0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang refleksi demokrasi dalam komunitas adat terpencil selama masa pandemi Covid-19. Komunitas adat masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar dan akses layanan kesehatan. Pemerintah perlu mewujudkan prinsip demokrasi dan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara termasuk komunitas adat terpencil.
Dokumen tersebut membahas tentang refleksi demokrasi dalam komunitas adat terpencil selama masa pandemi Covid-19. Komunitas adat masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar dan akses layanan kesehatan. Pemerintah perlu mewujudkan prinsip demokrasi dan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara termasuk komunitas adat terpencil.
Dokumen tersebut membahas tentang refleksi demokrasi dalam komunitas adat terpencil selama masa pandemi Covid-19. Komunitas adat masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar dan akses layanan kesehatan. Pemerintah perlu mewujudkan prinsip demokrasi dan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara termasuk komunitas adat terpencil.
Refleksi Demokrasi Dalam Lingkup Komunitas Adat Terpencil (KAT)
Selama Masa Pandemi Oleh : Aulia Azmi Marcellinov Ramadhan
Keberagaman telah melekat dalam kehidupan bernegara sehingga
masyarakat Indonesia dituntut untuk hidup dalam perbedaan. Namun, hidup dalam keberagaman menimbulkan banyak masalah yang disebabkan oleh egoisme orang-orang yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan hak orang lain. Tidak seluruh masyarakat Indonesia telah hidup sejahtera dan memiliki akses untuk berkehidupan yang lebih baik. Pandemi Covid-19 telah menjadi perhatian seluruh negara bahkan berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah guna tetap menstabilkan kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat adat atau Komunitas Adat Terpencil (KAT) merupakan bagian dari keragaman penduduk di Indonesia yang juga terdampak oleh peristiwa pandemi Covid-19 ini. Definisi masyarakat hukum adat adalah kelompok masyarakat yang secara turun temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan lingkungan hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum (Undang-undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 Ayat (31)). Jumlah masyarakat adat masih cukup besar yang tersebar di pulau-pulau Nusantara. Namun, pada beberapa riset yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) sebagian besar masyarakat adat, khususnya di Papua masih mengandalkan sistem kesehatan tradisional karena minimnya infrastruktur dan akses kesehatan serta perhatian dari pemerintah. Selain itu, di beberapa bagian wilayah terpencil sejumlah masyarakat adat juga berjuang dengan cara mereka sendiri dalam upaya memerangi virus corona dengan melakukan adat dan tradisi masing-masing sebagai alternatif pengobatan, padahal belum bisa dipastikan apakah cara yang mereka lakukan efektif dalam mengatasi virus corona, mengingat penyakit ini baru ditemukan pada akhir tahun 2019. Penulis ingin kita sadar bahwa prinsip-prinsip demokrasi di negara ini harus diperjuangkan. Oleh karena itu, parlemen dan pemerintahan memiliki peran penting guna mewujudkan prinsip demokrasi serta bisa menjunjung pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Masyarakat adat merupakan salah satu aspek dari wujud prinsip demokrasi. Yaitu, semua manusia memiliki harkat dan martabat yang sama dengan tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, budaya, jenis kelamin, dan sebagainya meskipun dalam penerapannya menurut beberapa pengamat sosial, pemerintah cenderung mengutamakan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah dengan penduduk yang padat dibanding dengan wilayah terpencil. Hak asasi manusia atau HAM merupakan hak-hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai karunia Tuhan. Dan di dalam negara demokrasi pemerintah diharapkan bisa menjamin keberlangsungan hak asasi manusia tiap warga negaranya, hal ini memerlukan kontribusi dari segala kalangan masyarakat dari pemerintahan pusat hingga ke tingkat daerah. Orang Rimba merupakan salah satu dari sekian banyak masyarakat adat yang terkena dampak pandemi Covid-19, masyarakat adat disana sudah mulai beradaptasi untuk melawan Covid-19 dengan metode karantina, jika ada salah satu dari penduduk mereka yang telah bepergian dari luar maka penduduk itu harus diisolasi didalam tempat yang disebut “besasandingon” diungkapkan oleh Harry Jacques (2020) dalam The Jakarta Post. Hal ini menunjukkan virus corona adalah ancaman nyata bagi seluruh warga Indonesia tanpa terkecuali. Tetapi, hal yang disayangkan ialah pemerintah masih kurang mengawasi dan menjamin kesehatan masyarakat pedalaman, sehingga apabila Covid-19 sudah memasuki wilayah komunitas adat, bisa berbahaya jika di wilayah tersebut tidak tersedia fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau. Selain itu, jurnal penelitian yang didapat dari lembaga swadaya masyarakat AMAN di Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa hadirnya perusahaan perkebunan yang melakukan kegiatan skala besar memperparah ancaman krisis pangan dalam pandemi Covid-19 di wilayah adat Bengkulu, hasil riset yang dilakukan Lembaga AMAN menunjukkan sejumlah komunitas yang berdampingan dengan perusahaan perkebunan adalah komunitas yang paling rentan terancam krisis pangan bila pandemi Covid-19 berlangsung panjang. Hal ini berarti masyarakat adat di Provinsi Bengkulu belum mendapat perlakuan demokratis seutuhnya karena negara belum bisa menjamin hak-hak yang seharusnya diberikan kepada masyarakat adat seperti hak atas wilayah adat, hak budaya, hak spiritualitas, dan sebagainya. Karena jika kembali ke awal mula, Nusantara dulunya merupakan wilayah kepulauan dengan banyak suku dan budaya yang menciptakan komunitas adat terpencil, dimana terdapat masyarakat yang berhak dipenuhi atas hak-hak dasarnya. Lembaga pemerintahan maupun parlemen harus bisa mewujudkan tujuan SDGS ke-3, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera secara merata di seluruh wilayah indonesia dengan memulai dari hal yang kecil seperti menghormati dan mewujudkan jaminan hak asasi manusia yang dimiliki oleh kaum minoritas seperti masyarakat adat. Oleh karena itu, usaha bersama dibutuhkan guna mewujudkan tujuan ke-3 SDGS. Di era digital saat ini, sebagai masyarakat yang berdaulat di negara demokrasi kita bisa menyuarakan aspirasi-aspirasi yang bisa disalurkan terhadap keadaan yang terjadi di lapangan melalui ruang publik seperti media sosial untuk memacu orang lain ikut bersuara sehingga tidak hanya terdapat satu sudut pandang ,tetapi yang perlu diperhatikan adalah tidak semua individu memiliki pola pikir dan lingkup sosial yang sama sehingga dalam menyampaikan aspirasi harus disertai landasan fakta dan data yang faktual serta objektif untuk menemukan kebijakan yang solusional. Lembaga parlemen diharapkan bisa berperan kolaboratif dengan rakyat dalam menghadapi situasi seperti ini. Namun, faktanya tak sedikit rakyat yang kurang puas terhadap kebijakan ataupun keputusan yang telah diusung oleh lembaga tinggi negara. Oleh sebab itu, diperlukan peran nyata sebagai mitigasi pandemi dengan memprioritaskan jaminan terhadap hak asasi manusia. Pemberian data dan informasi yang transparan juga perlu dilakukan oleh lembaga yang berwenang untuk menciptakan warga negara yang bisa ikut berpartisipasi dalam penanggulangan melawan Covid-19 maupun menghadapi isu-isu lainnya. Jika melihat dari negara lain seperti Brazil contohnya, masyarakat adat di Brazil sudah dalam krisis kesehatan akibat virus corona. Pemerintah Brazil dinilai gagal dan abai dalam menangani pandemi virus corona ini, akibatnya di wilayah mereka, suku-suku pedalaman di Brazil sangat rentan terhadap Covid-19 dan beberapa diantara mereka sudah banyak yang terinfeksi virus corona. Wilayah mereka disusupi secara ilegal oleh ribuan penambang emas yang memasuki beberapa wilayah adat di Brazil sehingga menjadi ancaman besar bagi anggota suku (Gita Laras Widyaningrum, 2020). Hal-hal seperti ini yang harus dijadikan perhatian sebagai sikap guna mengawasi kesehatan masyarakat Indonesia khususnya di wilayah-wilayah pedalaman. Ternyata isu tentang komunitas atau masyarakat adat tidak hanya terjadi di dalam negeri saja, isu tentang komunitas adat terpencil sudah menjadi perhatian internasional. Oleh karena itu, lembaga negara di Indonesia harus bisa mengimplementasikan wujud demokrasi dalam aspek kehidupan bernegara. Masyarakat adat sejatinya juga memiliki hak asasi manusia sehingga negara perlu menjamin dan melindungi hak yang dimiliki oleh masyarakat adat. Akan tetapi, pada kenyataannya seperti yang sudah penulis bahas di awal, terdapat beberapa komunitas adat yang mendapat perlakuan tidak adil dari pihak yang hanya ingin meraup keuntungan semata, hal ini bertentangan dengan prinsip demokrasi, lembaga pemeritahan harus melakukan pengawasan terhadap badan usaha yang semena-mena melakukan eksploitasi di lahan yang dijadikan sebagai sumber pangan atau mata pencaharian bagi penduduk setempat. Hal-hal seperti pembangunan infrastruktur yang mengubah fungsi lahan perlu dikomunikasikan dengan tokoh adat setempat, hal seperti itu menjadi tolak ukur sebuah negara dalam menjalankan prinsip demokrasi. Hak masyarakat adat pada dasarnya telah dijamin melalui hukum dan kebijakan negara sebagaimana tertuang dalam Pasal 18 B UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 pada pasal 21 ayat (4) huruf b ,tetapi dalam pelaksanaannya masyarakat adat belum sepenuhnya mendapatkan jaminan hidup yang baik dari negara karena beberapa di antaranya masih terdapat eksploitasi, pengabaian, dan marginalisasi. Demokrasi bisa tercapai jika negara sudah berhasil mengakomodasi dan menyamaratakan kepentingan masyarakat adat dengan masyarakat dominan dan memberi batas kepada korporasi yang meraup keuntungan dalam wilayah adat. Oleh sebab itu, diperlukan peran inklusif bagi lembaga parlemen maupun pemerintahan dalam rangka memenuhi hak konstitusional masyarakat adat yang tercantum dalam undang-undang. Negara perlu memahami dan menghormati hubungan antara masyarakat adat dengan alam yang ditinggali, tidak semena-mena negara maupun korporasi memanfaatkan sumber daya yang terdapat dalam wilayah adat, karena bagi mereka terdapat nilai- nilai budaya dan spiritual dari lingkungannya. Namun, yang terpenting adalah pemerataan fasilitas kesehatan masyarakat perlu digalakkan oleh pemerintah daripada melakukan eksploitasi terhadap alam yang dimiliki oleh masyarakat di wilayah-wilayah terpencil, sebab suatu penyakit tidak akan bisa diprediksi kedatangannya dan perlu upaya preventif dengan bantuan dari lembaga parlemen maupun pemerintah untuk mencapai kehidupan sehat dan sejahtera. Masyarakat umum atau yang lebih dominan dibanding dengan masyarakat adat perlu menghormati nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat adat setempat serta tidak mengkerdilkan eksistensi dari masyarakat adat sendiri. Sejak dini kita diajari untuk menghargai budaya-budaya bangsa. Namun, bagi masyarakat dominan hal yang diakui dan dibanggakan dari suku etnis di Indonesia hanyalah tarian-tarian ataupun lagu daerah, sedangkan belum banyak dari masyarakat umum yang bisa menghargai nilai-nilai spiritual dan pengetahuan masyarakat adat. Maka peran masyarakat umum dibutuhkan bagi kaum-kaum minoritas di wilayah pedalaman guna menciptakan kehidupan berdemokrasi, juga sebagai perantara antara masyarakat adat dengan lembaga tinggi negara guna penyampaian aspirasi dan menciptakan ruang yang inklusif. Penulis memikirkan salah satu cara guna mewujudkan negara yang berdemokrasi untuk mewujudkan warga negara yang berdaulat dengan melibatkan seluruh tokoh-tokoh adat dari wilayah pedalaman untuk diajak berkonsolidasi dengan lembaga-lembaga tinggi negara dalam merencanakan penanganan mengatasi virus corona. Dengan cara seperti itu diharapkan bisa tercipta kehidupan negara yang berdemokrasi dengan peran lembaga parlemen yang inklusif karena melibatkan seluruh lapisan masyarakat terlibat dalam roda pemerintahan. Demokrasi merupakan suatu sistem yang baik dalam upaya mencapai tujuan yaitu kesejahteraan warganya tanpa terkecuali, dalam rangka agenda pembangunan berkelanjutan demokrasi menjadi aspek yang penting guna mewujudkan 17 tujuan didalamnya dan yang menjadi pilar penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat global yaitu tercapainya pemenuhan hak dasar manusia yang berkualitas secara adil dan setara. Dibutuhkan peran pemerintah maupun lembaga parlemen dengan seluruh lapisan sosial guna mewujudkan negara yang adil dan berdemokrasi. Penulis mengharapkan penghargaan terhadap hak asasi manusia bisa lekas terealisasikan, pemerintah maupun masyarakat harus bersinergi guna memerangi virus corona dan tidak melupakan setiap isu-isu sosial yang melekat dalam kehidupan bernegara. Komunitas adat terpencil perlu diberdayakan dan tidak dilupakan sebagai elemen penting negara Indonesia, guna mewujudkan kehidupan sehat dan sejahtera sebagai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan dan menerapkan prinsip demokrasi. Komunitas adat terpencil telah menciptakan kontribusi yang cukup besar negara diantaranya menjaga stabilitas lingkungan hidup karena sebagian masyarakat adat hidup berdampingan dengan alam. Mereka menjaga dan melestarikan tempat tinggalnya yang masih jauh dari hiruk pikuk kota serta polusi, salah satu bentuk nyata kontribusi masyarakat adat dalam bidang ekonomi mereka menciptakan koperasi simpan pinjam yang berkembang setelah mengalami inkulturasi budaya dengan masyarakat adat di Kalimantan Barat, pada saat itu koperasi simpan pinjam memiliki aset yang lebih besar dari APBD Provinsi Kalimantan Barat (YLBHI, 2020). Lembaga pemerintah maupun parlemen semestinya bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat adat daripada mengeksploitasi kekayaan yang dimilikinya serta dalam upaya menghadapi Covid-19 diperlukan tindakan tegas dan nyata dari lembaga tinggi negara maupun lembaga parlemen seperti memperluas jangkauan tes swab untuk mempercepat penanganan Covid-19. Selain itu, upaya menghadirkan fasilitas kesehatan di wilayah terpencil perlu digalakkan guna mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera yang tertuang dalam tujuan ke-3 Pembangunan Berkelanjutan. Di samping itu, peran masyarakat dominan yang telah hidup berkecukupan diperlukan untuk mendukung hak-hak masyarakat yang termarjinalkan. Demokrasi di Indonesia bukan hanya sebagai paham semata, dalam pelaksanaannya negara demokrasi memiliki asas pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan partisipasi rakyat dalam roda pemerintahan. Hal tersebut memerlukan perhatian dari segenap masyarakat Indonesia. Daftar Pusataka
Yulaswati, Vivi. dkk. 2013. Masyarakat di Indonesia: Menuju Perlindungan
Sosial Yang Inklusif. Jakarta: Direktorat Perlindungan dan Kesejahteraan Masyarakat Kementrian PPN/Bappenas. Undang-undang 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3 Oktober 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140. Jakarta. Tjiptabudy, Jantje. "Hak Konstitusional Masyarakat Adat Atas Sumberdaya Alam di Wilayah Laut dan Pesisir”. Hak Konstitusional, 1-3. Unayah, Nunung, Muslim Sabarisman. 2016. “Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Kesejahteraan Sosial”, 2(01), 1-4 Hikmah, Mutiara. 2009. “Hak-Hak Komunitas Adat Terpencil dari Perspektif Hak Asasi Manusia”. Jurnal Hukum Internasional, 6(4), 544-548. Jacques, Harry. 2020. “Sumatran Forest People Adapt Ancient Health Rules for Pandemic”,https://www.thejakartapost.com/news/2020/06/25/sumatran-forest- people-adapt-ancient-health-rules-for-pandemic.html, diakses pada 5 Februari 2021 pukul 21.04 Barahamin, Andre. 2020. “Perkebunan Skala Besar Perparah Krisis Pangan di Tengah Covid-19", https://www.aman.or.id/2020/05/aman-perkebunan-skala- besar-perparah-krisis-pangan-di-tengah-covid-19/, diakses pada 5 Februari 2021 pukul 21.04. Amindoni, Ayomi. 2020. “Virus Corona dan Kearifan Lokal: Bilik Sterilisasi dari Daun Sirih, Sayur Lodeh Untuk Tolak Bahaya Sampai Jaga Jarak ke Hilir Sungai”, https://www.aman.or.id/2020/05/aman-perkebunan-skala-besar- perparah-krisis-pangan-di-tengah-covid-19/, diakses pada 5 Februari 2021 pukul 21.15. Firmansyah, Nurul. 2018. “Memulihkan Relasi Negara dengan Masyarakat Adat”, https://www.qureta.com/post/memulihkan-relasi-negara-dengan-masyarakat- adat, diakses pada 6 Februari 2021 pukul 20.05. Indonesia, CNN. 2020. “Nestapa Masyarakat Adat Brasil Dikepung Corona”, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200525075202-134- 506589/nestapa-masyarakat-adat-brasil-dikepung-corona, diakses pada 6 Februari 2021 pukul 21.12. Widyaningrum, Gita Laras. 2020. “COVID-19 Menyerang Suku Asli Amazon, Bagaimana Nasib Mereka?”, https://nationalgeographic.grid.id/read/132102875/covid-19-menyerang-suku- asli-amazon-bagaimana-nasib-mereka, diakses pada 6 Februari 2021 pukul 23.32. YLBHI. 2020. “Kontribusi Masyarakat Adat untuk Indonesia”, https://ylbhi.or.id/informasi/siaran-pers/kontribusi-masyarakat-adat-untuk- indonesia/, diakses pada 7 Februari pukul 05.42.
Masyarakat Hukum Adat Atau Biasa Disebut Masyarakat Adat Merupakan Suatu Kelompok Yang Berada Di Wilayah Tertentu Dan Memiliki Hak Untuk Mengelola Dan Menikmati Hasil Dari Sumber Daya Alamnya