Tradisi Dalam Teori Komunikasi - Bu Tiwi
Tradisi Dalam Teori Komunikasi - Bu Tiwi
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
The objective of this paper is to explain why there are major changes of
communication scholars in writing a ‘new’ concept of communication theory. Griffin
(2000) and Littlejohn (2005) changed dramatically their style to examine
communication theory because of Craig’s suggestion in his writing “Communication
Theory as a Field” in 1999. Communication theory as an identifiable field of study is
regarded not yet exist.
The root of communication theory has not yet emerged as a coherent field of study
because its multidicsiplinary origins and communication theorists that have not yet
found a way beyond the disabling disciplinary practices that separate them.
With this reason Craig’s proposes a vision for communication theory that takes a
huge step toward unifying theorists otherwise disparate field. He creates the
dialogical-dialectical disciplinary perspective according to two principles: the
constitutive model of communication as a metamodel, and theory as metadiscursive
practice. He called this prespective as The Seven Tradition of Communication
Theory. The key concept to understand this perspective is a common understanding
of similarities and differences, or tension points among theories ; and a commitmen to
manage these tensions through dialogue.
Pendahuluan
Sebagai orang yang mempelajari ilmu komunikasi, perkembangan di dalam
rumpun bidang keilmuan ini dapat diamati salah satunya melalui perkembangan teori
Stephen W. Littlejohn. Beliau adalah salah satu ilmuwan yang paling produktif dalam
Communication sudah diterbitkan dalam 10 edisi (edisi terakhir tahun 2011) yang
setiap edisinya menambahkan perkembangan teori komunikasi baru. Belum lagi buku
Perubahan besar terjadi dalam Edisi 8 (2005) buku Littlejohn tentang Theories
keseluruhan struktur dan isi teori yang telah dikembangkan. Jika sebelum Edisi 8
Littlejohn selalu menekankan bahwa teori komunikasi harus dilihat berdasarkan level
komunikasinya, maka dalam Edisi 8 ini semua ditinggalkan. Dapat disimpulkan pasti
ada sesuatu pergulatan besar dalam diri seorang Littlejohn sehingga merubah pola
Ilmuwan lain yang juga mengalami hal yang sama seperti apa yang dilakukan
Wheaton College, Illinois. Beliau juga merubah (ini dikatakannya sebagai major
Theory mulai Edisi 4 (2000) dari bukunya hingga Edisi 7 terbitan tahun 2009.
komunikasi adalah: Apa yang menyebabkan kedua ilwuwan komunikasi ini sampai
merubah pola berpikir mereka tentang tatanan teori yang telah mereka bangun dan
keilmuan yang mereka kembangkan. Apa konsekuensinya bagi kita sebagai pembaca
dan dukungan di antara ilmuwan komunikasi sendiri. Ilmu komunikasi adalah ilmu
yang bersifat multidisiplin. Dalam buku Frank E.X Dance berjudul Human
bahwa studi komunikasi adalah studi yang interdisiplin atau multidisiplin. Dia
pucuk dari disiplin ilmu murni sosiologi, antropologi, psikologi dan filsafat (Ibid.:
245). Masih menurutnya bahwa sifat multidisiplin ini memiliki keuntungan karena
dapat menjelaskan kegiatan scope kajian tentang komunikasi menjadi sangat luas.
Tidak ada single teori, bahkan dengan cara seperti ini justru dapat menggambarkan
Communication Edisi 2 (1983), Littlejohn mulai melihat memang ada celah lemah
dengan sifat multidisiplin dari kajian komunikasi. Dia menuliskan antara lain:
Littlejohn mulai galau dengan sifat multidisiplin kajian komunikasi ketika dia
menyadari akhirnya para ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu yang ada,
komunikasi ini bukanlah kajian utama mereka. Kajian komunikasi hanya merupakan
bagian kecil saja dari interest mereka sebagai suatu ilmuwan dari disiplin tertentu.
Littlejohn sangat merasakan kajian komunikasi hanya menjadi kajian yang punya
E.M Griffin. Dalam bukunya A First Look at Communication Theory Edisi 4 (tahun
2000) dia mulai menyadari tentang keterbatasan dalam mengkaji teori komunikasi
karena sifat multidisiplin ini. Griffin mengatakan bahwa, “there’s little dicipline in
our discipline” (2000: 34). Hal ini terjadi karena menurutnya ilmuwan komunikasi itu
memiliki pandangan yang divergen tentang apa itu komunikasi, sesuai dengan bidang
wilayah kajian teori komunikasi karena bisa saja para ilmuwan ini tidak setuju pada
menawarkan pendidikan komunikasi dan banyak sekali text book yang membahas
teori-teori komunikasi. Tetapi diantara ini semua dia menemukan bahwa berbagai
teori yang diajarkan dari berbagai pendidikan ini semua berjalan sendiri sendiri, Craig
menyebutnya there is no consensus on the field. Teori komunikasi sangat kaya dengan
ide-ide tetapi gagal dalam jumlah cakupannya. Teori komunikasi tumbuh terus tetapi
Theory as a Field (1999). Dengan tegas dia mengatakan bahwa communication theory
is not yet a coherent field of study seems inescapable (Craig, 1999: 64). Craig melihat
bahwa tidak adanya koherensi dalam kajian komunikasi karena sifat multidisiplin
yang dibawa oleh masing masing ilmuwan yang sering salah dalam penggunaannnya
bahwa sebagai suatu kajian, ilmu komunikasi dapat memiliki teori yang koheren
asal ada kesadaran dari masing masing ilmuwan yang terlibat di dalamnya bahwa
mengeluarkan mereka dari belenggu masing masing disiplin ilmu yang memisahkan
diantara mereka. Dibutuhkan dua persyaratan untuk melihat teori komunikasi sebagai
suatu kajian keilmuan. (1) a common understanding of the similarities and differences
2007: 67-69).
Menurutnya tradisi adalah something handed down from the past, but no living
tradition is statis. Traditions are constantly changing (Ibid.: xiii). Sesuatu yang sudah
kita miliki sejak dulu (waktu sebelumnya), yang tidak statis tetapi terus berkembang
sesuai dengan jaman. Lebih jauh Craig menegaskan bahwa traditions are not
and values that are important to the tradition. Ini lebih menjelaskan bahwa dalam
memelihara suatu tradisi peran nilai nilai yang sudah ada menjadi hal utama yang
harus diperhatikan.
yang terbentuk karena definisi tersebut; metadiskursif vacobulary, hal yang tidak bisa
Gambaran perspektif yang diungkapkan oleh Craig ini disarikan oleh Miller
keilmuan komunikasi Craig mendasarkan pada konsep praktek komunikasi sehari hari
dan sesuai dengan perkembangan dari tradisi itu sendiri. Untuk itulah dia
menimbang retorika adalah praktek komunikasi yang paling jelas terlihat dan telah
ada begitu lama sebagai sebuah tradisi. Dengan logika semacam ini pula bahwa tradisi
paling sikit (kurang) sebagai suatu bentuk praktek komunikasi dan juga muncul
Titik tolak lain yang juga harus diperhatikan dalam kajian Craig ini dia selalu
memenuhi kriteria yang ada maka langkah penting yang harus dilakukan adalah
dengan cara dialog dan dialektikal. Kesadaran untuk saling melengkapi satu sama lain
ide Craig untuk menghilangkan sekat ‘multidisiplin’ kajian teori komunikasi pada
bukunya Human Communication Theory Edisi 7 (2002). Dalam buku ini baru sedikit
saja ide Tujuh Tradisi dalam Teori Komunikasi dimunculkan, yaitu hanya pada Bab I
(Ibid.: 12-15). Di sini ia mengakui bahwa Craig proposes a vision for communication
theory that takes a huge step toward unifying our otherwise disparate field (Ibid.: 12)
Robert Craig’s model because it offers a way of looking at and reflecting on the
tensions through dialogue (2008: 6). Berpegang pada prinsip perbedaan dan
persamaan suatu teori bagi Littlejohn tidak hanya berdasarkan dari daftar (list) yang
membedakan atau menyamakan saja, tetapi lebih pada kesamaan ide mengapa suatu
Hal ini disebut Littlejohn sebagai Metamodel atau model dari model telah ada.
menyatukan definisi isu-isu dan asumsi-asumsi yang ada dalam teori komunikasi. Sisi
lain yang perlu diperhatikan juga adalah konsep definisi suatu teori. Teori tidak
hanya dipandang sebagai suatu penjelasan atau proses belaka, melainkan harus dilihat
sebagai suatu statement atau argumen yang mendukung suatu pendekatan. Teori
menjadi bentuk diskursus atau lebih khusus lagi sebaga suatu metadiskursus.
Tradisi Teori Komunikasi dapat berguna sebagai a guide and tool for looking at the
their similarities and differences (2008: 33). Karena Littlejohn berpegang pada
konsep kesamaan dan perbedaan dari masing-masing teori dalam suatu tradisi maka
menurutnya ke tujuh tradisi dalam teori komunikasi itu dapat dimulai dari semiotik,
sedang dari perbedaan bahwa dalam tradisi semiotik pemaknaan timbul karena tanda
atau simbol itu sendiri sedangkan dalam tradisi phenomenologi pemaknaan dilakukan
Griffin jauh lebih cepat dibandingkan dengan Littlejohn dalam merespon ide
Craig. Setahun setelah Craig menuliskan idenya (1999) Griffin dalam bukunya A First
Look at Communication Theory Edisi 4 (tahun 2000) memasukan ide ini sebagai
salah satu bagian dari chapter bukunya. Dalam hal ini Griffin sangat menyanjung
Craig dengan mengatakan, “Craig offers a more sophisticated solution” (2009: 41).
ini menggunakan apa yang sudah dilakukan dalam problem dan praktek komunikasi
sehari-hari. Jadi menurut Griffin apa yang ada dalam Tujuh Tradisi dalam Teori
Komunikasi ini merupakan tujuh tradisi yang sudah dilakukan sebelumnya. Yang
terpenting adalah bahwa tradisi dalam teori komunikasi ini menawarkan perbedaan,
komunikasi. Dari sini akan muncul kesadaran setiap ilmuwan yang berbicara dalam
tiap tradisi tidak akan memandang lagi keilmuannya secara terkotak-kotak sesuai asal
mereka.
Griffin tetap memegang komitmen awal dari apa yang telah diajarkannya bahwa
interpretif. Ciri-ciri pendekatan objektif menurutnya antara lain the assumption that
uncovering cause and effect relationship (2009: 14), teori-teori yang bersifat positivis
dengan yang diteliti terpisah dimana peneliti berada di luar obyek yang diteliti.
communicative texts; assumes that multiple meaning or truth are possible (Ibid.: 15).
ini dijelaskannya, “It’s important to realize that location of each tradition on the map
is far from random. My rationale for placing them where they are is based on the
Berdasarkan pemikiran Griffin ini maka tradisi psikologi sosial dan cybernetic
berada di tradisi yang paling bersifat obyektif, sedangkan phenomenology dan critical
Ide Craig tentang Tujuh Tradisi dalam Teori Komunikasi yang didukung
penuh oleh Littlejohn dan Griffin selain telah membuka ruang baru untuk
menyatakan bahwa model tradisi ini membantu untuk lebih memahami kaitan antar
berbagai tradisi dengan implikasi berbagai teori komunikasi yang ada di dalammya
Hal ini seperti yang dilontar Griffin (2009:51) dalam kajiannya dengan
memperlihatkan mana kelompok dari ke Tujuh Tradisi dalam Teori Komunikasi yang
kuantitatif dan mana yang interpretif dengan kekuatan pada metode kualitatif.
Dengan melihat bagan pemikiran dari Griffin diatas dapat dilihat bahwa tradisi
critical lebih tepat dilakukan dengan pendekatan penelitian yang bersifat interpretif-
kualitatif. Tradisi semiotika dan sosial-budaya akan berada dalam wilayah antara
Implikasi perspektif Tujuh Tradisi dalam Teori Komunikasi secara luas dapat
berbagai ilmuwan. Sunarto (2011: 12) melihat sangat memungkinkan muncul relasi
yang signifikan antara apa yang dilihat Miller (2005) melalui paradigma
postpositivistik; interpretif dan kritis dan pemikiran Griffin yang meletakan perspektif
obyektif dan interpretif dalam memahami ke perspektif Tujuh Tradisi dalam Teori
Komunikasi. Tradisi yang masuk dalam ranah objektif, dapat dikatakan menggunakan
Penutup
Kajian tentang perspektif Tujuh Tradisi dalam Teori Komunikasi ini telah
membuka sebuah ruang baru bagi kita untuk mendiskusikan perbedaan-perbedaan dan
dan Griffin diharapkan dapat memicu pemikiran-pemikiran baru bagi kita yang
perspektif ini juga akan membangun kajian yang holistik terkait dengan metode
penelitian komunikasi.
Daftar Pustaka
Craig, Robert T dan Heidi L Muller, (2007), Theorizing Communication Reading
Across Traditions (Ed), Sage Publication: California.
Dance, Frank E.X, (1982), Human Communication Theory Comparative Essays,
Harper Row Publisher: London.
Griffin EM, (2009), A First Look at Communication Theory, Seventh Ed, McGraw-
Hill: Boston.
__________,( 2000), A First Look at Communication Theory, Fourth Ed, McGraw-
Hill: Boston.
Littlejohn, Stephen W, (1983), Theories of Human Commnucation, Second Ed,
Wardworth: California.
__________, (2002), Theories of Human Commnucation, Seventh Ed,
Wadworth: Albuquerque, New Mexico.
__________, (2005), Theories of Human Commnucation, Eight Ed,
Wadworth: Albuqueque, New Mexico.
__________, (2008), Theories of Human Commnucation, Ninth Ed,
Wadworth: Albuquerque, New Mexico.
Karen A Foss, (2011), Theories of Human Commnucation, Tenth Ed, Waveland Press
Inc, Long Grove.
___________, (2009), Encyclopedia of Communication Theory,
Sage, Los angeles.
Miller, Katerine, (2005), Communication Theries, Perspectives, Process and Context,
2nd (ed), McGraw-Hill, International edition.
Sunarto. (2011), ”Paradigma dan Metode Penelitian Komunikasi di Indonesia”, dalam