Rumah Sakit adalah suatu institusi yang memiliki fungsi utama memberikan pelayanan
kepada pasien baik diagnostik dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik
yang bersifat bedah maupun nonbedah. Rumah Sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara
dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya serta terjamin sanitasi bagi
kesembuhan pasien.
pemerintah. Berdasarkan data terbaru, kejadian penularan infeksi HIV terbanyak adalah melalui
hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan kondom; diikuti oleh
penggunaan alat suntik yang tercemar darah yang mengandung HIV (karena penggunaan alat suntik
secara bersamaan diantara pengguna NAPZA suntik), dan ditularkan melalui ibu pengidap HIV
Cara penularan lain adalah melalui transfusi transfusi darah yang tercemar, alat tusuk, dan
peralatan lainnya (tattoo dan lain-lain) dan adanya infeksi menular seperti IMS. Program Kerja
LATAR BELAKANG
Perubahan adalah elemen utama untuk meraih keberhasilan suatu organisasi, termasuk rumah
sakit. Dalam menyongsong era globalisasi organisasi termasuk rumah sakit harus mampu
menerapkan upaya yang positif terhadap adanya perubahan. Oleh karena itu, dalam menghadapi
tantangan di masa mendatang dimana bisnis rumah sakit akan menjadi semakin kompetetif, rumah
sakit dituntut untuk mampu membangun keunggulan kompetitif melalui berbagai upaya agar mampu
mengatasi setiap kelemahan dan ancaman yang ada, melalui upaya bersama dari seluruh sumber daya
manusia rumah sakit melalui peningkatan kompetensi dengan komitmen yang tinggi.
Saat ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan peningkatan fungsi
pelayanan kesehatan bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Kebijakan ini menekankan
kemudahan akses bagi ODHA untuk mendapatkan layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan
perawatan, sehingga diharapkan lebih banyak ODHA yang memperoleh pelayanan yang berkualitas.
Standar pelayanan yang diarahkan oleh pemerintah terhadap layangan suatu RS berdasarkan 3
tingkatan, yaitu: RS KTHIV (RS dengan Konseling dan Tes HIV), RS dengan fasilitas VCT, dan RS
dengan tingkat CST. Rumah Sakit Umum Madani Medan sementara ini baru mampu melayani
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No.74 tahun 2014 Konseling dan Tes HIV (KTHIV)
dilakukan dalam rangka penegakan diagnosis HIV/AIDS, untuk mencegah sedini mungkin terjadinya
penularan atau peningkatan kejadian infeksi HIV dan pengobatan lebih dini. Program Kerja HIV/AIDS
A. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan rujukan HIV/AIDS yang bermutu dalam upaya meningkatkan derajat
B. Tujuan Khusus
3. Peningkatan mutu sumber daya manusia Program Kerja HIV/AIDS 2018 RS Madani
BAB IV
Konseling dan tes HIV Melakukan konseling dan tes HIV pada pasien
2. berupa:
1. Tes HIV dan Konseling atas Inisiatif
Petugas Kesehatan
2. Konseling dan Tes HIV Sukarela
Pencatatan dan rekapitulasi data hasil Pencatatan dan rekapitulasi data hasil konseling
3. konseling dan tes HIV/AIDS dan tes HIV/AIDS setiap 1 bulan sekali
Telaah SPO terkait HIV Melakukan revisi SPO lama atau pembuatan SPO
4. baru yang dibutuhkan setiap tahun
Melakukan diklat kelas internal Semua petugas kesehatan pada unit- 100%
6. kepada petugas kesehatan pada unit terkait (rawat inap, rawat jalan/ (±50
unit-
unit terkait (rawat inap, rawat jalan/ poliklinik, IGD, penunjang medis, Orang
poliklinik, IGD, penunjang medis, IPCN) mengikuti diklat kelas internal
IPCN) setiap 6 bulan oleh anggota yang diadakan setiap 6 bulan oleh
Tim Pelayanan HIV/AIDS anggota Tim Pelayanan HIV/AIDS
7 Mengirimkan laporan data KTHIV Laporan data KTHIV ke Dinas 100%
ke Dinas Kesehatan Kota Medan Kesehatan Kota Medan setiap bulan
setiap bulan dan setiap tahun dan setiap tahun terkirim secara
manual
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBIAYAAN
2 Konseling
3 tes HIV
HIV/AIDS
Anggaran pertemuan
2 tim pelayanan Rp 500.000 Keuangan
HIV/AIDS
Total Rp 1.750.000
Pemohon Diketahui
Disetujui
Jadwal kegiatan tersebut akan dievaluasi setiap 1 bulan sekali, sehingga bila dari evaluasi
Evaluasi jadwal kegiatan tersebut dilakukan oleh pengelola tim pelayanan HIV/AIDS; kemudian
2. Pelaporan Evaluasi
Laporan evaluasi jadwal kegiatan dibuat setiap 1 bulan sekali, dibuat dalam bentuk
Menyetujui