0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan18 halaman
Audit energi sistem pencahayaan gedung sekretaris daerah provinsi Jawa Tengah menemukan potensi penghematan energi hingga 50% dengan meningkatkan efisiensi lampu dan menggunakan kontrol pencahayaan yang tepat sesuai kebutuhan ruangan. Audit menganalisis konsumsi listrik, tingkat cahaya, dan jenis lampu untuk merekomendasikan opsi penghematan energi.
Audit energi sistem pencahayaan gedung sekretaris daerah provinsi Jawa Tengah menemukan potensi penghematan energi hingga 50% dengan meningkatkan efisiensi lampu dan menggunakan kontrol pencahayaan yang tepat sesuai kebutuhan ruangan. Audit menganalisis konsumsi listrik, tingkat cahaya, dan jenis lampu untuk merekomendasikan opsi penghematan energi.
Audit energi sistem pencahayaan gedung sekretaris daerah provinsi Jawa Tengah menemukan potensi penghematan energi hingga 50% dengan meningkatkan efisiensi lampu dan menggunakan kontrol pencahayaan yang tepat sesuai kebutuhan ruangan. Audit menganalisis konsumsi listrik, tingkat cahaya, dan jenis lampu untuk merekomendasikan opsi penghematan energi.
Gedung Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Prakata Bangunan gedung menggunakan 50% energi secara umum atau 70% listrik dari total konsumsi energi di Indonesia, menjadikannya sebagai pengguna energi terbesar bahkan melebihi sektor industri dan transportasi.
Besarnya konsumsi energi pada bangunan ini berkontribusi
terhadap tingginya biaya operasional bangunan (sebesar 25- 30%), selain kontribusi yang cukup besar terhadap emisi gas rumah kaca dan pemanasan global.
Penghematan Energi menjadi salah satu solusi cerdas
untuk diaplikasikan pada bangunan gedung... Penggunaan energi yang efisien di bangunan gedung, berarti bahwa energi digunakan untuk seoptimal mungkin memenuhi kebutuhan penghuni, tanpa adanya energi yang terbuang atau berlebihan. Sebaliknya, fokus penghematan energi tanpa memperhatikan penghuni bukan merupakan bentuk efisiensi energi. Dalam prakteknya, penghematan energi di bangunan gedung tetap mengedepankan prinsip 4K, yaitu: • Kenyamanan • Keselamatan • Keindahan/estetika • Kelancaran staf bekerja Metodologi Audit Energi Pelaksanaan Audit Energi • Tujuan dari pelaksanaan Audit Energi selain menentukan baseline penggunaan energi adalah untuk mengidentifikasi potensi penghematan energi listrik dan memberikan rekomendasi langkah-langkah penghematan energi yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola gedung, yang dapat mencakup rekomendasi tanpa biaya, biaya rendah, dan biaya tinggi.
• Lingkup kerja dari pelaksanaan audit energi meliputi audit
energi awal; pengukuran detail konsumsi listrik dan analisa detail kinerja pada Sistem Tata Udara, Sistem Tata Cahaya, dan peralatan pendukung lainnya; pemeriksaan selubung bangunan; analisa potensi penghematan energi; dan analisa manajemen energi. Audit Energi Pengumpulan Data ✓Data konsumsi energi ✓Data biaya energi ✓Data karakteristik gedung ✓Data peralatan dengan konsumsi energi tinggi (SEU) Peluang Penghematan Energi Tipikal Potensi Sistem Pengguna % Biaya Energi Penghematan Opsi Cara Energi Bangunan Gedung Energi tiap Penghematan Sistem Sistem Selubung Bangunan *pengaruh tidak langsung Sistem selubung No Cost terhadap sistem tata udara bangunan yang dan tata cahaya baik dapat mengurangi Low Cost: beban pendinginan Saving < 10% hingga 54% PBP < 2 tahun Sistem Tata Udara 65% Medium Cost: Sistem Tata Cahaya 25% Hingga 50% (dari Saving 10% - 20% kondisi umum PBP: 1 - 4 tahun mayoritas gedung di Indonesia saat ini) High Cost: Sistem Kelistrikan dan 10% Saving > 20% Transportasi Gedung PBP: 1 - 4 tahun
Sistem Otomatisasi Gedung *pengaruh tidak langsung
(Building Automation terhadap sistem yang di System) otomatisasi (tata udara, tata cahaya, dll) Audit Energi Sistem Tata Cahaya Gedung Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Fungsi Sistem Tata Cahaya dalam bangunan gedung:
1. Penerangan dalam ruangan,
2. Komponen desain interior dan estetika, 3. Kesehatan dan keselamatan, serta 4. penerangan luar ruangan dan navigasi.
Dengan penerapan sistem kontrol pencahayaan
dan teknologi yang baik, penggunaan energi untuk STC dapat dihemat hingga 50% dari kondisi umum yang ditemui di mayoritas gedung di Indonesia saat ini. ✓Untuk mendapatkan pencahayaan yang efisien dan sesuai dengan fungsi ruangan tanpa mengurangi tingkat kenyamanan, diperlukan sistem pencahayaan dengan nilai efikasi (Lumens/watt) tinggi.
✓Pemilihan lampu yang hanya berdasarkan pada
daya (watt) yang rendah tidak serta merta menjadikan STC yang efektif dan efisien, jika tanpa mempertimbangkan tingkat pencahayaan yang dihasilkan SNI 6197.2011 - Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan ✓Tingkat cahaya dapat diukur dengan alat Luxmeter, dengan posisi pengukuran pada bidang kerja dengan ketinggian 75 – 90 cm dari atas permukaan tanah, atau diletakan diatas permukaan meja sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Dalam melakukan pengukuran tingkat cahaya, operator harus menggunakan baju yang berwarna gelap dan tidak bersifat reflektif untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran cahaya. ✓Observasi terhadap jenis dan jumlah lampu yang ada dapat memberikan gambaran potensi penghematan jika dilakukan penggantian lampu tersebut dengan jenis teknologi terkini yang lebih efisien, misalnya lampu LED untuk saat ini. Electrical system Alat Ukur terima kasih