Anda di halaman 1dari 6

BAB III.

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2021,

Bertempat di Keluran Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, dan

analisis sifat kimia tanah yang dikoleksi dari lapangan akan dilakukan di

Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, peta, satuan

pengamatan lahan, kertas label, plastik, linggis, cangkul, GPS (Global Position

System), kamera, karet gelang, serta alat-alat laboratorium.

Bahan yang digunakan adalah sampel tanah tidak utuh yang diambil dari area

tersebut serta zat kimia yang merupakan bahan pendukung dari analisis tanah.

3.3 Tahapan penelitian

Pengambilan sampel dilapangan dilakukan dengan metode survey, dan

titik pengambilan sampelnya dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling).

Peneliti memilih meneliti tempat tersebut karena lokasi yang mudah dijangkau

dan dekat dari pusat perkotaan.

Dalam pengambilan sampel tanah, dilakukan berdasarkan Peta Satuan

Penggunaan Lahan (SPL) yang telah dibuat. Satuan Penggunaan Lahan

merupakan kelompok lahan yang memiliki sifat dan karakteristik lahan. Dalam

arti lain Satuan Penggunaan Lahan adalah pengambungan dari berbagai informasi

peta digital sehingga didapatkan satu kesamaan karakteristik atau homogenitas.

12
Penentuan satuan peta lahan menjadi penting kegunaannya karena berkaitan

dengan jumlah sampel yang akan diambil dan titik-titik pengambilan sampel tanah

tersebut.

Adapun tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut: Tahap

Persiapan, Tahap Survey Pendahuluan, Survey Utama dan Analisis Laboratorium.

3.3.1 Tahap Persiapan

Menyiapkan peralatan-peralatan yang diperlukan seperti alat tulis menulis,

kamera, skop dan lain sebagainya dan Peta Titik Pengambilan Sampel Tanah.

3.3.2 Tahap Survey Pendahuluan

Tahap ini bertujuan untuk meninjau secara langsung lokasi/tempat yang

akan diteliti dan meminta izin kepada pemilik lahan untuk melaksanakan

penelitian ditempat tersebut serta meninjau secara langsung lokasi tersebut.

3.3.3 Survey Utama

Penentuan titik pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode

(Purposive Sampling) dengan penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan

berdasarkan titik koordinat yang telah ditentukan.

Sampel tanah diambil di Kelurahan Birobuli Selatan Kecamatan Palu

Selatan, Kota Palu. Pengambilan sampel tanah yang diambil berdasarkan titik

koordinat yang telah ditentukan melalui Peta Pengambilan Sampel dengan

kedalaman 20 cm. Dalam penelitian ini terdapat titik koordinat yang digunakan

dengan setiap titik koordinat terdapat 8 sampel tanah yang diambil dalam bentuk

sampel tanah tidak utuh, yang kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk di

analisis kandungan kimia tanahnya.

13
3.4 Analisis Sampel Tanah di Laboratorium

Parameter Pengamatan:

3.4.1 Keasaman Tanah (pH)

pH tanah yang dianalisis adalah pH H 2O, dengan perbandingan 1 : 2,5 g

dengan menggunakan elektroda kaca. Cara kerjanya yaitu sebagai contoh tanah

ditimbang sebanyak 2,5 g dan ditimbang 10,5 ml aquades, larutan tersebut

kemudian dikocok hingga homogen. Setelah itu, larutan didiamkan selama 24 jam

lalu pH-nya diukur dengan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi pada pH 4

dan pH 7.

3.4.2 C-Organik

Penetapan C-Organik menggunakan metode Walklley dan Black dengan

cara titrasi menggunakan ferro sulfat. Cara kerjanya yaitu menimbang 0,5 g

contoh tanah lolos ayakan 0,5 mm, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 250

ml. Tambahkan 5 ml K2Cr2O7 1 N dan 10 ml H2SO4 pekat lalu didiamkan selama

30 menit setelah itu, ditambahkan Aquades 100 ml, 5 ml asam posfat (H 3PO4)

85% dan 5 ml NaF lalu ditambahkan 15 tetes indikator Defeniamin, kemudian

dititrasi dengan ferosulfat 1 N. Titrasi dihentikan jika warna berubah menjadi

warna hijau, selanjutnya dicatat hasil volume titrasi.

14
3.4.3 N-Total

Penetuan Nitrogen menggunakan cara Kjedhal dengan tiga langkah cara

kerja yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi asam basa. Cara kerjanya yaitu

menimbang 1 g tanah kering dianginkan dengan gelas arloji bersih dan kering,

dimasukkan kedalam labu Kjedhal dan ditambahkan 25 ml asam sulfat salisilat.

Kemudian didiamkan selama 30 menit, lalu ditambahkan 0,5 g

Na2S2O2O2O35H2O, dikocok selama 15 menit. Setelah itu, ditambahkan 200-300

mg katalisator lalu dipindahkan ke alat destruksi. Kemudian dipanaskan dengan

hati-hati dan suhu dinaikkan secara perlahan. Destruksi selesai apabila asap telah

hilang dan warna larutan menjadi jernih. Biarkan dingin lalu lanjutkan dengan

destilasi, ditambahkan 25 ml NaOH 40%. Destilat dikumpulkan kedalam

erlenmeyer berisi 10 ml larutan borat indikator. Setelah destilasi dengan borat

indikator warna larutan menjadi warna hijau muda. Larutan ini akan dititrasi

dengan HCl 0,1 N.

3.4.4 P-Tersedia

Penentuan P-Tersedia menggunakan metode olsen. Timbang 1 g contoh

tanah kurang lebih 2 mm, kemudian dimasukkan kedalam botol kocok, lalu

ditambahkan 20 ml pengekstrak olsen, kemudian didiamkan selama 30 menit.

Setelah itu, disaring dan bila larutan keruh dikembalikan lagi keatas saringan

semula. Ekstrak dipipet 2 ml kedalam tabung reaksi dan selanjutnya bersama deret

standar ditambahkan 10 ml per-reaksi pewarna fosfat, kemudian dikocok hingga

homogen dan didiamkan selama 30 menit. Absorbansi larutan diukur dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 6693 μm.

15
3.4.5 K-Total

Cara kerja penentuan K-Total yaitu ditimbang 0,5 g contoh tanah ukuran

<0,5 mm, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml

K2Cr2O7  1 N, selanjutnya dikocok dan ditambahkan 7,5 ml H 2SO4 pekat, lalu

dikocok kembali setelah itu didiamkan selama 30 menit. Kemudian di encerkan

dengan air bebes ion, dibiarkan dingin dan dihimpitkan. Keesokan harinya diukur

absorbansi larutan jernih dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 561

nm, sebagai pembandinnya dibuat standar 0 dan 250 ppm, dengan memipet 0 dan

5 ml larutan standar 5000 ppm ke dalam labu ukur 100 ml dengan perlakuan yang

sama dengan pengerjaan.

3.4.6 Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Penentuan KTK tanah menggunakan metode pencucian dengan amonium

asetat. Cara kerja yaitu menimbang 5 g tanah kering angin dan dilarutkan kedalam

20 ml amonium asetat 1 N sebanyak 2 kali lalu didiamkan selama 1 malam setelah

dikocok. Selanjutnya larutan disaring dengan kertas saring dan filtratnya

ditampung dalam erlenmeyer, diusahakan agar semua tanah berpindah ke kertas

saring. Tanah tersebut disemprot menggunakan alkohol/aquades 20 ml sebanyak 2

kali sampai mendrainase sempurna. Tanah pada kertas saring selanjutnya

dimasukkan kedalam labu Kjedhal dan ditambahkan 10 ml aquades serta 2 tetes

H3BO2. Larutan yang ada dalam labu Kjedhal dihubungkan dengan alat destilasi

lalu ditambahkan NaOH 40% sebanyak 20 ml dan aquades 25 ml. Destilasi

dihentikan setelah volume destilasi yang ditampung mencapai 25 ml, namun

16
sebelum ditampung didalam alat penampung, destilasi dimasukkan kedalam burat

40% sebanyak 10 ml dan ditambahkan beberapa tetes indikator BCG. Larutan

destilat akhirnya dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N. Selanjutnya mencatat

volume titrasi.

3.5 Analisis Data

Data hasil analisis beberapa sifat kimia tanah di Laboratorium Analisis

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,

Kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hal ini dimaksud untuk

mendapatkan gambaran tentang karakteristik sifat kimia tanah yang ada di

Kelurahan Birobuli Selatan, Kota Palu.

17

Anda mungkin juga menyukai