Anda di halaman 1dari 10

SEX SENSE

MALAM ini hujan kembali menghujam bumi. Bintang dimanakah sebenarnya


dirimu bernaung?

Sambil menikmati teh panas, aku bingkai kenangan kita. Banyak, orang bilang
dengan meminum secangkir teh akan menghangatkan tubuh dan sedikit melegakan pikiran
setelah lelahnya bersetubuh. Ku hisap sebatang kretek. Asap mengepul di sela keheningan.
isi kepala kian mengingat kenangan yang membingkai dalam senandung kondom bekas
beraroma strawberry.

Perkenalkan aku Joy, pria berzodiak Virgo; berasal dari Ibukota; lahir dua puluh enam
tahun silam. Aku berprosesi sebagai penulis. Ya, cita-citaku adalah menjadi seorang
penulis. Aku sudah banyak menciptakan tulisan. Namun, tak ada satupun yang aku
terbitkan. Bukan soal tidak mampu menerbitkan. Hanya saja. Terlampau cepat menerbitkan
sebuah tulisan yang masih ala kadarnya. Entah sudah novel keberapa yang aku tulis kali ini.

1 Hari ini, aku memutuskan untuk keluar rumah menuju sebuah kedai kopi di selatan Jakarta.
Kedai itu bernama Fantasi Kedai. Di tempat itu bukan hanya kopi yang di suguhkan, tapi
begitu banyak hal yang di berikan. Mulai dari tempatnya yang kekinian, kenyamanannya
dan sebuah kenangan liar yang masih melekat dalam kepala.

Seorang wanita berambut ikal, memakai kaos bertuliskan Damn I Love Indonesia,
bercelana skiny jeans dan berbalut sepatu Convers masuk kedalam kedai. Dengan,
membawa sebuah gitar ukulele soprano. Wajahnya menarik, senyumnya manis. Tatapan
mataku seketika tertuju kepadanya "Hai bidadari siapakah gerangan dirimu, darimana
datangnya, bolehkah aku cukup dekat mengenalmu?" ucapku dalam hati. Wajahnya
tampak bersahabat. Mungkin sifatnya juga bersahabat.

Wanita itu mulai melihat ke arahku mungkin ia curiga akan tatapan mataku yang tak
kunjung lepas dari wajahnya. Ia tersenyum. Aku membalas senyumannya. Kini gadis itu
mulai memetik gitarnya. Suaranya indah di dengar, tarikan nafasnya membuat, pikiran
nakal mulai memancing reaksi senyawa dalam tubuh. Aku mulai memperhatikannya jauh
lebih dalam. sex sense yang menjadi kelebihanku mulai membayangkan sebuah objek
vitalitas. Tubuh gadis itu begitu sintal, padat dan indah untuk di pandang. Payudaranya

1|SEX SEN SE
yang menyentuh pada lekukan gitar yang ia mainkan, aku terpaku akan sempurna dirinya.
Aku menghela nafas dalam-dalam melihat pemandangan indah itu, ingin ku rengkuh
dirimu wahai gadis pujaan. Melihatku yang begitu memperhatikannya, gadis itu seraya
bangkit dari kursinya dan menuju ke arah mejaku.

"Kenapa mas?" tanya gadis itu.

"Eh, nggak apa-apa"

"Sendirian saja disini?" timpal gadis itu.

"Begitulah" jawabku dingin bukan karena cuek. Namun, karena seketika tubuh ini menjadi
tremor dibuatnya.

"Lagi apa mas" tanyanya lagi.

"Sedang menulis"

"Boleh, liat?"

"Ehh.. Nggak!" sontak aku panik.


2

"Masnya, penulis?" gadis itu mengernyitkan dahi.

"Sudah menerbitkan buku?"

"Belum" ucapku, terkekeh.

Gadis itu membalas senyumnya. Kali ini ia begitu serius memperhatikan diriku sambil
menopangkan dagunya dengan tangannya.

"Ada apa?" tanyaku balik

"Gue, penasaran kok ada cowok ganteng, duduk sendirian. Lagipula gue nggak suka satu
meja tanpa di temani, btw, masih jomblo?" ucapnya.

"Masih, kenapa. Naksir?" candaku

"Sembarangan. Maaf enggak level" ucapnya sembari tertawa kecil.

Gadis itu menjulurkan tangannya seraya ingin di jabat "Sekar" ucapnya. Aku menjabat
tangannya "Joy" tangannya halus. Namun, aku melepasnya dengan buru-buru.

2|SEX SEN SE
"Nama yang bagus, arti dari Joy bukankah sukacita?"

"Yaa, mungkin Tuhan menciptakanku dengan keadaan sukacita."

"Oh. Hahahaha" ia tertawa mungkin namaku adalah sebuah lelucon untuknya.

Kini waktu telah menunjukan pukul sepuluh malam kedai itu mulai di tinggalkan para
pengunjung. Tinggal aku dan sang gadis. Kami diam dalam keheningan. Lalu suara lantang
menyeringai.

"Kamu pulang kemana?" suara lembut memutus keheningan.

"Aku ke kawasan Antasari" jawabku.

"Aku boleh menumpang?" sahutnya.

"Boleh, tapi bayar" ucapku meledek.

"Bayar dengan?"

"Enggak. Canda kok!" ucapku dengan wajah memerah. Kepala mulai menghiasi temaram
3 kemesuman dalam otak dan darah yang semakin melonjak. Setelah itu langkah kaki kami
mulai melangkah keluar kedai. Di luar kedai, Hujan datang dengan jutaan tetesan air tawar
yang membasahi bumi. Beberapa talang menampung air pemberian Illahi dan
menyalurkannya ke tanah. Jalanan mulai basah; rembesan airpun menjadi sebuah sumber
rezeki yang tak pernah di tolak dengan bumi. Aku senang dengan hujan, terlebih lagi
aroma tanah yang begitu lugu seraya mengelitik hidungku. Tetesan air meninggalkan
jejaknya pada kaca mobil yang kami kendarai. Lantas membuatku tertegun. Jejak itu
perlahan menghilang seiring hembusan udara dingin. Sedangkan gadis itu sedang
berkonsentrasi melihat pemandangan hiruk pikuk keramaian Ibu Kota dari dalam mobil.

"Lalu. Dimana rumahmu?" aku beranikan diri untuk menyeletuk.

"Sekitar sepuluh menit lagi ke arah timur" ucapnya.

Selang berapa saat tibalah di sebuah Apartemen di kawasan pasar minggu. "Mau mampir?"
ajaknya.

"Sudah malam. Takut terjadi hal yang tak di inginkan" ucapku.

Ia terkekeh dengan lantang.

3|SEX SEN SE
"Lah-lah. masih saja ya, anak jaman sekarang takut berduaan. Ayolah sekedar mengopi
sebentar" rayunya.

Dengan perasaan ragu namun ingin aku menganggukan kepala. Kami harus berlari menuju
beranda apartemen karena hujan semakin deras menghujam bumi. Apartemen itu sedikit
sunyi mungkin karena jam malam hingga membuat para penggunanya sudah terlelap dalam
mimpi indahnya. Kami menaiki lift menuju lantai tiga belas membuat kepalaku agak
sedikit pusing. Setibanya, di depan kamar bernomor empat puluh enam. Kembali sinyal
kemesuman itu timbul dengan memikirkan kode angka 46 yang dalam Bahasa Inggris four
six; dalam kode kemesuman adalah for sex. Aku melihat wajah Sekar begitu manis.
Tertegun dalam sebuah lamunan bersetubuh melayang dalam sanubari.

"Heh! masuk kok malah bengong?" ucapnya membuatku tersadar.

Kamipun masuk kedalam kamar apartemen itu. Ku lihat sekeliling begitu dipenuhi hiasan
dingding bernuansa musik. Gitar koleksi, bahkan piagam penghargaan menghiasi dari
dalam cabinet.

"Duduk dulu. sebentar aku ganti pakaian dulu" ucapnya.


4
Pakaian yang ia kenakan memang sedikit basah dan begitu memancarkan lekuk tubuhnya.
Membuat hasrat seksualku semakin melonjak. Namun, masih bisa aku netralkan. Setelah
sepuluh menit berlalu. Sekar datang dan menyuguhkan secangkir kopi beraroma arabica.
Yang membuatku terbelalak ialah. Gadis itu hanya mengenakan tangtop hitam tanpa bra
dan hot pants abu-abu sehingga membuatku kembali harus menelan air liurku.

"Kenapa? kok melihatnya begitu banget, kaget! aku kalo di apart emang selalu begini"
ucapnya sambil tertawa.

"Enggak biasa aja. Udah sering liat kok" balasku.

"Kalo bosan. Setel TV sana" ia menawarkan.

Aku iyakan. Dan ia duduk di hadapanku terbatas sebuah meja makan. Mataku tak bisa
diam selalu memperhatikan ke arah belahan payudara Sekar, begitu halus dan putih.
Belahan itu semakin menjadi ketika Sekar membungkuk, tampak begitu jelas ingin
jemariku menari-nari diatas payudara itu. Akupun menyalakan televisi, Sekar
mendengarkan MP3. Beberapa saat kemudian; mata kami saling beradu; bibir kita saling

4|SEX SEN SE
merengkuh satu sama lain. Mungkin terbawa suasana hujan. Membuat kami harus
menghangatkan satu sama lain.

Ciuman hangat itu mulai melebur dalam simponi kesunyian. Lidah kian menyatu
air liur kian bersatu, renjana malam menjadi bendungan bagi kedua anak manusia dalam
glora asmara persetubuhan. Tanganku mulai aktif memainkan payudaranya; meremasnya
dari balik tangtop hitam, payudaranya memang sedikit kecil namun pas di genggam oleh
tanganku. Matanya terpejam bibirnya mulai terbenam dalam hasrat sensual. Ku lepaskan
bibirku seraya mengecupi leher jenjangnya, lidahku menyapu dengan penuh ambisi. Kini
tangannya merangkul leherku bahasa tubuhnya mengisyaratkan ia sedang menikmati
permainan lidahku. Ia tersadar. "Jangan disini" sambil mengengam tanganku ia
mengajakku masuk kedalam kamar beraroma lavender begitu menyejukan, ia langsung
mendorongku pada sebuah matras dan di tepian matras itu ia dengan segera menyerangku
kembali. Bibir kami semakin tumpah peraduan ini membuatku ingin jauh lebih lagi
menjelajah tubuhnya. Tanganku memainkan kembali payudara itu dan sedikit memilin
putingnya. Hingga aku memberanikan diri menyingkap tangtop itu sebatas payudaranya
aku tak bisa melihat payudara itu karena bibir kami masih beradu dalam permainan lidah.
5 Namun, jemariku bisa merasakan kehangatan pauyudara itu kembali remasan demi
remasan membuat tubuh gadis itu menyeringai pada bahasa tubuh "aduh dan ahh." birahiku
yang sudah kian terbakar membalikan posisiku dengan cepat; aku melepaskan ciuman itu
dan melihat ke arah bawah. Begitu indah payudara itu menguntai polos tak tertutupi sehelai
benangpun. Begitu ranum dengan warna putih dominan menghiasi kulitnya sedikit merah
kecoklatan pada pusat putingnya. Dengan segera aku daratkan kecupanku ke arah
payudaranya. Jilatan basah memutari payudaranya dari kiri hingga kanan tak aku sisakan
sedikit pun celah.

"ohh. Ahhh" desahnya.

Bahasa tubuhnya tak bisa berbohong ia begitu menikmati permainan ini. Wajahnya
memerah matanya sayup yang kadang terpejam menikmati alur yang aku berikan. Kini aku
menghisap kuat puting itu memainkan lidahku diatas putingnya, membuatnya begitu liar
tangannya menjambak rambutku dengan penuh hasrat. saat aku berikan cap tanda merah
buah bibirku di payudaranya.

Aku memberanikan diri untuk melepas hot pants yang ia kenakan dan begitu terkejutnya
aku saat melihat ia tak menggunakan celana dalam di balik hot pants tersebut. Vaginanya

5|SEX SEN SE
begitu mungil sedikit di tumbuhi bulu-bulu halus. Aku pun kembali bersedia berjongkok
dan mendaratkan bibirku serta merta lidahku menjilati bibir vagina itu. "Aroma khas
wanita memang luar biasa" Ucapku dalam hati.

"aah..ooh. Iya disitu mainkan lagi" desahnya bercampur peluh, membuat udara dingin
seraya beralih menjadi sebuah kehangatan.

Lidahku tak bisa diam ia terus menyapu bersih bibir vagina itu dan seketika lenyap masuk
kedalam rongga vaginanya menjilati sebuah titik g-spot, seraya lima menit berlalu
tubuhnya mengelinjang hebat tangannya menjambak rambut dengan kuat.

"Ohh..Ahhh..aku keluaarr!" teriaknya berdesis.

Keluarlah sebuah cairan putih sedikit abu-abu kental membanjiri lidahku. Nampaknya ia
telah mendapatkan orgasme pertamanya hari ini. Tak sampai disitu kembali lidahku
menyapu payudaranya secara bergantian dan jemariku mulai menari-nari pada bibir
vaginanya.

"Ohh..aahh" jemariku kian cepat memainkan rongga vaginanya. Bibir kami kembali beradu
6 dalam pergumulan duniawi.

Baru berapa saat ia bangkit dan berkata.

"Ahh, curang. Masa aku aja yang telanjang" ucapnya.

Tangannya kini berusaha melepas kaos yang aku kenakan, setelahnya ia melepas celan
jeans yang aku kenakan. Kini terpampanglah dengan jelas penisku yang telah menegang
sejak di mobil tadi.

"Wah, besar juga punya kamu" ucapnya kaget.

"Standard Indonesia kok" jawabku.

"Punya mantanku. Nggak segini loh!"

"Masa iya?"

Ia mengangukan kepalanya. Lantas mendudukanku pada pinggiran matras dan mulai


mengocok penisku dengan penuh kelembutan. Tatapan matanya mulai menatap tajam
kearah penisku dan bibirnya mulai mengecupi kepala penisku sesekali di jilati lubang

6|SEX SEN SE
kemihku. Ia menjulurkan lidahnya membasahi kepala penis itu dan menjilatinya hingga ke
buah zakarku. Membuatku mengelinjang geli menahan permainan itu.

"Uhh..enak banget" desahku

Ia mulai mengulum penisku dengan lahap. "Plok..plak..plok" dari dalam rongga mulut
lidahnya memutar di atas kepala penisku. Tak ingin berdiam diri tanganku merengkuh
kepalanya dan menahan kepala sang gadis agar menelan semua batang penisku.

"Uhuk..uekk. Lu gila? gue nggak bisa napas anjir" ucapnya tersedak.

"Haha" aku menimpalinya dengan tertawa.

"Ahh gila. Asli penis lu gede banget" gadis itu terkagum

"Kan udah gue bilang. Standaran orang Indonesia"

"Mana ada gede gini. Berurat dan panjang standaran orang Indo?"

"Gue bengek. Nyepong lu tuh serasa di cekek leher gue" timpalnya lagi.

7 "Terus lu mau gimana? masa iya gue kecilin?" sahutku mengernyitkan dahi.

"Harus adil dong. Gue mau tanya deh! lu pasti tau berapa hasil pengurangan angka ini."

"Aduh. Lu nggak liat gue lagi turn on gini. Malah ngajak gue berhitung."

"Udeh deh, jawab aja 70-1 sama dengan berapa?" tanyanya.

"Ahh. Lu daritadi di kedai banyakan tanya. Kepo amat hiduplu. Perlu gue jawab" ucapku
meledek.

"Udah jawab nggak! daripada nggak gue lanjut nih permainan kita" ancamnya

"Iya, gue jawab. 69"

"Pinter, nah itu yang gue maksud berlaku adil" jawabnya tersenyum.

Aku berpikir panjang, apa yang di maksud dengan 69 berlaku adil. Lama berpikir sinyal
itupun hadir; "ohh.Mungkin maksutnya adalah posisi 69, yang kini sedang populer"

"Eh.. Kok lu malah mikir" ucapnya menyadarkanku.

7|SEX SEN SE
"Yaudah, ayo. Ku baringkan tubuhku. Lantas ia menaiki tubuhku dengan posisi terbalik
dan mulai menjilati lagi penisku yang masih tegak bak tiang pemancar sinyal. Tak tinggal
diam aku kembali menjilati rongga vagina itu yang tampak sudah agak basah aroma
vaginanya begitu santar tercium dengan posisi seperti ini. Tempo permainan kini semakin
mengelora ia mengulum penis dengan cepat, aku menjilati vaginya dengan penuh hasrat
sepuluh menit berselang. Ia menghentikan permainannya.

"Udah ahh, gila pegel gue nyaplok mulu" ucapnya.

"Lah, kan lu yang mau kaya gini. Gue sih fine-fine aja. Sesuai partner" jawabku.

"Gue, mau lu ewe. Lu bisa kan ngewe?" tanyanya.

"Lu gila, yakali anak jaman sekarang nggak bisa ngewe" jawabku meledek.

"Yaudah, skuylah"

"Tapi, gue pengen yang aman" pintaku.

"Iyalah. Gue juga tau keles" jawabnya sambil mengambil sebuah tas dan tangannya
8 merogoh isi tasnya.

"Inikan, yang kita mau?" ia mengeluarkan sebuah kondom strawberry dari dalam tas
tersebut.

"Nah. Iya itu"

Lantas ia membuka kondom itu dan memasangkannya di penisku secara perlahan. "Gila ini
kondom import loh. Sampe nggak muat begini. Penis lu penis titan ya" ledeknya.

"Ahh, siake lu mau ngewe malah shaming gue mulu" rengkuhku.

Setelah kondom itu terpasang tak berapa lama aku baringkan tubuhnya di atas matras dan
mulai mengesekan kepala penisku di bibir vaginanya.

"Ohh..aahh. Geli anjir cepet masukin" pintanya.

Akupun mulai memasukan penis itu kedalam rongga vaginanya sehingga ambleslah
tertelan licinnya liang vagina. Di dalam liang vagina itu terasa hangat sedikit basah dan
mulai ku maju-mundurkan pinggulku mengikuti irama persetubuhan kami. Ia menggigit
bibir bawahnya tangannya meremas payudaranya sendiri. Tanganku memegang pinggulnya.

8|SEX SEN SE
Hingga kembali bibir kami beradu, lidahku menyapu rongga mulutnya bergeriliya
mengelitik dari dalam.

Ku lepas ciuman itu dan kali ini aku menyapu telinganya turun ke leher jilatan demi jilatan
dan hempasan demi hempasan gaya missionaris membuatnya mengelinjang menahan
birahinya. "Ahh..terus Joy. Terus seperti itu." desahnya merengkuh tubuh ini. Tetesan
peluh menjadi satu kesatuan yang mengalir deras.

"Sekar. Gue sayang sama lu" ucapku romantis.

"Gue, juga sayang sama lu Joy"

Ku cabut penisku dan ku posisikan ia sedikit menungging. Dalam hati berbicara posisi ini
pasti membuat kaum hawa melemah. Karena posisi g-spot akan langsung terkena dengan
hujaman penisku. Penisku mulai memasuki liang vagina kembali dan memompanya
dengan cepat membuat payudaranya kini terpontang panting hingga aku daratkan tanganku
untuk menopang vaginanya.

"Uhh...ahhh. Eenaak banget" desahnya kenikmatan.


9
Dengan tempo yang cepat "Plak..Plok..Plak..Plok" Perutku beradu dengan bokongnya yang
sintal. Waktu begitu lama berlalu hingga sebuah orgasme kedua kembali menghampiri
Sekar.

"Joyy.. gue keluar lagi! Ahhh..uhh" rengkuh panjang bersama hembusan nafas berat
mewakili keluarnya cairan cinta Sekar untuk kedua kalinya.

Aku masih berlanjut memompa Sekar dengan posisi doggy style; dengan harapan sekuat
dan sebisa yang aku mampu jangan sampai keluar saat ini.

"Joy. gue lemes. Ganti posisi yuk" ajaknya.

"Lu, mau posisi kaya gimana?"

"Miring yuk. Gue mau lu peluk gue"

Dengan posisi sedikit miring aku kembali melancarkan terjangan penisku sambil memeluk
dirinya yang tampak kelelahan. Tanganku memaikan payudaranya nafasku kian berdengus
dengan cepat. Hawa udara hangat itu kian mengadu dengan cepat keintiman ini membuat
ku semakin terjaga dalam kenangan bersetubuh.

9|SEX SEN SE
Sekar terlihat begitu menikmati posisi seperti ini. Waktu menunjukan jam dua belas malam
dan aku mulai merengkuh sebuah debaran melonjak.

"Lu mau keluar Joy?" ucap Sekar.

"Iya, bentar lagi" jawabku.

"Cabut aja. Keluarin di mulut gue"

Dengan segera aku mencabut kondom itu dan menyodorkan penisku ke arah wajah Sekar
dalam posisi berbaring. Tangannya mengocok batang penisku dan mulutnya mengulum
habis kepala penis itu.

"Ahhh.... gue mau keluar"

Croot... keluarlah cairan padat putih keabu-abuan yang sedikit lengket di dalam mulut
Sekar. Cairan itu mulai tumpah melewati bibir Sekar, bibir Sekar yang kecil tak mampu
untuk menampung semua sperma yang tertumpah.

"Hmmmpp...Hmmp"
10
"Makasih banyak, ya. Joy"

"Sama-sama, sayang" ucapku tersenyum.

Setelahnya kami bergegas untuk membersihkan diri dalam ruangan kamar mandi.
Dalam ruangan kamar mandi kami kembali bergumul bibir kembali menyatu dalam
peraduan. Dan kecupan kecil Sekar terhadap penisku menandakan ia terlihat puas.
Setelahnya kami harus berpisah terbagi antara jarak dan waktu. Aku melanjutkan studiku
di Belanda ia pergi untuk menghadiri acara musik di Berlin. Namun satu yang aku ingat.
Hatiku hanya untukmu dan mampukah kondom bekas kita yang beraromakan strawberry
mampu membius kita kembali dalam peraduan nafas bertemakan aduh dan ahh. Apakah
setelah melakukan peraduan itu kau singgah ke warung fotocopy untuk melaminating
kondom bekas kita? atau malah kau pajang dalam sebuah pigura tertata rapih dalam sebuah
keharmonisan kenangan persetubuhan kita?.

BIOGRAFI PENULIS

Moronlicious merupakan nama pena yang dimiliki oleh seseorang bernama asli Josep
Andrian.

10 | S E X S E N S E

Anda mungkin juga menyukai