Disusun Oleh:
dr. Siti Dhania Bugita Haerisa
dr. Nur Yuhanniz
dr. Khayrul Fikri
2022
LEMBARAN PENGESAHAN
Oleh:
Telah disetujui :
Pembimbing
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat sehingga
kami dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun laporan penelitian mini project di Dusun
Olat rawa atas, Desa Olat rawa, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, Provinsi
NTB.
Laporan ini merupakan hasil kegiatan mini project di Dusun Olat rawa atas, Desa Olat
rawa, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB. Laporan ini berjudul
“Jamban Sehat di Dusun Olat rawa atas Desa Olat rawa Kecamatan Moyo Hilir
Kabupaten Sumbawa”. Kegiatan yang kami lakukan dalam mini project ini mencakup
survey langsung kepada masyarakat dan juga penyuluhan kepada masyarakat di Dusun Olat
rawa atas Desa Olat rawa.
Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini saya memperoleh banyak bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Zulkifli Riadi, selaku dokter pembimbing internship di Puskesmas Moyo Hilir
Kabupaten Sumbawa, NTB.
2. Bapak Abdul Hamid, SE, selaku kepala Puskesmas Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa,
NTB.
3. Pihak Desa Olat Rawa yang telah berkenan memberikan bantuan berupa izin,
pengumpulan data, dan koordinasi masyarakat dalam pelaksanaan penelitian kami.
4. Pihak Puskesmas Moyo Hilir yang telah berkenan memberikan bantuan mengenai
data kesehatan masyarakat dan brosur kesehatan.
5. Bapak Kepala Desa Olat Rawa beserta warga yang telah mengizinkan dan membantu
terlaksananya penelitian kami sehingga berjalan lancar.
6. Seluruh staf Puskesmas Moyo Hilir atas segala bantuannya dalam membantu dalam
penyusunan laporan ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuannya demi kelancaran kegiatan ini.
Terima kasih.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
I.2.Pernyataan Masalah............................................................................2
I.3.Tujuan.................................................................................................2
I.4 Manfaat...............................................................................................2
BAB V. DISKUSI........................................................................................21
rawa……………………………………….24
rawa……………………………………………...24
atas……………………...27
Tabel 4. Hasil
Kuesioner………………………………………………………….28
jamban………………………………….30
30
ekonomi…………….30
Tabel 8. Responden
berpendidikan……………………………………………….30
DAFTAR GAMBAR
Bersih……………………………....7
Gambar 2. Bidang
Resapan………………………………………………………...9
Gambar 3. Jamban
Cemplung…………………………………………………….10
berventilasi……………………………………….10
Angsa………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita / klien
atau keluarganya dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan
kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung
(Puskesmas).
2) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media
penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya.
3) Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat
desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun, atau ketua
RW/RT) dan petugas kesehatan / bidan di desa.
4) Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku
dengan mengacu pada Buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk
Puskesmas, sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
5) Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
6) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita
dan keluarga sekitar).
7) Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok
keluarga atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas
kesehatan di desa / kelurahan, perangkat desa/kelurahan (kepala desa /
lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT), kader kesehatan
lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat kecamatan untuk dapat
di tindak lanjut secara bersama.
a. Tindak Lanjut
Tujuan tindak lanjut adalah untuk mengetahui perkembangan
penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan sesuai dengan rencana
dan saran. Kegiatan tindak lanjut ini dapat dilakukan secara insidentil dan
berkala. Kegiatan tindak lanjut diarahkan untuk :
Mengetahui realisasi atau kesesuaian antara rencana tindak lanjut
penyelesaian masalah kesehatan lingkungan dengan kenyataan
Keterlibatan masyarakat, lintas program dan lintas sektor dalam
perbaikan / penyelesaian masalah kesehatan lingkungan
Perkembangan kejadian penyakit dan permasalahan kesehatan
lingkungan
b. Pencatatan dan Pelaporan
Data kegiatan klinik sanitasi dicatat ke dalam buku register untuk
kemudian diolah dan dianalisis. Selain berguna untuk bahan tindak lanjut
kunjungan lapangan serta keperluan monitoring dan evaluasi, data yang
ada dapat dibuat bahan perencanaan kegiatan selanjutnya. Seluruh
kegiatan klinik sanitasi dan hasilnya dilaporkan secara berkala kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan format laporan
yang ada.
c. Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah kesehatan lingkungan, terutama masalah
yang menimpa sekelompok keluarga atau kampung dapat dilaksanakan
secara musyawarah dan gotong royong oleh masyarakat dengan
bimbingan teknis dari petugas sanitasi dan lintas sektor terkait.
Apabila dengan cara demikian tidak tuntas dan atau untuk
perbaikannya memerlukan pembiayaan yang cukup besar, maka
penyelesaian dianjurkan untuk mengikuti mekanisme perencanaan yang
ada, mulai perencanaan di tingkat desa, perencanaan tingkat kecamatan
dan perencanaan tingkat kabupaten/kota. Petugas sanitasi juga dapat
membantu mengusulkan kegiatan perbaikan kesehatan lingkungan
tersebut kepada sektor terkait.
Skoring Tingkat resiko untuk mencemari lingkungan: Ringan 0-2, Sedang 3-4,
Tinggi 5-8 , Amat tinggi 9-11.
Gambar1. Jarak
Jamban dengan
sumber air
bersih
BAB III
Kegiatan ini diikuti oleh warga Dusun Olat rawa atas, Desa Olat rawa
yang masih menggunakan jamban cemplung tanpa tutup serta dihadiri pula oleh
ibu-ibu di Dusun Olat rawa atas.
BAB IV
Profil komunitas wilayah Dusun Olat rawa atas secara umum adalah
masyarakat pedesaan.
NO Dusun Jiwa KK
3 Tanjung bele 1
4 Nangalidam 1
Jumlah 4
Tabel 2. Posyandu di Desa Olat rawa
Kegiatan dibuka oleh dr. Fikri selaku dokter internsip dilanjutkan dengan
pengisian kuisioner oleh warga yang hadir. Isi dari kuisioner adalah data diri,
pengetahuan, dan perilaku warga mengenai jamban sehat, kebiasaan buang air
besar, dan keinginan memiliki jamban sehat.
40
35
30
34
25
20
22
15
10
0
Laki-laki Perempuan
Pendidikan terakhir
2% 13%
9% SD SMP SMA
46%
PT Tidak sekolah
30%
5%
25%
Petani Pedagang
IRT Lainnya
13%
57%
40
35
30
25
20
15
10
5
0
<500.000 500.000-1.000.000 >1.000.000
Ya 25%
Tidak 75%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Sebagian besar warga yang hadir belum pernah mendapatkan penyuluhan
tentang jamban sehat, yaitu sebesar 75 %. Yang sudah pernah mendapatkan
penyuluhan tentang jamban sehat yaitu sebesar 25 %.
Ya 70%
Tidak 30%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Ya 45% 25
Tidak 55% 31
0 5 10 15 20 25 30 35
Ya 35% 19
Tidak 65% 37
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Apakah anda tahu jarak ideal antara sumber air dengan jamban?
Ya 21% 12
Tidak 79% 44
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Ya 29% 16
Tidak 71% 40
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Ya 86% 48
Tidak 14% 8
0 10 20 30 40 50 60
5; 28%
Leher angsa
11; 61%
2; 11%
Ya Tidak
56; 100%
18; 32%
Jamban keluarga Sungai WC umum
32; 57%
6; 11%
4; 9%
Praktis Ekonomi
39; 91%
Sebanyak 91 % warga tidak menggunakan jamban sehat karena faktor
ekonomi. Sedangka 9 % warga tidak menggunakan jamban sehat karena praktis.
35
30
25 31
20
15 3
10
0
Laki-laki Perempuan
Pendidikan terakhir
6%
6%
SD SMP SMA
24%
PT Tidak sekolah
65%
15%
26%
Petani Pedagang
IRT Lainnya
6%
53%
25
20
15
10
0
<500.000 500.000-1.000.000 >1.000.000
Ya 100%
Tidak 0%
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Seluruh warga yang hadir telah mendapatkan penyuluhan tentang jamban
sehat.
Ya 100%
Tidak 0%
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Seluruh warga yang hadir mengetahui bahwa BAB di sungai/ kolam dapat
mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit.
Ya 76% 26
Tidak 24% 8
0 5 10 15 20 25 30
Ya 45% 15
Tidak 55% 19
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Apakah anda tahu jarak ideal antara sumber air dengan jamban?
Ya 65% 22
Tidak 35% 12
0 5 10 15 20 25
Ya 59% 20
Tidak 41% 14
0 5 10 15 20 25
Apakah menurut anda jamban perlu memiliki dinding, atap, dan pintu?
Ya 94% 32
Tidak 6% 2
0 5 10 15 20 25 30 35
3; 19%
Leher angsa
5; 38%
Ya Tidak
56; 100%
2; 6%
Praktis Ekonomi
25; 100%
Jenis kelamin
35
30
25
20
Pretest Posttest
15
10
5
0
Perempuan Laki-laki
Pada saat pre test dilakukan jumlah peserta yang hadir perempuan lebih
banyak dibanding laki-laki. Pada saat post test juga demikian, jumlah peserta yang
hadir perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.
Pendidikan terakhir
70
60
50
40
Pre tes Post tes
30
20
10
0
SD SMP SMA PT TS
Sebagian besar warga yang hadir pada saat dilakukan pre tes dan post tes
memiliki pendidikan terakhir SD, kemudian SMP, tidak sekolah, dan SMA.
Warga yang memiliki pendidikan terakhir perguruan tinggi hanya sedikit.
Pekerjaan
60
50
40
Pre tes
30
Post tes
20
10
0
IRT Petani Pedagang Lain-lain
Sebagian besar warga yang hadir pada saat dilakukan pre tes dan post tes
memiliki pekerjaan ibu rumah tangga, kemudian petani dan pedagang. Pekerjaan
yang termasuk lain-lain adalah buruh dan supir.
Penghasilan
40
35
30
25
20 Pre test Post test
15
10
5
0
<500.000 500-1000 >1000.000
Sebagian besar warga yang hadir memiliki penghasilan kurang dari Rp.
500.000,-, kemudian Rp. 500.000,. – Rp. 1000.000,-. Yang memiliki penghasilan
lebih dari Rp. 1000.000,- hanya sedikit.
100
90 75
80
70
60
50 Pre tes Post tes
40 25
30
20
10
0
Ya Tidak
Pada saat pre tes sebagian besar warga belum pernah mendapatkan
penyuluhan tentang jamban sehat, kemudian setelah penyuluhan seluruh warga
yang hadir telah mendapatkan penyuluhan tentang jamban sehat.
Apakah anda tahu BAB sembarangan dapat mencemari lingkungan
dan menimbulkan penyakit?
100
90
80 70
70
60
50 Pre tes Post tes
40 30
30
20
10
0
Ya Tidak
80
70
55
60
45
50
40 Pre tes Post tes
30
20
10
0
Ya Tidak
65
70
60
50
35
40
Pre tes Post tes
30
20
10
0
Ya Tidak
Apakah anda tahu jarak ideal antara jamban dengan sumber air
bersih?
79
80
70
60
50
40 Pre tes Post tes
30 21
20
10
0
Ya Tidak
80 71
70
60
50
40 29 Pre tes Post tes
30
20
10
0
Ya Tidak
100 86
90
80
70
60
50 Pre tes Post tes
40
30
14
20
10
0
Ya Tidak
68
70
60
50
40 32
Pre tes Post tes
30
20
10
0
Ya Tidak
Sebagian besar warga yang hadir tidak memiliki jamban di rumah baik
saat dilakukan pre tes maupun post tes.
70 61
60
50
40
28 Pre tes Post tes
30
20 11
10
0
LA CT CTT
100
100
90
80
70
60
50 Pre tes Post tes
40
30
20
10 0
0
Ya Tidak
Seluruh warga yang hadir selalu mencuci tangan setelah buang air besar
baik pada saat dilakukan pre tes maupun post tes.
57
60
50
40 32
30
Pre tes Post tes
20 11
10
0
WC umum JK Sungai
Sebagian besar warga yang hadir biasanya BAB di WC umum baik pada
saat dilakukan pre tes maupun post tes.
Mengapa anda tidak memiliki jamban sehat?
100 91
90
80
70
60
50 Pre tes Post tes
40
30
20 9
10
0
Ekonomi Praktis
Hampir seluruh warga yang hadir tidak memiliki jamban sehat karena
faktor ekonomi baik pada saat dilakukan pre tes maupun post tes.
BAB V
DISKUSI
Dari hasil diskusi bersama tim puskesmas diperoleh bahwa kegiatan ini
bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat Dusun Olat rawa atas Desa
Olat rawa. Materi-materi yang diberikan saat penyuluhan kesehatan pada kegiatan
ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang jamban sehat dan berbagai
manfaatnya. Kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak
BAB di sembarang tempat dan memicu masyarakat untuk membangun jamban
sehat yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.
Desa Siaga dan aparat pemeritah setempat diharapkan dapat
menindaklanjuti kegiatan ini dengan membuat penerapan sanksi, peraturan atau
upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kjadian BAB di sembarang tempat,
membuat suatu mekanisme monitoring yang dibuat masyarakat untuk mencapai
100% KK mempunyai jamban sehat dan membuat suatu upaya atau strategi yang
jelas dan tertulis untuk dapat mencapai sanitasi total. Hal ini untuk mewujudkan
masyarakat Dusun Olat rawa atas ODF.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFT
AR PUSTAKA
Penggunaan
Jamban pada Kepala Keluarga yang Memiliki Jmban di
Kecamatan Kapahiang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi
Bengkulu. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.