Sumber: https://www.kejaksaan.go.id/
✓Swasta
✓ Anggota DPR dan DPRD
✓ Pejabat Kementerian/Lembaga Negara
✓ Kepala Daerah
✓ Aparat Penegak Hukum
✓ Korporasi
Jenis Tindak Pidana Korupsi Tertinggi
1. Penyuapan
2. Pengadaan Barang dan Jasa/ Kerugian Negara
3. Penyalahgunaan Anggaran
2. Suap menyuap
❑ Merintangi proses pemeriksaan korupsi
3. Penggelapan dalam jabatan ❑ Tersangka tidak memberikan keterangan harta
4. Pemerasan kekayaan
❑ Bank tidak memberikan keterangan rekening
5. Perbuatan curang tersangka
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan ❑ Saksi atau Ahli tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan palsu
7. Gratifikasi
❑ Memegang rahasia jabatan tidak memberikan
keterangan atau memberikan keterangan palsu
TP Lain berkaitan dengan TP Korupsi ❑ Saksi membuka identitas pelapor
EDITA ELDA_KORUPSI DALAM KEADAAN TERTENTU_2022 5
Tindak
KORUPSI Pasal 2 Keadaan
Pidana
ayat (2) Tertentu
Korupsi ?
UU No. 31 Tahun 1999 KUHP
?
UU No. 20 Tahun 2001 PEMBERATAN 1/3
Dampak
Luas Hak
Penyakit Ekonomi
Masyarakat
Sendi Bangsa-
Orang Negara
Merusak Sosial
Tertentu Masyarakat
Sistematis-
Terorganisir
Pasal 2
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekenomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling
sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 mi;yar
(2) Dalam hal tindak pidana korupsi, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu,
pidana mati dapat dijatuhkan.
Pidana denda
Pidana tambahan
Terdapat ketidak-konsistenan dalam perumusan kategori keadaan tertentu, seperti contoh negara dalam keadaan bahaya, salah
satunya adalah ‘negara dalam keadaan perang’ yang dinormakan dalam Pasal 7 ayat (1) huruf (a, b, c dan d).
Pengaturan ini berupa korupsi perbuatan curang terhadap perbuatan pemborong, ahli bangunan, melakukan perbuatan curang serta
terhadap barang keperluan TNI atau kepolisian, yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang.
Berdasarkan rumusan tersebut, maka apabila dibandingkan antara rumusan Pasal 7 ini dengan penjelasan Pasal 2 ayat
(2), maka sama-sama merupakan keadaan tertentu, yakni negara dalam keadaan bahaya dan dalam keadaan perang.
➢ Singapura
➢ Hongkong
➢ Belanda
❖ Adanya ancaman sanksi yang lebih berat dalam keadaan tertentu, menunjukkan tingkat
keseriusan akibat dan nilai ketercelaan dari tindak pidana yang dilakukan dalam keadaan
tertentu.
❖ Artinya keadaan yang terjadi bukanlah pada keadaan biasa. Aturan hukum biasa berlaku
untuk keadaan biasa.
❖ Dalam keadaan yang tidak biasa, berupa keadaan tertentu, maka berlaku hukum yang
tidak biasa.
❖ Penjelasan sebagai tafsiran resmi menjelaskan norma batang tubuh, tidak boleh
mengakibatkan ketidak-jelasan norma yang dijelaskan serta tidak boleh melahirkan norma
baru
editaelda@yahoo.com