Anda di halaman 1dari 21

SIKAP DAN KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN : KREATIF INOVATIF

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Dosen


Pengampu : Nur Budiarso, M.M

Disusun oleh :
1. A. Zainudin ( 63010180163 )
2. Maulida Susanti ( 63010190048 )
3. Thara Tahta ( 63010190077 )
Hutami

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang
mana telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah ini dengan lancar.

Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari jalan kegelapan menuju jalan terang
benderang ini.

Makalah ini tentunya dibuat tidak hanya dari usaha dan pemikiran penulis sendiri,
tetapi juga dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran
dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi susunannya maupun isinya. Oleh karena itu penulis menerima semua
kritik dan saran demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Boyolali, 15 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB 1 1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Pembahasan 1

BAB II 2

PEMBAHASAN 2

A. Cerita Sukses Usaha Kreatif Inovatif 2

B. Proses Wirausaha Kreatif Inovatif 4

C. Rahasia Keberhasilan Seorang Wirausahawan 6

D. Kreatifitas Membawa Kemajuan 10

E. Hambatan Berfikir Kreatif 11

F. Usaha Meningkatkan Kreatifitas 13

BAB III 15

PENUTUP 15

A. KESIMPULAN 15

B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berusaha merupakan satu kata yang terus menerus diucapkan dalam diri
generasi muda. Dengan keinginan, usaha dan dorongan yang terus- menerus,
diharapkan pada diri setiap pemuda akan tumbuh jiwa kewirausahaanya. Jiwa
berwirausaha bisa ditumbuhkan dalam diri setiap individu yang mau belajar dan
mencoba. Berwirausaha bukanlah hanya soal teori semata tetapi harus dipraktikan
secara nyata dalam kegiatan sehari-hari.

Dalam mengembangkan semangat kewirausahaan perlu memiliki sebuah sikap


inovatif, kreatif dan bekerja efektif dan efesien. Hal ini dapat mendorong terwujunya
keberhasilan bagi seorang wirausaha. Makalah ini akan membahas tentang sikap dan
kepribadian kewirausahaan keratif dan inovatif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cerita sukses usaha yang kretif inovatif
2. Bagaimana proses wirausaha kreatif inovatid
3. Apa rahasia keberhasilan seorang wirausaha
4. Bagaimana kreatifitas bisa membawa kemajuan
5. Apa hambatan dalam berpikir kreatif
6. Apa usaha untuk meningkatkan kreatifitas

C. Tujuan Pembahasan
1. Dapat memberikan contoh pengusaha sukses yang kretif inovatif
2. Dapat menjelaskan proses wirausaha kretif inovatif
3. Dapat menjelaskan kreativitas bisa membawa kemajuan
4. Dapat menjelaskan hambatan dalam berpikir kreatif
5. Dapat menjelaskan apa usaha untuk meningkatkan kreatifitas

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cerita Sukses Usaha Kreatif Inovatif


Ketika seseorang ingin menjadi seorang pengusaha maka harus memiliki motif
berprestasi, visi kedepan, komitmen terhadap pekerjaan, tanggung jawab,
kemandirian, keberanian untuk mengahadapi suatu resiko, jiwa kepemimpinan, tepat
dalam menangkap peluang serta kemapuan manajerial dan personal. Namun, pada
dasarnya itu semua belum cukup karena seorang pengusaha dituntut untuk selalu
memiliki kretivitas yang tinggi dan inovasi baru. Banyak sekali contoh yang dapat
menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi merupakan salah satu faktor terpenting,
walaupun bukan satu-satunya faktor yang bisa membawa sesorang menjadi pengusaha
yang sukses. Bilamana kita mendengar nama Soetjiepto Sosrodjojo, maka akan
terlintas dalam benak adalah merek Teh Botol Sosro. Keluarga ini memulai bisnisnya
dengan teh wangi melati pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah.

Pada tahun 1965, teh wangi melati dengan merek “ Cap Botol” yang telah
dikenal di jawa mulai di kenalkan ke Jakarta. Promosi langsung dilakukan oleh
pemilik yaitu pak Sosro dengan mendatangi temapt-tempat keramaian dan membagi
secara Cuma-Cuma. Setelah itu, staf yang ada mendemokan cara menyeduh teh wangi
melati merek “Cap Botol” untuk kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung
oleh penonton.1

Tehnik merebus teh langsung ditempat keramaian tenyata membutuhkan


waktu yang begitu lama, sehingga membuat penonton yang sudah berkumpul menjadi
bosan dan banyak yang meninggalkan area demo sebelum sempat mencicipi teh
tersebut. Untuk memnggulangi kendala tersebut, sebelum di bawa ketempat promosi,
teh diseduh dulu dikator lalu dibawa ke tempat demo dengan menggunakan
kendaraan.

1
Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto dkk, “ Kewirausahaan :Membangun Usaha Sukses Sejak Usia
Muda”, (Jakarta:Salemba Empat), Hal. 92

2
Namun, tehnik yang kedua ini masih juga mengalami suatu kendala, yaitu air
teh banyak yang tumpah di jalan, karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan pada saat
itu belum sebaik sekarang. Akhirnya cara lain ditempuh, yaitu air teh yang telah
diseduh dimasukkan kedalam botol-botol bekas limun/kecap, yang sudah dibersihkan
sebelumnya untuk dibawa ke tempat-tempat promosi Cicip Rasa. Ternyata cara ini
berjalan dengan baik dan terus dipakai selama bertahun-tahun.

Setelah bertahun-tahun melakukan tehnik promosi Cicip Rasa, akhirnya pada tahun
1969 muncul sebuah gagasan untuk menjual air teh siap minum dalam kemasan botol
dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut diapakai untuk mendopleng merek teh
seduh Cap Botol yang sudah populer.

Pada tahun 1974, didirikan pabrik PT Sinar Sosro di kawasann Ujung


Menteng, dan desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan sampai sekarang.
Pabrik tersebut merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di
Indonesia dan bahkan pertama di dunia.

Saat itu tidak sedikit orang yang meremehkan usaha pak Sosro dan
menganggap usaha tersebut tidak akan berhasil karena teh merupakan barang
konsumsi yang tersedia hampir di setiap rumah dan bukan merupakan barang baru dan
aneh. Tetapi sebenarnya, yang dilakukan sejak awal oleh Bapak Sosro adalah teh
Wangi Melati Cap Botol, bukan teh dalam kemasan botol, sehingga proses kreatif dari
Pak Sosro dapat dikatakan tidak datang secara tiba-tiba.2

Sesorang pengusaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih
dari non pengusaha. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah dipikirkan
olehnya dan pengusaha mampu membuat hasil inovasinya tersebut menjadi
permintaan. Contoh kreativitas dan inovasi tersebut tentunya dapat memberikan
gambaran bahwa kemampuan kratif dan inovatif di perlukan dalam membuat suatu
usaha sukses, dimana caranya dapat berbeda beda antara satu dengan yang lain.

2
Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto dkk, “Kewirausahaan :Membangun Usaha Sukses Sejak Usia
Muda”, (Jakarta:Salemba Empat), Hal. 93

3
B. Proses Wirausaha Kreatif Inovatif
Menjadi seorang wirausaha harus lebih kreatif dan inovatif dalam membuat
suatu produk ataupun jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan seorang
konsumen. Dengan demiakian diharapakan akan terus ada pengembangan produk dan
jasa baru. Sehingga seorang pengusaha dapat memenukan sebuah peluang baru dalam
menjalankan bisnisnya. Terutama dalam masa-masa sulit seperti sekarang ini
dibutuhkan kreativitas dan inovasi untuk menunjang suatu usaha.3

Seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya harus selalu membuat kreasi


dan inovasi, sehingga akan mebuat apa yang dihasilkannya selalu serasi dengan
kebutuhan dan keingina masyarakat. Sehingga produk atau jasa yang dihasilkan akan
laku dipasaran dan akan menghasilkan laba bagi suatu perusahaan, dan
keberlangsungan perusahaan dapat menjadi stabil dan panjang. Oleh karena itu,
memunculkan suatu kreativitas dan inovasi memalui beberapa proses, yaitu:

1. Proses Kreativitas
Untuk meningkatkan suatu kreativitas seseorang maka memerlukan suatu proses
dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Preparation

Langkah pertama adalah persiapan, hal tersebut dapat dilakukan melalui


pendidikan formal, pelatihan, pengalaman kerja dll. Untuk menyiapkan
pemikiran kreatif darus dilakukan hal-hal yang sangat menunjang sebagai
berikut: belajar terus-menerus, banyak membaca tentang apa saja, kemudian
berdiskusi dengan karyawan yang sudah berpengalaman.

b. Investigation
Langkah kedua adalah investigasi, investigasi yaitu mempelajari masalah dan
mengidentifikasi komponen utama masalah.

c. Transformation
Langkah ketiga adalah transformation, tranformation yaitu mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan yang ada dengan informasi serta data yang sudah
didapatkan, disini dapat dialkukan analisis Convergen dan Divergen.
Convergen

3
Harsoyo Dwijo Wiyono, Tedy Ardiansyah, Tarmizi Rasul, “Kreativitas Dan Inovasi Dalam Berwirausaha”, Jurnal
Usaha, Vol. 1 No. 2, (Desember: 2020), Hal. 20.

4
Thingking adalah kemampuan melihat persamaan dan hubungan antara
informasi dengan peristiwa. Sedangkan Divergen Thingking adalah
kemampuan melihat perbedaan yang ada. 4

d. Incubation
Langkah keempat adalah incubation, incubation yaitu seolah-olah seorang
keluar rumah atau melupakan masalah yang dihadapi, hal ini sangat baik guna
menciptakan sebuah kreativitas. Misalnya olahraga, berkebun.

e. Illumination
Langkah kelima adalah illumination, illumination yaitu langkah yang
memunculkan sebuah ide baru dalam waktu yang tidak terbatas, biasanya pada
saat seseorang sudah lupa dengan masalah tersebut.

f. Verification
Langkah keenam adalah verification, verifiation yaitu melakukan percobaan,
buat simulasi, tes pasar untuk sebuah produk baru, membuat pilot proyek dan
sebagainya memvalidasi ide yang tepat atau akurat, apakah berguna atau tidak. g.

Implementation

Langkah terakhir yaitu implementation, implementation yaitu tahap mulai


mentransformasikan ide menjadi kenyatan dan digunakan.

2. Proses Inovasi
Proses dalam penemuan Inovasi dapat dikelompokkan pada level nasional,
kelompok dan individu. Untuk hal tersebut wirausaha harus mampu mengelola tiga
tahap pembuatan proses inovasi, yaitu:

a. Pengamatan dan penelitian terhadap lingkungan internal dan eksternal


b. Pilihan terhadap adanya pemicu inovasi
c. Ada banyak pilihan sumber daya dan pembuatan produk dan atau jasa melalui

4
Harsoyo Dwijo Wiyono, Tedy Ardiansyah, Tarmizi Rasul, “Kreativitas Dan Inovasi Dalam Berwirausaha”, Jurnal
Usaha, Vol. 1 No. 2, (Desember: 2020), Hal. 21.

5
riset.5

C. Rahasia Keberhasilan Seorang Wirausahawan


1. Seorang wirausaha sekurang-kurangnya memiliki 12 (dua belas) karakteristik yaitu:
a) motif berprestasi
b) selalu perspektif,
c) berdaya cipta tinggi,
d) memiliki perilaku inovatif tinggi,
e) memiliki komitmen dalam pekerjaan,
f) memiliki etos kerja dan tanggung jawab,
g) mandiri atau tidak tergantung pada orang lain,
h) berani menghadapi resiko,
i) selalu mencari peluang,
j) memiliki jiwa kepemimpinan,
k) memiliki kemampuan manajerial dan
l) memiliki kemampuan personal.6
2. Pandangan wirausaha konvensional
Menurut Joseph Schumeter, Entrepreneur atau wirausaha : orang yang mendobrak
system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru,
dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha : orang yang melihat
adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan
peluang tersebut. Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan
dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan
kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan
pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan.

3. Faktor Fisik Penunjang Keberhasilan Usaha

5
Harsoyo Dwijo Wiyono, Tedy Ardiansyah, Tarmizi Rasul, “Kreativitas Dan Inovasi Dalam Berwirausaha”, Jurnal
Usaha, Vol. 1 No. 2, (Desember: 2020), Hal. 22.
6
Surhayono, 2017, sikap dan perilaku wirausahawan, dalam Jurnal Ilmu dan Budaya, Vol. 40,
No.56

6
Kegiatan berusaha selalu mempunyai tujuan atau sasaran untuk memperoleh
keuntungan atau laba nyata dalam bentuk rupiah. Namun demikian, laba bukanlah :
satu-satunya tujuan kegiatan usaha, akan tetapi masih terdapat tujuan-tujuan lain
yang dapat dicapai, seperti mengurangi pengangguran atau memberi kesempatan
kerja, membantu masyarakat sekitarnya, perkembangan perusahaan, prestise, dan
membantu meningkatkan pendapatan pemerintah melalui pajak (Marwan Asri,
1986
: 3-4).

4. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha


Sebelum merintis usaha baru ada baiknya calon pengusaha mengetahui faktor-
faktor keberhasilan dan kegagalan usaha yang akan di tekuninya. Dengan
mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan usaha maka calon pengusaha dapat
membuat suatu rencana untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti apabila terjadi
hal-hal di luar perencanaan semula.

1. Keberhasilan Wirausaha
a. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Wirausaha
Ada beberapa pendukung keberhasilan wirausaha, di antaranya: a)
Faktor manusia

Faktor manusia : faktor utama dalam mencapai keberhasilan sebab tanpa ada
yang menjalankan maka siapa lagi kalau bukan manusia itu sendiri.

b) Faktor keuangan
Faktor keuangan : faktor penunjang dan pendukung keberhasilan dalam
berwirausaha. Faktor keuangan juga penting sebab tanpa adanya uang, usaha
tidak akan mampu berjalan. Sesuatu yang penting dan diperhatikan dalam
masalah keuangan bukan dalam hal besarnya dana yang dimiliki, tetapi
terletak pada kemampuan mengelola keuangan yang ada. Dana yang besar
tanpa pengelolaan yang tepat akan mengakibatkan pemborosan. Sebaliknya
dana yang tersedia di tangan pengelola yang handal diterapkan sikap disiplin
dan hati-hati dalam mengelolanya.

c) Faktor organisasi maksudnya seperti kerja sama, untuk mendapatkan bentuk


kerja sama yang berguna bagi perusahaan. Dan supaya usaha tersebut dapat
berjalan dengan baik dan lancar.

7
d) Faktor mengatur usaha
Pengelolaan usaha yang baik, akan membantu tercapainya keberhasilan
bidang usaha. Pengelolaan usaha akan mencakup banyak hal di antaranya
masalah penggunaan dana perusahaan. Pengelolaan usaha yang baik selalu
berhubungan dengan pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendaliannya.
e) Faktor pemasaran
Faktor Pemasaran dapat menentukan mati hidupnya perusahaan, akan tetapi
kegiatan yang lainnya tidak boleh diabaikan. Pentingnya pemasaran bagi
perusahaan : dapat menentukan mengalirnya barang-barang dan jasa ke
tangan konsumen secara tepat dan cepat.

b. Langkah-Langkah untuk Menjadi Wirausahawan yang Sukses, diantaranya:


a) Ada visi dan tujuan yang jelas.
b) Bersedia untuk mengambil risiko uang dan waktu.
c) Terencana dan terorganisir.
d) Kerja keras sesuai dengan tingkatan kepentingannya.
e) Mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan,
pemasok, dan lainnya.

f) Hal-hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan.


c. Menurut W . Keith Schilit, ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih
kesuksesan atau keberhasilan, yaitu:

a) Peluang pasar yang baik.


b) Keunggulan persaingan.
c) Kualitas barang/jasa.
d) Inovasi yang berproses.
e) Dasar budaya perusahaan.
f) Menghargai pelanggan dan pegawai
g) Manajemen yang berkualitas.

8
h) Dukungan modal yang kuat.7
d. Kegagalan dalam wirausaha
Apa makna kegagalan? Jawaban paling sederhana adalah ketidakberhasilan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gagal adalah tidak berhasil, tidak tercapai
maksudnya (KBBI, 2014). Kegagalan berkebalikan dengan keberhasilan. Tidak
berhasil berarti pula tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Karena adanya
target untuk dapat dipakai sebagai pengukur suatu keberhasilan. Maka dari itu
selalu ada kriteria-kriteria sebagai parameter guna menentukan, apakah suatu target
telah tercapai atau belum tercapai. Dari logika ini dapatlah ditarik suatu pengertian,
kegagalan adalah tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Itu berarti,
ketiadaan target akan meniadakan pula kegagalan. Maksudnya, tidaklah dapat
seseorang itu dinyatakan gagal tentang sesuatu bilamana seseorang tersebut tidak
memiliki target yang diharapkan (Mono, 2013).

Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam wirausaha :

1. Ketidakmampuan Manajemen; Dalam bisnis kecil, kurangnya pengalaman


manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan
masalah utama dari kegagalan usaha. Pemilik usaha kurang memiliki kemampuan
kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan agar bisnis bias berjalan.

2. Kurang Pengalaman; Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman dalam


bidang usaha yang akan dimasukinya. Idealnya, calon wirausahawan harus memilki
keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai konsep
pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi), kemampuan
mengkoordinasi berbagai kegiatan bisnis, serta keterampilan untuk mengelola
orang- orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan
kinerja.

3. Lemahnya Kendali Keuangan; Kunci dari keberhasilan bisnis adalah adanya


kendali keuangan yang baik. Sementara itu, perusahaan kecil seringkali melakukan
dua kesalahan keuangan, yakni kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan
kredit terhadap pelanggan.

4. Gagal Mengembangkan Perencanaan yang Strategis; Tanpa memiliki suatu


strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang
berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di
pasar.

5. Pertumbuhan Tidak Terkendali; Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah,


sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan. Namun demikian, pertumbuhan
haruslah terencana dan terkendali. Hal itu dikarenakan cenderung meningkatnya
berbagai masalah dengan berkembangnya perusahaan sehingga manajer harus
belajar menangani masalah-masalah tersebut.

7
Latief, Jamil. 2017. KEWIRAUSAHAAN Kiat Sukses Menjadi Wirausaha. Jakarta

9
6. Lokasi yang Buruk; Pemilihan lokasi yang tepat harus dipilih berdasarkan
penelitian, pengamatan, dan perencanaan. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan
besarnya biaya sewa yang harus dibayar. Beberapa pemilik bisnis seringkali
memilih lokasi hanya dikarenakan adanya tempat yang kosong.

7. Pengendalian Persediaan yang Kurang Baik; Pada umunya, investasi terbesar


yang harus dilakukan oleh manajer bisnis kecil adalah salah satu tanggung jawab
menajerial yang penting. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan
mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok sehingga pelanggan merasa kecewa
dan pergi.

8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Usaha; Setelah berdiri dan berkembang,


biasanya diperlukan adanya perubahan gaya manajemen yang secara drastis
berbeda (Zimmerer, 2009).

D. Kreatifitas Membawa Kemajuan


Apa sih pentingnya kreatifitas/inovasi dalam berwirausaha?
“’Pentingnya Kreativitas Dalam Berwirausaha” merupakan hal yang sangat penting
dalam menjalankan sebuah usaha dan juga bisnis. Dengan adanya inovasi baru dapat
menjadikan seorang wirausawan dituntut untuk selalu berpikir menciptakan sebuah
ideide yang baru dan yang belum pernah ada sebelumnya dan hal ini sangat berguna
untuk mengembangkan usaha ataupun bisnisnya. Oleh karena itu seseorang yang
memiliki usaha dan bisnis sangat penting untuk selalu mengembangkan ide-ide yang
kreatif dan inovatif utnuk memajukan usahanya agar dapat bermanfaat dalam
menjalankannya.8

Kemampuan dan bakat juga merupakan salah satu modal seseorang dalam
merintis suatu usaha, karena dengan adanya bakat yang kita miliki menjadikan sebuah
modal awal yang juga dapat bermafaat untuk merintis sebuah usahanya. Jadi modal
tidak hanya berupa materi namun juga pemikiran yang kreatif dan inovatif serta
kemampuan dan bakat juga merupakan suatu modal yang dibutuhkan dalam

8
Ekonomi, F., & Jakarta, U. N. (2016). analisis kebutuhan terhadap lulusan S2 prodi
pendidiakn ekonomi di jakarta. 14(2), 113–125.

1
menjalankan sebuah usaha dan bisnis. Betapa pentingnya seseorang mampu untuk
bisa berpikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha.9

E. Hambatan Berfikir Kreatif


Berfikir kreatif adalah berfikir untuk menemukan sesuatu yang baru, yang belum
pernah dilakukan oleh orang lain. Berfikir kreatif juga mempunyai istilah out of the
box yang maksudnya berfikir diluar kebiasan atau melihat realitas dengan sudut
pandang baru. Bagi orang yang berfikir kreatif, sesuatu yang sudah ada dapat di
jadikan sesuatu yang baru, dapat di jadikan sesuatu yang mempunyai manfaat baru
atau bahkan menjadi lebih bermanfaat dari sebelumnya. Secara umum hambatan
berfikir kreatif terdapat enam hal, yaitu :

1. Hambatan Persepsi
Hambatan ini membuat seseorang sulit untuk mempersepsikan suatu masalah
yang di hadapinya atau bisa juga sulit menangkap informasi yang relevan. Ada
beberapa hal yang termasuk dalam golongan hambatan persepsi, antara lain :

a) Pola pikir stereotip. Pola pikir stereotip adalah pola pikir yang tidak mau keluar
dari sesuatu yang sudah di labelkan. Misalnya sebuah senter, secara stereotip
senter digunakan untuk menerangi sesuatu di tempat yang gelap, sebenarnya
senter bisa di gunakan lebih dari yang di stereotipkan. Baterainya bisa
digunakan membuat api, selongsongnya bisa untuk menampung air. Pada
dasarnya pola pikir stereotip membatasi anda untuk berfikir kreatif.

b) Terlalu banyak informasi dapat mendatangkan kesulitan. Hal yang sama akan
terjadi jika informasi terlalu sedikit. Terlalu banyak infromasi yang masuk
membuat kita sulit menemukan gambaran utama dari suatu masalah. Terlalu
banyak informasi juga dapat memperlebar masalah(tidak focus).

c) Membatasi masalah secara berlebihan. Pada umumnya kita hanya berpikir cara
penyelesaian yang seperti biasanya, terbelenggu dengan hal hal rutin dan tidak

9
Iranto, D. (2014). THE EFFECTS OF PBL METHOD USING THE HYPERMEDIA TO THE STUDENTS ’ CRITICAL
THINKING SKILL ON THE SOCIAL STUDIES. 2(2), 40–52.

1
mau keluar dari kebiasaan. Sehingga terdapat batasan imajiner yang tercipta dari
pikiran kita sendiri.

2. Hambatan Emosi
Hambatan ini dapat mengganggu kemampuan seseorang dari memecahkan
masalah melalui berbagai cara. Beberapa hambatan yang termasuk dalam
hambatan emosi adalah :

a) Takut mengambil resiko. Hambatan ini berakar dari pengalaman kultural anak
anak dimana mereka akan diberi hadiah ketika berhasil memecahkan masalah
dengan benar, sebaliknya di hukum bila melakukan kesalahan. Karena seolah
tidak diberi peluang melakukan kesalahan, pada akhirnya banyak orang menjadi
takut salah dan tidak mau mengambil resiko.

b) Tidak menyukai ketidakpastian. Untuk menjadi seorang kreatif seseorang harus


belajar berani menghadapi ketidakpastian atau kekacauan (chaos). Ini berarti
seseorang harus berani keluar dari zona nyaman menuju zona yang baru. Ingat,
banyak orang sukses yang pada awalnya melakukan ketidakpastian dan berakhir
dengan jawaban dan hasil dari semua ketidakpastian tersebut.
c) Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan. Ini terjadi jika seseorang
mempunyai perasaan negative, ada banyak orang yang pandai menjadi kritikus
namun tidak berani menjadi pelaku terhadap apa yang di kritik. Hal ini akan
jadi membahayakan ketika ada gagasan hebat kemudian ada penolakan dini
karena hanya pandai dalam menilai.

d) Menganggap remeh suatu masalah. Kurang tantangan. Kadang kala kita malas
memulai sesuatu karena memandang sepele. Hal yang ada di anggap terlalu
remeh untuk di pikirkan mendalam.

e) Tergesa gesa menyelesaikan masalah. Untuk menjadi seorang yang berfikir


kreatif, kita butuh waktu inkubasi untuk memikirkan kembali suatu masalah
secara masalah untuk menemukan jawaba atau solusi di waktu yang tenang.

f) Hambatan Kultural

1
Hambatan ini dapat menjangkiti seseorang bila di hadapkan pada seperangkat
pola kultural di lingkungannya. Salah satu jenis hambatan kultural yang paling
umum adalah takut tampil beda dari lainnya, atau takut mengambil
tindakan/mengemukakan pendapat yang di khawatirkan menjadi kontroversial.

g) Hambatan Lingkungan
Hambatan ini merupakan hambatan kultural yang lebih luas. Iklim organisasi
atau tempat bekerja menjadi penunjang seorang berfikir kreatif atau malah
sebaliknya menjadi hambatan dalam berfikir kreatif. Sebab itu
organisasi/perusahaan perlu mengupayakan lingkungan yang kondusif.

h) Hambatan Intelektual
Hambatan ini biasanya di sebabkan oleh kondisi mental yang tidak efisien atau
enggan menggunaan pendekatan baru, misalnya kecenderungan yang kuat
mempertahankan tradisi ( menggunakan metode atau cara yang dulu di anggap
efektif). Terlalu mengandalkan logika, enggan melakukan intuisi, terlalu
mengandalkan statistic dan pengalaman masa lalu.

i) Hambatan Ekspresif
Hambatan ini berupa ketidakmampuan seorang dalam mengkomunikasikan
gagasan baik lisan maupun tulisan. Meskipun sebenarnya mutu gagasan tidak
harus dengan lisan. Jika kita kurang lancar dalam berbicara, kekurangan
tersebut dapat diatasi dengan mengilustrasikan gambar, bagan, atau
memanfaatkan “bahasa tubuh” untuk lebih ekspresif. Sehingga kita tidak perlu
menghabiskan waktu menyampaikan gagasan.

F. Usaha Meningkatkan Kreatifitas


Untuk menigkatkan kreatfitas perlu dilakukan usaha dan tahap tahap sebagai berikut :
a. Preparation (Persiapan)

Langkah yang pertama ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal,


pelatihan,atau bahkan pengalaman kerja. Untuk menyiapkan pemikiran yang kreatif,
seseorang harus melakukan hal hal yang dapat menunjang pemikiran kreatif tersebut,

1
di antaranya belajar terus menerus, banyak membaca tentang apa saja, berdiskusi
dengan orang yang berbeda beda dan lebih berpengalaman.

b. Investigation

Mempelajari masalah dan mengidentifikasi komponen utama masalah tersebut.


Tidak serta merta memutuskan solusi untuk memecahkan masalah tanpa di
barengi dengan investigasi mendalam terkait masalah tersebut.

c. Transformation
Adalah mengidentifikasi perbedaan dan persamaan yang ada dengan informasi
serta data yang sudah didapatkan. Di sini bisa berlaku analisis Convergen dan
Divergen.

d. Incubation
Seolah olah seseorang keluar dari rumah dan melupakan masalah yang ada. Hal
ini sangat baik guna meningkatkan kreatifitas, seperti pergi bersantai dengan
kawan, olahraga, berkebun dan kegiatan lainnya yang dapat membuat pikiran
menjadi tenang dan dapat berfikir jernih kembali.

e. Verification
Melakukan percobaan, buat simulasi, tes untuk produk, buat pilot proyek untuk
memvalidasi ide yang tepat dan akurat, apakah nantinya akan berguna atau tidak. f.

Implementation
Tahap terakhir ini, tahap mentransformasi ide menjadi sebuah kenyataan dan
digunakan.10

10
Harsoyo Dwijo wiyono, Teddy Ardiansyah, Tarmizi Rasul, “Kreativitas dan Inovasi dalam Wirausaha” , Jurnal
Usaha, vol. 1 no. 2 (Desember 2020)

1
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Arti dari kata ‘kreatif” sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari
yang lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan
arti dari kata “inovatif” adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi
ada atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda. Yang dimaksud dengan
wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausahawan.
Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang
mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di
bidang usaha.

Ketika seseorang ingin menjadi seorang pengusaha maka harus memiliki motif
berprestasi, visi kedepan, komitmen terhadap pekerjaan, tanggung jawab,
kemandirian, keberanian untuk mengahadapi suatu resiko, jiwa kepemimpinan, tepat
dalam menangkap peluang serta kemapuan manajerial dan personal. Namun, pada
dasarnya itu semua belum cukup karena seorang pengusaha dituntut untuk selalu
memiliki kretivitas yang tinggi dan inovasi baru. Banyak sekali contoh yang dapat
menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi merupakan salah satu faktor terpenting,
walaupun bukan satu-satunya faktor yang bisa membawa sesorang menjadi pengusaha
yang sukses.

1
B. Saran
Terkait dengan penulisan atau penyusunan dalam makalah ini kami selaku
penulis memohon masukan dan kritikan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi.dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto dkk. 2007. “ Kewirausahaan :Membangun Usaha


Sukses Sejak Usia Muda”. (Jakarta:Salemba Empat).

Dwijo Wiyono, Harsoyo, Tedy Ardiansyah, Tarmizi Rasul. 2020. “Kreativitas Dan Inovasi
Dalam Berwirausaha”, (Jurnal Usaha: Vol. 1 No. 2,)
Surhayono. 2017.” sikap dan perilaku wirausahawan”. (Jurnal Ilmu dan Budaya: Vol. 40,
No.56)

Latief, Jamil. 2017. KEWIRAUSAHAAN Kiat Sukses Menjadi Wirausaha. Jakarta


Ekonomi, F., & Jakarta, U. N. (2016).” analisis kebutuhan terhadap lulusan S2 prodi
pendidiakn ekonomi “. ( jakarta: 14(2)).

Iranto, D. (2014). THE EFFECTS OF PBL METHOD USING THE HYPERMEDIA TO


THE STUDENTS ’ CRITICAL THINKING SKILL ON THE SOCIAL STUDIES.
2(2).

1
1

Anda mungkin juga menyukai