlah
orang”. 3
Selain hal tersebut, dalam situasi yang sedih karena wafatnya Rasulullah saw.
muncul beberapa kelompok masyarakat muslim Madinah (kaum Anshar) yang
memusyawarahkan guna menentukan penggantui siapa pengganti Rasulullah saw. sebagai
pemimpin masyarakat dan pemerintahan. Kaum Anshar tersebut berkumpul di Tsaqifah
Bani Sa’idah tanpa mengundang atau memberitahukan kepada saudara mereka kaum
Muhajirin. Bahkan, kaum Anshar tersebut telah menetapkan salah seorang pemuka
masyarakat mereka yang bernama Sa’ad bin Ubadah sebagai calon pengganti Nabi
Muhammad saw. guna menjadi pemimpin masyarakat dan pemerintahan.
Mengetahui hal tersebut beberapa sahabat dari kaum Muhajirin diantaranya Abu
Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khattab pergi ke pertemuan tersebut. Sehingga terjadilah
perdebatan antara wakil kaum Anshar dan wakil kaum Muhajirin. Kaum Anshar
mencalonkan Sa’ad bin Ubadah sedangkan kaum Muhajirin mencalonkan Umar bin
Khattab.4 Namun, hasil dari perdebatan tersebut muncullah Abu Bakar As-Shiddiq
sebagai pemimpin umat Islam. Abu Bakar As-Shiddiq menjabat sebagai khalifah selama
dua tahun saja.

PEMBAHASAN
A. Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)

1
Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: Toha Putra, 2009), h. 46.
2
Martin Lings. Muhammad His Life Based on the Earliest Source, terj. Qamaruddin SF, Muhammad Kisah
Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta 2014), h. 534.
3
Ali Muhammad As-Shallabi. Abu Bakar Ash-Shiddiq Syakhsiyatuhu Wa ‘Ashruhu, (Beirut Lebanon: Dar
Al-Ma’rif 2002), h. 196.
4
Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam, h. 46.
1
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
Abu Bakar As-Siddiq dilahirkan pada tahun ketiga setelah tahun gajah, adapula
yang berpendapat bahwa dua tahun enam bulan setelah tahun gajah.5 Intinya Abu Bakar
As-Shiddiq lebih mudah sedikit dibandingkan Nabi Muhammad SAW. karena Nabi
Muhammad SAW. dilahirkan pada tahun gajah atau sekitar tahun 570 M. Dengan
demikian, Abu Bakar As-Shiddiq dilahirkan sekitar tahun 573 M. Ayahnya bernama
bernama Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab
bin Luay bin Ghalib Al-Quraisyi At-Tamimi. 6Dengan melihat nasab Abu Bakar tersebut
maka nasabnya bertemu dengan nasab Nabi Muhammad saw. pada kakek keenam Murrah
bin Ka’ab. Adapun nasab Nabi Muhammad saw. sebagai berikut Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Muththalib/ Syaibatul Hamdi bin Hasyim/ Amir bin Abdul Manaf/ Al-
Mughirah bin Qushai/ Mujammi’ bin Kilab/ Hakim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin
Ghalib.7
Bakar As-Shiddiq merupakan golongan assabiquna al-awwalun yaitu orang-orang
yang pertama masuk Islam. Keislaman Abu Bakar As-Shiddiq terjadi setelah pencarian,
penyelidikan dan penantian yang lama. Abu Bakar AS-Shdidiq memiliki pengetahuan dan
wawasan yang mendalam serta beliau punya relasi yang dekat dengan Nabi Muhammad
saw., dimana Nabi Muhammad SAW. mengenalnya sebagai sosok yang baik, ramah,
santun dan menjunjung tinggi etika kesopanan. Begitupun sebaliknya Abu Bakar As-
Shiddiq mengenal Nabi Muhammad saw. sebagai sosok yang baik, jujur, amanah dan
berakhlak mulia bahkan dijuluki al-amin.8 Faktor tersebut menjadi salah satu pemberi
motivasi kepada Abu-Bakar untuk menberima dakwah Islah yang didakwahkan oleh
Rasulullah saw. Hal tersebut diperkuat lagi dengan mimpinya Abu Bakar As-Shiddiq
ketika berada di negeri Syam. Lalu ia ceritakan kepada pendeta Buhaira. Lalu Buhairah
berkata kepadanya: engkau berasal dari mana? Dari Mekkah jawab Abu Bakar. Lalu
Buhairah bertanya lagi: Apa profesimu? Saudagar kata Abu Bakar. Lalu Pendeta Buhairah
berkata: jika Allah menjadikan mimpimu itu benar maka, akan ada seorang nabi yang
diutus yang berasal dari kaummu dan engkau akan menjadi wazirnya ketika ia hidup dan
engkau akan menjadi khalifahnya setelah ia meninggal dunia.9 Ketika Rasulullah saw.
wafat pada tahun tersebut di atas, maka umat Islam mengalami kegoncangan yang dahsyat.
Abu Bakar As-Shiddiqsebagai khalifah pertama dalam sejarah kaum muslimin
memerintah sangat singkat bila dibandingkan tiga khalifah lainnya yakni Umar bin
Khattab yang berkuasa selama sepuluh tahun, Utsman bin Affan yang berkuasa selama
dua belas tahun dan Ali bin Abi Thalib yang berkuasa selama lima tahun. Sedangkan Abu
Bakar As-Shiddiq hanya berkuasa selama dua tahun. Dalam masa pemerintah yang singkat
tersebut Abu Bakar As-Shiddiq menempuh berbagai kebijakan-kebijakan dalam rangka

5
Ali Muhammad As-Shallabi. Abu Bakar Ash-Shiddiq Syakhsiyatuhu Wa ‘Ashruhu, h. 27.
6
Ali Muhammad As-Shallabi. Abu Bakar Ash-Shiddiq Syakhsiyatuhu Wa ‘Ashruhu, h. 22.
7
Abdul Karim Aly, Al-Barzanji ( Makassar: Pesantren tth.), h. 7-9.
8
Ali Muhammad As-Shallabi. Abu Bakar Ash-Shiddiq Syakhsiyatuhu Wa ‘Ashruhu, h. 46.
9
Ali Muhammad As-Shallabi. Abu Bakar Ash-Shiddiq Syakhsiyatuhu Wa ‘Ashruhu, h. 45

2
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
menjaga keutuhan kaum muslimin, karena pasca wafatnya Rasulullah SAW. dan
terpilihnya Abu Bakar As-Shdidiq menjadi khalifah, hampir seluruh daerah kekuasaan
kaum muslimin mengalami pergolakan, seperti: adanya usaha-usaha untuk memisahkan
diri dari agama dan negara Islam yang diakibatkan oleh gerakan pemurtadan yang
dilancarkan oleh para nabi palsu diantaranya adalah Muzailamah Al-Kadzdzab yang punya
pengaruh atas wilayah Yamamah, Al-Aswad Al- Insi Al-Kadzdzab yang punya pengaruh
di Yaman, Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadi yang punya pengaruh di wilayah Nejd.
Orang-orang yang mengaku sebagai nabi tersebut sangat membahayakan keadaan dan
keutuhan kaum muslimin. Selain nabi palsu terjadi pula penentangan beberapa suku atas
zakat yang harus mereka keluarkan.10 Selain itu, bangsa Romawi dan Persia mengancam
wilayah perbatasan kaum muslimin. 11 Secara garis besar adapun kontribusi Abu Bakar
Ash-Shiddiq terhadap perkembangan Islam sebagai berikut:
1. Memberangkatkan Pasukan Usamah bin Zaid ke Kawasan Syam
Ketika Nabi Muhammad SAW. masih hidup bahkan sebelum beliau sakit, beliau
telah merencanakan mengirim pasukan ke wilayah utara khususnya ke kawasan Syam.
Persoalannya adalah kabilah-kabilah di kawasan tersebut adalah sekutu bangsa Romawi
dimana kabilah-kabilah tersebut dengan Romawi sewaktu-waktu dapat menyerang kaum
muslimin. Itulah sebabnya sehingga daerah setempat harus ditaklukkan untuk menjaga
keutuhan wilayah Islam.
Sebelum memberangkatkan pasukan tersebut Abu Bakar As-Shiddiq memberikan pesan
dan mengingatkan etika perang dalam Islam bahwa: janganlah berkhianat, jangan
menyembunyikan harta rampasan perang sebelum dibagikan, jangan ingkar janji, jangan
memutilasi tubuh musuh, jangan membunuh anak kecil, orang tua dan wanita, jangan
merusak pohon kurma dan jangan pula menebangnya, jangan sembelih binatang kecuali
untuk dimakan, jangan mengganggu orang yang berada dalam tempat ibadah mereka.
Berangkatlah pasukan tersebut dengan memegang teguh amanat Abu Bakar As-Shiddiq
setelah dua bula melakukan ekspedisi di kawasan Syam maka pasukan tersebut kembali
lagi ke Madinah dengan membawa keberhasilan menggertak pasukan Romawi sehingga
Kaisar Romawi Heraclius berkata: sungguh tidak bisa dibenarkan karena kematian
beberapa teman mereka menyerbu tanah kita. 12
2. Mengembalikan Kaum Muslimin pada Ajaran Islam yang Benar dan
Memberantas Para Nabi Palsu
Ketika Nabi Muhammad SAW. wafat dan Abu Bakar resmi menjadi khalifah maka
banyak kabilah-kabilah Arab yang tidak mau membayar zakat kepada khlaifah Abu Bakar
di Madinah. Keenggangan mereka didasarkan karena mereka beranggapan bahwa
pembayaran itu sebagai upeti yang tidak berlaku lagi sesudah Rasulullah SAW. wafat.

10
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umairi. al-Futuh al-Islamiyah, terj. Abdul Basith Basamhah, Penaklukkan
Dalam Islam, ( Jakarta: Darus Sunnah 2013), h. 79.
11
Romawi dan Persia sebenarnya semenjak Nabi Muhammad SAW. masih hidup telah mengacaukan daerah
perbatasan kaum Muslimin di bagian utara.
12
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umairi. al-Futuh al-Islamiyah, terj. Abdul Basith Basamhah, Penaklukkan
Dalam Islam, ( Jakarta: Darus Sunnah 2013), h. 81.
3
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
Demikian yang terjadi pada bangsa Arab setelah Rasulullah wafat, lalu kemudian apa yang
harus dilakukan oleh kaum Muslimin untuk menyelesaikannya? Oleh Karena untuk
memerangi mereka tidak mudah setelah Abu Bakar Al-Shiddiq melaksanakan perintah
mengirimkan Usamah, sebab jumlah kaum Muslimin sangat sedikit untuk
mempertahankan Madinah. Apakah mereka akan membiarkan para pembangkan untuk
tidak membayar zakat.13
Tepat pada bulan Jumadil Akhir 11 H. Abu Bakar Al-Shiddiq mengerahkan seluruh
penduduk Madinah dan para perbatasan untuk menyerbu orang-orang Arab yang murtad
sekitar Madinah. Tatkala pasukan Abu Bakar Al-Shiddiq bertemu dengan musuh yang
berasal dari Bani Abs, Bani Murrah, Dzubyan dan yang turut bersama mereka dari Bani
Kinanah, datang bantuan dari Thulaihah bersama keponakannya yang bernama Hibal.14
Ketika dua pasukan ini bertemu, musuh membuat akal yang licik dengan menggunakan
alat untuk menakuti unta, alat itu berupa kantong kulit tempat menyimpan air yang telah
mereka tiup dan mereka ikatkan dengan tali lalu mereka menendang-nendangnya dengan
kaki didepan unta hingga mengeluarkan gemuruh dan bising.
Setelah kejadian ini musuh beranggapan kalau kaum Muslimin sudah lemah.
Malam itu Abu Bakar Al-Shiddiq dalam keadaan siaga sambil memberi pengarahan dan
motivasi kepada kaum Muslimin. Di akhir malam Abu Bakar Al-Shiddiq keluar membawa
seluruh pasukannya untuk menyerang musuh, di sayap kanan pasukan di pimpin oleh Al-
Nu’man Bin Muqarrim, di sayap kiri berdiri saudaranya Abdullah Bin Muqarrim, dan di
garis tengah pasukan di pimpin oleh Suaid Bin Muqarrim.15
Kedua pasukan ini bertemu ketika fajar mulai terbit, tetapi musuh tidak sadar akan
kedatangan pasukan dari kaum Muslimin, sehingga pedang-pedang dari pihak kaum
Muslimin menghabisi mereka. Kaum Muslimin mendapatkan kemenangan sebelum
matahari terbit, musuh pun kalah dan kabur. Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq pun
mengikuti dan mengejar mereka hingga sampai ke Dzil Qishshah. Di sana, Khalifah Abu
Bakar Al-Shiddiq menempatkan An-Nu’man Bin Al-Muqarrim bersama sejumlah
Pasukan, sementara Abu Bakar Al-Shiddiq kembali ke Madinah. Dengan melihat hal
tersebut Bani Dzubyan dan Abs langsung memanfaatkan kesempatan itu dan menyerang
pasukan Al-Nu’man Bin Muqarrim beserta pasukannya, kemudian berhasil mengalahkan
mereka serta membunuh banyak di antara mereka. Kaum Muslimin merasa sangat terpukul
akan kejadian yang menimpanya dan Abu Bakar Al-Shiddiq berjanji akan membalas
semua kejadian tersebut dan berjanji akan membunuh setiap kabilah dalam jumlah yang
lebih banyak lagi dari jumlah kaum Muslimin.16
13
Muhammad Husain Haekal, Al-Siddiq Abu Bakr, terj. Ali Audah, Abu Bakar Al- Siddiq: Sebuah Biografi
dan Stui Analisis Tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi, (Jakarta, PT. Pustaka Litera Antar
Nusa, 2010), h.88.
14
Ibnu Katsir,Tartib wa Tahdzib Kitab Al-Bidyah wan Nihayah,Terj. Abu Ihsan Al-Atsari, Al-Bidayan Wan
Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin, h.79
15
Ibnu Katsir,Tartib wa Tahdzib Kitab Al-Bidyah wan Nihayah,Terj. Abu Ihsan Al-Atsari, Al-Bidayan Wan
Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin, h. 80
16
Ali Muhammad Al-Shalabi, Abu Bakar Al-Siddiq; Syakshiyatuhu Wa’ashruhu, terj. Masturi Irham dan
4
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
Akhirnya, hasil dari pertempuran itu kaum Muslimin kembali membayar zakat
setelah kemenangan yang didapatkann di Dzil Qishshah. Pada malam harinya dari setiap
kabilah mulai berdatangan ke Madinah. Yang pertama kali yang membayar zakat yakni
Safwan dan Zabriqan, pemimpin-pemimpin Banu Tamim, Adi Bin Hatim Al-Ta’i dari
kabilah Tayyi’, maka kota Madinah pun di penuhi harta zakat. 17Selain itu, Abu Bakar juga
memerangi memerangi orang yang mengaku sebagai nabi. Muzailamah Al-Kadzdzab
adalah orang yang mengaku sebagai nabi, ia berasal dari Bani Hanifah di Yamamah. Ia
mempunyai banyak pengikut yang meyakini ia sebagai seorang nabi. Ia memiliki pasukan
lebih dari empat puluh ribu serdadu.
Untuk menghadapi hal tersebut maka, Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq mengirimkan
pasukan dibawah pimpinan Khalid bin Walid. Maka, terjadilah perang dahsyat antara
kaum muslimin dengan kaum murtad tersebut yang dikenal dengan Perang Yamamah.
Kaum muslimin berhasil mengalahkan musuhnya bahkan, berhasil membunuh sang nabi
palsu tersebut sehingga berhasil memadamkan gerakan nabi palsu dan kaum murtad.
Namun, dalam perang tersebut banyak dari penghafal Alqur’an yang gugur sebagai
syuhada.
3. Mengumpulkan Alqur’an Dalam Satu Mushaf
Pada perang Yamamah yang terjadi pada tahun ke dua belas Hijriah terdapat tujuh
puluh penghafal Alqur’an dari sahabat yang gugur sebagai syuhada. Maka dari itu, Umar
bin Khattab sangat khawatir kalau peperangan di tempat-tempat lainnya akan membunuh
banyak lagi penghafal. Sehingga Umar bin Khattab mengusulkan kepada Khalifah Abu
Bakar As-Shiddiq untuk mengumpulkan Alqur’an karena dikhawatirkan akan musnah.
Pada awalnya Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq menolak usulan tersebut dengan alasan
tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. NAmun terus dibujuk oleh Umar bin
Khattab hingga Allah SWT membuka hati sang khalifah untuk menerima usulan Umar bin
Khattab tersebut. Khalifah Abu Bakar membentuk panitia pengumpulan Alqur’an yang
diketuai oleh Zait bin Tsabit sang juru tulis wahyu Rasulullah SAW. Zait binTsabit
memulai mengerjakan tugas berat tersebut dengan bersandar pada hafalan para penghafal
dan catatan para penulis. Kemudian lembaran tersebut disimpan oleh Khalifah Abu Bakar
sampai ia wafat pada tahun ke tiga belas Hijriah.18
4. Mengirim Pasukan ke Irak dan Syam
Untuk menyebarkan Ajaran Islam dan menjaga keutuhan wilayah kaum muslimin
maka khalifah Abu Bakar As-Shiddiq mengirimkan pasukan ke wilayah luar Arab. Ia
mengirim pasukan dibawah pimpinan Khalid bin Walid ke Irak dan dapat menguasai
Hirah pada tahun 637 M. I juga mengirim pasukan ke Syam dibawah pimpinan tiga
jenderalnya yaitu: Amr bin Ash, YAzin bin Abi Sufyan dan Syurahbil bin Hasanah. 19

Muhammad Aniq, Biografi Abu Bakar Al-Siddiq, h.356


17
Muhammad Husain Haekal, Al-Siddiq Abu Bakr, terj. Ali Audah, Abu Bakar Al- Siddiq: Sebuah Biografi
dan Studi Analisis Tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi, h 93
18
Syaikh Manna Al-Qaththan. Mabahits Fi Ulumi Al-Qur’an, terj. H. Aunur Rafiq El-Mazi, Pengantar Studi
Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 159.
19
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umairi. al-Futuh al-Islamiyah, terj. Abdul Basith Basamhah, Penaklukkan
5
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
Kebijakan tersebut ditempuh oleh Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq setelah berhasil
mengamankan wilayah di dalam negerinya.

B. Umar bin Khathab (13-23 H/634-644 M)


1.     Biografi Umar bin Khathab
Umar bin Khatab (583-644) memiliki nama lengkap Umar bin Khathab bin Nufail
bin Abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin razail bin ‘Adi bin Ka’ab bin
Lu’ay, adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq.20 Umar bin
khattab lahir di Mekkah pada tahun 583 M, dua belas tahun lebih muda dari Rasulullah
Umar juga termasuk kelurga dari keturunan Bani Suku Ady (Bani Ady). Suku yang sangat
terpandang dan berkedudukan tinggi dikalangan orang-orang Qurais sebelum Islam. Umar
memiliki postur tubuh yang tegap dan kuat, wataknya keras, pemberani dan tidak
mengenal gentar, pandai berkelahi, siapapun musuh yang berhadapan dengannya akan
bertekuk lutut. Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa, mampu memperkirakan hal-hal
yang akan terjadi dimasa yang akan datang, tutur bahasanya halus dan bicaranya fasih.
Umar bin Khatthab adalah salah satu sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah
Nabi Muhammad SAW. Peranan umar dalam sejarah Islam masa permulaan merupakan
yang paling menonjol kerena perluasan wilayahnya, disamping kebijakan-kebijakan
politiknya yang lain. Adanya penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan Umar
merupakan fakta yang diakui kebenarannya oleh para sejarahwan. Bahkan, ada yang
mengatakan, bahwa jika tidak karena penaklukan-penaklukan yang dilakukan pada masa
Umar, Isalm belum tentu bisa berkembang seperti zaman sekarang.
Khalifah Umar bin Khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi
rakyatnya karena perhatian dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah
satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota
mengawasi kehidupan rakyatnya. Dalam banyak hal Umar bin Khatthab dikenal sebagai
tokoh yang sangat bijaksana dan kreatif, bahkan genius. Beberapa keunggulan yang
dimiliki Umar, membuat kedudukannya semakin dihormati dikalangan masyarakat Arab,
sehingga kaum Qurais memberi gelar ”Singa padang pasir”, dan karena kecerdasan dan
kecepatan dalam berfikirnya, ia dijuluki ”Abu Faiz”.21

2. Pengangkatan Kahlifah Ummar Bin Khattab


Pada musim panas tahun 364 M Abu Bakar menderita sakit dan akhirnya wafat
pada hari senin 21 Jumadil Akhir 13 H/22Agustus 634 M dalam usia 63 tahun. Sebelum
beliau wafat telah menunjuk Umar bin Khatab sebagai penggantinya sebagai khalifah.
Penunjukan ini berdasarkan pada kenangan beliau tentang pertentangan yang terjadi antara
kaum Muhajirin dan Ansor. Dia khawatir kalau tidak segera menunjuk pengganti dan ajar

Dalam Islam, h. 82.


20
Syaikh Manna Al-Qaththan. Mabahits Fi Ulumi Al-Qur’an, terj. H. Aunur Rafiq El-Mazi, Pengantar Studi
Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 173
21
Syaikh Abul Abbas Zainuddin, At- Tajridush Sharih li Ahaditsil Jami’ish Shahih, terj. Muhammad Zuhri,
Terjemah Hadits Shahih Bukhari (Jilid 2), (Semarang: Toha Putra tth.), h. 294-295.
6
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
segera datang, akan timbul pertentangan dikalangan umat islam yang mungkin dapat lebih
parah dari pada ketika Nabi wafat dahulu.22
Dengan demikian, ada perbedaan antara prosedur pengangkatan Umar bin Khatab
sebagai khalifah dengan khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar. Umar mendapat
kepercayaan sebagai khalifah kedua tidak melalui pemilihan dalam system musyawarah
yang terbuka, tetapi melalui penunjukan atau watsiat oleh pendahulunya (Abu Bakar).
Pada saat itu pula Umar di bai’at oleh kaum muslimin, dan secara langsung beliau diterima
sebagai khalifah yang resmi yang akan menuntun umat Islam pada masa yang penuh
dengan kemajuan dan akan siap membuka cakrawala di dunia muslim. Beliau diangkat
sebagai khlifah pada tahun 13H/634M.23
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia
(yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria,
Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara
adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan islam pada jaman
Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini.
Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus. 20 ribu pasukan Islam
mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi
di Asia Kecil bagian selatan.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat
kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru
ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah
kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi
Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses
kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih
mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat
sederhana.24
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat
peristiwa hijrah. Ada beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Umar
bin Khtthab, yang meliputi Sistem pemerintahan (politik), ilmu pengetahuan, sosial, seni,
dan agama.

 Perkembangan Politik
Pada masa khalifah Umar bin khatab, kondisi politik islam dalam keadaan stabil,
usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Karena perluasan daerah
terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu ‘anhu segera mengatur administrasi negara

22
Martin Lings. Muhammad His Life Based on the Earliest Source, terj. Qamaruddin SF, Muhammad Kisah
Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta 2014), h. 536.
23
Ali Muhammad As-Shallabi. Abu Bakar Ash-Shiddiq Syakhsiyatuhu Wa ‘Ashruhu, h. 46.
24
Abdul Karim Aly, Al-Barzanji ( Makassar: Pesantren tth.), h. 7-9.
7
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Perluasan
penyiaran Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa Khalifah Abu
Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar. Tetapi dalam usahanya itu tidak sedikit tantangan
yang dihadapinya bahkan sampai menjadi peperangan. Kekuasaan Islam sampai ke
Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang
mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika
Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).25
Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah,
Madinah, Syria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Pada masa Umar bin khatab
mulai dirintis tata cara menata struktur pemerintahan yang bercorak desentralisasi. Mulai
sejak masa Umar pemerintahan dikelola oleh pemerintahan pusat dan pemerintahan
propinsi.26
Karena telah banyak daerah yang dikuasai Islam maka sangat membutuhkan
penataan administrasi pemerintahan, maka khalifah Umar membentuk lembaga
pengadilan, dimana kekuasaan seorang hakim (yudikatif) terlepas dari pengaruh badan
pemerintahan (eksekutif). Adapun hakim yang ditunjuk oleh Umar adalah seorang yang
mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai integritas dan keperibadian yang luhur.
Zaid ibn Tsabit ditetapkan sebagai Qadhi Madinah, Ka’bah ibn Sur al-Azdi sebagai Qadhi
Basrah, Ubadah ibn Shamit sebagai Qadhi Palestina, Abdullah ibn mas’ud sebagai Qadhi
kufah. Pada masa Umar ibn Khatab juga mulai berkembang suatu lembaga formal yang
disebut lembaga penerangan dan pembinaan hukum islam. Dimasa ini juga terbentuknya
sistem atau badan kemiliteran.
Pada masa khalifah Umar bin Khattab ekspansi Islam meliputi daerah Arabia,
syiria, Mesir, dan Persia. Karena wilayah Islam bertambah luas maka Umar berusaha
mengadakan penyusunan pemerintah Islam dan peraturan pemerintah yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.27

 Perkembangan Ekonomi
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, dan setelah Khalifah Umar
mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang
terutama di Persia. Pada masa ini juga mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji
dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif
dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian
dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal,
menempa mata uang, dan membuat tahun hijiah. Dan menghapuskan zakat bagi para
Mu’allaf. Ada beberapa kemajuan dibidang ekonomi antara lain :
 Kaum muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang didapat
25
Syaikh Abul Abbas Zainuddin, At- Tajridush Sharih li Ahaditsil Jami’ish Shahih, terj. Muhammad Zuhri,
Terjemah Hadits Shahih Bukhari (Jilid 2), (Semarang: Toha Putra tth.), h. 294-295.
26
Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam, h. 46
27
Departemen Agama RI, Aljamil, al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemahan Perkata, Terjemahan Inggris,
(Bekasi: Cipta Bagus Segara 2012), h. 68.
8
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
dengan berperang. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu harus tetap dalam
tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian dengan ini diadakan pajak tanah (Al
kharaj).
 Semua harta rampasan perang (Ghanimah), dimasukkan kedalam Baitul Maal
Sebagai salah satu pemasukan negara untuk membantu rakyat. Ketika itu, peran
diwanul jund, sangat berarti dalam mengelola harta tersebut.
 Pemerataan zakat: Umar bin Khatab juga melakukan pemerataan terhadap
rakyatnya dan meninjau kembali bagian-bagian zakat yang diperuntukkan kepada
orang-orang yang diperjinakan hatinya (al-muallafatu qulubuhum).
 Lembaga Perpajakan: Ketika wilayah kekuasaan Islam telah meliputi wilayah
Persia, Irak dan Syria serta Mesir sudah barang tentu yang menjadi persoalan
adalah pembiayaan, baik yang menyangkut biaya rutin pemerintah maupun biaya
tentara yang terus berjuang menyebarkan Islam ke wilayah tetangga lainnya. Oleh
karena itu, dalam kontek ini Ibnu Khadim mengatakan bahwa institusi perpajakan
merupakan kebutuhan bagi kekuasaan raja yang mengatur pemasukan dan
pengeluaran.

 Perkembangan Pengetahuan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh
tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin dari khalifah dan dalam waktu
yang terbatas. Jadi kalau ada diantaa umat Islam yang ingin belajar hadis harus perdi ke
Madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat
pendidikan adalah terpusat di Madinah. Dengan meluasnya wilayah Islam sampai keluar
jazirah Arab, nampaknya khalifah memikirkan pendidikan Islam didaerah-daerah yang
baru ditaklukkan itu. Untuk itu Umar bin Khatab memerintahkan para panglima
perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan
Mesjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan.28
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin Khatab merupakan
seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga
menerapkan pendidikan di mesjid-mesjid dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk
guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi
al-Qur’an dan ajaran Islam lainnya seperti fiqh kepada penduduk yang baru masuk Islam.
Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar,
karena mereka yang baru menganut agama Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari
sahabat-sahabat yang menerima langsung dari Nabi. Pada masa ini telah terjadi mobilitas
penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah, sebagai pusat agama Islam.
Gairah menuntut ilmu agama Islam ini yang kemudian mendorong lahirnya sejumlah

28
Martin Lings. Muhammad His Life Based on the Earliest Source, terj. Qamaruddin SF, Muhammad Kisah
Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta 2014), h. 536.

9
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
pembidangan disiplin keagamaan.29 Dengan demikian pelaksanaan pendidikan dimasa
khalifah umar bin khatab lebih maju, sebab selama Umar memerintah Negara berada
dalam keadaan stabil dan aman, ini disebabkan, disamping telah ditetapkannya mesjid
sebagai pusat pendidikan, juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam diberbagai
kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis dan pokok
ilmu-ilmu lainnya.
Pada masa Khalifah Umar ibn Khatthab ahli al-dzimmah yaitu penduduk yang
memeluk agama selain Islam dan berdiam diwilayah kekuasaan Islam. Al-dzimmah terdiri
dari pemeluk Yahudi, Nasrani dan Majusi. Mereka mendapat perhatian, pelayanan serta
perlindungan pada masa Umar.

 Perkembangan Agama
Di zaman Umar Radhiallahu ‘anhu gelombang ekspansi (perluasan daerah
kekuasaan) pertama terjadi ; ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun
kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria
jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi
diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan ‘Amr ibn ‘Ash Radhiallahu ‘anhu dan ke Irak di
bawah pimpinan Sa’ad ibn Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhu. Iskandariah/Alexandria, ibu
kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan
Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana
serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada
tahun 641 M, Moshul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar
Radhiallahu ‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina,
Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Dalam kata lain. Islam pada zaman Umar
semakin berkembang.30

PENUTUP
Sebelum jenazah Nabi dimakamkan telah muncul di kalangan masyarakat masalah
siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin negara. Kasak- kusuk itu
memaksa kaum Anshar lebih awal memprakarsai suatu pertemuan di Tsaqifah Bani
Sa’idah. Pertemuan itu, secara spontan diadakan dan pertama muncul wacana
pengangkatan salah seorang sahabat dari kalangan Anshar yang bernama Saad bin
Ubaidah sebagai khalifah. Namun kaum Muhajirin dibawah perwakilan Abu Bakar Umar
Bin Khattab dan Ubaidah bin Jarrah mendatangi pertemuan tersebut maka, tejadilah
perdebatan yang alot. Abu Bakar dengan tenang mulai berbicara. Beliau memberikan
pertimbangan tentang kariteria pengganti Nabi. Lalu mengajukan dua tokoh Quraisy,
Umar bin Khattab dan Abu Baidah bin Jarrah, untuk dipilih salah satunya. Orang-0rang
Ansar sangat terkesan dengan penjelasan Abu Bakar dan tampak berharap kepadanya,
namun segera Umar bin Khattab berdiri dan mengajukan Abu Bakar sebagai pengganti
Nabi. Pasalnya, bahwa Abu Bakar jauh lebih tepat dari pada dirinya. Sebab, menurutnya,
29
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umairi. al-Futuh al-Islamiyah, terj. Abdul Basith Basamhah, Penaklukkan
Dalam Islam, ( Jakarta: Darus Sunnah 2013), h. 79.
30
Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam, h. 49
10
Jahria Ramadhani Masa Peradaban
Islam
Abu Bakar adalah orang kepercayaan Nabi, jika beliau uzur menjadi imam shalat, maka
Abu Bakar diminta untuk menggantikannya. Atas dasar itu, hadirin tidak keberatan
menerima Abu Bakar sebagai Khalifah. Jadi dapat disimpulkan, keadaan agama Islam
pada masa Umar bin Khatthab sudah mulai kondusif, dikarenakan karena
kepemimpinannya yang loyal, adil, dan bijaksana. Pada masa ini Islam mulai merambah
ke dunia luar, yaitu dengan menaklukan negara-negara yang kuat, agar islam dapat
tersebar kepenjuru dunia

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Umairi, Abdul Aziz bin Ibrahim. 2013. al-Futuh al-Islamiyah, terj. Abdul
Basith Basamhah, Penaklukkan Dalam Islam. Jakarta: Darus Sunnah.
2. As-Shallabi, Ali Muhammad. 2002. Abu Bakar Ash-Shiddiq Syakhsiyatuhu Wa
‘Ashruhu. Beirut Lebanon: Dar Al-Ma’rif.
3. Aly, Abdul Karim, Al-Barzanji. 2005. Makasar: Pesantren, tth. Al-Qaththan,
Syaikh Manna. Mahahits Fi Ulumi Al-Qur’an, terj. H. Aunur Rafiq El-Mazni,
Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
4. Departemen Agama RI, 2012. Aljamil, al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemahan
Perkata, Terjemahan Inggris. Bekasi: Cipta Bagus Segara.
5. Haekal, Muhammad Husain, 2010. As-Siddiq Abu Bakr, terj. Ali Audah, Abu
Bakar As- Siddiq: Sebuah Biografi dan Stui Analisis Tentang Permulaan Sejarah
Islam Sepeninggal Nabi. Jakarta: PT. Pustaka Litera Antar Nusa.
6. Lings, Martin. 2014. Muhammad His Life Based on the Earliest Source, terj.
Qamaruddin SF, Muhammad Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
7. Murodi. 2009. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: Toha Putra.
8. Nasution, Harun. 2010. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya (Jilid I). Jakarta:
UI Press.
9. Renre, Abdullah. Madatu Tafsir Al-Ayatu Al-Tarikh. (Tidak diterbitkan).
10. Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Makalah, Skripsi, Tesis,
Disertasi, dan Laporan Penelitian. Makassar: UIN Alauddin Press.
11. Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam (ed. 1). Jakarta: Rajawali Pers.
12. Zainuddin, Syaikh Abul Abbas. At- Tajridush Sharih Li Ahaditsil Jami’ish Shahih,
terj. Muhammad Zuhri, Terjemah Hadits Shahih Bukhari (Jilid 2). Semarang: Toha
Putra tth.

11

Anda mungkin juga menyukai