Anda di halaman 1dari 13

(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488

Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

ALIH FUNGSI PENGEMIS: DARI PENGANGGURAN MENJADI PROFESI.


BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG HAL TERSEBUT?

Hisny Fajrussalam1 Denisa Putri Rahmawan2 Ghefira Nur Fatimah3 Jihan Nurul Afifah4 Siti
Afifatul Arifah5
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta 1,2,3,4,5
Email: jihannurulafifah03@upi.edu

Abstrak
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif menggunakan
kajian studi kepustakaan atau library research. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui,
mengkaji dan mengungkapkan permasalahan mengenai alih fungsi pengemis menjadi profesi.
Kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan yang diperparah dengan
adanya pandemi covid-19. Hal ini berimbas kepada pengurangan atau pemutusan kerja sumber
daya manusia dan menjadikan mereka sebagai pengangguran. Keterampilan yang terbatas serta
usaha yang kurang maksimal menjadikan perekonomian mereka melemah dan akhirnya
mencoba jalan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan mengemis. Perasaan senang
mendapatkan uang tanpa bekerja keras memunculkan kebiasaan baru dan membuat mereka
betah untuk meneruskannya bahkan sampai menipu. Kepedulian dan kepercayaan masyarakat
kian menurun hingga menciptakan keraguan apa perlu atau tidak membantu pengemis. Dalam
islam sendiri, mengemis merupakan cara yang salah dalam memenuhi tuntutan hidup. Islam
mengajarkan untuk senantiasa berusaha keras serta diperlukannya sikap tolong menolong baik
dalam perbuatan atau tindakan untuk mengurangi eksistensi pengemis.

Kata Kunci: Kemiskinan, Pengemis, Pengangguran.

Abstract
This research uses qualitative methods with descriptive analysis techniques using library
research or library research. The purpose of this study is to find out, examine and reveal
problems regarding the conversion of beggars into a profession. Poverty in Indonesia has
increased significantly which has been exacerbated by the COVID-19 pandemic. This has an
impact on reducing or terminating human resource jobs and making them unemployed. Limited
skills and less than optimal business makes their economy weaken and they finally try other
ways to make ends meet by begging. The feeling of being happy to get money without working
hard gives rise to new habits and makes them feel at home to continue it even to the point of
cheating. People's awareness and trust has decreased, creating doubts about whether or not to
help beggars. In Islam itself, begging is the wrong way to meet the demands of life. Islam
teaches to always try hard and the need for an attitude of mutual help both in actions or actions
to reduce the existence of beggars.

Keywords: Poverty, Beggars, Unemployment.

20
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

PENDAHULUAN pencurian, penjambretan, judi, mabuk-


Indonesia termasuk ke dalam kategori mabukan dan pelacuran (Salamah, 2004
negara berkembang dengan jumlah dalam Alifa, 2022). Tidak sedikit dari
penduduk terbanyak di urutan ke 4 setelah mereka yang tidak mau berusaha lebih dulu
Amerika Serikat dengan total penduduk dalam mencukupi kebutuhan hidup
mencapai 275,5 juta orang hingga 1 sehingga memilih menjadi pengemis yang
November 2022 berdasarkan hasil laporan mendapat penghasilan tanpa melakukan
World Population Review (Annur, apa-apa. Pengemis hanya cukup duduk atau
2022). Dengan banyaknya jumlah berjalan di pinggiran kota sambil
penduduk tersebut tidak heran berbagai menunjukkan raut wajah kasihan dan
permasalahan dan kesenjangan yang terjadi pakaian yang kumal atau dapat dikatakan
pasti senantiasa dijumpai. Salah satunya kurang layak agar mendapat belas kasih dan
adalah masalah kesejahteraan sosial di bantuan dari orang lain. Namun, dengan
masyarakat. Kesejahteraan sosial adalah adanya pengemis yang kian hari kian
suatu keadaan di mana setiap penduduk bertambah jumlahnya, banyak oknum-
mendapatkan penghidupan dan kebutuhan oknum meresahkan bermunculan untuk
yang layak sehingga mereka mampu memanfaatkan hal tersebut dan menjadikan
mengembangkan diri dan melakukan pengemis sebagai sebuah profesi baru.
peranannya dengan baik di dalam tatanan Pengemis bukanlah sebuah profesi
sosial masyarakat. Namun, sebagai negara yang dianjurkan dalam Islam karena
berkembang dan padat penduduk, Indonesia perbuatan tersebut merupakan kebiasaan
memiliki masalah kesejahteraan sosial yang buruk yang dapat mengganggu orang lain.
cukup serius dan kompleks, terlebih dengan Islam mengajarkan lebih baik memberi
munculnya pandemi covid-19 yang daripada meminta. Hal tersebut yang selalu
mengakibatkan masalah ini semakin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan
runyam dan meresahkan bagi masyarakat. kepada umatnya yaitu umat muslim.
Penghentian kerja besar-besaran bagi Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
karyawan atau pegawai akibat ulah covid- melakukan kajian tentang bagaimana Islam
19 adalah salah satu penyebab banyaknya memandang profesi pengemis dijadikan
penduduk yang akhirnya menganggur dan sebagai alih profesi bagi para
kebingungan mencari pekerjaan untuk pengangguran.
bertahan hidup. Mereka yang tidak mampu
berusaha untuk mendapat pekerjaan diiringi
dengan keterbatasan situasi dan kondisi
yang dimiliki membuat penghasilan kian METODE
surut dan berujung pada kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode
Kemiskinan yang terjadi memunculkan kualitatif analisis deskriptif dengan kajian
masalah sosial lain dengan hadirnya studi kepustakaan atau library research.
pengemis yang sekarang sering kita jumpai Peneliti berusaha menggambarkan dan
di mana-mana utamanya di jalanan yang mengkaji secara lebih mendalam terkait
dianggap meresahkan dan mengganggu dengan fenomena pengemis di Indonesia
masyarakat. melalui pengambilan data dari berbagai
Hadirnya gelandangan dan pengemis penelitian yang telah dilakukan oleh
yang dianggap sebagai pusat pengangguran peneliti lain sebelumnya. Sumber data pada
membuat masyarakat menjadi resah dan penelitian studi literatur berupa sumber
rawan terhadap tindak kriminalitas yang yang resmi data tersebut berupa
memungkinkan dapat terjadi seperti laporan/kesimpulan seminar,
21
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

catatan/rekaman diskusi ilmiah, tulisan- kehidupan yang layak. Pengemis hanya


tulisan resmi terbitan pemerintah dan dapat bertahan hidup dengan cara meminta-
lembaga-lembaga lain, baik dalam bentuk minta dengan mengabaikan rasa malu dan
buku/manual maupun digital seperti bentuk mempunyai banyak alasan untuk menarik
piringan optik, komputer atau data simpati orang lain.
computer (Melfianora, 2019). Pengemis atau gelandangan sangat
identik dengan pakaian compang-camping,
HASIL DAN PEMBAHASAN lusuh, membawa gelas plastik atau kotak-
Pengemis adalah seseorang yang kotak kecil untuk uang yang dihasilkan dari
mendapatkan penghasilan dari hasil kegiatan meminta-minta sepanjang hari,
meminta-minta dengan cara menarik rasa dan menggunakan topi. Hal tersebut
simpati serta belas kasihan dari masyarakat digunakan untuk menarik simpati dari
umum. Maka dari itu pengemis ini sering masyarakat agar memberi mereka uang.
sekali menunjukan sikap ketidakmampuan Pengemis di masa sekarang banyak yang
mereka dan menarik rasa simpati meminta-minta dengan cara memaksa yang
masyarakat luas, tentunya dengan adanya membuat resah banyak masyarakat.
pengemis ini menunjukan bahwa tingkat Pengemis juga bisa berasal dari berbagai
ekonomi di Indonesia ini cukup menurun. kalangan usia, mula dari anak-anak, remaja,
Pengemis juga sering disebut gelandangan sampai dengan dewasa.
karena banyak dari mereka yang tinggal dan Keberadaan pengemis di lingkungan
hidup di jalanan serta berpindah ke tempat- masyarakat biasanya berasal dari berbagai
tempat yang berbeda. Sehingga dapat di faktor, salah satunya dari permasalahan
katakan gelandangan atau pengemis adalah yang terjadi dalam kehidupan mereka.
seseorang yang di selalu berpindah-pindah Faktor terjadinya pengemis ini ada dari dari
tempat atau mengembara (tidak menetap). faktor internal dan eksternal (Sedana,
Sebutan lain yang biasanya digunakan 2015). Faktor yang terjadi biasanya yaitu,
kepada gelandangan dan pengemis yaitu mencakup pada:
tunawisma. a) Faktor individu dan keluarga
Menurut Peraturan Pemerintah Faktor ini terjadi karena individu sendiri
Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1980 memiliki permasalahan dalam
Tentang Penanggulangan Gelandangan dan kehidupannya terutama dalam ekonominya,
Pengemis. Gelandangan adalah orang- dan biasanya hal ini terjadi dengan
orang yang hidup dalam keadaan tidak dorongan dari keluarganya atau hal ini
sesuai dengan norma kehidupan yang layak terjadi karena keluarga dan lingkungannya
dalam masyarakat setempat, serta tidak merupakan pengemis pula, karena menjadi
mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan pengemis tidak butuh keterampilan dan
yang tetap di wilayah tertentu dan hidup keahlian.
mengembara di tempat umum. Sedangkan b) Umur
pengemis adalah orang-orang yang Faktor umur juga dapat menjadi pemicu
mendapatkan penghasilan dengan cara terjadinya seseorang menjadi pengemis,
meminta-minta di muka umum dengan dan pengemis yang mempunyai usia
berbagai cara dan alasan untuk dibawah 13 tahun, biasanya pada anak usia
mengharapkan belas kasihan dari orang di bawah 13 tahun ini mengemis sambil
lain. bercanda dan berlari-larian tanpa
Pengemis adalah mereka yang memikirkan rasa malunya. Namun pada
memiliki kekurangan dalam memenuhi pengemis yang memiliki usia rentan 13-40
kebutuhan hidupnya, tidak menetap, tidak tahun mereka cenderung meminta-minta
memiliki pekerjaan yang layak dan tidak di daerah mereka tinggal saja, karena

22
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

mereka sudah cukup mempunyai rasa malu, yang mempunyai penghasilan yang cukup
namun karena menjadi pengemis tidak masuk akal, karena penghasilan yang
merupakan tuntutan dalam hidup mereka mereka dapati dari hasil minta-minta ini
agar dapat bertahan hidup. Dan pada usia di cukup besar dari pada yang kerja secara
atas 30 tahun biasa mereka memasang formal.
mimic muka yang menyedihkan dan Adanya pengemis di sekitar kita atau
ditunjang dengan pakaian yang sangat lusuh di lingkungan masyarakat tentunya
dan berbagai alasan untuk menambah rasa memberikan dampak pada lingkungan
kasihan dari masyarakat. tersebut. Seperti yang terjadi saat ini
c) Pendidikan dimanapun kita berada pasti akan menemui
Pendidikan menjadi salah satu faktor pengemis yang meminta-minta untuk
yang menunjang, karena biasanya dalam diberikan sejumlah uang atau makanan
kalangan pengemis masih kurang akan kepada masyarakat sekitar. Pengemis sering
pendidikan formalnya, karena mereka kita jumpai pada tempat-tempat ramai
beranggapan bahwa biaya pendidikan seperti tempat wisata dan tempat makan
cukup mahal. Mereka juga tidak memiliki kaki lima. Biasanya mereka mencari tempat
finansial yang stabil, sehingga menurut ramai untuk meminta belas kasihan kepada
mereka pendidikan merupakan hal yang masyarakat, tak jarang masyarakat
kurang diminati. memberikan sejumlah uang atau
d) Keterampilan dan mental makanannya kepada pengemis tersebut.
Menjadi pengemis merupakan hal yang Anggriana & Dewi (2016) menyebutkan
mudah karena itu sebagian orang yang dampak yang ditimbulkan dari pengemis
menjadi pengemis tidak butuh dan gelandangan yang tidak mau mengikuti
keterampilan, karena menurut mereka aturan berlaku di masyarakat yaitu mereka
keterampilan tidak terlalu dibutuhkan, dan kesulitan dalam memiliki pekerjaan layak.
mental mereka dalam menjadi pengemis ini Banyak pengemis yang sudah nyaman
sudah biasa dan mereka percaya bahwa dengan bidangnya yang dilakukan setiap
menjadi pengemis merupakan hal yang hari, padahal jika mereka mau mengikuti
biasa-biasa saja. norma dan aturan akan mendapatkan
e) Ekonomi dan modal usaha pekerjaan lebih menjanjikan. Bagi mereka
Hal yang sangat berpengaruh seseorang mengemis merupakan pekerjaan yang harus
menjadi pengemis adalah ekonomi, karena dilakukan untuk bertahan hidup.
ekonomi merupakan hal yang sangat Dalam penelitian Anggriana & Dewi
berpengaruh untuk kehidupan sehari-hari, (2016) menyebutkan dampak lebih yang
dan tidak adanya modal usaha yang akan dirasakan masyarakat dari kehadiran
mereka gunakan untuk membuka suatu pengemis atau gelandangan yaitu adanya
usaha, karena jangankan untuk membuka gangguan keamanan sekitar, kebersihan
usaha, untuk membiayai kebutuhan sehari- terganggu, dan keindahan juga merusak
hari pun mereka masih merasa belum figur pemerintah/negara. Hal tersebut
terpenuhi. selaras dengan keresahan yang dirasakan
Dalam masa kini banyak sekali oleh masyarakat sekitar terkait dengan
pengemis yang berasal dari masyarakat kehadiran pengemis di lingkungannya.
menengah, hal ini terjadi karena menjadi Bahkan beberapa pengemis ada yang berani
pengemis merupakan hal yang mudah. Dan mencuri dengan mudah, masyarakat dibuat
Sebagian pengemis ini terjadi karena tertipu oleh penampilannya. Pada tempat
kurang keseimbangan dalam ekonomi dan umum dan wisata pengemis akan mengusik
gaya hidup yang kurang menyesuaikan. keindahan serta kebersihan sekitar,
Tidak hanya itu ada beberapa pengemis kehadiran pengemis di suatu tempat

23
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

membuat lingkungan tersebut menjadi (Ahmad, 2010). Sangat miris satu keluarga
terlihat kumuh. Pengemis dapat merusak berprofesi menjadi seorang pengemis,
citra pemerintah/negara karena pada pendidikan yang rendah dapat
negara-negara maju mengemis dilarang dan mengakibatkan kemiskinan sehingga
akan membuat negara tersebut dipandang mereka tidak punya pilihan lain untuk
sebagai negara yang masyarakatnya tidak memilih pengemis sebagai profesinya.
sejahtera dalam perekonomian. Hasil penelitian Anggriana & Dewi (2016)
Ternyata dampak yang terjadi dengan menyebutkan bahwa faktor pemicu
adanya kehadiran pengemis di lingkungan pengemis bermukim di jalan bukan
sekitar masyarakat sangat merugikan bagi kurangnya pendidikan dan keterampilan,
pemerintah, pengemis, negara, dan penyebab lain karena tidak ingin berjuang
masyarakat yang terlibat di dalamnya. mengganti hidup menjadi lebih baik, serta
Mengemis bukanlah solusi untuk ingin hidup enak secara instan. Mereka
memenuhi kebutuhan hidup. Banyak menjadi pengemis cenderung memiliki
pekerjaan yang lebih layak untuk dijadikan sikap malas, ingin hidup yang
profesi tetap untuk berlangsungnya berkecukupan dengan cara yang instan,
kehidupan yang lebih baik. serta tidak mau berusaha.
Peran pemerintah sangat penting
Fenomena Pengemis di Indonesia dalam menanggulangi fenomena pengemis
Fenomena yang banyak dibicarakan di Indonesia saat ini. Sarwono (2005)
saat ini yaitu adanya pengemis di sekitar menyebutkan adanya pengemis menjadi
masyarakat. Mirisnya adalah mengemis tugas pemerintah karena mereka turut
dijadikan sebagai salah satu profesi bagi menggunakan fasilitas di perkotaan, tetapi
para pengangguran di Indonesia. Pengemis tidak membayar pajak atas keleluasaan
umumnya sering dijumpai di pinggir jalan, yang telah digunakan. Pemerintah sering
lampu merah, pertokoan, tempat wisata, dan mengadakan razia pengemis dan
bahkan masuk ke komplek perumahan gelandangan di pinggir jalan dan lampu
warga. Tentunya hal tersebut sangat merah. Hal tersebut tidak memberikan efek
mengganggu masyarakat sekitar. Mengutip jera bagi para pengemis. Mereka terus
dari berita online kompas.com per tahun melakukan pekerjaan mengemis dan tidak
2019 terdapat 77.500 gelandangan dan takut dimasukkan ke dalam panti
pengemis yang menjalar di beberapa kota rehabilitasi oleh pemerintah. Hal tersebut
besar (Taris, 2019). Jumlah tersebut selaras dengan penyataan Anggriana &
pastinya akan bertambah setiap harinya Dewi (2016) dalam penelitiannya
karena cukup sulit untuk mendata populasi menyebutkan bahwa para pengemis dan
keseluruhan gepeng, dipastikan bahwa gelandangan yang masuk panti rehabilitasi
setiap hari jumlah akan bertambah banyak. mereka akan memperoleh pemenuhan
Gelandangan serta pengemis sebagai salah kebutuhan hidup, antara lain bantuan makan
satu permasalahan nasional di berbagai serta tempat untuk tidur.
kota, bahkan negara maju (Schwab, 1992 Dewasa ini fenomena pengemis
dalam Annisa 2019). sudah menjadi hal yang umum dibicarakan
Maraknya kasus pengemis di oleh masyarakat. Kemajuan teknologi
Indonesia tentunya disebabkan oleh membuat masyarakat tidak buta akan berita
beberapa faktor yang menyebabkan atau trend saat ini yang sedang
seseorang beralih profesi menjadi seorang dibincangkan. Saat ini mengemis bisa
pengemis. Secara garis besar faktor internal dilakukan secara online, dengan
dan eksternal bisa menyebabkan bermodalkan handphone dan internet.
terbentuknya gelandangan atau pengemis Pengemis online melancarkan aksinya pada

24
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

aplikasi media sosial TikTok. Hal tersebut serta bijak dan paham akan perkembangan
membuat masyarakat resah karena konten zaman saat ini.
yang mereka buat mengeksploitasi lansia.
Tentunya hal tersebut menjadi babak baru Tingkat Pengangguran di Indonesia
tentang fenomena pengemis di Indonesia. Indonesia mengalami pertumbuhan
Mengutip dari berita online makro ekonomi yang kuat di tahun 2000an.
liputan6.com mengemis dilakukan dengan Pertumbuhan makro ekonomi yang kuat ini
cara menampilkan video siaran langsung membuat pengangguran di Indonesia
seorang lansia diminta mengguyurkan perlahan mengalami penurunan. Namun,
badannya dengan air atau lumpur demi dengan total jumlah penduduk lebih dari
memperoleh gift serta upah dari para 200 juta dan perkiraan 2 juta penduduk yang
penonton. Mirisnya pemanfaatan tersebut terjun ke dalam dunia pekerjaan setiap
dikerjakan oleh anaknya. Fenomena tahunnya, tingkat pengangguran di
tersebut menjadi perhatian bagi Menteri Indonesia masih dapat dikatakan cukup
Sosial karena lansia merupakan klaster tinggi dan belum mampu diatasi dengan
yang menjadi tanggung jawab Kementerian baik. Permasalahan ini sudah menjadi
Sosial (Prastiwi, 2023). Menurut Kemenag tanggungjawab pemerintah untuk dapat
fenomena pengemis online tersebut menyediakan lebih banyak lahan pekerjaan
merupakan bentuk dari perilaku yang tidak baru agar banyak tenaga kerja yang terserap
terpuji dan menjatuhkan harga diri. dan bertambah setiap tahunnya.
Mengutip dari berita online detik.com Pengangguran muda yang lebih banyak
direktur Kemenag mengatakan, dilihat dari berasal dari lulusan bangku perkuliahan dan
ajaran agama Islam meminta itu perbuatan siswa yang tidak dapat melanjutkan kuliah
tidak terpuji, terdapat hadis yang merupakan salah satu masalah yang perlu
menjelaskan bahwa perbuatan tersebut untuk dikhawatirkan dan harus
memiliki derajat yang rendah. diperhatikan.
Dari fenomena tersebut Kementerian Tabel berikut ini menunjukkan angka
Sosial (Mensos) bertindak cepat dengan pengangguran (relatif) dari tahun 2006-
mengeluarkan Surat Edaran melarang 2018 diambil dari Badan Pusat Statistik
eksploitasi lansia, surat tersebut ditujukan (BPS). Tabel tersebut menunjukkan
kepada pemerintah daerah. Mengutip dari penurunan pada angka pengangguran yang
berita online liputan6.com risalah tersebut cukup cepat di mana pada tahun 2000 an
adalah Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2023 Indonesia diuntungkan oleh adanya
mengenai Penertiban Kegiatan Eksploitasi commodities boom sehingga perekonomian
atau Kegiatan Mengemis yang di Indonesia dapat kembali tumbuh dan
Memanfaatkan Lansia, Anak, Penyandang menciptakan banyak pekerjaan baru di
Disabilitas, serta Kelompok Rentan tengah-tengah aktivitas ekonomi yang
Lainnya. Islam memang benar mengajarkan sedang melesat tinggi. Hal ini berdampak
tentang tolong menolong terhadap sesama, baik pada tingkat pengangguran Indonesia
tapi sebagai pemberi haruslah bersikap yang menurun. Akan tetapi tidak dapat
realistis mengetahui mana yang benar-benar bertahan lama karena adanya perlambatan
membutuhkan dan yang tidak. Kini banyak ekonomi global yang terjadi di tahun 2011-
badan sosial yang meyakinkan dalam 2015 yang disebabkan boom commodities
menyalurkan donasi, sudah terdapat harus berakhir.
beberapa masjid memperbolehkan
sumbangan digital dengan menggunakan Tabel 1. Tingkat Pengangguran di
teknologi yang berkembang saat ini. Mari Indonesia (Relatif)
menjadi pengguna teknologi yang cerdas

25
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Pengangguran 6.2 5.9 6.2 5.6 5.5 5.1

(% dari total
tenaga kerja)

2006 200 2008 201 201 201


7 0 1 2
Gambar 1. Jumlah dan Tingkat
Pengangguran di Indonesia
Penganggu 10.3 9.1 8.4 7.9 7.1 6.6
ran
(% dari total Kondisi ekonomi global semakin
tenaga memburuk setiap tahunnya, apalagi setelah
kerja) adanya prediksi resesi global yang akan
terjadi di tahun 2023 mendatang.
Kemudian angka pengangguran yang Diperkirakan gelombang PHK secara besar-
terjadi beberapa tahun setelahnya kembali besaran akan terjadi bahkan dikabarkan
mengalami dinamika yang cukup sudah mulai terlihat dan dirasakan oleh
mengkhawatirkan. Badan Pusat Statistik banyak pihak produsen terutama di dalam
(BPS) mencatat, jumlah pengangguran di bidang industri tekstil dan sepatu yang
Indonesia mencapai 8,42 juta orang pada mengalami penurunan permintaan akibat
bulan Agustus 2022 (Sadya, 2022). negara tujuan ekspor tengah mengalami
Jumlah tersebut mengalami kenaikan krisis dan lebih mementingkan makanan
dibandingkan pada bulan Februari tahun serta energi (Baderi, 2022).
2022 yang sebanyak 8,40 juta orang. Ketua Umum Perkumpulan
Namun, jika dibandingkan dengan periode Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat, Yan
yang sama setahun sebelumnya, jumlah Mei melaporkan sebanyak 64.000 lebih
pengangguran di Indonesia tercatat pekerja harus di PHK dari 124 perusahaan
menurun karena pada Agustus 2021 jumlah pada Oktober 2022. Yan Mei memprediksi
pengangguran di Indonesia meningkat jika pemecatan pekerja akan terus
cukup signifikan yakni sebanyak 9,1 juta dilakukan mengingat pesanan yang terus
orang. Puncaknya terjadi di bulan Agustus menurun hingga 50% dari April 2022.
2020 akibat pandemi Covid-19 yang Belum lagi sektor-sektor lain terkait ekspor
menjadikan tahun tersebut mempunyai dan impor. Penurunan ini berdampak
angka pengangguran tertinggi mencapai 9,7 langsung kepada angka PHK yang
juta orang atau sekitar 7,07% dari total kemungkinan akan semakin besar di tahun
jumlah penduduk usia kerja. Jika 2023 sehingga menimbulkan kekhawatiran
dibandingkan dengan total angkatan kerja bagi banyak pihak terutama para pekerja
yang sebanyak 143,72 juta orang, tingkat (Baderi, 2022).
pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia Dari perkiraan dan beberapa indikator
terpantau sebesar 5,86% pada Agustus yang telah dijelaskan tersebut dapat
2022. Angka tersebut meningkat 0,03% diperkirakan jika angka kemiskinan akan
poin dibandingkan pada Februari 2022 yang kembali meroket yang berdampak pada
sebesar 5,83% (Sadya, 2022). peningkatan angka kriminalitas, pengemis,
gelandangan, dan lainnya. Mereka yang
berada di kelas menengah akan rentan untuk
jatuh menjadi kelas miskin baru karena
adanya kendala pada bantuan sosial apalagi
26
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

pembaharuan data yang ada pada Kemensos sebagai peminta-minta akan dijadikan
tidak dapat terdata secara langsung dengan sebagai sebuah solusi terbaik bagi para
cepat. pengemis dalam memenuhi tuntutan hidup.
Perlahan, perilaku mengemis dapat
Tingkat Kepercayaan dan Kepedulian dijadikan sebagai sebuah kebiasaan dan hal
Masyarakat terhadap Profesi Pengemis terburuknya menjadi sebuah profesi.
Melihat pengemis yang meminta- Mereka yang berpura-pura tidak berdaya
minta dengan wajah dan perilaku yang dan tidak mampu dalam segala hal karena
menarik iba masyarakat sudah tidak asing keterbatasan yang dibuat-buat secara
lagi kita jumpai di mana-mana apalagi di dramatis pada akhirnya menjadi orang yang
jalanan kota atau tempat umum yang ramai membuang banyak waktu serta tenaga yang
orang. Tidak kenal usia mulai dari anak- berharga.
anak, remaja, orang dewasa, termasuk Keberadaan pengemis yang kian
lansia. Bermacam-macam juga situasi dan merayap di jalanan menarik beberapa
kondisinya. Mulai dari kehilangan sebelah oknum untuk ikut serta meramaikan dengan
kaki atau tangannya, membawa anak di membuat tipuan halus dan memanfaatkan
gendongan dengan pakaian lusuh, berjalan kebaikan dari orang lain yang tulus
ngesot demi dikasihani lalu akhirnya dapat memberi. Beberapa kejadian pernah
uang, dan masih banyak lagi. dialami sendiri oleh warga. Mengutip dari
Terkadang kita menjumpai beberapa Kompas.com seorang pengemis ditangkap
pengemis yang sengaja membawa anak di oleh Satpol PP setelah aksinya yang
bawah umur untuk dibiarkan menangis atau berpura-pura lumpuh kemudian berjalan
diberi obat tidur agar banyak masyarakat mengesot menggunakan untuk mendekati
yang kasihan ketika melihatnya. Pengemis- mobil yang lewat. Warga juga mengatakan
pengemis tersebut biasanya menjadikan jika pengemis tersebut kerap lari terbirit-
tempat yang berada di sekitar lampu lalu- birit saat petugas datang (Rahmadhani,
lintas untuk melancarkan aksinya. Melalui 2022). Kemudian di kawasan Pasar
perawakan dan muka melas serta usia yang Bengkok kota Tangerang seorang warga
sudah tidak dapat dikatakan berdaya, pernah melihat pengemis yang berjalan
mereka mampu mendapatkan pesangon dari mengesot menggunakan tangan bisa berdiri
masyarakat yang berbaik hati untuk dengan mudah untuk menumpangi sepeda
berbagi. Namun, justru hal inilah yang motor setelah seorang pengendara
membuat para pengemis menjadi terdorong menghampirinya (Fauzi, 2022).
untuk konsisten dalam melakukan Selain itu, mengutip
perbuatan tersebut dan lebih semangat dari merdeka.com seorang warga pernah
untuk berkeliling mencari spot baru yang memergoki sepasang pengemis buta
lebih menguntungkannya. Mereka secara dijemput oleh mobil mewah berwarna putih
tidak langsung mendapat dukungan dari kemudian diunggah di akun sosial media
masyarakat sekitar yang sebenarnya miliknya. Video tersebut kemudian viral
memicu dilematis bagi masyarakat itu dan meninggalkan beberapa komentar
sendiri (Romadhon, 2019). netizen yang mengaku geram dan kesal
Satu sisi, masyarakat ingin berbagi. dengan perbuatan pengemis tersebut.
Namun, di sisi lain apa yang biasa Beberapa di antaranya mengatakan jika
dilakukan oleh mereka akan menjadi tindakan yang dia lakukan dengan tidak
sebuah bentuk dukungan terhadap tindakan memberi uang kepada peminta-minta
mengemis tanpa disadari. Bersedekah adalah hal yang tepat karena jika ingin
memang perbuatan yang mulia, tapi memberi cukup berbagi dengan orang
sedekah yang berujung pada kebiasaan disekitar rumah saja yang jauh lebih

27
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

membutuhkan. Itu lebih baik untuk diderita oleh ibu tersebut. Terlebih ketika
dilakukan (Faliha, 2022). dirinya sengaja menampakkan seorang
Komentar lain pun banyak balita yang berada dalam gendongannya,
berdatangan. Ada yang mengatakan jika sungguh terlihat memprihatinkan dan
sekarang sudah sangat sulit membedakan mengundang belas kasih banyak orang
mana orang yang sungguh membutuhkan untuk memberikan sedekah pada keduanya.
bantuan atau tidak dan jika dipikir-pikir Namun, dibalik perbuatan dan penderitaan
meminta-minta memang cara paling cepat yang sanggup membuat banyak orang
untuk mendapatkan uang. Cuitan lain di menjadi bersimpati padanya, para bapak
kolom komentar mengatakan bahwa dirinya pengayuh becak yang sering mangkal di
tidak suka memberi sumbangan atau sana mengaku sering melihat
memberi sesuatu kepada orang yang keberadaannya dan mengatakan bahwa ibu
meminta-minta dengan modus apapun itu hanya berpura-pura cacat dan
karena sekarang kata “sedekah” sudah bisa sebenarnya terlahir dengan memiliki
dimanfaatkan oleh oknum-oknum anggota tubuh yang lengkap. Ketika tidak
meresahkan di jalanan. Tidak sedikit juga mendapat uang sama sekali, dia akan
dari mereka yang mengatakan semoga para menggerutu dan mengeluarkan ekspresi
pengemis yang menipu itu mendapatkan wajah kecewa yang terlihat jelas.
hidayah. Dari sekian banyaknya contoh dan
Kejadian lainnya pernah dialami oleh kejadian yang telah dijelaskan di atas, tidak
ibu Rohimah, seorang pedagang di Pasar sedikit masyarakat yang geram, tidak
Badak Pandeglang provinsi Banten yang percaya, dan memiliki pandangan negatif
sering bertemu dengan pengemis yang hilir terhadap pengemis yang meminta-minta
mudik setiap hari bahkan mampu apalagi berpura-pura demi mendapatkan
berkeliling lebih dari satu kali seharian belas kasih serta uang dari orang lain.
penuh. Mengutip dari kompasiana.com, ibu Menjadi seorang manusia memang sudah
Rohimah merasa terganggu dengan menjadi sebuah kewajiban untuk menolong
kehadiran pengemis tersebut (Lisnawati, orang lain yang membutuhkan, tapi dengan
2020). Ibu Rohimah mengatakan jika adanya fenomena pengemis berpura-pura
pengemis tersebut sering mengunjungi dan seperti yang dijelaskan sebelumnya
diam di lapaknya hingga harus diberi uang membuat mereka menjadi terbiasa dan
agar mau pergi. Namun, hal yang dilakukan senang dalam melakukannya. Kepercayaan
oleh Ibu Rohimah tersebut malah semakin dan kepedulian masyarakat sekitar perlahan
membuat pengemis itu sengaja mendatangi memudar dan menimbulkan keraguan
lapaknya menjadi setiap hari hingga apakah harus membantu atau tidak.
mengganggu pembeli yang datang.
Pengemis yang melibatkan anak di
bawah umur untuk ikut serta mencari uang Pandangan Islam Terhadap Profesi
juga pernah dialami oleh seorang warga di Pengemis
Yogyakarta tepatnya daerah Sagan di lampu Islam merupakan agama yang mulia
merah (Dewie, 2015). Mengutip dari serta memanusiakan manusia, seluruh umat
kompasiana.com, warga mengalami dan manusia diajarkan untuk saling berbagi dan
melihat sendiri kejadian di depan matanya tidak membedakan dari segi fisiknya contoh
seorang ibu-ibu sedang duduk di aspal dari segi warna kulit, bentuk tubuh, gaya
dengan posisi “ngesot” dan terlihat seperti rambut dan lain-lain. Nabi Shallallahu
cacat tangan dan kakinya. Banyak orang ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tangan yang
merasa iba karena mengira hal tersebut di atas lebih baik dari pada tangan yang di
merupakan kondisi sesungguhnya dari yang

28
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

bawah. Yang bermakna lebih baik kita minta kepada orang lain, baik mereka mau
memberi daripada meminta-minta.” memberinya maupun tidak." (HR Bukhari).
Jika kita mempunyai harta yang lebih, Hadits diatas Nabi Muhammad SAW
berikanlah kepada orang yang berhak mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja
membutuhkannya untuk mengharapkan dengan cara yang halal, daripada menjadi
ridho Allah SWT yang biasa disebut dengan seorang pengemis yang minta-minta di
sedekah, sedekah dalam bentuk barang jalan karena merupakan salah satu
kebutuhan, makanan dan uang. Jangan takut perbuatan yang rendah serta hina. Islam
harta kita yang disedekahkan akan mengajarkan kita untuk tidak bermalas-
berkurang, justru sebaliknya harta kita akan malasan karena itu salah satu perbuatan
terus bertambah dan akan mendapatkan setan dan Allah SWT tidak menyukai sifat
pahala serta keridhoan dari Allah SWT. tersebut (Nashrullah, 2020).
Banyak sekali manfaat sedekah salah
satunya memperpanjang umur,
membersihkan harta, dan melembutkan Solusi Mengurangi Tingkat Pengemis
hati. dalam Pandangan Islam
Lantas, bagaimana jika ada seorang Masih banyak cara berpikir umat
pengemis di jalanan dalam kondisi fisik manusia yang hanya mementingkan
sehat wal afiat (sehat secara sempurna) bagaimana untuk mendapatkan uang
tidak cacat, tidak buta, tidak pincang, dengan cepat yaitu menjadi pengemis yang
membawa anak yang masih balita untuk tidak perlu bekerja, hanya perlu duduk di
dijadikan sebagai pengemis agar orang- pinggir jalan dengan tangan diangkat
orang merasa kasihan ketika melihatnya. menggunakan pakaian yang lesu serta
Dalam islam tidak diajarkan untuk bekerja menipu dengan berbagai macam modus
atau mencari kehidupan dengan perbuatan yang digunakan untuk mendapatkan rasa
yang tidak baik seperti menipu atau belas kasihan sehingga orang yang
berbohong, mengemis tidak dilarang dalam melihatnya langsung berempati kepada
islam akan tetapi termasuk perbuatan yang mereka.
tidak baik (Tuasikal, 2022). Cara itu jelas salah dalam islam,
Zaman sekarang pengemis dijadikan seorang yang miskin dalam islam mereka
pekerjaan yang tetap bagi mereka dan hanya tetaplah mempunyai harga diri dan
memikirkan kehidupan yang ada di dunia menjauhkan diri mereka dari perbuatan
serta melupakan kehidupan akhirat yang yang meminta-minta atau menjadi
akan menjadi tempat abadi semua umat pengemis. Dalam pandangan islam, islam
manusia kekal hidup di sana. Dalam hukum menyuruh umat manusia untuk bekerja,
islam, pengemis bisa dikatakan makruh dan tidak bermalas-malasan dan menjadi
haram. Dikatakan makruh jika pengemis seorang pengemis atau minta-minta
tersebut benar-benar dalam kondisi cacat, bukanlah ajaran islam. Rasulullah SAW
tidak mampu dan dikatakan haram jika juga telah menyebutkan larangan meminta-
pengemis itu berbohong serta menipu dan minta dan menyuruh umatnya bekerja.
melakukan segala cara untuk mendapatkan Carilah pekerjaan yang halal meskipun
uang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mencari kayu bakar untuk dijual
bersabda, "Bahwasanya salah seorang di kembali, akan lebih baik pekerjaan tersebut
antara kalian mengambil talinya, lalu dia dibandingkan menjadi seorang pengemis
datang dengan membawa seikat kayu bakar, yang menjatuhkan harga dirinya dengan
lalu dia menjualnya sehingga Allah cara meminta-minta kepada sesama
memberinya kecukupan dengan itu adalah manusia (Nashrullah, 2021 dalam Haluan,
lebih baik baginya daripada dia meminta- 2021).

29
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

Ditegaskan dalam hadits, akibat yang akan manusia tanpa membedakan warna kulit,
ditanggung bagi seorang pengemis di jabatan, dan yang lainya, maka akan
akhirat nanti dari Abu Hurairah ra. terciptanya kehidupan yang sejahtera bagi
Rasulullah SAW bersabda: Siapa saja yang seluruh umat manusia.
meminta-minta kepada manusia karena
didorong oleh keinginan memperkaya diri, SIMPULAN
maka sesungguhnya yang ia minta adalah Dinamika tingkat pengangguran di
bara api neraka” (HR. Ahmad). Sesama Indonesia yang mengancam kesejahteraan
umat muslim hendaknya kita saling sosial setiap individu menuntut mereka
membantu dan mengingatkan dengan cara untuk mencari pekerjaan demi melanjutkan
yang baik dan dapat diterima agar pengemis hidup. Namun, dengan adanya pandemi
tidak terus bertambah, sehingga apabila ada covid-19 yang membatasi segala aktivitas
orang yang berniat untuk bersedekah bisa besar berdampak buruk bagi mereka. Faktor
melihat yang berhak diberikan sedekah dan internal seperti kemampuan diri yang
mana yang tidak berhak mendapatkan sangat terbatas, situasi dan kondisi yang
sedekah dengan alasan untuk memperkaya tidak memungkinkan serta kemauan dan
dirinya sendiri dengan cara yang salah. kerja keras yang kurang, menuntut mereka
Ada beberapa faktor seseorang untuk mencari cara lain dalam kehidupan
menjadi pengemis selain menipu untuk ekonomi yang sangat terbatas ini. Banyak
mendapatkan uang dengan cepat, beberapa dari mereka yang akhirnya memilih
faktor tersebut seperti seseorang tidak menjadi seorang pengemis yang tugasnya
mampu bekerja serta tidak memiliki hanya diam dan tidak melakukan apa-apa,
keahlian, tidak mempunyai rumah yang tapi sanggup mendapat uang. Pembiasaan
layak, tidak mempunyai modal usaha, dan situasi yang dirasa menguntungkan
kondisi lapangan usaha yang kurang dan bagi mereka memunculkan oknum-oknum
lain-lain. Dalam islam Allah SWT tidak lain yang memanfaatkan keadaan melalui
mempersulit hambanya untuk melakukan cara yang lebih tercela lagi, yakni menipu.
kebaikan salah satunya dalam bersedekah. Tidak sedikit warga yang menyaksikan
Dalam Al-Quran sebagaimana firman Allah dengan mata kepala sendiri dan ribut dalam
SWT QS. Al Maidah/5: 2 yang berbunyi sosial media. Tingkat kepercayaan dan
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kepedulian terhadap sesama manusia
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan apalagi yang sedang membutuhkan bantuan
jangan tolong-menolong dalam berbuat (pengemis dan gelandangan) perlahan
dosa dan permusuhan.”. memudar dan tergantikan oleh keraguan
Islam menyuruh kepada seluruh apakah harus menolong atau tidak. Sulit
umatnya untuk bekerja dengan pekerjaan membedakan yang sungguh ingin dibantu
yang halal, akan tetapi jika seorang atau membantu seorang penipu. Islam
pengemis tidak mampu bekerja dan tidak sendiri memandang jika mengemis adalah
mempunyai rumah yang layak maka umat cara yang jelas salah dalam memenuhi
manusia harus membantu saudaranya. kebutuhan hidup apalagi diperparah dengan
Dalam QS. Al Maidah/5: 2, seluruh umat adanya unsur menipu. Islam juga
manusia bisa saling tolong-menolong mengajarkan pada manusia untuk
dengan cara bekerja sama, seperti senantiasa bekerja keras dengan cara yang
menyediakan rumah yang layak bagi halal dan saling tolong menolong baik
mereka, pemberian bantuan sosial pada berupa ucapan lisan atau perbuatan yang
mereka, pemberdayaan ekonomi serta kita lakukan untuk mempermudah hidup
sosial dan lain-lain (Kholiq, 2022). Dengan mereka yang memang membutuhkan serta
saling tolong-menolong antar sesama umat

30
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

mengurangi eksistensi pengemis yang -modus-pengemis-yang-patut-


mulai menjamur. diwaspadai
Faliha, A. (2022). Viral Video Pengemis
UCAPAN TERIMA KASIH (Jika Ada)
Diduga Pura-Pura Buta, Ketahuan Bisa
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih
Jalan & Dijemput Mobil.
kepada seluruh pihak yang telah terlibat
https://www.merdeka.com/jabar/ketahu
untuk membantu dalam penyusunan artikel
an-bisa-jalan-lancar-dan-dijemput-
ilmiah ini sehingga dapat terlaksana dengan
mobil-video-pengemis-diduga-pura-
baik.
pura-buta-i.html
DAFTAR PUSTAKA Fauzi, A. I. (2022). Pengemis Pura-pura
Ahmad, M. (2010). STRATEGI “Ngesot” di Ciledug Tangerang Viral,
KELANGSUNGAN HIDUP Netizen: Nyari Duit Gitu Amat.
GELANDANGAN-PENGEMIS https://tangerangnews.com/kota-
(GEPENG). Jurnal Penelitian, 7. tangerang/read/41021/Pengemis-Pura-
Alifa, S. (2022). Mengurai Fenomena pura-Ngesot-di-Ciledug-Tangerang-
Gelandangan dan Pengemis di Viral-Netizen-Nyari-Duit-Gitu-Amat
Indonesia. Kholiq, A. (2022). PENANGANAN
https://dinsos.bandaacehkota.go.id/men TERHADAP PENGEMIS DAN
gurai-fenomena-gelandangan-dan- GELANDANGAN UNTUK
pengemis-di-indonesia/ MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN
Anggriana, T. M., & Dewi, N. K. (2016). SOSIAL DAN PENEGAKAN HUKUM
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DI KOTA SEMARANG. 8(2).
GELANDANGAN DAN PENGEMIS Lisnawati, L. (2020). Persepsi Masyarakat
DI UPT REHABILITASI SOSIAL Terhadap Keberadaan Pengemis di
GELANDANGAN DAN PENGEMIS. Lingkungan Pasar Badak Pandeglang
INQUIRY: Jurnal Ilmiah Psikologi, 7(1). (Tinjauan Sosiologis).
https://doi.org/10.51353/inquiry.v7i1.78 https://www.kompasiana.com/lilislisna
Annur, C. M. (2022). Indonesia Masuk 5 w/5fbb2100d541df1a4f6b87f2/persepsi-
Besar Jumlah Penduduk Terbanyak di masyarakat-terhadap-pengemis-di-
G20 DEMOGRAFI. lingkungan-pasar-badak-pandeglang-
https://databoks.katadata.co.id/datapubli tinjauan-sosiologis?page=all#section1
sh/2022/11/01/indonesia-masuk-5- Melfianora. (2019). Penulisan Karya Tulis
besar-jumlah-penduduk-terbanyak-di- Ilmiah dengan Studi Literatur.
g20 http://osf.io/efmc2/
Baderi, F. (2022). Tahun 2023, Gelombang Nashrullah, N. (2020). Alasan Mengapa
Pengangguran Menggila? Rasulullah SAW Larang Kita Meminta-
https://www.neraca.co.id/article/171197 minta.
/tahun-2023-gelombang-pengangguran- https://khazanah.republika.co.id/berita/q
menggila 721wl320/alasan-mengapa-rasulullah-
Dewie, R. (2015). Berbagai ‘Modus’ saw-larang-kita-memintaminta
Pengemis yang Patut Diwaspadai. Nashrullah, N. (2021). Pesan Rasulullah
https://www.kompasiana.com/rianadewi SAW, Jangan Mudah Minta-Minta Meski
e/54f340417455137b2b6c6de0/berbagai Butuh.
https://khazanah.republika.co.id/berita//

31
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 2 No 1 September 2023 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

qvxham320/pesan-rasulullah-saw- Tuasikal, M. A. (2022). Tolong Menolong


jangan-mudah-minta-minta-meski- dalam Dosa. https://muslim.or.id/20344-
butuh? tolong-menolong-dalam-dosa.html
Prastiwi, D. (2023). 8 Fakta Terkait
Fenomena Munculnya Pengemis Online
di TikTok.
https://www.liputan6.com/news/read/51
86935/8-fakta-terkait-fenomena-
munculnya-pengemis-online-di-tiktok
Rahmadhani. (2022). Pengemis Ini Pura-
pura Lumpuh, Lihat Satpol PP Langsung
Berdiri dan Lari Sekencang-
kencangnya.
https://regional.kompas.com/read/2022/
11/15/171805078/pengemis-ini-pura-
pura-lumpuh-lihat-satpol-pp-langsung-
berdiri-dan-lari
Romadhon, H. C. (2019). Memberi Uang
Pada Pengemis Sama Halnya
Membiarkan Mereka Tetap Di Jalanan.
https://dinsos.jogjaprov.go.id/memberi-
uang-pada-pengemis-sama-halnya-
membiarkan-mereka-tetap-di-jalanan/
Sadya, S. (2022). Tingkat Pengangguran
Indonesia Capai 5,86% pada Agustus
2022. https://dataindonesia.id/sektor-
riil/detail/tingkat-pengangguran-
indonesia-capai-586-pada-agustus-2022
Sarwono, S. W. (2005). Masalah-masalah
kemasyarakatan di Indonesia. Jakarta:
Sinar Harapan.
Schwab, W. A. (1992). The Sociology of
Cities. New Jersey: Prentice Hall.
Sedana, G. (2015). FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA GELANDANGAN DAN
PENGEMIS.
http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/wi
dyasrama/article/view/411
Taris, N. (2019). Diperkirakan Ada 77.500
Gepeng di Kota-kota Besar di Indonesia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/
08/22/21281421/diperkirakan-ada-
77500-gepeng-di-kota-kota-besar-di-
indonesia
32

Anda mungkin juga menyukai