PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
RAJIB
NIM: 181010200971
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha esa disertai berkat
karunianya allhamdulilah penulis dapat menyelesaikan sebuah proposal skripsi
yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS PERMOHONAN PENGHAPUSAN
EXECUTIVE REVIEW OLEH GUBERNUR TERHADAP PERATURAN
DAERAH BERDASARKAN PASAL 24 AYAT 1 UNDANG-UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945 (Analisis Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor : 137/PUU/XII/2015).” Adapun proposal skripsi
ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana
Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Pamulang Tangerang Selatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum baik dan
jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan akan pengetahua n
yang penulis miliki. meskipun demikian penulis berusaha sebaik mungkin agar
dalam penulisan ini berhasil dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menjadika n
acuan dalam proses guna mencapai gelar Sarjana Hukum Universitas Pamulang
Tangerang Selatan.
Dan pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakas ih
atas dukungan support arahan serta masukan kepada :
1. Bapak Dr. (HC) H. Darsono selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si. Selaku Rektor Universita s
Pamulang Tangerang Selatan-Banten.
3. Bapak Dr. Oksidelfa Yanto, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Pamulang.
4. Bapak Dr. Taufik Kurrohman, S.H.I., M.H. selaku Ketua Program Studi
Fakultas Hukum Universitas Pamulang.
5. Ibu Fenny Wulandari, S.H., M.H. Selaku Dosen Pengampu Mata kuliah
Penulisan Skripsi, yang dengan arahan dan kesabaran beliau dalam
mengarahkan sehingga peneliti mampu menyelesaikan proposal skripsi.
6. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Pamulang.
ii
7. Orang tua dan kedua adik saya, yang tercinta dan yang saya sayangi yang
telah membantu dan mendorong sehingga terselesaikannya proposal skripsi
ini.
8. Teman teman mahasiswa fakultas Hukum Universitas Pamulang.
Demikian ucapan terimakasih ini, semoga Allah SWT, memberikan pahala
Dan balasan atas semua jasa-jasa mereka, penulis juga menyadari bahwa proposal
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diperlukan demi menyempurnakan proposal skripsi ini.
Rajib
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
D. Manfaat penelitian ........................................................................................... 7
E. Kerangka Teori................................................................................................ 7
F. Orisinalitas Penelitian .................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan..................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Yuridis Permohonan ........................................................................ 16
B. Tinjauan Terhadap Executive Review ............................................................. 19
C. Tinjauan Terhadap Pemerintah Daerah ............................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 29
B. Spesifikasi Penelitian ..................................................................................... 29
C. Lokasi Penelitian ........................................................................................... 30
D. Sumber Data.................................................................................................. 31
E. Teknik Pengambilan Data............................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu
daerah,1 dalam hal ini pembentukan negara tidak lepas dari unsur- unsur untuk
harus ada penghuni, harus ada wilayah, harus ada kekuasaan tertinggi, serta
negara Indonesia yang sudah memenuhi unsur yang dibutuhkan dan sudah
menyatakan kemerdekaan pada tahun 1945 dengan memiliki tujuan dan cita-
Indonesia 1945 yang selanjutnya dalam proposal ini ditulis UUD 1945,
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
merupakan sebuah tujuan dan cita-cita yang luhur dari bangsa Indonesia,
negara hukum. Dan Hukum itu sendiri dalam artian penguasa ialah perangkat-
1 Lintje Anna Marpaung, Ilmu Negara, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2018, Hlm, 5
2 Huala Adolf, Aspek Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1960, Hlm 2
1
2
Hukum itu sendiri secara garis besar berfungsi sebagai alat ketertiban
terjadi saat reformasi nasional sejak tahun 1998 yang kemudian diikuti dengan
baru dalam tatanan pemerintah itu sendiri, dalam hal ini dikenal dengan
lembaga Legislatif terdiri dari MPR, DPR dan DPD, sedangkan Eksekutif yang
terdiri dari Presiden, dan Yudikatif terdiri dari MA,MK,dan KY. 5 Yang jika
3 Agus sudaryanto, pengantar ilmu Hukum, setara press, malang, 2015 hlm.14
4 Ibid, hal, 14
5 Umboh, Christiani Junita. "Penerapan Konsep Trias Politica Dalam Sistem
berkuasa untuk menguji produk Hukum oleh lembaga peradilan atau judicia l
review, dan perubahan lainnya yaitu lahirnya pengaturan tentang hak asasi
sistem desentralisasi. Otonomi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu autos
sebagai sendi kerakyatan dalam sebuah negara kesatuan tidak lain berarti
otonomi dapat dilihat dalam UU No 23 tahun 2014 Pasal 1 ayat (6) yang
6 Dian Aries Mujiburohman, “Pengantar Hukum Tata Negara”, STTPN Press, Yogyakarta,
2017, hlm. 28
7 Nomensen Sinamo, 2010, Perbandingan Hukum Tata Negara, Jakarta, Jala Permata
Aksara, hlm. 34
8 Ni’matul Huda, 2014, Hukum Tata Negara Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta, Radja
(DPRD) dan pemerintah daerah.11 dan Peraturan daerah tersebut merupakan hak
yang penting dari suatu daerah yang berwenang mengatur dan mengurus rumah
10 Ibid,
hal 40
11 Lasatu, Asri. "Urgensi Peraturan Daerah Tentang Program Pembentukan Peraturan
Daerah Terhadap Kinerja DPRD." Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum
12 Irwanto, Teknik Membuat Peraturan Daerah, Bina Aksara, 1989, Cet-2, Hlm. 1
5
Undang Dasar. Namun hal lain diatur dalam Undang-Undang nomor 23 tahun
2014 Pasal 251 yang mana secara eksplisit memberikan kewenangan bagi
Mahkamah Agung sebagaimana di sebutkan Pasal 24A ayat (1) UUD 1945
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 Pasal 251 ayat (2) dan (3) maka akan
Dari uraian tersebut di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji
masalah tersebut serta mengangkat kasus ini ke dalam penelitian dengan judul
B. Rumusan Masalah
:137/PUU/XIII/2015?
C. Tujuan Penelitian
Nomor :137/PUU/XIII/2015.
7
D. Manfaat penelitian
E. Kerangka Teori
ilmiah oleh John Locke seorang filsuf yang berkebangsaan Inggris (1632-
1690. John Locke membagi kekuasaan dalam sebuah Negara menjadi tiga
perserikatan dan aliansi serta segala tindakan dengan semua orang dan
13 Ismail Suny, Pembagian Kekuasaan Negara. Jakarta, Aksara Baru, 1982, hlm. 1-2
14 Suparto, Pemisahan Kekuasaan, Konstitusi Dan Kekuasaan KeHakiman Yang
Independen Menurut Islam, Jurnal Selat,2016
15 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik , Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
Eksekutif yang diawali oleh mosi tidak percaya dari lembaga Legisla tif.
16 Jimly Asshiddiqie, 2006, Pengantar Hukum Tata Negara, Jilid II Konstitusi Press, Jakarta
hlm. 19
17 Marlina, Rika. "Pembagian Kekuasaan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di
federal dan pemerintah negara bagian dalam negara federal (federal state)
dan daerah provinsi itu terbagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
pusat atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya
F. Orisinalitas Penelitian
menyatakan bahwa Keputusan Kepala Daerah bukan bagian dari jenis dan
21 AW Widjaja, Titik Berat Otonomi Daerah, Pada Daerah Tingkat II, Raja Grafindo,
Jakarta, hlm.13
22 Sri Kusriyah, Politik Hukum Desentralisasi & Otonomi Daerah Dalam Perspektif
hal ini dikarenakan Peraturan Kepala Daerah sebagai produk hukum yang
oleh Mahkamah Agung tetapi masih dapat diuji oleh mekanisme executive
executive review, adanya indikasi hal serupa yang hendak peneliti kaitkan
Pusat serta tidak mempunyai alasan yang cukup kuat untuk membedakan
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
gubernur.
nomor :137/puu/xiii/2015)”.
137/PUU/XII/2015.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Yuridis merupakan berasal dari dua kata yang berbeda yakni
tinjauan dan yuridis dimana tinjauan yang dimaksud KBBI adalah pandangan
atau pendapat akan sesuatu hal, sedangkan pada yuridis dimaksud KBBI adalah
peneliti mengenai yuridis adalah pandangan yang mengacu pada hukum dan
tinjauan yuridis adalah pendapat akan suatu hukum yang mengacu pada hukum
Undang Nomor 4 Tahun 2004 dalam Pasal 20 ayat (2) dinyatakan, “Mahkamah
kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya dan sebagainya, dari penulis
ditujukan kepada suatu pihak atau Lembaga atau mendapatkan sesuatu yang
perkara yang dimaksud bersifat satu pihak (ex parte atau voluntair), istila h
Permohonan ini hanya berlaku kepada para pihak yang ingin memintakan suatu
dari beberapa kewenangan, dalam hal ini kewenangan yang dimaksud dimilik i
dimana pada saat wewenang Mahkamah Konstitusi masih dilakukan oleh MA,
dalam Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata
diberikan oleh Undang-Undang Dasar dan (3) memutus pendapat DPR tentang
atau perbuatan tercela dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden sedangkan Dalam hukum acara perdata yang menajadi
sifat perkara hukum yang diadili para pihak yang saling berhadapan
Kontitusi didapati bahwa tidak adanya pihak yang saling berhadapan. Karnanya
adalah sebagai pihak terkait yang dapat dimintakan keterangan, bukan sebagai
termohon yang berhadapan dengan pemohon. diatur dalam UUD 1945. Istilah
pemilihan umum dan pembubaran partai politik. Akan tetapi sejak adanya
Mahkamah Konstitusi. Dan permohonan harus disertai dengan alat bukti yang
pemohon atau pihak terkait nantinya mengajukan bukti tambahan dalam proses
persidangan. Disebutkan juga dalam Pasal 31 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2003
dilakukan oleh Lembaga executive maka akan disebut dengan executive review
pembentuknya (kontrol internal), segala bentuk produk hukum yang dibuat oleh
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang–Undangan. Diss. Universitas Andalas, 2017
20
didasarkan pada Bab VI Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 mengamanatkan, “Negara
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,
dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-
provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pelayan dengan masyarakat sebagai pihak yang dilayani, efisien, efektif dalam
internasional.
26 Sri Kusriyah, Politik Hukum Desentralisasi & Otonomi Daerah Dalam Perspektif
a. Mencetak uang,
keagamaan.
kehendak konstitusi di dalam Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 untuk menghadirka n
lembaga semi otonom dan antar daerah (parastatal), pemerintah daerah atau
27 Ni’matul Huda, 2014, Desentralisasi Asimetris Dalam NKRI Kajian Terhadap Daerah
Istimewa, Daerah Khusus dan Otonomi Khusus, Nusa Media, Bandung, hlm.33
23
peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam lingkunga n
dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI.
konstitusional pada Pasal 18, Pasal 18A, dan Pasal 18B UUD 1945. Dengan
28 Joeniarto, 1992, Perkembangan Pemerintahan Lokal, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 15.
24
daerah, dan tata ruang daerah sebelum ditetapkan oleh gubernur. Undang-
buah Reformasi 1998. Prinsip ini adalah bentuk dari kedua pihak yang saling
atau Kota, dimuat atau termasuk ke dalam bentuk peraturan yang disetarakan
peraturan yang mengatur materi dalam ruang lingkup daerah berlaku yang
peraturan dengan ruang lingkup wilayah berlaku yang lebih luas. Dengan
pemerintah pusat dan daerah, dimana paket kebijakan ini dikeluarkan pada
masa pemerintah B.J Habibie. Dalam kebijakan tersebut dianggap sebagai arah
kebijakan sebelum-sebelumnya.
umum.29
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, 30 dan gubernur sendiri
sebagai berikut:31
(2019).
31 Asip suyadi, Buku Ajar Otonomi Daerah,universitas pamulang, 2019, hal. 45-45
27
kota.
Indonesia.
dan kearifan lokal.32 Dan Peraturan Daerah sendiri didasarkan atas perintah
mengacunya pada Pasal 246 Ayat (1) yang menjelaskan secara tegas bahwa
peraturan daerah dimaksud dalam pasal 237 berlaku secara mutatis mutandis
kepala daerah.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.33 yang digunakan dalam penelitian ini
A. Jenis Penelitian
Undang- Undang/ statute approach dan juga pendekatan pada kasus. Yang
dilihat dari UUD 1945 dan peraturan perundang undangan nomor 23 tahun 2014
137/PUU/XII/2015.
B. Spesifikasi Penelitian
C. Lokasi Penelitian
memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan dan fokus
data populasi dan sampel karena sifat penelitian ini lebih menekankan pada
masyarakat,34 dan penelitian ini berbentuk yuridis normatif, yang mana sebagai
ilmu normatif ilmu Hukum memiliki cara kerja yang khas sui generis. Dalam
suatu metode yang berbeda dengan penelitian yang lainnya. Metode penelitia n
Hukum merupakan bagian dari suatu cara yang sistematis dalam melakuka n
yang berfokus pada kaidah-kaidah atau asas-asas dalam arti Hukum yang
dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berasal dari peraturan perundang-
34 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2005,
hal. 46
35 Abdulkadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum, Bandung: PT Citra Aditya
ternama.
manusia yang dianggap pantas, penelitian Hukum normatif bermula dari das
sollen (law in books) menuju das sein (law in actions). Penelitian Hukum
sekunder dan data kualitatif. Penelitian Hukum normatif dalam penelitian ini
D. Sumber Data
dengan masalah atau materi penelitian yang sering disebut bahan hukum. 37 di
dapatinya data sekunder tersebut yakni melalui studi kepustakaan dan dari
berbagai referensi atau bahan bacaan yang tersedia serta yang sesuai dengan
36 J. Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik , Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2003, hal 3
37 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif
materi yang dibahas dan menggunakan putusan Hakim yang memiliki kekuatan
Hukum tetap sebagai bahan sekunder. Sumber-sumber data dalam penelitian ini
2. Sumber bahan Hukum sekunder yang peneliti pakai yakni bahan hukum
pakar hukum, RUU, majalah, makalah, jurnal, artikel surat kabar, data
teknik pengambilan data yang digunakan yakni teknik pengumpulan data tipe
kualitatif yang mana dalam pengambilan data tidak memerlukan data lapangan
berbagai literatur atau bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah atau
materi penelitian, dengan disajikan dalam bentuk deskriptif analisis yaitu suatu
dengan memanfaatkan bahan Hukum, baik bahan Hukum primer, bahan Hukum
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
AW Widjaja, Titik Berat Otonomi Daerah, Pada Daerah Tingkat II, Raja
Grafindo, Jakarta.
Huala Adolf, Aspek Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1960
Moh Mahfud MD, Pergulatan Politik Dan Hukum di Indonesia, Gama Media,
Yogyakarta,1999.
2014.
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta, Radja
Grafindo Persada. 2014.
Sri Kusriyah, Politik Hukum Desentralisasi & Otonomi Daerah Dalam Perspektif
Negara Kesatuan Republik Indonesia, UNISSULA PRESS Semarang,
cet-1, 2019
Jurnal:
hal.163
Sylvia Aryani, Eksistensi Peraturan Kepala Daerah Sebagai Peraturan
Pelaksana Peraturan Daerah.
Peraturan perundang-undangan:
Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara
Provinsi