Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ardhi Wirasatriaji

NIM : 200401110152
Kelas : Tes Grafis C
Jurnal 1
Judul Tes Menggambar Orang Untuk Mendiagnosis Psikologis Anak
Tunarungu
Jurnal Jurnal Pendidikan Khusus
Volume Vol. 1, No. 2
Tahun 2005
Penulis Endang Supartini
Reviewer Ardhi Wirasatriaji
Tanggal 25 Oktober 2021

Jurnal 2
Judul Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan Faktor-Faktor
Kepribadian 16PF
Jurnal Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Volume & Halaman Vol. 23 N0. 2, 165-182
Tahun 2018
Penulis Reni Nurhayati & Agung Santos
Reviewer Ardhi Wirasatriaji
Tanggal 25 Oktober 2021

Latar Belakang. Bagi anak berkebutuhan Tes grafis masih banyak


khusus, diagnosis secara digunakan sebagai alat asesmen
menyeluruh perlu dilakukan agar kepribadian di Indonesia. Salah
dapat memberikan perlakuan atau satu jenis tes grafis yang peka
treatment yang tepat dan sesuai terhadap kecenderungan
dengan kebutuhanya. Karena anak kepribadian seseorang secara
tunarungu memiliki keterbatasan personal adalah tes DAP (Draw A
dalam berkomunikasi secara Person). Disimpulkan bahwa DAP
verbal, maka tes psikologi yang memiliki kemampuan menyeluruh
berbasis verbal tidak dapat untuk melihat bagaimana subjek
digunakan. Maka tes proyeksi menghadapi stimulus yang ada di
seperti tes menggambar dapat hadapannya dan di sekitarnya.
menjadi pilihan untuk DAP juga mampu mengungkap
mendiagnosis kondisi psikologis beberapa hal yang terkait dengan
anak tunarungu. Meskipun pada subjek secara spesifik, antara lain
dasarnya tes menggambar umur, sekolah, ambisi,
merupakan sebuah tes karakteristik kepribadian,
kepribadian, namun tes ini juga kehidupan serta perilaku di dalam
dapat mengungkap aspek kehidupan keluarga pada subjek
psikologis seseorang. Subtes yang yang menggambar.
dipilih kali ini adalah Draw a Namun demikian tes grafis
Person (Menggambar orang). memiliki beberapa kelemahan.
Informasi yang dikumpulkan dari Karena merupakan tes yang
tes ini antara lain persepsi visual, bersifat kualitatif, interpretasi
konsentrasi, ketelitian, yang dihasilkan sangat bergantung
kemampuan motorik halus, pada penilaian subjektif dari tester.
kemampuan penalaran, Jika tester yang melakukan
kemampuan numerical, adanya interpretasi masih belum
rasa aman dan rasa percaya diri. berpengalaman dan belum
memilki jam terbang yang cukup
banyak, hasil yang didapatkan
cenderung kurang valid.
Berdasarkan kelemahan
tersebut, maka perlu dilakukan
penelitian untuk memberi
alternatif metode pemberian skor
pada DAP. Alternatif ini
diharapkan dapat mengisi
objektivitas penilaian untuk DAP.
Penilaian ini dilakukan dengan
cara menggunakan ekspresi
gambar pada DAP untuk
mengungkap traits atau sifat pada
seseorang berdasarkan tes 16 PF.
Ekspresi gambar tersebut didapat
dari melihat dan menginterpretasi
dimensi DAP.
Hipotesis. Selayaknya tes Terdapat keterkaitan antara
menggambar orang yang diberikan faktor yang diungkap oleh tes
pada orang normal, tes DAP dan tes kepribadian 16 PF
menggambar orang juga dapat yang kemudian dapat digunakan
diberikan kepada anak tunarungu untuk meningkatkan reliabilitas
untuk mengungkap informasi interpretasi tes DAP yang bersifat
psikologisnya. subjektif.
Metode. Metode yang digunakan Penelitian ini menggunakan
dalam penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif
dengan beberapa tahapan. Pada
observasi lapangan dimana anak
tahap pertama, peneliti
tunarungu diberi instruksi untuk mengumpulkan data yang
menggambar orang lalu diperoleh dari partisipan tes
seleksi kerja di suatu pusat layanan
diinterpretasi oleh tester untuk
psikologi, berupa hasil tes grafis
melihat informasi psikologis di dan tes 16 PF. Data tes grafis
dalamnya. kemudian diinterpretasi oleh 2
orang psikolog dengan
menggunakan skala diferensial
semantik yang mengukur masing-
masing dimensi pada tes DAP.
Hasil interpretasi ini kemudian
diuji reliabilitasnya dengan cara
mengorelasikan skor dari psikolog
pertama dengan skor psikolog
kedua. Dimensi tes DAP yang
memiliki reliabilitas rendah
digugurkan, kemudian skor dari
dimensi yang tidak gugur
dikorelasikan dengan skor dari
setiap faktor pada tes 16 PF.
Subjek penelitian Sampel dalam
penelitian ini melibatkan data 200
orang yang mengikuti seleksi
kerja. Data tersebut berasal dari
sebuah pusat layanan psikologi
Yogyakarta. Kesamaan keadaan
subjek tersebut dimaksudkan agar
ada keseragaman keadaan tekanan
pada subjek yang sedang
mengerjakan tes DAP dan 16PF
sehingga diharapkan bisa
mengurangi variabel lain yang
mempengaruhi hasil tes dan
menghasilkan data yang dapat
digunakan sebagai standar.
Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu metode dokumentasi dan
metode skala. Metode data arsip
dapat diperoleh melalui catatan
atau dokumen yang mencatat
aktivitas individu, institusi,
pemerintah, dan kelompok-
kelompok lainnya. Dokumen-
dokumen yang ada dipelajari
untuk memperoleh data dan
informasi dalam penelitian ini,
yaitu berupa data tes DAP dan 16
PF pada 200 subjek dari suatu Biro
Psikologi di Yogyakarta.
Pembahasan. Setelah hasil gambar anak Setelah hasi tes DAP dan
tunarungu diinterpretasi tes kepribadian 16 PF
didapatkan hasil yang berbeda. dibandingkan ditemukan faktor
Anak yang mampu menggambar yang berkaitan satu sama lain.
secara proporsional dan detail Faktor tersebut antara lain adalah
maka diagnosis yang dapat dibuat Faktor Q3 dalam tes 16 PF yang
meliputi anal memiliki mampu memprediksi Faktor VII
kemampuan intelektual yang dalam tes grafis dan Faktor Q4 tes
tinggi, perceprual accuracy PF yang mampu memprediksi
termasuk baik, kemampuan Faktor I tes grafis.
numericalnya baik, dan Faktor Q3 memiliki dua
perkembangan kepribadianya skor, antara lain skor yang rendah,
baik. Maka perlakuan yang tepat yakni disebut Low Self-Sentiment
untuk diberikan adalah Integration (Q3-) dan skor yang
tinggi, yaitu High Strength of Self-
mengembangkan kemampuan dan Sentiment (Q3+). Skor yang
potensi anak secara maksimal. rendah, yakni disebut Low Ergic
Tension (Q4-) dan skor yang
tinggi, yaitu High Ergic Tension
(Q4+) merupakan skor yang ada
pada Faktor Q4. Cenderung santai,
tenang, cenderung lamban, kurang
melakukan pencegahan, dan
senang menyusun sesuatu
merupakan beberapa karakter
yang dimiliki Low Ergic Tension
(Q4-). Sedangkan Faktor VI pada
tes grafis tipe garis terputus –
menyambung (0,252), telinga
tidak jelas – jelas (0,841), telinga
kecil – besar (0,822). Serta Faktor
I meliputi tangan kabur – jelas
(0,681), jari tangan pendek –
panjang (0,902), jari tangan
tumpul – runcing (0,911).
Kesimpulan. Berdasarkan hasil tes Berdasarkan hasil penelitian
menggambar orang yang diberikan dan pembahasan yang telah
kepada anak runarungu, diuraikan sebelumnya, maka dapat
menunjukkan bahwan tes disimpulkan bahwa antara Faktor
menggambar orang dapat 16 PF dan Faktor Draw-A-Person
diberikan kepada anak (DAP) didapatkan dua Faktor
berkebutuhan khusus dengan Draw-A-Person (DAP) yang dapat
isntruksi yang tepat. Setelah hasil digunakan untuk memprediksi
gambar diinterpretasi, diperoleh beberapa Faktor 16 PF. Faktor
hasil yang beragam yang tersebut antara lain: Faktor VII
kemudian menjadi dasar dalam dengan Faktor Q3 dan Faktor I
memberikan treatment yang tepat dengan Faktor Q4.
kepada anak tunarungu.
Kelebihan. 1. Gaya bahasa yang 1. Data penelitian dipaparkan
digunakan mudah secara lengkap.
dipahami serta tidak 2. Faktor-faktor yang ada
menvantumkan informasi dijelaskan secara lengkap
yang tidak perlu. pada setiap tes.
2. Tidak banyak
menggunakan bahasa
Scientiffic sehingga bisa
dipahami oleh lebih
banyak pembaca.
Kekurangan. 1. Tidak mencantumkan data 1. Bagi faktor yang tidk
yang valid dari penelitian berkolasi tidak dijelaskan
yang telah dilakukan. hasilnya perhiyunganya.
2. Interpretasi hanya
dijelaskan secara sekilah
dan tidak tuntas.

Anda mungkin juga menyukai