Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi  sekolah berjalan karena adanya konsep manajmene yang
terstuktur. Manajemen dalam  organisasi sekolah sering disebut dengan
manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan diartikan pula sebagai
adminitrasi pendidikan. Di dalam proses adminitrasi pendidikan segenap
usaha orang-orang yang terlihat di dalam proses pencapaian tujuan pendidikan
itu diintegrasikan, diorganissikan, dan dikoordinasi secara efektif, dan semua
materi yang diperlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efesien.
Adminitrasi pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri
yang berbeda dengan ilmu adminitrasi lainnya. Setiap kegiatan di dalam
proses administrasi pendidikan di arahkan untuk mencapai tujuan pendiikan.
Tujuan pendiikan tergambar dalam kurikulum sekolah masing-masing.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan
mencakup bidang-bidang garapan yang sangat luas seperti administrasi
personal, administrasi kurikulum, administrasi kepemimpinan, kepengawasan
dan organisasi lembaga pendidikan.
Administrasi pendidikan tidak hanya berkaitan dengan tata usaha tetapi
juga berkaitan dengan semua kegiatan sekolah baik mengenai materi,
personal, perencanaan, kurikulum dan sebagainya yang diatur agar
menciptakan suasana yang memungkinkan kondisi pembelajaran yang bbaik
sehingga mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai sebuah lembaga, sekolah dasar mengemban misi tertentu yaitu
melaksanaakan proses edukasi proses sosialisasi dan transformasi anak didik
dalam rangka mengantarkan mereka siap mengikuti pensisikan pada jenjang
berikutnya. Sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan
bagi anak didik dan melibatkan banyak komponen, sehingga aktivitas maupun
komponen pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya manajmen yang baik
dalam rangka mencapai tujuan institusional sekolah dasar.

1
Terdapat sepuluh personil sekolah dasar yang meliputi kepala sekolah,
enam orang guru kelas, seorang guru mata pelajaran pendidikan agama,
seorang guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, dan seorang
pesuruh sekolah. Sedangkan komponen bukan manusia di sekolah dasar terdiri
dari ruang ruang dan buku penunjang. Agar dapat di dayagunakan secara
optimal dalam mencapai tujuan institusional sekolah dasar, semua komponen
tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya. Semakin banyak personil dan
fasilitas yang didayagunakan semakin menuntut adanya manajemen sekolah
dasar yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pentingnya manajemen di sekolah dasar?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen sekolah dasar?
3. Bagaimana kegiatan manajemen di sekolah dasar?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pentingnya manajemen di sekolah dasar
2. Menjelaskan pengertian manajemen sekolah dasar
3. Mendeskripsikan kegiatan manajemen di sekolah dasar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Manajemen Disekolah Dasar


Sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga.
Sebagai sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misi tertentu yaitu
melakukan proses edukasi , proses sosialisasi, dan proses tranformasi anak didik,
dalam rangka mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan pada jenjang
berikutnya, yaitu sekolah lanjutan tingkat pertama. Oleh karena demikian misinya,
maka sekolah dasar dapat dikategorikan sebagai lembaga atau institusi
pendidikan.
Sebagai institusi atau lembaga pendidikan, sekolah dasar
menyelenggaqrakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak didik dan melibatkan
banyak komponen, sehingga aktivitas maupun kompoen pendidikan disekolah
dasar menuntut adanya manajemen yang baik dalam rangka mencapai tujuan
institusional sekolah dasar.

2.1.1 Aktivitas Pendidikan


Secara garis besar, aktivitas disekolah dasar, baik negeri  maupun swasta,
dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, aktivitas pembelajaran kurikuler,
seperti pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
pembelajaran Pendidikan Agama (PA), pembelajaran Bahasa Indonesia (BI),
pembelajaran Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), pembelajaran Kerajinan Tangan dan
Kesenian (Kertakes), pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan
(Penjaskes), dan pembelajaran Mutual Lokal (Mulok). Kedua, aktivitas
pembelajaran ekstrakulikuler, seperti kegiatan Pramuka, Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), Olahraga, Kesenian, dan Patroli Keamanan Sekolah (PKS).
Ketiga, akativitas pembelajaran lainnya adalah upacara bendera yang
diselenggarakan pada setiap hari Senin dan senam pagi. Masing-masing jenis
aktivitas pembelajaran tersebut memiliki tujuan kurikuler. Namun, semua

3
aktivitas pembelajaran harus dipadukan sedemikian rupa dan diarahkan kepada
pencapaian satu tujuan, tepatnya tujuan institusional sekolah dasar. Demikian
pula, agar antara aktivitas pembelajaran yang satu dan yang lainnya tidak tumpang
tindih, dan fasilitas sekolah dapat didayagunakan secara optimal, sekolah dasar
menuntut adanya manajemenn yang baik. Di sinilah letak pentingnya manajemen
yang baik disekolah, sebagaimana divisualisasikan dengan gambar 5.1.
Tampaknya tidak ada kesuksesan penyelenggaraan pendidikan disekolah dasar
tanpa adanya manajemen yang baik didalamnya.

Aktivitas                                                             Tujuan

Pembelajaran Ekstrakurikuler

Tujuan
Kurikuler

Tujuan
Lainnya

Tujuan
Institusional

Tujuan Ekstrakurikuler

Pembelajaran
Lainnya

Pembelajaran
Kurikuler
 
2.1.2 Komponen Sekolah

4
Dalam pelaksanaan semua aktivitas pembelajaran di atas dilibatkan
banyak komponen, tidak saja komponen manusia melainkan juga komponen
bukan manusia. Komponen manusia sekolah dasar cukup banyak. Dalam kondisi
normal komponen manusia ssekolah dasar terdiri atas seorang kepala sekolah,
enam orang guru kelas, sorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama, seorang
guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan seorang pesuruh
sekolah. Jadi, secara keseluruhan terdapat sepuluh personel sekolah dasar.
Sedangkan komponen bukan manusia disekolah dasar terdiri atas enam ruang
kelas, satu ruang kepala sekolah yang juga difungsikan sebagai ruang
administrasi, buku teks, buku penunjang, buku bacaan, berbagai alat peraga, dan
uang. Agar dapat didayagunakan secara optimal dalam mencapai tujuan
institusional sekolah dasar semua komponen tersebut dikelola dengan sebaik-
baiknya. Semakin banyak personel dan fasilitas yang didayagunakan semakin
menuntut adanya manajemen sekolah dasar yang baik.

2.2 Apakah Manajemen Sekolah Dasar Itu


Pada bab 4 telah dikemukakan dua definisi tentang manajemen. Pertama,
sebagaimana didefinisikan oleh Sergiovanni, Burlingame, Coombs, dan Thurston
(1987), bahwa manajemen merupakan procces of working with and through other
to accomplish organizational goals efficiently. Kedua, sebagaimana dikemukakan
oleh Gorton (1983) bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan
administrator dalam melakukan tugas-tugas tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Manajemen sekolah dasar pada dasarnya merupakan penerapan
manajemen disekolah dasar. Berdasarkan kedua definisi tersebut diatas
manajemen sekolah dasar dapat diartikan sebagai proses dimana kepala sekolah
dasar selaku administrator bersama atau melalui orang lain berupaya mencapai
tujuan institusional sekolah dasar secara efisien. Apabila difinisi tersebut dikaji
secara seksama, ada beberapa makna tersirat berkenaan dengan konsep
manajemen sekolah dasar.
1. Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti serangkaian
kegiatan yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya

5
2. Rangkaian kegiatan diupayakan oleh kepala sekolah bersama orang lain
dan atau melalui orang lain,misalnya guru, dan mendayagunakan semua
fasilitas yang ada. Jadi, kepala sekolah tidak bekerja sendiri. Bahkan,
kepala sekolah harus selalu berusaha untuk menugaskan orang lain untuk
menyelesaikan tugas-tugas disekolahnya. Bukanlah kapala sekolah yang
baik apabila segala sesuatu di sekolahnya dikerjakan sendiri. Dengan kata
lain, manajemen sekolah dasar itu pada hakikatnya merupakan segala
proses pendayagunaan semua komponen, baik komponen manusia maupun
komponen bukan manusia, yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai
tujuan secara efisien.
3. Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan institusional
sekolah dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
Dengan manajemen sekolah dasar yang baik, tujuan tersebut diharapkan
dicapai secara efisien.

2.3 Kegiatan Manajemen Sekolah Dasar


Di dalam Bab 1 telah dideskripsikan keseluruhan komponen di
sekolah dasar. Semakin besar sebuah sekolah semakin banyak pula
komponen orang yang dilibatkan atau fasilitas yang digunakan. Agar dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efisien, tentunya semua orang yang
dilibatkan dan fasilitas yang digunakan perlu didayagunakan sedemikian
rupa bagi keberhasilan pendidikan disekolah dasar. Proses pendayagunaan
semua komponen sekolah dasar itulah yang disebut dengan kegiatan
manajemen sekolah dasar. Dengan kata lain, kegiatan manajemen sekolah
dasar mencakup kegiatan-kegiatan pada gambar 5.2.

a. Guru          
Bagaimana mendayagunakan guru kelas, guru ekstrakurikuler, dan guru
lainnya bagi mutu pendidikan?

6
b. Pustakawan                                
Bagaimana mendayagunakan pustakawan bagi keberhasilan pendidikan di
sekolah?
c. Alat Peraga                                
Bagaimana mendayagunakan alat peraga bagi keberhasilan pendidikan di
sekolah?
d. Gedung                                      
Bagaimana mendayagunakan gedung bagi keberhasilan pendidikan di
sekolah?
e. Buku                                          
Bagaimana mendayagunakan buku paket maupun pelengkap bagi
keberhasilan pendidikan disekolah?
f. Komponen Lain                         
Bagaimana mendayagunakan komponen lain  bagi keberhasilan
pendidikan di sekolah?

Tentunya apabila diidentifikasi lebih jauh akan didapatkan sekian


banyak, ratusan atau bahkan menjadi ribuan permasalahan di sekolah
dasar. DeRoche Solve The Problem, melakukan survei kepada dua ribu
kepala sekolah. Dalam survei itu setiap kepala sekolah diminta menuliskan
pada kartu pos masalah-masalah yang dihadapi di sekolahnya masing-
masing. Berdasarkan kartu pos yang dikirim kepala sekolah kepadanya,
DeRoche berhasil mengidentifikasi dua ribu kegiatan manajemen sekolah.
Namun, para pakar administrasi pendidikan telah mencoba
mengklasifikasikan komponen-komponen tersebut menjadi beberapa
gugusan substansi pendidikan. Mereka mengelompokkannya menjadi
tujuh gugusan substansi, yaitu gugusan-gugusan substansi kurikulum atau
pembelajaran, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan keuangan, lingkungan
masyarakat, dan layanan teknis.

7
1. Komponen kurikulum atau pembelajaran mencakup kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler
2. Komponen kesiswaan mencakup kegiatan penerimaan siswa baru,
pengelompokkan siswa, sampai dengan pelulusan siswa
3. Komponen kepegawaian mencakup kepala sekolah, guru kelas, guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru mata pelajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta pesuruh sekolah
4. Komponen sarana dan prasarana mencakup lahan sekolah, gedung, alat
peraga, perabot, buku paket, dan buku pelengkap
5. Komponen keuangan mencakup: keuangan dari substansi pemerintah,
biaya operasional pendidikan, uang BP3, dan sumbangan masyarakat
6. Komponen masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan
masyarakat, seperti orang tua siswa, tokoh masyarakat, warga
masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan, dan lembaga
pemerintah maupun swasta
7. Komponen layananan teknis mencakup Unit Kesehatan Sekolah,
asrama siswa, antarjemput siswa, dan makan siang siswa.
Apabila merujuk pada gugusan substansi yang dikedepankan oleh
para pakar menejemen pendidikan maka sebenarnya manajemen sekolah
itu pada dasarnya keseluruhan kegiatan manajemen ketujuh gugusan
substansi tersebut.
Dengan kata lain, manajemen sekolah dasar meliputi :
(1) manajemen pembelajaran
(2) kesiswaan
(3) manajemen kepegawaian
(4) manajemen sarana dan prasarana pendidikan
(5) manajemen keuangan
(6) manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dan
(7) manajemen layanan khusus.
Lebih lanjut, apabila menerima pendapat Sergiovanni dan kawan-
kawannya (1987) di muka yang menegaskan bahwa langkah-langkah
manajemen perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

8
pengerahan (leading, dan pengawasan (controlling). maka mnajemen pada
setiap gugusan substansi tersebut pasti melalui keempat langkah tersebut,
yaitu pengerahan, dan pengendalian.
Katakanlah, misalnya, manajemen pembelajaran melalui proses,
yaitu perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran,
pengerahan pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran. Demikian pula
dengan manajemen sarana dan prasarana, melalui proses-proses seperti
perencanaan sarana dan prasarana, pengorganisasian sarana dan prasarana,
pengerahan sarana dan prasarana erta pengawasan sarana dan prasarana.
Kegiatan-kegiatan manajemen di sekolah dasar yang menggabungkan
gugusan substansi dan proses manajemen
Berarti ada, paling tidak dua puluh satu kegiatan manajemen
sekolah dasar, mulai dari perencanaan pembelajaran sebagai salah satu
kegiatan manajemen pembeijaran sumpai dengan pengawasan layanan
teknis sebagai salah satu kegiatan manajemen layanan teknis. Semua itu
dapat dikatakan sebagai ruang lingkup kegiatan manajemen sekolah dasar.
Nannun, apabila dideskripsikan secara lebih rinci kegiatan-kegiatan
manajemen sekolah dasar cukup banyak. Dalam konteks sekolah dasar di
Indonesia kegiatan manajemen sekolah dasar dapat dirinci sebagai berikut.

2.3.1 Manajemen Pembelajaran


1. Perencanaan
- Perencanaan Analisis materi pelajaran (AMP).
- Penyusunan kalender pendidikan.
- Penyusunan program tahunan (prota) dengan memperhatikan kalender
pen- didikan dan hasil analisis materi pelajaran.
- Penyusunan program caturwulan atau senester berdasarkan program
tahunan yang telah disusun.
- Penyusunan program satuan pembelajaran (PSP).
- Penyusunan rencana pembelajaran (RP)
- Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan.
2. Pengorganisasian

9
- Pembagian tugas mengajar dan tugas lain,
- Penyusunan jadwal pelajaran.
- Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan.
- Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan.
- Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
- Penyusunan jadwal kegiatan bimbi ngan dan penyuluhan.
3. Pengerahan
- Pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru
- Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
- Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
- Supervisi pelaksanaan pembelajaran.
- Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.
4. Pengawasan
- Supervisi pelaksanaan pembelajaran.
- Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.
- Evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran
- Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
2.3.2 Manajemen Kesiswaan
1. Perencanaan
- Sensus anak usia prasekolah.
- Perencanaan daya tampung.
- Perencanaan penerimaan siswa baru.
- Penerimaan siswa baru
2. Pengorganisasian
- Pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu
3. Pengerahan
- Pembinaan disiplin belajar siswa.
- Pencatatan kehadiran siswa.
- Pengaturan perpindahan siswa
- Pengaturan kelulusan siswa
4. Pengawasan
- Pemantauan siswa

10
- Penilaian siswa.

2.3.3 Manajemen kepegawaian


1. Perencanaan
- Analisis pekerjaan di sekolah
- Penyusunan formasi guru dan pegawai
- Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru
2. Pengorganisasian
- Pembagian tugas guru dan pegawai.
3. Pengerahan
- Pembinaan profesionalisme guru dan pegawai.
- Pembinaan karier guru dan pegawai.
- Pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai.
- Pengaturan pel pindahan guru dan pegawai
- Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai.
4. Pengawasan
- Pemantauan kinerja guru dan pegawai
- Penilaian kinerja guru dan pegawai.

2.3.4 Manajemen Sarana/Prasarana


1. Perencanaan
- Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah.
- Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah.
2. Pengorganisasian
- Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah.
- Penataan sarana dan prasarana sekolah.
3. Pengerahan
- Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien.
- Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
- Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah.

11
2.4 Rangkuman
Sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga,
sekolah mengemban misi tertentu, yaitu melakukan proses edukasi, proses
sosialisasi, dan pioses transformasi anak didik. Sebagai institusi atau
lembaga pendidikan, sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas
pendidikan bagi anak didik dan melibatkan banyak komponen, sehingga
aktivitas maupun komponen pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya
manajemen yang baik dalam rangka mencapai tujuan institusional sekolah
dasar. Manajemen sekolah dasar merupakan proses di mana kepala
sekolah dasar selaku administrator bersama atau melalui orang lain
berupaya mencapai tujuan institusional sekolah dasar secara efisien.
Apabila definisi tersebut dikaji secara saksama, ada beberapa makna
tersirat berkenaan dengan konsep manajemen sekolah dasar.
1. Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti serangkaian
kegiatan yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan
sekolahnya.
2. Rangkaian kegiatan diupayakan oleh kepala sekolah bersama orang
lain dan atau melalui orang lain, misalnya guru dan mendayagunakan
semua fasilitas yang ada Jadi, kepala sekolah tidak bekerja sendiri.
Bahkan, kepala sekolah selalu berusaha untuk menugaskan orang lain
dalam menyelesaikan tugas; tugas di sekolahnya. Bukanlah kepala
sekolah yang baik apabila segala sesuatu di sekolahnya dikerjakan
sendiri. Dengan kata lain, manajemen sekolah dasar itu pada
hakikatnya merupakan segala proses pendayagunaan semua
komponen, baik komponen manusia maupun komponen bukan
manusia, yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai tujuan secara
efisien.
3. Terlepas dari jumlah dan kualitasnya, yang pasti semua komponen
yang dimiliki oleh sekolah dasar merupakan masukan (input) yang
secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis masukan,
yaitu masukan sumber daya manusia (human resourcesinput), masukan
material (material input), dan masukan lingkungan sekolah (environn-

12
ientalinput), serta anak didik sebagai masukan mentah (rawinput),
menuju keluaran sebagaimana diharapkan. Namun, para pakar
administrasi pendidikan telah mencoba mengklasifikasi komponen-
komponen tersebut menjadi beberapa gugusan substansi pendidikan.
Mereka mengklasifikasinya menjadi tujuh gugusan substansi, yaitu
gugusangugusan substansi kurikulum atau pembelajaran, kesiswaan,
kepegawaian. sarana dan prasarana, keuangan, lingkungan masyarakat,
dan layanan teknis.
4. Apabila merujuk kepada gugusan-gugusan substansi yang
dikedepankan oleh para pakar manajemen pendidikan tersebut, maka
manajemen sekolah itu pada dasarnya adalah keseluruhan kegiatan
manajemen, yaitu ketujuh gugusan substansi tersebut. Dengan kata
lain, manajemen sekolah dasar meliputi :
1)   manajemen pembelajaran,
2)   manajemen kesiswaan.
3)   manajemen kepegawaian,
4)   Manajemen sarana dan prasarana pendidikan,
5)   Manajemen keuangan,
6)   manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, dan
7)   Manajemen layanan khusus.
5. Proses pendayagunaan semua komponen-guru, tenaga TU, buku paket,
tenaga pustakawan, gedung, alat peraga. dan komponen lainnya, itulah
kegiatan kegiatan manajemen di sekolah dasar. Jadi, bagaimana
mendayagunakan guru sekolah dasar, itulah salah satu kegiatan
manajemen di sekolah dasar. Bagaimana mendayagunakan semua alat
peraga di sekolah dasar, itulah salah. satu kegiatan manajemen sekolah
dasar. Demikian pula, agaimana mendayagunakan buku paket sekolah
dasar, itulah salah satu kegiatan manajemen sekolah dasar.
Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan institusional
sekolah dasar. yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta

13
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Dengan
manajemen sekolah dasar yang baik, tujuan tersebut diharapkan dapat
dicapai secara efisien.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti
serangkaian kegiatan yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan
sekolahnya. Rangkaian kegiatan diupayakan oleh kepala sekolah bersama
orang lain dan atau melalui orang lain, misalnya guru dan
mendayagunakan semua fasilitas yang ada Jadi, kepala sekolah tidak
bekerja sendiri. Bahkan, kepala sekolah selalu berusaha untuk menugaskan
orang lain dalam menyelesaikan tugas; tugas di sekolahnya. Bukanlah
kepala sekolah yang baik apabila segala sesuatu di sekolahnya dikerjakan
sendiri. Dengan kata lain, manajemen sekolah dasar itu pada hakikatnya
merupakan segala proses pendayagunaan semua komponen, baik
komponen manusia maupun komponen bukan manusia, yang dimiliki
sekolah dalam rangka mencapai tujuan secara efisien.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat
mengetahui lebih banyak lagi tentang manajemen di sekolah dasar guna
menambah wawasan dalam praktik di lapangan.

  

14
DAFTAR PUSTAKA

Parwanto, M. Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung :


PT Remaja Rosdakarya
Santori, Djam’an. 2010. Problematika Pendidikan dasar. Bandung: Ilmu Cahaya
Hati

15

Anda mungkin juga menyukai