PROPOSAL
Oleh
INTAN NIMAN
B 301 17 032
1. Latar Belakang
sehingga meningkatkan arus urbanisasi yang cukup pesat dari daerah pedesaan
akan mendapat pekerjaan yang layak karena melihat keadaan perkotaan yang
pendatang baru yang melakukan perpindahan dari desa ke kota atau biasa
1
Kedatangan kaum urban ke kota di sisi lain juga menimbulkan beberapa
kemiskinan. Kesempatan kerja yang tersedia di kota tidak cukup besar untuk
terpaksa bekerja di sektor informal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pasurdi
Suparlan (1995:7)
dari jual beli barang, usaha jasa, sampai dengan yang berhubungan dengan
barang bekas. Salah satu sektor informal dalam bidang barang bekas ini yang
paling banyak digeluti oleh para kaum miskin perkotaan yaitu memulung.
apalagi para pendatang yang tidak mempunyai pengetahuan yang luas dan
pekerjaan yang layak untuk dapat mendukung mereka dalam bertahan hidup di
kota. Tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa selain memulung para kaum miskin
2
Kemiskinan yang ada di perkotaan, merupakan masalah sosial yang
perkotaan. Salah satunya yaitu, penyandang tunawisma atau biasa yang disebut
menetap dan mata pencaharian yang relatif tidak tetap juga serta dianggap
rendah dan hina oleh masyarakat di luar masyarakat kecil itu yang merupakan
berbagai karakter yang hidup bersama. Bayangkan jika manusia hidup tanpa
rumah, perasaan terancam dan tidak nyaman senantiasa akan muncul. Seperti
Faktor kemiskinan seperti ini juga terjadi dibeberapa kota besar seperti
3
Permasalahan semakin banyaknya gelandangan merupakan contoh yang
ada saat ini bahwa kemiskinan adalah faktor utama yang paling berpengaruh
dan mendasari mengapa masalah sosial itu terjadi, apalagi fenomena sosial
rasa nyaman kepada orang yang tinggal di dalamnya terutama bagi tunawisma
atau gelandangan. Mereka yang tinggal di jalanan tidak memiliki alamat yang
jelas, tidak memiliki KTP dan KK. Sehingga, ini membuat para tunawisma
atau gelandangan yang hidup di jalanan susah atau bahkan tidak dapat
beberapa kali dijumpai di jalanan Kota Palu. Seperti ketika saya sering
melewati jalan Moh., di situ saya sering melihat gerobak dan ada seorang
gerobak itu. Hal ini mungkin sudah menjadi biasa dan umum dilihat apalagi
bagi para pengguna jalan Moh.Yamin pasti sering dan selalu melihat bapak dan
yaitu di Jalur dua bundaran Sigma. Sebelum banyaknya penjual di tempat itu,
pohon, ia memasak, tidur dan melakukan aktivitas lainnya di situ. Tetapi ketika
4
tempat itu sudah dijadikan tempat nongkrong masyarakat Palu sekarang, kini
saya sering menjumpai bapak itu ketika saya kebetulan melewati jalan
Mamboro, Tondo dan Lagarutu bapak itu selalu berada dijalanan membawa
barang-barang miliknya.
mereka saya sering berpikir bagaimana mereka bisa menjalani kehidupan yang
menurut masyarakat pada umumnya pasti sulit untuk dijalani. Bagi semua
yang layak untuk hidup bersama dengan keluarga. Begitu juga dengan para
Tunawisma, yang setiap harinya harus tinggal di jalanan dan hidup di jalanan.
serta aktivitas mereka setiap harinya hanya dimengerti oleh mereka sendiri.
kehidupan sosial ekonomi dan memahami salah satu dari sekian banyak
khususnya di Kota Palu. Untuk itu judul penelitian saya yaitu mengenai
5
2. Rumusan Masalah
Kota Palu?
3. Tujuan Penelitian
tujuan yaitu:
1. Tujuan Praktis
2. Tujuan Akademis
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Prakits
terkhusus bagi para Tunawisma yang ada di Kota Palu diharapkan lebih
6
diperhatikan sehingga memberikan dampak yang posoitif bagi para
Tunawisma.
b. Manfaat Akademis
Melalui data dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, penulisan ini
Kehidupan Tunawisma di Kota Palu dan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
hendak mencari rujukan mengenai Tunawisma yang ada di Kota palu. Serta
harapan saya agar kajian ini dapat berguna dalam kajian antropologi Perkotaan
5. Kerangka Konsep
1. Tunawisma (Gelandangan)
tidur di kaki lima, yang mengorek-ngorek sampah yang sehari semalam berada
kota, berpindah-pindah tidak menetap dari satu tempat ke tempat lain. Mereka
7
Tunawisma atau gelandangan mempunyai pergaulan hidup, norma dan
Menurut Suparlan bahwa standar kehidupan yang rendah bagi tunawisma ini
perkapita dan tidak tercukupi kebutuhan hidup. Yang kedua faktor sosial,
lebih layak dan kurangnya bekal pendidikan informal dalam keluarga. Keempat
Kelima faktor kultural, pasrah terhadap nasib dan adat istiadat yang merupakan
ajaran agama, sehingga membuat tipisnya iman dan membuat mereka mudah
putus asa terhadap tantangan hidup dan tidak mau berusaha (Suroto, 2004:56).
8
Menurut Maghfur Ahmad dalam jurnalnya Gelandangan atau tunawisma
modal, tidak memiliki keterampilan yang memadai. Sebab itu, mereka biasanya
tersebut jelas ada banyak kesamaan seperti yang di kemukakan oleh Sadli
(struktural dan pribadi), faktor keterbatasan kesiapan kerja (intern dan ekstern).
Faktor yang berhubungan dengan urbanisasi yang masih ditambah lagi dengan
faktor pribadi, tidak perlu mengindahkan kaidah normatif yang berlaku umum,
biasanya hidup sesuai dengan keinginan sendri, dapat dikatakan mereka hidup
melakukan urbanisasi ke kota untuk mengadu nasib namun tidak didukung oleh
tingkat pendidikan yang cukup dan keahlian yang terbatas. Terdapat tiga
1986:18) yaitu:
9
3) Geladangan merupakan pola atau cara hidup agar mampu bertahan
dalam kemiskinan atau keterasingan.
lainnya yang hidupnya dapat diatur dengan norma-norma yang berlaku dalam
tinggal tertentu yang sah menurut hukum. Orang-orang ini menjadi beban
perkotaan, tetapi tidak membayar kembali fasilitas yang mereka nikmati itu,
setiap tindakan atau proses yang bersangkutan dengan penciptaan benda atau
10
bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam suatu pergaulan.
manusia yang tinggal dalam suatu lingkungan yang sama. Adanya hubungan-
hubungan sosial yang saling mempengaruhi dengan kata lain terjadi interaksi
sosial.
tersebut tinggal. Dalam masyarakat pedesaan kita tahu bahwa, interaksi yang
menitikberatkan pada siapa yang lebih tinggi jabatan, pendapatan dan statusnya
kebutuhannya manusia tidak bisa lepas dari manusia lain, artinya seorang
sama lain. Sehingga kehidupan sosial dan ekonomi saling beriringan di dalam
kehidupan manusia.
kebutuhan hidup manusia, antara lain sandang, pangan dan papan. Pemenuhan
kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan yang dimiliki. Hal ini sesuai
11
dengan pendapat Melly G. Tan bahwa untuk melihat kedudukan sosial
faktor lain yang sering diikutsertakan oleh beberapa ahli lainnya adalah pola
seseorang berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dan manfaat dari hasil yang
sehari-hari, manfaat dari hasil yang diperoleh, serta juga berbicara mengenai
barang dan jasa untuk dapat selalu memenuhi kebutuhan hidup yang
12
1. Kebutuhan dasar fisiologis/kebutuhan fisik (Phisiological Needs), yang
kebutuhan secara pasti dan teratur. Anak mudah terganggu dalam situasi
tak mennentu, ia mudah menarik diri dalam situasi asing baginya. Anak
3. Strategi Adaptif
13
merupakan bentuk manusia dalam mendaptkan sesuatu yang diinginkannya.
persaingan dlingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
strategos yang mengakar pada strates yang berarti militer, dan Ag yang berarti
pemimpin, kata ini pada mulanya diadopsi dari dunia militer untuk
ini manusia harus mampu beradaptasi baik dengan lingkungan, fisik, sosial
maupun ekonomi. Tujuan dari adaptasi adalah untuk meneysuaikan diri secara
menangkap umpan balik dari tindakannya. Pada kondisi seperti ini, wujud
14
Kaplan dan Manners (2002:112) beranggapan bahwa konsep adaptasi
Sehingga jelas bahwa mustahil berpikir tentang adaptasi tanpa mengacu pada
menjaga kelangsungan hidupnya dengan baik, sehingga dalam hal ini maka
berbagai cara.
dan Somedi bahwa kegiatan ekonomi sebagai upaya manusia untuk memenuhi
lingkungan dan sosial tempat ia tinggal dalam hal ini ialah strategi bertahan
15
adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk
Dalam konteks pada keluarga miskin, strategi penanganan masalah ini pada
aset yang dimilikinya. Bisa juga disamakan dengan kapabilitas keluarga miskin
yang didapatkan.
balik. Dalam hal ini berkaitan dengan tunawisma sendiri, mereka bisa
lain.
sampai pada malam hari untuk mendapkan hasil yang lebih banyak.
(Kusnadi, 2000:7-8).
16
mengalami perubahan. Melakukan atau memikirkan strategi sebagai upaya
dari hidup di jalanan dan sudah terbiasa menjadi orang yang tidak memiliki
dalam menghadapi kerasnya hidup dijalanan sudah begitu sangat erat dengan
strategi mereka untuk bertahan hidup seperti, bekerja lebih keras atau
inilah yang setidaknya diawali dengan proses adaptasi yang panjang selama
6. Metode Penelitian
17
sosial yang diteliti yakni meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan
a. Lokasi Penelitian
pertimbangan bahwa Kota Palu merupakan salah satu kota yang masih banyak
juga masih sedikit, sehingga hasil penelitian ini nantinya menjadi masalah yang
penting.
b. Subjek Penelitian
c. Penentuan Informan
ada di Kota Palu. Dimana dari hasil pengamatan penulis sebelumnya, peneliti
a. Studi Pustaka
18
Melalui pengumpulan data dengan studi pustaka, peneliti akan
penelitian ini.
b. Penelitian Lapangan
langkah-langkah berikut:
1. Pengamatan
2. Wawancara
yang disiapkan.
3. Dokumentasi
memperkuat data dan salah satu pengumpulan data yang berisi tentang
19
Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman memaparkan bahwa
ada tiga macam dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, model data
2007:209).
a. Reduksi Data
utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis
20
yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang
mungkin berguna.
c. Penarikan Kesimpulan
akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan
Verifikasi/
Reduksi Data Penarikan
Kesimpulan
7. Sistematika Penulisan
dalam penulisan ini saya menyusun kedalam 5 (lima) Bab pembahasan. Dalam
21
Bab I Pendahuluan : Dalam bab ini akan ada sub pembahasan mengenai Latar
Bab II Tinjauan Pustaka : Dalam Bab ini akan akan membahas tentang
yang serelevan dengan judul penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini.
Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian: Dalam bab ini akan berisi
tunawisma.
Bab V Penutup: Pada bab terakhir ini berisikan kesimpulan dan saran-saran
didapatkan di lapangan.
22
DAFTAR RENCANA ISI
SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
D. Kerangka Konseptual
1. Tunawisma
2. Kehidupan Sosial Ekonomi
3. Strategi Adaptif
E. Metode Penelitian
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
Daftar Pustaka
Buku-Buku
Jurnal
Maghfur Ahmad.
2010, Strategi Keberlangsungan Hidup Gelandangan dan Pengemis
(Gepeng). Jurnal Penelitian STAIN Pekalongan: Vo.7. No.2. hlm 1-15
Dg.Maroja
1995. Kehidupan sosial ekonomi Pengrajin Bingga (Studi Kasus di Desa
Langaleso Kecamatan Dolo Kabupaten Dati II Donggala). JURNALIIS
Universitas Tadulako: hlm 30-45