Anda di halaman 1dari 15

Nama : Muhammad Rafa Aditya

Kelas : XI DPIB 2

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembongkaran

2. Pembersihan Awal
Sebelum pekerjaan dilaksanakan perlu dilakukan pembersihan lapangan dengan
memindahkan barang-barang yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan dengan
seijin dan persetujuan pihak pengguna gedung, sekaligus pembersihan bekas bongkaran
pada pekerjaan pembongkaran.

3. Pemasangan Bouwplank
- Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan mencocokkan
ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar kerja dan rencana pekerjaan, kemudian
segera memberitahukan kepada Direksi setiap perbedaan yang terjadi.

- Semua kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan karena kelalaian


Penyedia Jasa dalam memberitahukan perbedaan ukuran seperti tersebut di atas
adalah sepenuhnya tanggung jawab Penyedia Jasa.

- Ukuran-ukuran dan duga untuk pekerjaan ini harus dipasang oleh Penyedia Jasa
bersama-sama oleh Direksi dan wakilnya.Penyedia Jasa diwajibkan untuk memelihara
dan menjaga patok-patok pengukuran yang telah dipasang tersebut, di mana
kebenarannya dan patok-patok ukuran duga tersebut dengan ditambah pemasangan
bouwplank dengan kayu papan Meranti 3/20 dan kayu Meranti 5/7 pada bagian sudut
dan pertemuan 2 sisi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

4. Pembuatan Papan Nama Proyek


Setelah pemasangan bouwplank penyedia jasa di wajibkan meyediakan papan nama
proyek dengan ukuran minimal 1 x 1 m.

B. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah Pondasi
- Pekerjaan galian dilaksanakan untuk pekerjaan pondasi batu kali dengandiameter,
panjang, lebar dan kedalaman sesuai gambar bestek dengan teknis pelaksanaan dan
letak penempatan sesuai yang ditunjuk dalam Gambar Perencanaan.
- Tinggi dasar ± 0.00 m peil lantai bangunan, direncanakan sesuai gambar-gambar
pelaksanaan, tiap titik peil dilevelling terhadap tinggi dasar ± 0.00 m yang permanen
(bangunan terdekat yang sudah ada).
- Pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan berikut pengerjaannya dan
pengadaan segala macam bahan, alat-alat, pengerahan tenaga kerja, dll. Meskipun
hal tersebut tidak diuraikan secara terperinci dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini.
- Galian tanah yang tidak dipakai (sisa urug tanah kembali) harus dibuang di luar lokasi
pekerjaan.
- Dalamnya galian pondasi harus sesuai dengan gambar dan detail, hal-hal yang
menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang.
- Lubang galian tanah tanah harus dalam kondisi kering sebelum dilaksanakan
pekerjaan pondasi, apabila air tanah keluar harus dikeringkan terlebih dahulu dengan
menguras atau dengan pompa air.

2. Urugan Tanah, pasir dan sirtu


- Urug tanah kembali di tempatkan pada kedua sisi pondasi sehingga semua galian
dapat terisi dengan padat.
- Urug pasir dilaksanakan di bawah pondasi Batu Kali serta di tempat lainnya (lihat
gambar).
- Menggunakan materialpasir urug yang bagus, bebas dari kotoran.
- Pengurugan dilaksanakan setebal sesuai gambar, dilaksanakan selapis demi selapis
dan dipadatkan dengan kepadatan memenuhi syarat dan disetujui Direksi.
- Urug sirtu dilaksanakan pada galian tanah pondasi, peninggian peil lantai bangunan
rencana setinggi gambar rencana , urugan sirtu dilaksanakan selapis demi selapis
disiram air sampai jenuh dan dipadatkan dengan alat pemadat (stamper) setiap
lapisnya sampai dengan ketinggian yang ditentukan dengan kepadatan yang
memenuhi syarat yang disetujui oleh direksi.

C. PEKERJAAN PONDASI

• Lingkup pekerjaan
Bagian pekerjaan inimeliputi pasangan pondasi b a t u k o s o n g batu kali yangdibuat
untukpondasi praktis dibawahsloofsebagaimanadinyatakandalamgambar.
• Material.
- Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, serta
mempunyai gradasi yang baik.
- Adukan yang dipergunakan padapekerjaan pondasi ini terdiri dari 1 PC dan 5
Pasir.
- Baik batu, pasir maupun adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus
bersih dari lumpur dan kotoran lainnya.
• Pelaksanaan
- Sebelum pasanganpondasi batukali dilaksanakan terlebih dahulu harusdiberi
urugan pasir danbatukosong dibawahnya.
- Pekerjaan pasangan pondasi batukali dilaksanakan sesuai dengan
bentukdanukuran sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
- Pemasangan pondasi batu kali tidak dibenarkan sisi-sisi batu kali
salingbersentuhan, akan tetapi diantaranya harus diisi denganspecie(adukan).

D. PEKERJAAN DINDING
1. Pasangan Dinding Batako
- Dipakai Batako ukuran yang berlaku di pasaran ex. Lokal
- Pasangan batako dipergunakan perekat 1Pc : 5 Ps, batako harus direndam air hingga
kenyang sebelum dipasang, sebanyak mungkin digunakan yang masih utuh,
pemasangan selalu memakai pedoman tegak dan datar sedemikian rupa hingga
selalu didapat pasangan yang rata, lurus, tegak, tebal nat maksimal 2 cm, dikeruk
sedalam 1 cm untuk memudahkan pelaksanaan plesteran.
- Persyaratan pelaksanaan
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan memeriksadengan
seksama gambar kerja dan melihat keadaan di lokasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
• Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan standard spesifikasi
dari bahan / material yang digunakan.
• Kontraktor harus memperhatikan detail, bentuk profil sambungan dan atau
hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja.
• Pemasangan batu bata
- Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pengukuran dilakukan
dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
- Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku, kecuali apabila pertemuan
tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
- Untuk permukaan yang datar, batas teloransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m
vertikal dan horisontal. Jika melebihi, kontraktor harus membongkar atau
memperbaiki, biaya untuk pekerjaan ini ditanggung kontraktor dan tidak
dapat diajukan sebagai pekerjaan tambahan.
- Untuk setiap pertemuan dinding pasangan 1/2 batu maupun 1 batu dan
atau permukaan dinding seluas 9 m2 dan atau seperti tercantum dalam
gambar harus dipasang kolom praktis dan atau balok penguat beton
dengan ukuran 12/15, jumlah tulangan 4 Ø 12 mm dan begel Ø 8 – 200
mm atau seperti pada gambar. Demikian pula untuk setiap lubang (kusen
pintu / jendela) atau lubang lainnya selebar > 90 cm harus dipasang balok
penguat beton terlepas apakah hal tersebut tergambar atau tidak di dalam
gambar.
- Untuk dinding dengan panjang maksimal 400 cm harus diberi kolompraktis
dan untuk dinding setinggi maksimal 400 cm harus diberi ring balok
sebagai pengikat.
- Ukuran batako digunakan adalah 25 x 15 x 8 cm dengan toleransi 0,5 cm
- Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan adukan perekat /
spesi antar bata harus sama setebal 2,50 – 3,00 cm.
- Siar – siar ini harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan rapi kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran. Semua kolom, kolom praktis,
balok pengikat beton, maupun beton lainnya seperti tercantum dalam
Gambar Kerja, harus dipasang angker Ø 6 mm setiap jarak 75 cm. panjang
angker minimum 20 cm, 15 cm tertanam dalam bata, sisanya tertanam
dalam beton.
• Adukan perekat
- Adukan perekat/spesi harus selalu dalam keadaan segar atau belum
mengeras pada waktu pemakaian.
- Jarak waktu pencampuran adukan perekat/spesi dengan pemasangan
jangan melebihi 20 menit, terutama untuk adukan kedap air.
- Pasangan batako dengan adukan perekat/ spesi 1 PC : 4 Psr, di laksanakan
mulai dari ketinggian 20 cm diatas lantai, terkecuali disyaratkan kedap air
seperti tercantum dalam Gambar kerja.
• Pemeliharaan
- Selama pemasangan dinding belum diberi lapisan bahan akhir (difinish),
kontrakor wajib memelihara dan menjaga atas kerusakan atau
pengotoran atas bahan lain.
- Apabila pada saat pemasangan bahan akhir terdapat kerusakan berlubang
dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Direksi Proyek / Konsultan. Biaya ini ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak diajukan sebagai pekerjaan tambah

2. Pasangan Plesteran
• Pekerjaan plesteran dipakai perekat semen Portland sesuai pekerjaan pasangan /
beton tersebut di atas dan pengisi pasir pasang dengan campuran 1 Pc : 5 Ps.
• Dilaksanakan pada seluruh permukaan pasangan bata yang ada baik terlihat maupun
tidak terlihat termasuk plesteran untuk pekerjaan beton.
• Pelaksanaan segera setelah pasangan bata mengering, tebal lapisan maksimal 1,5 cm,
selalu menggunakan pedoman tegak dan datar (straight dan level), sehingga didapat
permukaan yang rata lurus dan tegak tidak bergelombang, dan pengadukanharus
dilaksanakan secara homogen
• Persyaratan Pelaksanaan
- Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume dengan
cara pembuatannya menggunakan mixer.
- Trassraam adalah plesteran kasar dengan campuran kedap air, yaitu 1 PC : 3Psr,
dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam
tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
- Plesteran biasa adalah campuran 1PC : 4 Psr, adukan plesteran ini untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bangunan, terkecuali yang
dinyatakan kedap air.
- Plesteran halus/aci halus adalah campuran semen (PC) dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran
halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan.
- Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah adukan plesteran sebagai
lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
- Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar
tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan plesteran dengan
pemasangan tidak melebihi 20 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
- Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini khususnya untuk plesteran aci halus.
- Terkecuali untuk beraben, permukaan semua adukan plesteran harus diratakan,
tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan
berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda – benda lain yang
membuat cacat.
- Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang untuk
permukaan beton yang akan diplester, harus dibersihkan dari sisa – sisa
bekisting, kemudian di kretek/scratched. Semua lubang - lubang bekas
pengikat bekisting atau form tie harus tertutup adukan plesteran.
- Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa yang ada di seluruh bagian dinding bangunan.
- Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai plesteran
halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
- Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur – alur garis horisontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan
digunakan tersebut.
- Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 3 mm, untuk setiap area 2 m1.
- Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom
seperti yang dinyatakan dan tercantum dalam gambar kerja. Tebal plesteran
minimal 1,5 dan maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan kepermukaan
dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
- Pemeliharaan
• Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar tidak berlangsung secara tiba – tiba. Hal ini dilaksanakan
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari panas matahari langsung dengan penutup yang
mencegah penguapan air secara cepat.
• Pembasahan tersebut dilakukan selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai dengan selalu menyiram air sekurang – kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.
• Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan / material akhir,
kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan–
kerusakan dan pengotoran, biaya pemeliharaan adalah tanggung jawab
kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
• Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir di
atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari
1 (satu) minggu, plesteran harus cukup kering, bersih dari retak, noda dan
cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
• Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Direksi Proyek / Konsultan, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki pekerjaan tersebut sampai disetujui oleh Direksi Proyek /
Konsultan

E. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Keterangan Umum
- Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan yang diminta dalam Dokumen Kontrak dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku SNI 2002 dan PBI 1971.
Adapun pada garis besarnya pekerjaan beton bertulang yang dilaksanakan adalah
:

1) Sloof
2) Balok
3) Kolom

- Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah :


• Semen, dipakai PC (Portland Cement) Jenis I keluaran segala merk yang beredar di
Indonesia (Standart SNI) dan harus dipakai satu macam merk semen untuk
pekerjaan ini.
• Agregat, dipakai batu pecah dan pasir butiran kasar yang memenuhi syarat SNI/PBI.
• Air, dapat digunakan dari segala sumber asal memenuhi syarat SNI/PBI.

- Pelaksanaan beton bertulang atau struktur menggunakan mutu beton 20 Mpa dan
campurannya diaduk dengan mesin pengaduk / molen hingga mencapai mutu sesuai
yang disyaratkan. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali
tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sangat perlu.
- Dimensi pekerjaan beton bertulang dan struktur dilaksanakan sesuai gambar kerja

2. Syarat-Syarat Bahan Pekerjaan Beton

a. Semen
Semen yang dipakai harus PC yang telah disahkan atau disetujui oleh yang
berwenang dan dalam segala hal memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki oleh
Peraturan Beton Bertulang Indonesia, dalam hal ini dipakai Portland Cement (PC Kelas
I) sesuai dengan Standart Indonesia NI-B atau ASTM C-150 Type I, pada prinsipnya
seluruh merk semen yang beredar di Indonesia serta memenuhi standart mutu
tersebut di atas dapat dipakai.

b. Agregat
1) Batu pecah, dipakai batu pecah mesin ukuran 1/1 s/d 2/2 cm jenis yang keras,
tajam, bersih dari segala kotoran yang dapat mengurangi daya rekatnya.
2) Pasir cor, dipakai pasir butiran kasar / tajam warna hitam , bebas dari segala
kotoran yang dapat mengurangi daya rekatnya.

c. Baja Tulangan
Semua baja tulangan dipakai baja dengan tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2
atau yang umum dijual di pasaran, ukuran dan jumlah sesuai tertera dalam gambar.
Bahan-bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI
2002 / PBI 1971.

d. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

e. Bekisting
Bekisting harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton dapat dengan
baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk acuan selama
pengecoran dilaksanakan maupun selama proses pengerasan beton. Bekisting untuk
struktur bangunan memakai papan kayu meranti 2/20 dan diberi lapisan plastik bila
perlu. Bikisting dari papan kayu meranti tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu
klas II ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Direksi Proyek

3. Prosedur dan metode Pekerjaan Beton bertulang (struktur beton)


• Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
- Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
menggunakan Beton mutu 20 Mpa
- Adukan beton harus memakai campuran Mesin ( Molen)
- Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur atas bangunan ini
adalah sebagai berikut :
• Mutu baja tulangan sampai dengan diameter 12 mm adalah BJTD24.
- Bekisting untuk struktur bangunan memakai papan kayu klas II 2/20 dan diberi
lapisan plastik bila perlu. Bikisting dari papan klas II tersebut harus diperkuat
dengan rangka kayu klas II ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang
disetujui oleh Direksi Proyek.
• Kelas dan Mutu Beton
- Kelas dan mutu mengunakan Beton mutu K 200
- Adukan beton harus memakai campuran Mesin/Ready Mix. Banyaknya air yang
dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab
atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk
(mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan
yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sangat perlu.

• Baja Tulangan
- Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus baru, tidak bekas, bebas karat
dan disimpan/diletakkan di tempat yang bersih, tidak basah dan terhindar dari
segala kondisi yang dapat menyebabkan karat
- Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat : - Diameter lebih kecil dari 16
mm : - 5 % &Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : 4%
- Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter (Dihitung dari diameter
terkecil) : Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm&Diameter sama/lebih besar
dari 16 mm : - 0.5 mm
- Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus benar, yang dinyatakan dengan
surat/sertifikat keterangan dari distributor/pabrik pembuatnya. Untuk menjamin
kualitas baja tulangan sesuai dengan perencanaan, maka harus dilakukan
pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui Direksi Proyek. Pengambilan
contoh bahan pada semua jenis diameter dan diambil secara random pada setiap
datangnya material di lokasi. Biaya test dibebankan pada kontraktor.
- Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang merusak
bahannya. Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan
dari besi beton hanyadiperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
Direksi proyek atau Perencana.
- Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton (bendrat) dengan bantalan balok beton cetak (beton decking)
atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton
yang horisontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada
batang yang turun.
- Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabilla tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,5 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
- Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan.
Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang
menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Proyek.
- Untuk Pekerjaan Baja dan Tulangan harus diadakan Tes uji Tarik Pada Baja dan
Tulangan yang akan Digunakan. Tes Uji Tarik ini bisa dilakukan pada Laboratorium
yang menyediakan Tes Uji tarik Baja dan Tulangan.

• Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap setiap bagian konstruksi sesuai
yang ditentukan di dalam gambar

• Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat – tempat lain dari yang
tunjukan pada gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Direksi Proyek.
Overlap pada sambungan – sambungan tulangan minimal harus 40 x diameter
batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana danharus
mendapat persetujuan Direksi proyek.

• Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menempatkan dan mengawasi jumlah dari masing – masing
bahan beton. Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek

• Pengadukan
Bahan – bahan pengadukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu bath mixer. Direksi proyek berwenang untuk menambahwaktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata atauseragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali bila diminta adanya
perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu
selama pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih – lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi
beton yang dikehendaki.Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak
memuaskan harus diperbaiki.Mesin pengaduk yang disentralisir (batching mixing
plant) harus diatur hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
stasiun operator.Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasistas yang
telah ditentukan.

• Cetakan (Bekisting)
- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada gambar rencana.
- Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
proyek sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan – kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian.
- Sewaktu – waktu Direksi Proyek dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk
yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan kontraktor harus segera
mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
- Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu dikerjakan dengan
menggunakan mesin kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi proyek.
Proses pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan ditempat pemasangan.
- Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum dalam gambar kerja
adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi penyimpangan tanpa persetujuan Direksi
Proyek, Maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa
mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
- Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung,
angker, dinabolt, fisher, sekrup paku dan lem perekat harus rapi dan sempurna,
tidak diperkenankan mengotori bidang – bidang tampak. Khusus pada permukaan
bidang tampak/exposed tidak diperkenankan dipasang dengan cara
memaku, tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi Proyek. Lubang
sekrup terlebih dahulu dibuat dengan bor. Kepala sekrup harus tertanam,kemudian
lubang ditutup kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan lem kayu sesuai
persyaratan kemudian diratakan dengan amplas halus sehingga permukaanya rata
dan halus serta tidak tampak bekas penutupan lubang. Hasil akhir dari
pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm setiap
2 m.

• Pengecoran
- Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan) harus bersih dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban /air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
- Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu, dimana akandicor
beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Direksi Proyek.
- Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang menutupinya
harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan air harus dibuang dari
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
- Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut, terhadap sistim struktur/penulangan yang ada.

- Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau wakilnya yang ditunjuk serta
staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.
- Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan
baja – baja tulangan, tidak diijinkan.
- Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis perlapis horisontal dan tebalnya tidak lebih
dari 50cm. Direksi proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebutapabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau selama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain hujan,
air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air
semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan

• Pemadatan
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong – kantong kerikil, dan menutup rapat – rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
- Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan
yang terletak di bawah, lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan bahan
beton terpisah dengan yang airnya.
- Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 3.000 putaran permenit ketika dibenamkan dalam beton.

• Perawatan Beton (Curing)


- Semua beton harus dirawat (curred) dengan air seperti ditentukan di bawah ini.
Direksi Proyek berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus
digunakan pada bagian – bagian pekerjaan.
- Beton yang dirawat (curred) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 hari
terus menerus segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan,
dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa– pipa
yang berlubang–lubang. Penyiraman mekanis, atau cara–cara yang dibasahi yang
akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan
(curing) harus memenuhi spesifikasi– spesifikasi air untuk campuran beton

• Perlindungan (Protection)
- Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap segala kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi Proyek.
- Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung, paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
- Perlindungan semacam itu harus dibuat secepatnya setelah pengecoran
dilaksanakan.

• Finishing Beton
- Permukaan yang kelihatan
Beton yang permukaannya kelihatan (expose) harus difinish dengan
adukan.Lubang – lubang yang terjadi pada beton harus diisi dengan adukan.
- Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak diperkenankan.
Lubang – lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih dari 3 mm, lubang yang
lebih besar dari diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi
0,5 % air permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20 mm tidak
diperkenankan.

• Perbaikan Permukaan Beton


- Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan yaitu beton semi esposed, atau tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap tidak sesuai dengan spefisikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh
kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Direksi Proyek memberikan ijinnya
untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus
dikerjakakan seperti yang telah tercantum dalam pasal – pasal berikut.
- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan – kerusakan karena cetakan, lubang–lubang karena
keropos, ketidak rata dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan
batu gerinda.
- Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat. Lubang lubang pahatan harus
diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan
terikat/terkunci ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama
24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.
- Jika menurut pendapat Direksi Proyek, hal – hal tidak sempurna pada bagian
bangunan yang akan terlihat tidak cukup bila hanya ditambal saja (karena
menghasilkan sebidang dinding) yang tidak memuaskan penglihatan, kontraktor
diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi plesteran 1 Pc : 3 PS )
dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm juga pada dinding yang berbatasan (
yang bersambungan ), sesuai dengan intruksi dari Direksi Proyek

F. PEKERJAAN KAYU
• Lingkup Pekerjaan Kayu
- Meliputi semua pekerjaan seperti mempasak, memahat, menyetel, membuat lidah-
lidah, sponning dan lain-lain pekerjaan diperlukan untuk menyambung dengan baik.
- Harus menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan lain-lain,
pasangan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kayu.

• Bahan
a. Kayu yang digunakan harus kayu kelas I ( Kayu Besi, Kayu Lingua atau Kayu Gopasa
)dan kelas II sesuai PKKI-1961 (NI-5) lampiran 1. Kayu berkualitas baik tua, kering dan
tidak bercacat pecah-pecah dan tidak terdapat kayu mudahnya (spint) Sesuai pasal 3
PKKI 1961 Mutu A.
b. Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan
kayu halus,harus kurang dari 15%. Untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20%.
Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan
harus konstan sampai bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan pekerjaan kayu harus dijaga dengan menyimpannya
ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas, terutama kosen-kosen dan
rangka pintu yang telah disteril.
• Macam Pekerjaan
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan menggunakan jenis-jenis kayu seperti dibawah
ini:
- Kayu kelas I dan kayu besi untuk :
Semua kusen kayu
Daun pintu dan Jendela
Semua jenis jalusi
Rangka Kuda Kuda
- Kayu kelas II untuk :
Gording
Usuk
Lisplank
Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya harus diserut rata dan tidak
terlihat bekas gergajian, kecuali jika ditentukan lain.

G. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


• Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap, bubungan, jurai pada tempat-tempat
sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
• Material
- Untuk bahan penutup atap digunakan atap Senk Gelombang BJLS 0.25.
dengan ukuran sesuai standart yang ada, produksi dalam negeri.
- Untuk penutup bumbungan dipergunakan Senk plat bjls 0.25 .
• Pelaksanaan
- Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, kap/ kuda - kuda, gording
harus diresidu terlebih dahulu.
- Pemasangan atap harus rapi dan mengait antara satu dengan yang
lainnya sehingga tidak terjadi kebocoran.

H. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Rangka Langit-Langit
- Sebelum dipasang, permukaan kayu yang akan ditempeli lembaran langit-langit diserut
rata.
- Balok dengan ukuran 5/7 cm ukuran rangka penggantung dan balok 6/12cm ukuran
balok utama menggunkan kayu Kelas II. Semua bagian harus saling bersambungan
secara saksama dan secara keseluruhan merupakan penopang yang baik.
- Setelah rangka langit-langit terpasang harus mempunyai permukaan yang rata, bila
pada waktu pemasangan langit-langit terjadi permukaan yang bergelombang atau
mengendut dan kekurangan-kekurangan lain yang tidak diinginkan, rangka langit-
langit yang telah terpasang segera diteliti dan perbaiki bila perlu dibongkar kembali
atas biaya pemborong.
- Agar tidak terjadi lendutan pada langit-langit, ruangan yang luasnya lebih dari 20m2
dipasang rangka pengaman dengan menggunakan kerangka dari baja atau balok kayu
Kayu Kelas II 6/20 cm disetiap 4 m2.
2. Penutup Langit-Langit
- Penutup plafond dipakai tripleks tebal 4 mm, dilaksanakan pada seluruh rangka langit
- langit baru dengan teknis pemasangan dan perletakan sesuai gambar.
- Penutup plafond dipasang rapat rangka plafond, rata air (level), lurus dan siku,
digunakan paku yang sesuai dengan jarak 15 cm.
3. List Langit-Langit
- List langit menggunakan kayu kelas II, kayuyang dipakai harus diserut hingga lurus
dan rata kemudian di profil pada sisi yang ingin di tampilkan.
- Pemasangan penutup plafond dilengkapi dengan list plafond kayu kamper 1/5
dilaksanakan pada pertemuan antara plafond dan dinding sesuai gambar, dipasang
rapat dan lurus setiap sudut harus dipasang siku-siku dipaku dengan baik dan rapat.
4. Persyaratan dan Metode Pelaksanaan
- Penutup plafond dipakai tripleks tebal 4 mm, dilaksanakan pada seluruh rangka langit
- langit baru dengan teknis pemasangan Pada pekerjaan pemasangan lapis plafon
perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat
hubungannya dengan pekerjaan langit – langit ini.
- Sebelum dilaksanakan pemasangan lapis plafon, pekerjaan lain yang terletak di atas
langit – langit harus sudah terpasang antara lain pekerjaan Elektrikal, dan lain – lain
yang dibutuhkan.
- Bila ada pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond
harus diteliti dahulu pada gambar – gambar instalasi yang lain untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan konsultan pengawas dan direksi.
- Rangka penggantung langit – langit sesuai pola dalam gambar rencana dan
diperhatikan benar peilnya.
- Lapis plafond harus dipilih yang padat dan tidak retak.
- Lubang – lubang atau tonjokan bekas sekrup, paku pada permukaan lapis plafon
harus ditiadakan.
- Rangka – rangka datar harus waterpas dan yang miring harus sesuai dengan gambar
detail arsitektur
- Bahan–bahan penggantung disesuaikan dengan kebutuhannya pemasangan rangka
harus mengikuti gambar dan RKS.
- Pada pertemuan langit – langit dan dinding dipasang list kayu profil dan
pelaksanaanya harus sesuai dengan gambar.

I. PEKERJAAN KACA, ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI


• Material
- Semua jenis kaca yang akan digunakan adalah ex lokal, bening, ratadan tidak
bergelombang.
- Tebal kaca yang akan digunakan untuk luas < 1 m2 = 3 mm, sedangkan luas >
1 m2 = 5 mm.
• Pelaksanaan
- Kusen, bingkai pintu, jendela dan ventilasi yang akan dipasangi kaca harus
dibersihkan alurnya, diplamur dan dicat dengan minyak sebelum dipasang.
- Pemotongan kaca disesuaikan dengan luas bidang dengan memperhitungkan
kelonggarannnya, kemudian dipasang dan dikukuhkan dengan penjepit kayu dan
dipaku kemudian diberi dempul.
• Pekerjaan kunci
- Semua daun pintu dipasang kunci tanam2 (dua) slag buatan dalam negeri
- Semua kunci harus terpasang dengan baik pada rangka daun pintu,kuat dan rapi
serta dipasang dengan ketinggian 90 cm dari lantai.
• Pekerjaan alat penggantung
- Daun pintu yang akan dipasang menggunakan engsel nilon buatan dalam negeri
dengan kualitas baik dan mempunyai lapisan anti karat, yang dipasang sekurang-
kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun pintu dan 2 (dua) buah pada setiap
daun jendela/ventilasi

J. PEKERJAAN PENGECATAN
• Material/bahan
- Pada dinding dan plafon, digunakan cat tembok yang berkualitas baik dan warna
cat tembok untuk diding dan plafond sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas teknis
- Pengecatan kusen/ pintu/ jendela/ ventilasi, listplank dan daun pintu menggunakan
cat minyak warna cat sesuai petunjuk Direksi/Pengawas teknis
• Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, semua bidang-bidang yang akan
dicat harus dibersihkan dari segala kotoran dan debu serta lubang- lubang bekas
paku dempul,diamplas hingga kelihatan rata.
- Sebelum dicat permukaan kayu yang akan dicat harus betul betul rata dan dibersihkan
dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi / amplas basah dan setelah
kering didempul sehingga permukaannya menjadi rata dan licin
- Pengecatan dinding dilakukan dengan kuas / roller sampai didapatkan hasil akhir
yang merata warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang
merata

K.PEKERJAAN LAIN- LAIN


1. rabat keliling bangunan
- Material terdiri dari Semen,Pasir coor dan Batu Pecah ukur ½ atau 2 /3 sesuai
- pelaksanaan
• Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu material di siapkan di lokasi kerja
• Sebelum pengecoran dimulai material semen dan pasir dan kerikil didauk sampai
rata dengan mengunakan mesin molen atau manual lalu barulah di basahi dengan
air dengan adukan camp 1 sp : 3 psr : 5 kerikil
• Setelah itu baru diadakan pengecoran lantai adapun pengecoran lantai dengandi
gosok dengan menggunakan tropol sampai dengan permukan rata .
2. saluran keliling bangunan

- Material terdiri semen,pasir pasangan batu pecah dan batako


Pelaksanan.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu semua material yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut diatas sudah harus ada pada areal lokasi
Pekerjaan dimulai dengan pekerjaan galian untuk pasangan saluran
Saluran pasangan dipasang dengan menggunakan adukan camp 1 sp : 4
Pasir dan dipasang dengan bahan materail batako sebagai badan saluran
Lantai saluran di coor dengan mengunakan elevasi atau benangan dari
tinggi ke rendah untuk menghindari genangan air pada saluran.

3. Setelah proyek selesai Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan membersihkan kembali lokasi
proyek dari sisa-sisa material yang tidak terpakai, agak lokasi proyek tampak bersih dan
indah Setelah dilaksanakan serah terima pekerjaan gedung siap dan dapat digunakan dan
dimanfaatkan oleh User

Anda mungkin juga menyukai