Anda di halaman 1dari 40

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

a. PengertianKehamilan

1) Kehamilan adalah masa pertumbuhan dan

perkembanganjanin mulai dari konsepsi sampai

permulahan persalinan.7

2) Masa kehamilan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,

dimana lamanya lahir normal adalah 280 hari atau 40

minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid

terakhir.8

3) Kehamilan adalah masa pertumbuhan janin dalam rahim

sampai terjadinya persalinan.9

b. Tanda Kehamilan.

Pada wanita hamil terdapattanda atau gejala antara lain :

1) Tanda dugaan hamil (presumitif sing)

a) Amenorhoe (tIdak dapat haid)

Wanita harus mengetahui Tanggal Hari Pertama Haid

terakhir (HPHT). Supaya dapat ditaksir usia

kehamilan, taksiran persalinan (TP) di hitung dengan

menggunakan rumus Naegle.10

10
11

b) Mual (nausea) dan muntah (emosis)

Pengaruh normal estrogen dan progesteron

mengakibatkan terjadinya pengeluaran asam

lambung yang berlebihan. Pada triwulan pertama

kehamilan sering dijumpai gejala mual dan muntah

terutama pada pagi hari yang dikenal sebagai

morning sickness (sakit pagi) sehingga nafsu makan

jadi berkurang.5

c) Nigidam

Pada triwulan pertama ibu hamil sering meminta

makanan atau minuman tertentu.

d) Pingsan (sinkope)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepada

(sentral) iskemia susunan saraf pusat dan

menumbulkan sinkope atau pingsan apalagi jika

berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan

padat.

e) Payudara tegang

Pengaruh hormon ekstrogen progesteron dan hormon

somatomamo tropin menimbulkan deposit lemak, air

dan garam pada payudara sehingga payudara

membesar dan tegang.

f) Sering miksi
12

Gejala ini terjadi karena kandung kemih tertekan oleh

rahim yang membesar dan akan menghilang pada

triwulan kedua kehamilan.

g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik.

h) Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas, dijumpai

pada pipi, hidung, dan dahi. Kadang-kadang tampak

deposit pigmen berlebihan yang dikenal sebagai

cloasma gravidarum. Karena pengaruh hormon

kortikosteroid yang merangsang melanofor dan kulit.

i) Varises

Penampakan pembuluh darah vena terjadi karena

pengaruh estrogen dan progesteron, biasanya terjadi

disekitar genitalia eksterna, kaki, betis dan payudara.

Varises sering dijumpai pada triwulan terakhir.

j) Uterus membesar

Uterus membesar pada bulan pertama kehamilan

dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang

kadarnya meningkat, pembesaran ini disebabkan oleh

hipertropi otot polos uterus. Serabut-srabut kolagen

menjadi hidroskopik akibat meningkatnya kadar


13

estrogen sehingga uterus dapat mengikuti

pertumbuhan janin.

k) Tanda Hegar

Pada minggu pertama istmus uterus menggandakan

hipertropi seperti korpus yang membuat istmus ini

lebih panjang dan lebih lunak. Keadaan ini disebut

tanda Hegar.

l) Tanda Chadwick

Adanya pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva

akan mengalami hipervaskularisasi sehingga vagina

dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan

(livide) yang sebut tanda Chadwick.

m) Tanda Piskacek.

Uterus membesar kesalahan satu jurusan hingga

menonjol jelek. Keadaan ini disebut tanda Piskacek.

n) Tanda Braxton-Hicks

Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan,

uterus akan berkontraksi bila diberikan rangsangan.

o) Tes kehamilan

Dengan pemeriksaan Hormon Corionik Gonadotropin

(HCG) dalam urine akan membantu membuat

diagnosis kehamilan sedini mungkin.5

2) Tanda pasti kehamilan


14

a) Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian

janin.

b) Dapat didengar denyut jantung janin.

Dengan memakai alat dengan sistem Doppler dapat

pula dicatat denyut jantung dengan stetoskop lennec

bunyi jantung janin baru dapat didengar pada

kehamilan 18-20 minggu.

Dapat dirasa ballotemen.

c) Dapat dirasakan gerakan janin.

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh

ibunya pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada

multi gravida pada kehamilan 16 minggu.

Pada pemeriksaan rontgen tampak kerangka janin.

d) Dengan ultra sonografi (USG)

Dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin,

diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya

kehamilan dan menilai pertumbuhan janin.7

3) Perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan.

a) Perubahan anatomik dan fisiologis

Perubahan pada sistem reproduksi

(1) Uterus
15

Uterus ysng beratnya ± 30 gram akan membesar.

Ini disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus,

disamping itu serabut-serabut kolagen yang

adapun menjadi hidroskopik akibat meningkatnya

kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti

pertumbuhan janin hingga pada akhir kehamilan

(40minngu) berat uterus 1000 gram.

(2) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan ovarium yang

mengandung korpus luteum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur

kehamilan16 minggu.

(3) Vagina

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen

mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi

mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih

merah kebiru-biruan yang dikenal sebagai tanda

chadwik.5

4) Perubahan pada sistem sirkulasi darah

Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor :

a) Meningkatannya kebutuhan sirkulasi darah sehingga

dapat memenuhi kebutuhan perkembangan janin

dalam rahim
16

b) Terjadinya pengenceran darah (hidremia) akibat

volume darah meningkat dimana jumlah serum darah

lebih dasar dari pertumbuhan sel darah. Volume

darah bertambah banyak kira-kira 25% dan mencapai

puncaknya pada kehamilan 32 minggu. 7

5) Sistem reproduksi

Pada kehamilan terjadi perubahan sistem repirasi

untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu

terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang

membesar pada umur kehamilan 12 minggu. Sebagai

kompensasi terjadinya desakan rahim yang kebutuhan

O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam

sekitar 20-25% dari biasanya.5

6) Sistem pencernaan

Padabulan pertama kehamilan terdapat perasaan

mual dan muntah karena pengaruh hormon estrogen,

pengeluaran asam lambung yang meningkat. Tonus otot-

otot tractus digestivus menurun sehingga motilitas

seluruh tractus digestivus berkurang.5

7) Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh menalophore

stimulating hormone lobus hipofisis anterior ( MSH dan


17

LH) dan pengaruh kelenjar pada striae gravidarum livide

nigra, pipi chloasma dan akan menghilang setelah

persalinanan.7

8) Perubahan pada metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme rate

(BMR) meninggi, sistem endokrin meninggi, kelenjar

gondok nampak jelas dan kebutuhan nitrisi juga semakin

tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan

memberikan ASI.5

9) Traktus urinarus

Pada bulan pertama kehamilan, kandung kemih

tertekan olehuterus yang membesar sehingga sering

miksi. Keadaan ini akan hilang makintuanya kehamilan

bila uterus gravius keluar dari rongga panggul. Pada

akhir kehamilan keluhan sering miksi akan timbul kembali

karena kandung kemih mulai tertekan oleh janin. 5

10)Perubahan piskologi pada wanita hamil

a) Trimester pertama (1-3 bulan)

Pada trimester pertama, seorang ibu akan

selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan

bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang

terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikannya

dengan seksama. Pada periode ini kondisi ibu tidak


18

stabil/tdak sehat mengngakibatkan sebagian besar

ibu merasakan kekecewaan, kesedian dan berharap

untuk tidak hamil. Namun sebagian wanita juga

mengalami kegembiraan karena telah dapat

menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup

baru.

b) Trimester kedua (4-6 bulan)

Trimester kedua biasanya kondisi ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi dan rasa

tidak nyaman. Ibu sudah menerima kehamilannya

secara konstruktif. Pada periode ini ibu mulai

merasakan gerakan bayi dalam perut dan merasakan

kehadiran bayi sebagai seseorang diluar dari dirinya

sendiri.

c) Trimester ketiga (7-9 bulan)

Trimester ketiga ditandai dengan klimaks

kegembiraan emosi menunggu kelahiran bayi atau

sering kali disebutperiode menunggu kelahiran bayi.

Terkadang ibu merasa khwatir atau takut kalau bayi

yang akan dilahirkannya tidak normal. Rasa tidak

nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada


19

trimester ketiga dan banyak ibu merasa dirinya aneh

dan jelek disamping ibu mulai merasa sedih karena

akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian

khusus yang diterima selama hamil.11

2. Tinjauan Umum tentang Keteraturan Antenatal Care

a) Pengertian ANC

1) Pelayanan antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh petugas yang trampil pada ibu

selama hamil secara berkesinambungan sesuai dengan

pedoman pelayanan antenatal yang ditentukan. 10

2) Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibuhamil normal dan mendekteksi

ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau

yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah

pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu

dokter spesialisasi bidan, dokter umun, bidan,

pembentukan bidan dan perawat bidan, untuk itu selama

masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan

menggunjungi bidanatau dokter sedini mungkin

semenjak ia merasakan dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan asuhan antenatal.11

b) Tujuan pelayanan Antenatal.10


20

1) Memantau kemajuankehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembangjanin

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

mentaldan sosial ibu dan janin.

3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara, umum, kebidanan dan

pembedahan.

4) Mempersiapkan kehamilan cukup bulan,

melahirkandengan selamat, ibu maupun bayinya dengan

seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu aggar masa nifas berjalan normal

dan ASI eksklusif

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara

normal.

c) Standar Pelayanan Antenatal

Program pelayanan Asuhan antenatal 10 T, yaitu meliputi

1) Timbangan Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan

2) Ukur Tekanan Darah.

3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Tabel 2.1 Ukuran Tinggi Fundus Uteri.1


21

Usia Tinggi Fundus Uteri (TFU)


kehamilan
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px)
36 3 jari di bawah prosesusxiphoideus (Px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px)

4) Ukur Lingkar Lengan Atas

5) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama

kehamilan.

6) Pemberianimunisasi Tetanus Toxoid (TT).

7) Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

(DJJ).

8) Pemeriksaan Venereal Desease Research Laboratory

(VDRL).

9) Temu wicara.

10)Tatalaksana kasus.

d) Jadwal Kunjung Pelayanan Antenatal.10

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang

mengancam jiwanya. Oleh karena itu wanita hamil

memerlukan sedikitnya empar kali kunjungan selama

periode antenatal :
22

1) Tiga kali kunjungan selama 14 minggu, informasi penting.

2) Membangun hubungan saling percaya antara petugas

kesehatan dengan ibu hamil.

3) Mendeteksi gejala dan menanganinya.

4) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus

neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan

praktek tradisional yang merugikan.

5) Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan untuk

menghadapi komplikasi.

6) Mendorong perilaku yang sehat.

a. Satu kali kunjungan antara minggu 14-18.

1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas

kesehatan dengan hamil.

2) Mendekteksi gejalah dan menanganinya.

3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus

neonaterum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan

praktek tradisional yang merugikan

4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan untuk

menghadapi komplikasi.

5) Mendorong perilaku yang sehat.

6) Kewaspadaankhusus mengenai preklamsia.

b. Empat kali kunjungan setelah minggu 28-36.


23

1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas

kesehatan dan ibu hamil.

2) Mendeteksi gejalah dan menanganinya.

3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus

neonaterum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan

praktek tradisional yangmerugikan.

4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan untuk

menghadapi komplikasi.

5) Mendorong perilaku sehat.

6) Kewaspadaan khusus mengenai preklamsia.

7) Plepasan abdominal untuk mengetahu apakah ada

kehamilan ganda.

c. Limakali kunjungan setelah minggu ke-36

1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas

kesehatan dengan ibu hamil.

2) Mendeteksi gejala dan menanganinya.

3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus

neonaterum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan

praktek tradisional yang merugikan.

4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan untuk

menghadapi komplikasi.

5) Mendorong perilaku sehat.

6) Kewaspadaan khusus mengenai preklamsia.


24

7) Plepasan abdominal untuk mengetahu apakah ada

kehamilan ganda.

8) Deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain

yang memerlukan kelahiran dirumah sakit.

e) Fungsi Antenatal Care.10

a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana

dan aktifitas pendidikan baik secara kelompok maupun

individu.

b. Melakukan screaning, identifikasi perempuan dengan

kehamilan resiko tinggi dan merujuknya jika perlu.

c. Memantau kesehatan selama kehamilan dalam usaha

mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.

f) Dampak tdak melakukan ANC Secara tidak Teratur

Pelayanan/ asuhan antenatal memiliki manfaat baik

untuk mengetahui perkembangan ibu hamil dan juga janin

dalam kandungannya, hal itu dapat tercapai jika ibu

melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan jika

tidak maka akan beresiko bagi ibu dan janin dalam

kandungan, dalam Ratirocmat (2012), dijelaskan dampak

tersebut sebagai berikut :

1) Tidak dapat diupayakan kehamilan yang sehat setiap

kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau

komplikasi sehingga ibu hamil memerlukan pemantauan


25

selama kehamilan agar dpat diupayakan kehamilan yang

sehat.

2) Tidak dapat melakukan deteksi dini komplikasi,

melakukan penatalaksanaan awal serta persiapan

rujukan bila diperlukan. Dengan tidak memeriksa

kehamilan secara teratur maka tidak dapat dikenali

secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat

penyakit secara umum sehingga penatalaksanaan awal

dan persiapan rujukan tidak dapat dipersiapkan.

3) Tidak dapat melakukan persiapan persalinan yang bersih

dan aman. Dengan tidak terdeteksi komplikasi sejak dini

maka dapat berdampak pada persalinan dan nifas yang

bermasalah.

4) Ibu, suami dan keluarga tidak dapat mengetahui

perencanaan antisipatif dan persiapan dini untukn

melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

3. Tinjauan Umum Tentang Hiperemesis Gravidarum

a) Pengertian

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu menderita

hiperemesis gravidarumjika ibu memuntahkan segalayang

dimakan dan diminum hinggga berat badan ibu


26

turun.4Hiperemesis Gravidarum adalah keluhan mual dan

muntah yang dikatagorikan berat jika ibu hamil selalu

muntah setiap kali minum ataupun makan.2

Hiperemesisi Gravidarum adalah salah satu masalah

yang terjadi pada masa kehamilan. Hiperemesis Gravidarum

adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil, muntah

yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness

normal yang umum dialami wanita hamil karena

intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung

selama trimester pertama kehamilan.12

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah

hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang

dapat menyebabkan kekurangan cairan, sehingga

menggangu aktivtas sehari-hari dan membahayakan janin

dalam kandungan. Mual dan muntah yang berlebihan yang

terjadi pada wanita hamil sehingga meyebabkan terjadinya

ketidak seimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badab

(lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan

kekurangan nutrisi. Hal tersebut terjadi pada minggu

keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan

membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada

beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada

kehamilan tahap berikutnya.10


27

b) Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahu

secara pasti.tidaka ada yang dapat membuktikan secara

pasti bahwa hiperemesis dapat disebabkan beberapa faktor

seperti toksik yang tidak ditemukan akibat kelainan biokimia,

perubahan anatomik yang terjadi pada otak, hati dan

susunan syaraf disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat

lain akibat kelemahan tubuh.adapun faktor mendukung. 11

1) Peningkatan hormon

Peningkatan hormon chorionic gonodotrophin

membuat kadar asam lambung meningkat, hingga

muncullah keluhan rasa mual. Keluhan ini biasanya

muncul dipagi hari saar perut ibu dalam keadaan kosong

dan terjadinya peningkatan asam lambung. 13

(a) Kadar HCG

Hormon human chorionic gonodotrophin yang

dihasilkan plasenta di awal kehamilan diduga

merupakan penyebab timbulnya rasa mual. Tak heran

bila keluhan mual muntah biasanya akan mereda

dengansendirinya seiring bertambahnya usia

kehamilan.

(b) Perubahan metabolisme glikogen hati


28

Kehamilan menyebabkan metabolisme

glikogen hati dan inilah yang diduga sebagai biang

keladi pemicu keluhan mual muntah. Namun keluhan

ini akan lenyap saat terjadi kompensasi metabolisme

glikogen dalam tubuh.11

(c) Faktor pskologi

Seorang ibu yang tengah hamil muda, belum

siap hamil, ataumalah tidak menginginkan kehamilan

lazimnya akan merasa sedemikian tertekan inilah

yang semakin memicu mual danmuntah.

c) Patofisologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan kmplikasi

mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus

menerus dapat menyebabkan dehidrasi dantidak imbangnya

elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Faktor piskologis

merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal.

Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah lambung

spatik dengan gejalatidak suka makan dan mual, akan

mengalamiemosi gravidarum yang lebih berat. 11

Hiperemesis gravidarum dapat mengkibat cadangan

karbohidrat dan lemakhabis terpakai untuk keperluan

energi.karna oksidasi lemak yang tidak sempurna,

terjadinya katosis dengan tertimbunya asam aseton-asetik,


29

asamhidroksi butirik dan aseton dalam darah.

Kekurangganya cairan yang diminum dan kehilangan cairan

karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida

darah turun demikian pula khlorida air kemih. 11

Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Halini

menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan

mengurang puladan tertimbunya zat metabolik yang

toksik.kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan

bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menamba frekuensi

muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati.

Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan

elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus

dan lambung, dengan akibat pendarahan gastrointestinal. 11

Bagan 2.1 Patofisiologi Hperemesis gravidarum.13

Sistem Saraf Pusat

Mempenharuhi patologik hormon Estrogen

Meningkatkan hormon Estrogen

Mual muntah
30

Dehidrasi dan ketidak Cadang Lemak dan


Seimbangan cairan elektrolit KH HabisTerpakai

Energi berkurang
Hemokonsentrasi Plasma dan cairan
Ekstra muskuler kurang
Kelemahan

Kurang Aliran Na dan klorida menurun


darah kejaringan
Aktifitas kurang

Kurang jumlah zat


makanan dan 02

d) Diagnosis10

1) Anamnesis

Pusing, mual dan muntah, berat badan menurun,

lemah, susah buang air besar, lidah kering, kurang

minum, nyeri didaerah lambung, makan berkurang.

2) Pemeriksaan fisik

(a) Keadaan umum klien

(b) Tanda-tanda vital


31

(c) Pemeriksaan abdomen untuk memastikan umur

kehamilan

e) Pemeriksaan penunjang :

(1) Pemeriksan Hormonal Chorionic Gonadotropin

(2) Ultrasonografi untuk memastikan usia kehamilan.

d) Gejala klinik hiperemesis gravidarum

Sekalipunbatas antara mual yang fisiologis dan patologis

tidak jelas, tetapi muntah yang menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk

bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang

intensif. Menurut cunningham (2012,gambar gejala

hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi

tiga tingkat.

(1) Hiperemesis gravidarum tinggkat I

Gejalah :

(a) Muntah berlangsung terus, frekuensi muntah lebih

dari 3 kali sehari pada masa kehamilan yang dapat

meneyebabkan kekurangan cairan

(b) Makan berkurang, dimana frekuensi makanan

berkurang dikarnakan nafsu makan berkurang

dikarnakan nafsumakan yang menurun.


32

(c) Berat badan menurun, karena kurangnya asupan

nutrisi yang masuk akibat mual dan muntah yang

dirasakan oleh klien.

(d) Kulit dehidrasi-tonusnya lemah, melemahnya tonus

otot karna terjadi pemurunan cairan elektrolit maupun

cairan ekstraseluler.

(e) Nyeri didaerah epigestrium, dikarnakan

meningkatnya aseton dalam lambung dan disertai

kurangnya asupan nutrisi yang masuk menyebabkan

lambungberkerja lebih keras.

(f) Tekanan darah menurun dan nadih meningkat

(g) Lodah kering dan mata cekung dikarnakan

meningkatnya kadar hormon serta peningkatan asam

aseton.

Penanganan :

1) Dianjurkan makan makanan dengan persi kecil tetapi

lebih sering

2) Makan diselingi dengan makanan kecil

3) Pemberian obat.

4) Terapi psikologik.

a. Hiperemesis gravidarum tinggkat II

Gejalah :
33

1) Penderita tampak lebih lemah, dikarnakan berkurangnya

cadangan lemak sehingga energi berkurang.

2) Gejalah dehidrasi makin tampak mata cekung, turgor

kulit makin kurang, lidah kering dan kotor.

3) Tekanan darah turun, nadi meningkat, karena kurangnya

asupan nutrisi yang mempengaruhi oksigen dalam darah

sehingga terjadi penurunan tekanan darah.

4) Berat badan makin menurun dikarnakan kurangnya

asupan nutrisi dalam tubuh sehingga membuat jaringan

lemak dalam tumbuh dengan terpaksa digunakan.

5) Mata menjadi cekung, dikarnakan kurangnya cairan

elektrolit dalam tubuh.

6) Hemokonsentransi, oliguria dan konstipasi, terjadinya

hemokonsentrasi dikarnakan dehidrasi dan tidak

seimbangnya cairan elektrolit.

7) Terjadinya gangguan buang air besar, dikarnakan

kurangnya serat dan cairan dalam tubuh sehingga

mengganggu proses metabolisme aseton.

8) Mulai tampak gejalagangguan kesadaran,menjadi apatis.

9) Nafas berbau aseton

Penanganan :
34

1) Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera

turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering

atau biskuit dengan teh hangat.

2) Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari

denganmakanan dalam jumlah kecil tapi sering.

3) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya

dihindarkan.

4) Makanan seharusnya disajikan dalam keadaan panas

atau dingin

5) Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor

penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung

gula.

6) Memberikan penerangan tentang kehamilan dan

persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.

7) Pemberian obat seperti vitamin, sedetive,anti histamine.

8) Pemasangan infus untuk pemberian cairan.

9) Isolasi pasien

10)Terapi psikologis.

b. Hiperemesis gravidarum tingkat III

Gejalah :

1) Muntah berlebihan.
35

2) Keadaan umum ibu makin menurun, tekanan darah

turun, nadi meningkat, dan suhu naik keadaan dehidrasi

makin jelas

3) Gangguan faal hati terjadii dengan menifestasi ikterus.

4) Gangguankesadarandalam bentuk : samnolen sampai

koma, komplikasi susunan saraf pusat (enselopati

wernicke), dengan gejala: nigtsgmus, diplopia,

danperubahanmental. Keadaanini adalah akibat,

timbulnya ikterus menunjkan adanya payah hati

Penanganan :

1) Dianjurkan makan makan denganporsi yang sedikit

tetapi lebih sering.

2) Makan diselingi dengan makanan kecil.

3) Pemberian obat.

4) Pemasanganinfus untuk pemberian cairan

5) Isolasi.

c. Diagnosis

Menetapkan kejadian Hiperemesis gravidarum tidak

sukar, dengan menentukan kehamilan, muntah berlebihan

sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan

dehidrasi. Muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan

dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin

dalam rahim. Oleh kareana itu Hiperemesis gravidarum


36

berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat

pengobatan yang adekuat dan segera diberikan.

Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan

harus dipikirkan dan berkonsultasi dengan dokter tentang

penyakit hati, penyakit ginjal, dan penyakit tukak lambung.

Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan ketiga

kemungkinan hamis disertai penyakit.14

Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan

darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan

gangguan kesadaran (apatis-koma). Fisik : dehidrasi, kulit

pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal

toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan,

konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks

berwarna biru (livide). Pemeriksaan USG : untuk

mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk

mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar

ataupun kehamilan molahidatidosa. 1

d. Resiko

Maternal : Akibat defisiensi tiamin (B1) akan

menyebabkan terjadinya diplopia, palsi nervus ke-6,

niktagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera

ditangani, akan terjadi psikosis Korsakoff (amnesia,


37

menurunnya kemampuan untuk beraktifitas), ataupun

kematian. Oleh karena itu, untuk Hiperemesis gravidarum

tingkat III perlu pertimbangan terminasi kehamilan. Fetal

terjadi penurunan berat badan yang kronis akan

mengakibatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin

dalam rahim (IUGR).5

e. Penatalaksanaan / pengobatan.

1) Pencegahan

a) Penderita dengan mual dan muntah yang ringan,

dianjurkan makan makanan dengan porsi kecil

tetapi lebih sering.

b) Makan makanan yang berminyak dan berbau lemak

sebaiknya jangan dimakan karena pada

umumnya menyebabkan mual.

c) Makanan yang diselingi dengan makanan kecil

misalnya roti kering, kentang, agar-agar, atau biskuit

dengan teh hangat pada waktu bangun pagi, pada

siang atau sebelum tidur. Makanan dan minuman

seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau

sangat dingin.

2) Obat-obatan

Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan

gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.


38

Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang

teratogen. Sedativa yang sering diberikan adalah

phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin

B1 dan B6. Antihistamin juga dianjurkan, seperti

dramamin, anvomin. Pada keadaan lebih berat

diberikan antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride

atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis

gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah

sakit .5

3) Isolasi.

Penderita sebaiknya dalam kamar tersendiri yang

tenang tetap cerah dan peredaran udara baik, bebas

dari bau-bauan. Tamu-tamu dibatasi, kalau perlu hanya

dokter dan petugas yang boleh masuk sampai muntah

berhenti dan penderita mau makan sendiri.5

4) Terapi psikologik

Yakinkan penderita bahwa penyakitnya dapat

disembuhkan hilangkan, rasa takut oleh karena

kehamilan kurangi pekerjaan serta menghilangkan

masalah dan konflik yang dapat menjadi latar belakang

penyakit ini.5

5) Penambahan cairan (cairan parenteral)


39

Pada 24 jam pertama dirumah sakit tidak diberikan

apa-apa per os (melalui mulut). Makanan diberikan

perinfus berupa glukosa 10 % atau 5 % dan juga

larutan ringer lactat. Cairan yang diberikan sebanyak

2000-3000 cc sehari atau lebih sesuai kebutuhan. Obat

yang diberikan melalui infus ialah vitamin, khususnya

vitamin B kompleks dan vitamin C. Dapat pula

diberikan asam amino secara intravena. 14

6) Komplikasi

Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu

dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan

sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah, dan

pada bayi dapat terjadi BBLR, premature, IUGR hingga

terjadi abortus, anemia.11

Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar

hemoglobin di dalam darah kurang dari normalnya

sebagai akibat ketidakmampuan pembentuk sel darah

merah dalam produksinya guna mempertahankan kadar

hemoglobin pada tingkat normal. Semakin berat

kekurangan zat besi yang terjadi akan semakin berat

pula anemia yang akan diderita. 5

Anemia didefinisikan sebagai salah satu dari

penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan


40

konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah (pada

umumnya dikatakan anemia bila kadar Hb kurang dari

12 gr/100 ml darah bagi wanita tidak hamil dan 10

gr/100 ml darah bagi wanita sedang hamil.8

Anemia disebabkan oleh karena tidak

tersedianya zat-zat gizi dalam tubuh yang berperan

dalam pembentukan sel darah merah. Zat-zat yang

berperan dalam hemopoiesis ialah protein, vitamin

(asam folat Vitamin B12, vitamin C dan vitamin E) dan

mineral (Fe dan Cu). Tetapi dari sekian banyak

penyebab, namun yang paling menonjol menimbulkan

hambatan hemopoiesis adalah kekurangan zat besi,

asam folat, vitamin B12. Namun karena kekurangan

asam folat dan vitamin B12 jarang ditemukan pada

masyarakat maka anemia sebanyak anemia kurang

besi.8

B. Tinjauan Dalam Islam

Dalam Islam hamil pada satu sisi merupakan harapan yang

membahagiakan wanita, dalam al Quran menyatakan bahwa

perempuan yang hamil selalu berada dalam kondisi yang sangat

berat dan lemah. Tingkat kelemahan itu akan semakin besar

menjelang saat melahirkan. Sejumlah masalah gangguan kesehatan


41

yang dialami perempuan hamil antara lain morning sickness,

hipersalivasi, kram betis, varises, perdarahan dan lain-lain. 13

Al-Quran juga memberikan empati pada seorang ibu sedang

mengalami kehamilan, yang juga bagian dari hak yang dimilikinya.

Wanita selama dalam kehamilan tidak diperbolehkan berpuasa

karena kurangnya nutrisi yang masuk akan menghambat tumbuh

kembang janin, jadi ibu hamil diwajibkan untuk berfidyah selama

kehamilan dan mengganti setelah melahirkan.

Di dalam al-Qur’an Allah AzzawaJallatelahberfirman

ِ ‫الَّذِيَأحْ َس َن ُكلَّ َشيْ ٍء َخلَ َق ُه َۖو َب َدَأ َخ ْل َقاِإْلن َسا ِنمِنطِ ين ٍُثم ََّج َعلَ َنسْ لَ ُهمِن ُساَل لَ ٍةمِّنمَّا ٍءم َِّهين ٍُثم ََّس َّواه َُو َن َف َخف‬
‫ِيهمِنرُّ و ِح ِه‬

َ ‫اضلَ ْل َنافِياَأْلرْ ضِ َأِإ َّنالَف‬


ۚ ‫ِيخ ْلق ٍَجدِي ٍد‬ َ ‫ار َواَأْل ْفِئ َد َة ۚ َقلِياًل مَّا َت ْش ُكرُو َن َو َقالُواَأِإ َذ‬
َ ‫ص‬َ ‫َۖو َج َعلَلَ ُكمُال َّس ْم َع َو ْال‬

ِ ‫َب ْله‬
َ ‫ُمبلِ َقا ِء َرب ِِّهمْ َكافِر‬
‫ُون‬

Terjemahan :
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh) nyaruh (ciptaan) Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur. Dan mereka berkata, “Apakah bila kami telah lenyap (hancur) di
dalam tanah, kami benar-benarakan berada dalam ciptaan yang baru?” Bahkan
(sebenarnya) mereka ingkar akan menemui Rabbnya. [As Sajdah : 7-10].15
RasulullahShallallahu ‘alaihiwasallamdalamsatuhaditsshahihbersabda.

َ ِ‫ ُث َّم َي ُك ْو ُن َعلَ َق ًةم ِْثلَ َذل‬،‫إ َّنَأ َح َد ُكميُجْ َمعُخلقُ ُهفِ ْي َب ْط ِنُأم ِِّهَأرْ َب ِع ْي َن َي ْومًا ُن ْط َف ًة‬
،‫ ُث َّم َي ُك ْو ُنمُضْ َغ ًةمِثلَ َذل َِك‬،‫ك‬

‫ َو َشقِ ٌّيَأ ْو َس ِع ْي ٌد‬،ِ‫ َو َع َملِه‬،ِ‫ َوَأ َجلِه‬،ِ‫† ِب َك ْت ِب ِر ْزقِه‬:‫ت‬


ٍ ‫ َويُْؤ َمر ُِبَأرْ َب ِع َكلِ َما‬،‫ث َّميُرْ َسِإُل لَي ِْه ْال َملَ ُكف َي ْنفُ ُخفِي ِْهالرُّ ْو َح‬،
ُ

Terjemahan :
42

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya


dalam perut ibunya selama empat puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi
segumpal darah selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi segumpal daging
selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada
janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: rizkinya, ajalnya,
perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiaannya.” [Bukhari dan
Muslim dari Abdullah bin Mas’udRadhiyallahu ‘anhu].16

C. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan yang

digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan

masalah sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data,

diagnosis, pelaksanaan dan evaluasi.2

2. Proses manajemen kebidanan

Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah, yaitu :

a. Langkah I. Pengumpulan dan analisa data.

Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan

langkah berikutnya. Mengumpulkan data adalah

menghimpun informasi tentang klien/orang yang meminta

asuhan. Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien

masuk dan dilanjutkan terus menerus selama proses asuhan

kebidanan berlangsung.4

b. Langkah II. Merumuskan diagnosis/masalah aktual

Melakukan identifikasi terhadap diagnosa dan masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang telah


43

dikumpulkan pada langkah pertama yang terdiri dari data

objektif dan subjektif.

c. Langkah III. Merumuskan diagnosis/masalah potensial

Identifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin

terjadi agar dapat diantisipasi permasalahannya.

Menguraikan kemungkinan masalah atau komplikasi yang

dapat timbul dengan adanya kasus tersebut.4

d. Langkah IV. Melaksanakan tindakan emergency, kolaborasi,

konsultasi dan rujukan

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana bidan

perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi,

beberapa data menunjukkan situasi yang memerlukan

tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter. 4

e. Langkah V. Perencanaan tindakan asuhan kebidanan

(intervensi)

Dikembangkan berdasarkan identifikasi saat sekarang dan

antisipasi diagnosis. Rencana tindakan keadaan klien,

hubungannya dengan masalah yang dialami, antisipasi

bimbingan klien dan bila perlu konseling mengenai Ekonomi,

Agama, Budaya maupun Psikologis. Rencana tindakan

berdasarkan persetujuan dari klien yang sudah didiskusikan

sebelumnya. Semua tindakan diambil secara rasional,

relevan dan diakui kebenarannya serta sesuai situasi dan


44

kondisi dimana tindakan harus dapat diambil secara teoritis

dan rencana asuhan sesuai umur kehamilan. 4

f. Langkah VI. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan

(implementasi)

Implementasi dapat dikerjakan secara keseluruhan oleh

bidan ataupun kerjasama dengan tim kesehatan lain. Bidan

harus bertanggung jawab pada tindakan langsung atau

tindakan konsultasi dan kolaborasi. Implementasi yang

efisien akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta

peningkatan kualitas pelayanan pada klien. 4

g. Langkah VII. Evaluasi asuhan kebidanan

Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi,

namun sebenarnya evaluasi dilakukan pada setiap langkah

menajemen kebidanan. pada tahap evaluasi, bidan harus

mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan

yang diberikan kepada klien itu tercapai.4

3. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

Suatu catatan yang besifat sederhana, singkat, jelas dan

logis. SOAP dipakai oleh bidan untuk mendokumentasikan

seluruh asuhan yang telah dilaksanakan kepada klien,

termasuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam

medis sebagai catatan kemajuan informasi yang sistematis


45

yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu

rencana asuhan

a. Subjektif (S)

Apa yang dikatakan, disampaikan, dikeluhkan oleh pasien.

b. Objektif (O)

Apa yang dilihat dan diraba, dirasakan oleh bidan saat

pemeriksaan dan dari hasil pemeriksaan penunjang.

c. Assesment (A)

Kesimpulan apa yang dibuat berdasarkan data subyektif

sebagai hasil pengambilan keputusan klinik terhadap klien.

d. Penatalaksanaan (P)

Apa yang dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan/evaluasi

dari analisa data

4. Tujuan pendokumentasian

a. Menciptakan catatan permanen terhadap asuhan yang

diberikan kepada klien.

b. Memungkinkan berbagi informasi diantara para pemberi

asuhan.

c. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.

d. Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang

diberikan.

e. Memberikan data untuk catatan Nasional, riset dan statistik

mortalitas/morbiditas.
46

f. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan

bermutu tinggi kepada klien.

Bagan 2.2 : Manajemen Kebidanan Dan Sistem Pendokumentasian.17

Alur Pikir Pencatatan Dari Asuhan Kebidanan

Proses ManajemenAsuhan Pendokumentasian Asuhan

7 Langkah Varney 5 Langkah Kompetensi SOAP NOTES


Bidan
A. Pengumpulan Subjektif
Data Dasar Data
Objektif
47

B. Identifikasi Asessment (analisis


Diagnosa/masal dan interpretasi data)
ah aktual
C. Identifikasi Asessment/Diagnosis a. Diagnosa
Diagnosa/Masal Masalah
ah Potensial b. Diagnosis
atau masalah
potensial
c. Tindakan
segera
D. Identifikasi
Kebutuhan yang
memerlukan
tindakan segera
secara mandiri,
konsultasi atau
kolaborasi
E. Identifikasi Planning
Kebutuhan yang (Dokumentasi
memerlukan implementasi dan
tindakan segera Planning evaluasi)
secara mandiri, a. Asuhan
konsultasi atau mandiri
kolaborasi b. Kolaborasi
c. Tes
laboratorium
d. Konseling
e. Follow up
F. Rencana Implementasi
Asuhan
G. Pelaksanaan Evaluasi
H. Evaluasi

D. Landasan Hukum Kewenangan Bidan

Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah / norma yang

mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, oleh karena itu harus

ditaati olehmasyarakat yang bersangkutan. Hukum dilihat dari isinya

terdiri dari norma dan kaidah tentang apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan, yang dilarang atau yang diperbolehkan.


48

Hubungan hukum perundang-undangan dan hukum yang

berlaku dengan tenaga kesehatan adalah “ Klien sebagai penerima

jasa kesehatan mempunyai hubungan timbal balik dengan tenaga

kesehatan yang dalam hal ini adalah pemberi jasa. Hubungan timbal

balik ini mempunyai dasar hukum yang merupakan peraturan

pemerintah. Klien sebagai penerima jasa kesehatan dan tenaga

kesehatan sebagai pemberi jasa sama-sama mempunyai hak dan

kewajiban.18

Bidan sebagai suatu tenaga profesional diatur oleh kebijakan

dalam suatu Negara. Di Indonesia, ada beberapa Kebijakan baik itu

Undang-Undang hingga SK pemerintah setempat yang mengatur

praktik kebidanan.18

Berdasarkan Permenkes Nomor 28 tahun 2018 tentang Izin

Penyelenggaraan Bidan dalam melakukan praktik kebidanan, bidan

memiliki kewenangan untuk memberikan : pelayanan kesehatan ibu,

pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi dan

keluarga berencana. Berdasarkan pasal 19 ayat 2 bidan memiliki

kewenangan untuk melakukan pelayanan meliputi :

1. Konseling pada masa sebelum hamil

2. Antenatal pada kehamilan normal

3. Persalinan normal

4. Ibu nifas normal

5. Ibu menyusui
49

Adapun beberapa landasan hukum kewenangan bidan :

1. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Tugas Dan

Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 900/

Menkes/SK/VII/2002 Tentang Registrasi Dan Praktik Bidan

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

369/Menkes/Sk/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/Menkes/149/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan

Praktik Bidan

5. Permenkes RI No. 1464/Menkes/SK/X/2010 Tentang Ijin dan

Penyelenggaraan Praktek Bidan.

Anda mungkin juga menyukai