Anda di halaman 1dari 4

Transformasi Sosial-Budaya Masyarakat Indonesia

Masyarakat Pemburu – Pengumpul merupakan segerombolan orang-orang kecil yang berpindah-


pindah dan mengandalkan kehidupannya dari berburu dan mengumpulka tanaman. Sebenarnya
masyarakat Indonesia juga melakukan hal tersebut yaitu dengan berpindah-pindah tempat untuk tempat
tinggal demi pekerjaan dan tempat tinggal yang layak, contohnya demi melaksanakan tugas di berbagai
daerah para prajurit TNI rela berpindah dan jauh dari keluarga demi pekerjaannya ada pula yang
membawa keluarga mereka ke tempat mereka bekerja. Hal tersebut sudah menjadi kewajibannya kepada
negara untuk mengikuti aturan dan sebagai haknya menurut Pasal 49 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia “Setiap prajurit TNI berhak memperoleh
penghasilan yang layak dan dibiayai seluruhnya dari anggaran pertahanan negara yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara”. Hak dan kewajiban ini merupakan salah satu butir
pengamalan pancasila sila kelima ini sendiri berbunyi menjaga keseimbangan antara hak & kewajiban.
Pada zaman ini perbedaan tingkatan atau jabatan terbatas pada umur dan jenis kelamin nyatanya
zaman sekarang di Indonesia ketrampilan dan kemampuan personal tidak berbatas pada umur dan jenis
kelamin, kemajuan teknologi dan globalisasi membuat masyarakat dapat memperoleh informasi dengan
cepat dan dapat belajar sesuai apa yang mereka inginkan, dan tidak ada perbedaan laki-laki dan
perempuan. Kesetaraan gender menurut Inpres Nomor 9 Tahun 2000 meliputi persamaan hak untuk
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan
nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Dalam melakukan kegiatan ekonomi
pekerja wanita dan pria mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh jabatan, serta tidak adanya
diskriminasi untuk jenis pekerjaan yang sama. Maka jika dikaitkan dengan zaman masyarakat pemburu –
pengumpul sangat bertolak belakang dengan zaman sekarang dengan masalah kesetaraan gender.
Masyarakat Penggembala (Pastoral Societies), yaitu masyarakat yang tergantung pada
pemeliharaan binatang ternak untuk bahan makanan sendiri, pada zaman sekarang masih ada masyarakat
Indonesia yang hidup di desa dengan mengandalkan hewan ternak mereka untuk bertahan hidup.
Perbedaan pada zaman masyarakat penggembala untuk menandainya perbedaan khusus dipimpin oleh
para kepala kelompok dan raja-raja perang di zaman sekarang yang mempunyai uang biasanya menjadi
Pemilik dari ternak-ternak sedangkan ada masyarakt yang bekerja untuk memeliharanya sebagai gantinya
diberi upah atau diberi ternak tersebut tidak ada perbedaan antara raja dan hal yang lainnya untuk menjadi
masyarakat penggembala di zaman sekarang itu merupakan pilihan sebagian orang untuk bertahan hidup.
Masyarakat Pertanian Desa merupakan masyarakat yang berbasis komunitas-komunitas pedesaan
yang kecil, tanpa kota-kota dengan mata pencaharian utama bertani, dan sering ditambah dengan berburu
binatang atau ikan dan mengumpulkan tanaman, pada zaman sekarang masih banyak masyarakat yang
bertahan hidup di pedesaan dengan mata pencarian sebagai petani, di zaman masyarkat pertanian desa
sudah terjadi peningkatan produksi dan kelebihan pangan yang tajam dalammasyarakat pertanian ini
sehingga mengalami kemajuan dalam transportasi, komunikasi,perteknikan, dan teknologi militer;
demikian pula bentuk-bentuk baru dalam hubungan kekuasan muncul dalam wujud negara-
kota,kekuasaan birokrasi, atau feudalisme sehingga, sangat berkembang kelompok sosial dengan struktur
dan stratifikasi sosial yang maju, unggul, turun-temurun, dan penyebab-penyebab perbedaan terutama
bersifat ekonomik. Akbiat dari dampak di zaman tersebut membuat masyarakat Indonesia
menerapkannya di zaman sekarang dengan adanya teknologi teknologi yang semakin maju membuat
pemeritnah juga bekerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan produksi di bidang pertanian di
Indonesia hanya saja di zaman sekarang ada petani-petani yang sering mengalami kegagalan panen dan
pemerintah kurang cepat untuk membantu menangani masalah tersebut meskipun sudah di atur dalam
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Pasal 1
Perlindungan Petani adalah segala upaya untuk membantu Petani dalam menghadapi permasalahan
kesulitan memperoleh prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen,
praktik ekonomi biaya tinggi, dan perubahan iklim. Perbedaan di zaman dahulu dengan sekarang adalah
sudah adanya peraturan yang disusun pemerintah yang merupakan hasil cikal-bakal bisa dari zaman
pertanian desa.
Masyarakat Pertanian Tradisional Maju dalam masyarakat ini, sudah mengembangkan kota-kota
sebagai pusat-pusat perdagangan, dilahat ke masa sekarang kota-kota di Indonesia juga masih
mengembangkan kota-kota sebagai pusat perdagangan untuk pusat perekonomian, tetapi tidak hanya kota
pemerintah juga memusatkan perekonomian dari desa-desa agar terjadi pemerataan perekonomian dengan
mengunggulkan hasil dari desa-desa tersebut, sesuai dengan pancasila sila ke 5 “Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia” dari sila tersebut dapat menggambarkan pemerintah harus adil dalam
penanangan di desa dan dikota dengan tujuan sama-sama memajukan Indonesia.
Masyarakat Industrial sudah mengalami Kemajuan masyarakat industrial ditandai
dengan dominasi kegiatan-kegiatan sosialbudaya dan ekonomi berbasis industri manufaktur atau
pemrosesan atau pengolahan(manufacturing/processing industries). Jika dilihat melalui perkembangan di
zaman sekarang masyarakat sudah mulai maju dalam kegiatan industri dan tidak kalah dengan negara
lainnya, karena jika tidak mengikuti perkembangan zaman melalui industri maka bangsa Indonesia akan
terkalahkan dengan teknlogi dan tertinggal dengana negara yang lainnnya. Dalam perkembangan tersebut
masyarakat Indonesia harus mampu belajar teknologi untuk membangun bangsa Indonesia.
Masyarakat Pascaindustrial terjadi perluasan status-status formal yang diikuti peningkatan hak
atas kekayaan yang meliputi hak atas kepemilikan manusia, atau perbudakan, dan tersedianya aset-aset
yang dapat dipindahkan seperti uang, hewan ternak, dan budak. Dari jurusan hubungan kekuasaan,
tahapan pengembangan teknologi dan kemasyarakatan melahirkan lapisan sosial yang diperoleh secara
turun-temurun secara tegas. Di zaman sekarang masyarakat Indonesa juga sudah menerapkan hak atas
kepemilikan manusia dengan berbagai kekuasaannya namun untuk menghindari berbagai masalah yang
ada kita harus menggunakan Pancasila sebagai pemersatunya.
Mempertimbangkan transformasi sosial-budaya dengan tahapan-tahapan yang dicapai dalam
tipologi masyarakat pra-moderen dan moderen, agaknya masyarakat-masyarakat diwilayah kepulauan
Indonesia pun mengalaminya, bahkan hingga sekarangsemua tipe masyarakat tersebut masih hidup:
sebagian seperti tipe-tipe masyarakat pemburu-pengumpul, seperti pemburu hewan di hutan dan semak-
semak, dan nelayan tradisional tradisional, serta masyarakat pengumpul hewan dan penggembala dan
pekebun, menjadi tipe peninggalan budaya di banyak wilayah yang maju maupun yang hampir punah;
sebagian lagi seperti tipe-tipe masyarakat pekebun, masyarakat pertanian dan masyarakat tradisional, atau
tipe masyarakat pertanian-tradisional atau tradisional-pertanian, atau pertanian-tradisional-feodal, masih
hidup dan berkembang, hidup bersama sebagai suatu entitas bangsa, yang hidup di wilayah-wilayah
terpencil-pedalaman-terasing, di desa-desa, desa-desa-kota, di kota-kota kecil, bahkan dikota-kota besar
dan metropolitan. Berbagai tipe masyarakat ini semua menjadi bangsa Indonesia. Pada saat ini
masyarakat Indonesia di pusat-pusat kemajuan sudah belajar dan mulai terbiasa dengan nilai-nilai
masyarakat industrial dan pascaindustrial tersebut; akan tetapi agaknya masih lebih banyak warga
masyarakat, bahkan warga masyarakat elit, yang memahami dan melaksanakannya tanpa mengindahkan
etika, norma, nilai-nilai baik dan hukum yang disepakati, dengan pelaksanaan yang kebablasan dan tak
mencerminkan sikap masyarakat yang baik dan beretika, semisal yang berkembang dalam teknologi
informasi, melalui program- program media sosial. Kemajuan masyarakat menjadi masyarakat
pascaindustri harus dibarengi dengan etika, norma-norma, dan nilai-nilai yang menghormati hak dan
harapan manusia dalam masyarakat,
Dari semakin banyaknya penggunaan teknologi dalam kehidupan, salah satu hal yang patut
diwaspadai adalah penggunaan teknologi yang tidak bertanggungjawab dapat berdampak pada rusaknya
persatuan dan kesatuan bangsa ini. Contohnya penggunaan media sosial untuk menyebarkan ajaran-ajaran
radikal yang berpotensi melukai Kebhineka Tunggal Ika-an bangsa ini, mudahnya seseorang memberikan
ujaran kebencian kepada orang lain melalui media social. Pemerintah memang tidak tinggal diam dalam
menyikapi beberapa peristiwa tersebut. Tetapi yang menjadi masalah adalah dunia teknologi adalah dunia
yang cair dan dinamis. Dengan adanya perkembangan tersebut perlu kita menyadari bahwa Pancasila
merupakan pemersatu bangsa. Dari sini kita bisa melihat bahwa semua tindakan-tindakan yang
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, termasuk juga yang dilakukan dengan perantaraan
teknologi berarti telah melukai Pancasila. Dengan Pancasila maka seluruh elemen bangsa ini yang sangat
beragam, akan dapat disatukan termasuk ketika kita semakin akrab dalam menggunakan teknologi pada
kehidupan kita. Semakin tinggi penggunaan teknologi, seharusnya kita semakin bersatu dengan orang lain
karena pada dasarnya teknologi diciptakan untuk membuat hidup kita menjadi lebih baik. Sila dalam
Pancasila tersebut akan menjadi semakin lengkap jika kita mampu menggenapinya dengan berperilaku
sesuai dengan pesan-pesan yang tersirat dari sila-sila tersebut.
Transformasi sosial-budaya dalam masyarakat Indonesia dapat dipahami sebagai energi dan daya
dorong bagi masyarakat Indonesia untuk dengan rajin dan tekun melakukan dan meningkatkan perubahan
sosial-budaya dari suatu keadaan dan kehidupan masyarakat ke keadaan dan kehidupan masyarakat yang
lebih baik, dengan mengamalkan Pancasila dalam setiap tindakan maka Bangsa Ini tidak akan menjadi
bangsa yang maju sesuai dengan perkembangan dan globlalisasi saat ini. Maka dari itu kita sebagai
Bangsa Indonesia haruslah menerapkan nilai-nilai pancasila pada zaman sekarang dimana teknologi
semakin kuat melangkah dan bergerak maju dalam kehidupan ,kita juga harus memajukan dan
mengengam erat nilai-nilai Pancasila yang merupakan jiwa negara Indonesia.
Daftar Pustaka

Publik, Literasi. 2018, 18 Oktober. Paparan Singkat Tentara Nasional Indonesia (TNI). Diakses pada 3
Desember 2020, dari https://www.literasipublik.com/paparan-singkat-tentara-nasional-indonesia-
tni.

Maroni, S. 2012, 13 Maret. Kesataraan Gender Dalam UU Ketenagakerjaan. Diakses pada 3 Desember
2020, dari http://zriefmaronie.blogspot.com/2012/03/kesetaraan-gender-dalam-uu.html.

Sinal, Muhammad. 2017. Pancasila Konsensus Negara-Bangsa Indonesia. Penerbit Madani.

Putranto, Ignatius Aryono. 2018. Menghadirkan Pancasila dalam Era Revolusi Industri Keempat.
Repository Usd.1-4.

Cahyani, Resty. 2019. “Pancasila Lnadasan Era Revolusi”. KOMPAS, 23 Oktober 2019.

Kistanto, Nurdien H. 2018. Transformasi Sosial-Budaya Masyarakat Indonesia. Sabda, Vol. 13 No. 2. h.
169-178.

Anda mungkin juga menyukai