Anda di halaman 1dari 11

r

,
dengan kcuangan negara dipungut PPh Pasal 22 sebesar 23% darl
harga pembelian.
Persewaan 10 buah truk dari PT Transportasi Perkasa sebesar Rp.
BAGIAN
46.500.000,OO untuk selama 4 hari temtang PPh Pasal21 sebesar Rp.
2.790.000,00.
B 1- Wajib Pajak orang pribadi luar negeri menerima honorarium
sebesar Rp 126.500.000,OO atas pemberian jasa konsultasi mana-
jemen pada suatu departhen di Jakarta terutang PPh Pasal26 sebesar
Rp. 7.590.000,00

Jawaban

S. Berhasil tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak tergantung pada


Pihak Lain disebut Witholding, contohnya Bendaharawan.
B. Tarif yang utama dipcrgunakan pada pajak subjektif yang
memperhatikan daya pikul Wajib Pajak.
B. Sarana komunikasi berupa laporan pembayaran atau pelunasan pajak.
B. Batas waklu pembayaran pajak berbeda-beda tergantung jenis
pajaknya.
Contoh : PPN dan PPn BM batas waktu tanggal 15 bulan berikutnya,
sedangkan jenis pajak lainnya tidak sama.
Sebagai tenaga ahli sehartlsnya dipotong sebesar 15% x 40% x Rp.
500.000,00 = Rp. 3O.o00,00
Sehiuusnya dipotong sebesir: 15%x Rp. 27.500.000,00 = Rp. 4.125.000,OO
Penerimaan natura dan kenikmatan termasuk bukan penghasilan yang
dipotong pajak
Tarhya sebesar 1,596 dari harga pembayaran.
PPh Pasal 23 terutang scbesar: 15% x 40% x Rp. 46.500.000,OO = a PERLAKUAN PAJAK
Rp. 2.790.000,00.
PPh Pasal 26 terutang sebesar: 20°/0 x Rp. 126.500,000,00 = KHUSUS
Rp. 25.300.000,00.
Tidak diperlakukan sebagai tenaga ahli karena tenaga ahli hanya PPN & PPn-BM
diperlakuknq bagi Wajib I'.ljak orang pribadi dalam negeri. a BEAMETERAI
A. PAJAK PENGHASILAN PNS DITANGGUNG PEMERINTAH

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 dan Keputusan


Menteri Keuangan Nomor 636/KMK.04/1994, atas Penghasilan yang diterinia
oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI, dan Pensiun termas~tk
janda atau duda dan/atau anak-analuiya berupa gaji keliorrnatan, gaji, uang
pensiun, dan tunjangan-tunjangan lain yang bersifatnya tetap yang tcrkait dengan
gaji kehormatan atau gaji atau uang pensiun, yang dibebankm pada Keuangan
negara atau Keuangan Daerah, Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutdng
ditanggung pemerintah.
Dengan berlakunya Peraturan Penierintah Nomor 45 Tahun 1994 scrtd
Keputusan Menteri Nomor 636/KMK. 04/1994, menurut surat Direktur Jendcral
Pajak Nomor S-55/PJ.43/1995 tanggal 23 Februari 1995 yang ditujukan kc)~c~d'i
Direktur Jendcral Angaran, maka terhitung rnulai 1Jmuari 1995bagi para IJcj6iL~at
Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI, dan Para Pensiunan tidak lagi
menerima tunjangan pajak, tetapi PPh Pasal21 yang terutang ditanggung olch
pemerintah, Pajak Penghasilan yaig ditanggung oleh pcnicrintah ini mcrupakan
kenikrnatan bagi penerirnanya, sehingga dengan deniikian bukan mcrupakan
objek Pajak Penghasilan.

1. Pengertian
a. Yang dirnaksud dengan Pejabat negara adalah ;
1) Presiden dan wakil Pmiden;
2) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota MPR;
3) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPR;
4) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK;
5) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Halurn Mahkamah Agung;
6) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPA;
7) Menteri dan Menteri Negara;
8) Jaksa Agung;
9) Gubernur dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Tingkat I;
10) Bupati dan Wakil Bupati Kepala Daerah Tingkat 11;
11) Walikotamadya dan Wakil Walikotamadya lingkat 11.
b. Yang dirnaksud dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah PNS Pusat, 2. Pajak Penghasilan Pasal21
PNS Daer'h dan PNS lainnya yang di atas dengan Peraturan Pernerintah
Sebagairnana Diatur Dalarn UU Nomor 8 Tahun 1974. a. PPh Pasal 21 dikenakan terhadap penghasilan yang diterirna Pejabat
c. Yang dimaksud dengan Pensiunan adalah : Negara, PNS, dan Pensiunan;
1) Pensiunan PNS Pusat atau PNS Daerah; b. PPh Pasal21 yang terutang atas penghasilan Pejabat Negara, PNS, dan
2) Pensiunan Pejabat Negara; Pensiunan ditetapkan tarif Pasal 17 UU Nomor 7 Tahun 1983
3) Pensiun ABRI termasuk Onderstand; Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan UU Nomor 10 Tahun 1994.
4) Penerima Tunjangan Veteran; c. Adapun tarif Pasall7 tersebut adalah :
1) Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp. 25 juta dikenakan tarif
d. Yang dimaksud dengan Bendaharawan Pemerintah (Pusat atau Daerah) sebesat 10%;
ialak
2) Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp. 25 juta s.d Rp. 50 juta
1) Bendaharawan Rutin Kantor/Satuan Kej a dan Bendaharawan dikenakan tarif sebesar 15%;
Proyek/Bagian Proyek pada Departemen/Lernbaga;
3) Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp. 50 juta dikenakan tarif
2) Bendaharawan Rutin Kantor/Satuan Kej a dan Bendaharawan sebesar 30%.
Proyek/ Bagian proyek pada Pernerin tah Daerah Xngkat I dan d. Atas penghasilan lainnya yang diterima Pejabat Negara, PNS, dan
Tmgkat 11; Pensiunan dikenakan tarif PPh Pasal21 sebesar 15% dan bersifat final
Angka (1) dan (2) di atas lazimnya disebut Bendaharawan. serta ditanggung pemerintah.
e. Yang dimaksud dengan penghasllan Pejabat Negera, PNS, dan Pensiunan 3. Contoh penglutungan PPh Pasal21 bagi Pejabat Negara, PNS, dan Pensiunan
yang PPh Pasal21-nya ditanggung pemerintah adalah penghasilan yang adalah seperti di bawah ini.
diterima Pejabat Negara, PNS, dan Pensiunan yang dibebankan pada a. penghitungan PPh Pasal21 bulanan untuk Januari s.d November pada
keuangan Negara atau Keuangan Daerah berupa: daftar gaji. (Berlaku Sipil semua Pegawai Negeri Sipil).
1) Gaji kehonnatan; "A"Pegawai Negeri Sipil golongan IV/a menduduki eselon 1V.a status
2) Gaji(PP/1993danPP33/1994; kawin, mempunyai 3 orang anak (K/3)
3) Uang P m i u n ; Gaji Pokok Rp. 379.800,00
$) Tunjangan-hmjangan yang bersifat tetap dan terkait dengan gaji Tunjanqan istri (10V0) Rp. 37.980,00
kehorrnatan, gaji, atau uang pensiun, seperti: ~ u n j a n i a n3 anak (3 x 2%) R p . 2 2 7 8 8 , 0 0
a) hurjangan keluarga; Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 440568,00
b) tunjangan jabatan struktural/funpional; TPP 1070 Rp. 44.056,00
c) tunjangan pangan; Tunjangan jabatan Rp. 100.000,00
d) tunjangan khusus, termasuk tunjangan khusus Irian Jaya, Pembula tan RP. 32,OO
tunjangan khusus Timor Timur dan "IXPKN. Tunjangan beras ~ p . 35.400,00
f. Jumlah penghasilan bruto Rp. 620.056,00
Penghasilan lainnya yang diterima Pejabat Negara, PNS golongan III/a
Pengurangan :
ke atas dan Pensiunan yang tidak tergolon8 dengan huruf e di atas, seperti
Biaya jabatan: 5%x PB = Rp. 31.002.00
honorarium, vakasi, uang lembur, uang sidang, uang hadir, irnbalan
Iuran pensiun: 4,7S0A x G+TK = Rp. 20.926,00
prestasi kej a dan/atau imbalan lainnya dengan nama apapun yang
Iuran ?HT: 3,2!5%xG+TK = RV. 14.318.00
dibebankan pada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah dikenakan
PPh Pasal21 dan tidak ditanggung pemerintah. Rp. 66.246,00
Penghasilan neto 1 bulan
Penghasilan neto disetahunkan Rp. 6.645.720,00 Pajak Penghasilan Pasal2l atas gaillwbulan dan lam-lain sesuai d c n ~ a n
I'cngIi.~-+ilanKcna i'.ijak R;. 5.184.oUU.00 daftar gdji sebagaimana dimaksuu~lclalam contuh a) di atas sebesar Kp.
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 1.461.720,00 12.175,OO Pajak Penghasilan Pasal 21 atas tunjangan khusus sebulan
PPh Pasal 21 setahun Rp. 146.100,OO adalah sebesar Rp. 72.150,00 - Rp. 12.175,W - Rp. 59.975,00 Bedaharawan
PPh Pasal21 sebulan Rp. 12.175,OO wajib memotong dan menyetor I'l'h Pasal21 sebesar Rp. 59.975.00 yang
tercantum dalam daftar pembayaran tunjangan khusus tersebut ke Bank
b. penghitungan PPh Pasal 21 bulanan atas pembayaran tunjangan Persepsi atau PT Pos Indonesia.
khusus yang pembayarannya tidak tercantum dalam daftar gaji (Berlaku
untuk semua Pegawai Negeri Sipil). c. Penghitungan PPh Pasal 21 pada daftar gaji untuk bulan Desember.
"A", K/3 dalarn contoh tersebut pada bulan yang sama menerima (Berlaku untuk Pegawai Negeri Sipil).
tunjangan khusus sebesar Rp. 622.700,00. Penghitungan PPh Pasal21 Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji untuk bulan Desernber dihitung
atas tunjangan khusus tersebut adalah sebagai berikut: atas dasar jurnlah penghasilan baik berupa gaji maupun penghasilan lain
Penghitungan PPh Pasal21 atas gaji dan penghasilan lain sebagairnana sebagaimana tersebut dalam daftar gaji selama satu tahun takwim.
tercantum dalam daftar gaji ditambah dengan tunjangan khusus. Pajak Penghasilan Pasal21 yang terutang untuk bulan Desember adalah
Gaji Pokok Rp 379.800,00 sebesar selisih antara PPh Pasal21 atas penghasilan menurut daftar gaji
Tunjangan istri Rp. 37.980,00 setahun dikurangi dengan PPh Fasal21 yang telah dipotong menurut
Tunjangan anak Rp. 22.788.00 daftar gaji imtuk masa Januari s.d November tahun yang bersangkutan.
Jumlah gaji d m tunj'mgan keluarga Rp. 440.5&3,00 Perhitungan PPh Pasal21 atas penghasilan "A" dengan status K/3 pada
TPP 10% Rp. 44.056,00 contoh a) di atas untuk bulan Desember adalah sebagai berikut:
Tunjangan jabatan Rp. 100.~,00
Pembulatan Rw. 32,00 Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji d a n atas penghasilan lain
Tunjangan beras Rp. 35.400,00 sebagaimana tercanturn dalam daftar gaji untuk masa Januari s.d
Jumlah bruto dalarn daftar gaji Rp. 620.056,00 Desember adalah sebagai berikut :
Tunjangan khusus R;. 622.700.00 Gaji Pokok Rp 4.557.600,OO
Jurnlah penghasilan bruto sebulan Rp. 1.242.756,OO Tunjangan istri Rp. 455.760,00
Pengurangan : Tunjangan anak Rp. 273.456,00
Biaya jabatan: 5% x PB = Rp. 62.137,00 Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 5.286.816,OO
Maksimurn diiperkenankan = Rp. 54.Q00,00 TPP 10% Rp. 528.681,W
Iuran pensiun: 4,75% x G+TK = Rp. 20.926,OO Tunjant;an jabatan Rp. 1.200.000,00
Iuran THT : 3,25%xG+TK = Rw. 14.318.00 Pernbula tan RP- 384,00
Rp- 89.244,00 Tunjangan beras Rp. 424.830,00
Penghasilan neto sebulan Rp. 1.153.512,[)0 Jumlah penghasilan bru to Rp- 7.440.681,OO
Penghasilan net0 setahun Rp. 13.842.144,W Pengurangan :
PTKP (K/3) . RD. 5.184.000,OO Biaya jabatan: 5% x Rp. 7.440.681,W = Rp. 372.034,00
PKF Rp. 8.658.144,OO Iuran pensiun: 4,75% x Rp. 5.286.816 = Rp. 251.123,00
PKP dibula tkan Rp. 8.658.000,00 Iuran THT :3,2570~Rp. 5.286.816,OO = Rp. 14.318,00
PPh Pasal21 setahun Rp. 865.800,00 RP. 171.821,00
PPh Pasal21 sebulan RD. 72.150.00 Rp- 794.978,OO
Penghasilan lieto setahun Rp. 6.645.703.00 Biaya jabatan: 5%)x Rp. 14.913.Wl = Kp. 745.(~54.00
ITKP ( 1 3 ) KL. 5.184.000,OO Maksimum diiperkenankin = I< p. hW.000,00
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Kp. 1.461.703,OO luran pensiun: 4,75'% x Kp. 5.2116.Hl(v = Up. 251.123.00
PKP dibulatkan ~b. 1.461.000,00 Iuran THT : 3,2SC?"xRp. 5.286.816,0() = KD. 171.821,U.l
PPh Pasal21 setahun Rp. 146.100,00 Rp. 1.070.944,00
'I-clah dibayar : . Penghasilan net0 setahun Rp. 13.842.137,OO
Januari s.d Niwemher : MK? (K/3) R ~ . 5.184.137,00
11 x Kp. 12.175,0() Iip. lX3.925,oO Penghasilan Kena Pajak Rp. 5.184.000,OO
I'Ph Pasal 21 yang tclrl~taligi11i1~1k PKP dibulatkan Kp. 8.658.137,OO
b~rlilnDescrnher PPh Pasal21 setahun Rp. 8.65.800,00
Telah dipotong atas gaji Januari
cl. Pcnghitungan PI'h I'asal 21 atas pembayaran tunjangan khusus bulan s d. Desember Rp. 146.100,OO
L)cscnibcr par1.1 Jaftar ~ ~ n i b a y a r alunjangan
n kliusus bulan yang Atas Tunjangan khusus masa Januari
bcrsangkutan Pajak Penghasilan I'asal 21 atas tunjangan khusus bulan s.d November 11 x Rp. 59.975,00 = RD. 659.725,00
Dcscrnbcr m c r ~ ~ p a k ~ sclisili
in PPh Pasal 21 yang tcrutang atas jumlnh Rp- 805.825,00
scluruli pcn);h;isilan baik gnli njiltlpun tunjangan khusus scllarna sctahun PPh Pasal21 yang dipotong atas
dikurangi dcngan Pl'li I'asal21 yang tclah dipotong menurut daftnr gaji tunjangan khusus bulan Desember Rp. 59.975,00
sclz.ni.1 sctahun dan PPh Pasal 21 yang tclah dipotong m ~ n u r u daftar t
j l t ~ ~ i l l ~ a ylunj,in);an
~ i r ~ ~ ~ ikhi~susbuli~nJnnuari s.ci Niwc.rnlv.r lahun yanl; e. penghitungan PPh pasal21 bulanan untuk Januari s.d November p4dli
bc.rsc~~n);kutan. I'crigliiti~ngan I'Ph Pasal 21 atas tunjan~ankliusus bulan daftar uang pensiun.
Descrnber lersebut adalah scbagai berikut : "H" status kawin dengan seorang anak
1'I'h Pasal 21 atas jurnlah pcnghasilan berupa gaji dan penghasilan lain Pensiun sebulan Rp- 500.000,00
yang tcrcantum dalani daftnr gaji serta penghasilan berupa tunjanPn Pengurangan :
khusus yang tercantuni daflclr pembayaran tunjangai khusus sclarna Biaya pensiun :5 x lip. 500.000,OU = Rp. 25.00
setahun. Maksimum yang diperkenankan RD. 18.000.00
Gaji Pokok Rp 4.557.600,00 Penghasilan net0 sebulan Rp. 482.000,00
Tunjangan islri Rp. 455.760,00 Penghasilai net0 setahun :
Tunjangan anak Rp. 273456.00 12 x Rp. 482.000,00 = Rp. 5.7&L.000,00
Ju~nl~ah gaji dan tunjangan kluarga Rp. 5.286.816,OO PTKP (K/1) Rp. 3.456.000,00
TPP 10% Rp. 528.681,00 Penghasilan Kena I'ajak Kp. 2.328.000,OO
Tunjangan jabatan Rp. 1.200.000,00 PPh Pasal21 setahun Rp. 232.800,00
Pembulatan R ~ . 384,OO PPh Pasal21 sebulan:
Tunjangan beras RD. 424.800.00 1/ i2 x Rp. 232800,00 = Rp. 19.400,OO
Jumlah penghasilrui bmto wl.~hun
dalam daftar gnji Rp. 7.440.681,00 f. Penghitungan PPh Pasal 21 pada daftar uang pensiun untuk bulan
Tunjangan khusus RD. 7.472.400.0() Desember.
Jumlah penghasilan setah1111 Rp. 14.913.081,00 PPh Pasal 21 atas uang pensiun sebagaimana tercantum dalam daftar
Pengurangan : pembayaran uang pensiun untuk masa Januari s.d Desernber adalah
selatnbat-lan~batny~l1.111ggd1 10 1~~1,111
I j e r ~ k ~ ~ tsetclah
t~y~l

-
sebagai beriku~: dilakukannya pemotong.i~rpnjak
Pensiun setahun Rp. 6.00(1.000,00 Bendaharawan p e m e r ~ n t a h yang bersangkutan wajtb
Pengurangan : memberikan bukti pernotongan PPh Pasal21 kepada penerima
Biaya pensiun : 5 x Rp. 6.000.000.00= Rp. 300.000,00 penghasilan yang pajaknya tidak ditanggung pemerintah.
Maksimum yang diperkenankan R 216.00Q.W
Penghasilan net0 setahun Rp. 5.784.000,00 2) PNSgolongan II/d ke bawah atau ABRI berpmgkat Peltu ke bawah,
P-mP (K/1) dikecualikan dari pemotong pajak.
Penghasilan Kena Pajak Rp. 2.328.000,OO Contoh :
PPh Pasal21 setahun Rp. 232.&00,00 a) "W" PNS golongan II/b pada bulan Februari 1995 menerima
PPh Pasal21 telah dipotong : imbalan prestasi keja sebesar Rp. 191.700,00. Atas pembayaran
Januari s-d November imbalan prestasi ke j a ini tidak dipotong PPh Pasal21.
11 x Rp. 19.400,00 RD. 213.400,00 b) "8" PND golongan II/d pada bulan Maret 1995 menerima
PPh Pasal21 untuk Desemticr Rp. 19.400,00 honorarium sebesar Rp. 50.000,00 dari Bendaharawan Pusdiklat
I
suatu Departemen sebagai tmbalan jasa mengajar pada Pusci ikla t
g. Penghitungan PPh Pasal 21 atas pembayaran honorarium, uang tersebut. Atas pembayaran honorarium ini tidak dipotnng PPh
perangsang, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imblan prestasi kej a Pasal21.
dan imbalan lain yang dananya dibebankan kepada Keuangan Negara/ h. Penghitungan PPh Pasal 21 atas pembayaran honorarium uang
Keuangan Daerah yang dibayarkan kepada : perangsang irnbalan prestasi ke j a dan imbalan lain yang dananya tidak
I ) PNS golongan III/a ke atas atau anggota ABRI berpangkat Letda ke dibebankan kepada Keuangan Negara/Keuangan Daerah, maka atas
atas, dipntong 15% dan bersifat final dan tidak ditanggung pernbayaran tersebut, baik yang dibayarkan kepada PNS golongan I11 /
pemerintah : a atau anggota ABRI yang berpangkat Letda ke atas atau kepada PNS
a) "A" dalam bulan Januari 1 W menerima imbalan prestasi keja golongan II/d atau anggota ABRl yang berpangkat Peltu ke bawah
sebesar Rp. 622700,00 PPh Pasal21 krutang: 15%x Rp. 22.700,00 dipotong PPh Pasal21 dengan menetapkan tarif Pasal 17 UU Nomor 7
= Rp. 93.405,00 tahun 1983 Tentang Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah Terakhir
b) "A" dalam bulan Mnret 1997menerima honorarium sebesar Rp. Dengan UU Nomor 10 tahun 1994 atas penghasilan bruto dan tidak
50.000,00 dari Bendaharawan Pusdiklat suatu Departemen bersifa t final
sebagai imbalan jam mengajar pada Pusdiklat k h t .PPh Pasal Contoh :
21 tenttang: 15%x Rp. !3.000,00...........= Rp. 7.500,00. PPh Pasal 1) "C" seorang guru, PNS golongan II/d mencrirna uang perangs~mg
21 atas imbalan pmtasi kej a d m honorarium mengajar tersebut scbesar Rp. 100.000,00 yang danmya berasal dari Badan Petnba~itu
tidak ditanggung jwmerintah d m dipobng PPh Pasal 21 dan Penyelenggara Pendidikan (BP3). PPh Pasal 21 yang harus
bersifat final. dipotong adalah sebesar 10% x Rp. 100.000,00 = Rp. 10.000,00.
Catatan 2) " W ,PNS golongan III/c menerima imbalan prestasi keja sebesar
Bendaharawan prmerintah yang membayarkan imbalan Rp. 400.000,OO yang dananya tidak dibebankan kepada Keuangan
prestasi kerja d,in Bendaharawan pemerintah yang Negara/Keuangan Daerah. PPh Pasal21 yang harus dipotong adalah
membayarkan honorarium mengajar tersebut di atas masing- sebesar : Rp. 10% x Rp. 4 0 0 . 0 0 = Rp. 40.000,00.
masing wajib memolong PPh Pasal21 terutang dan menyetorkan
ke Bank Persepsi nlau Kantor Pos d m Giro (sekarang PT Pos B. PAJAK PENGHASILAN YANG BERSIFAT FINAL
Indonesia) dengall menggunakan Surat Setroan Pajak (SSP)
Uesarnya tarif PPh Pasal 21 : IS"&dari 1t1111l.lh
bruto
Dalam Pasnl 4 ayat ( 2 ) Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984
Uerlaku efcktif scjak 1 Januari 1995.
rnenyebutkan bahwa atas penghasilan berupa:
3. Peraturan Pemerintah Nornor 51 T.lhun 1994 tanggal 29 Desember 1994
bunga depos~todan tabungan-tabungan lahnya;
Tentang Pajak Penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta
penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek;
diskonto Sertifikat Bank Indonesia (5131).
penghasilan dari pengalihm harta berupa tanah dan/atau bangunan;
serta Objek pengenaan : bunga yang bt-rasal dari deposito dan tabungan
termasuk jasa giro, baik yang ditempatkan dl
penghasilan tertentu lainnya, .
dalarn negeri mdupun di luar negeri melalui bank
pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar
Dalam penjel,\skan atas pasal4 ayat (2) itu dikemukakan, pertirnbangan-
negeri di Indonssia serta diskonto Sertifikat Bank
pertunbangan yang mendasari dikrikan perlakukan tersendiri atas jenis-jenis
Indonesia.
penghasilan tersebut di atas dimaksud antara lain adalah :Kesederhnnaan dalarn
Besamya tarif: a. Wajib Pajak dalam negeri sebesar 15% dari jumlah
penlunglitan pajak, kcadilan, dun yrpnrrrataandalam pgenmn pujaknya serta
bruto.
rnen~perlratikanperk~~nrbanganekoncwrrr dun n~onder.
b. Wajib Pajak Luar Negeri sebesar 20% dari ~umlah
Pertimbangan tersebut juga mcndasar perlunya pemberian perlakukan
bruto atau sesuai dengan tarif Persetujuan
tersendiri terhadap pengenaan pajak atas jenibjenis penghasilan tertentu
Penghindaran Pajak Beragenda (-Tax Treaty).
lainnya. Oleh karena itu pengcnaan Pajak Penghasilan termasuk sifat,
Berlaku sejak 1 januari 1995.
besarnya, d a n tata cara pelaksanaan pembayaran, pemotongan atau
pemungutan atas jenis-jenis penghasilan tersebut diatur tersendiri dengan I. Peraturan I'cnicrintah Nomor 48 Tcihun 1994 tanggal 27 Ucse~iibrrIO(jJ
Peraturan Pemer~ntahAda bebtrapa Peraturan Pemerintah yang perlu yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27'1ahun 1996
diketahui antara lain seperti uraian di bawah ini. tanggal 16 April 1996 Tentang Pembayaran P a ~ a kPenghasilan atas
1) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1994 tanggal 23 Desember 1994 penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau pemba~gunan.
Tentang Pajak Penghasilan Atas Hadiah Undian. Objek pengenaan : penghasilan atas pengalih<m hak atas tanah clan/
Objek pengenaan: penghasilan bempa hadiah undian. atau bangunan.
Besamya tarif: 20% dari jumlah bruto nilai hadiah undian. Besarnya tarif - orang pribadi atau
Berlaku efektif sejak 1Jmuari 1995. - badan yang bergerak di bidang pengallhan hak
2) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 tanggal 26 W b e r 1994
atas tanah dan/atau bangunan sebesar 5% dari
Tentang Pajak Penghasilan N.igi Pejabat Negara Pegawai Negeri Sipil, jumlah bruto (n~laitertinggi antara nilai pengal~han
Anggota ABIU, dan para Penaiunan atas penghasilan yang Dibebankan hak atas tanah d a n / a t a u bangunan pada saat
kepada keuangan Negara atail Keuangan Daerah. terjadinya pengalihan hak atas tanah dan/atau
Objek pengenaan : penghasilan yang diterima Pejabat Negara, Pegawai bangunan dengan Nilai jual Objek Pajak (NJOP).
Negeri Sipil, AnggotaABRI, dan Pensiunan berupa
Kecuali khusus untuk Rumah Sederhana, Rumah
hororarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur,
Sangat Sederhana, Rumah Susun Sederhana yang
imbalan prestasi kerja dan imbalan lain dengan
dilakukan oleh Wajib Pajak Badan yang bergerak
nama all.ipun dibebankan kepada keuangan negara
bidang real estate 296 dari jumlah bruto.
atau kcl~,ltigandaerqh, dikenahn pajak, kecuilli
Berlaku efektif sejak 1Januari 1995.
yang d111,iyarkan kepada Pegawai Negeri Sipil
. golongnn l I / d ke bawah d a n anggota ABRI
5. Peraturan Pemerintah Nornor 29 Tahun 1996 tanggal 18 April 1996
berpan~l.11Pembantu Letnan Satu ke bawah.
C. PAJAK ATAS HIBAH DANA PINJAMAN LUAR NEGERI
rnengatur tentang pembayaran Pajak penghasilan/atas penghasilan dari
persewaan tanah dan atau bangunan.
Sejak 1April 1995 pemerintah mernbcrlakukan Keputusan Prcsiden IU Nonior
Objek pengenaan : tanah, rumah, rumah susun, apartemen, 13 Tahun 1995 Tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan
kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor,
Nilai dan Pajak penjualan Atas Barang Mewah, dan Pajak penghasilan, dalam
pertokoan, rumah toko, gudang, dan bangunan
rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai dengan dana pinjaman 1
industri. Dalam pengertian bagian dari gedung
luar negeri. Keputusan Presiden tersebut di atas baru bej a l m kurang dari setahun,
perkantoran, pertokoan, atau pertemuan termasuk
keluar Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995.Peraturcan Pemerintah yang ,
areal baik di dalam gedung maupun di luar gedung
baru ditetapkan tanggal 30 November tersebut mengatur tentang Bea Masuk, 1
yang mcrupakan bagian dari gedung tersebut.
Bea Masuk Tambahan, Pajak Tambahan Nilai dan Pajak penjualan Atas Barang
Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah
Besarnya tarif :a. Sebesar 6% dari jumlah bruto nilai persewaan, yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri. Peraturan Pemerintah
dalam ha1 yang menyewakan Wajib Pajak badan
Nomor 42 ini mulai berlaku sejak 1April 1995.
dalam negeri atau bentuk usaha tetap (BUT)dan
Inti dari Peraturan Pemerintah tersebut di atas adalah seperti di bawah ini:
kepemilikan tanah d a n / a t a u bangunan yang
disewakan juga atas nama Wajib Pajak dalam negeri
atau BUT.
1. Perlakuan Bea masuk atas Impor Barang
a. Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan yang terutang sejak 1 April
I
I

b. Sebesar 10'56 dari jumlah bruto nilai pcrsewaan,


pelaksanaan proyek pemerintah yang seluruh dananya dibiayai dengan
dalam ha1 menyewakan Wajib Pajak orang peribadi
hibah atau dana pinjaman luar negeri, dibebaskan.
]
dalam negeri.
c. Sebesar 10%) dari jumlah bruto nilai persewaan, b. Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan yang terutang sejaK 1 April 1995
dalam ha1 yang menyewakan Wajib Pajak badan atas impor barang oleh Kontraktor Utama sehubungan dengan I
dalam ntlgeri atau BUT, tetapi kepemilikan tanah pelaksanaan proyek pemerintah yang sebagian dananya dibiayai dengan
dan/atau bangunan yang disewakan atas nama hibah atau dana pinjaman luar negeri, dibebaskan hanya atas sebagian
Wajib Pajak orang pribadi. dari proyek yang dananya dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman
Berlaku efektif sejak ditetapkan 18 April 1996. luar negeri.
I
6. Peraturan Pemcrintah Nomor 73 Tahun 1996 tanggal 20 Desember 1996 2. Perlakuan PPh dan PPn BM atas Impor Barang
mengatur tentang Pajak Penghasilan dari usaha
konstruksi dan jasa konsultan. a. PPN dan PPn BM yang terutang sejak 1 April 1995 atas irnpor Barang
Kena Pajak (BKP), pemanfaatan Jasa Kena Pajak (JKP) dari luar Daerah
Objek pengenaan : Berupa penghasilan Wajib Pajak yang bergerak di
bidang Usaha jasa pelaksanaan konstruksi, dan Pabean, Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean,
penghnsilan Wajib Pajak badan yang bergerak di penyerahan BKP dan/atau JKP oleh Kontraktor Utama sehubungan
bidang usaha perencanaan kosntruksi, jasa dengan pelaksanaan proyek pemerintah yang seluruh dananya dibiayai
pengawasan konstmksi, dan /atau jasa konsultan dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri, tidak dipungut.
hukuni Jan konsultan paja k. b. PPh dan PPn BM yang terutang sejak 1 April 1995 atas impor BKP,
pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean, Penyerahan BKP dan/atau
Uesclrnya tarif atas imbala11jnsa :a. pelaksanaan konstruksi scbesar 2%);
b. perencanaan konstruksi sebesar 4%); JKP oleh Kontraktor Utama sehubungan dengan pelaksanaan proyek
c. pengawasan konstruksi 4%; pemerintah yang sebagian dananya berasal dari hibah atau pinjaman
d. konsultan sebesar 4% luar negeri, tidak dipungut hanya atas bagian dari proyek pemerintah
Uerlaku efektif sej'ik 1 Januari 1997.
yang dananya d i b ~ a y dengan
a~ M a h dan/atau dana pinjaman luar negeri BAB VIII
tersebut. 1. PAJAK PERTAMPAHAN,NI,LAI,BARAN,GDAN JASA
. . .eq:.DAN PAJAK PENJUALANBARANG MEWAH
3. Perlakuan Pajak penghasilan.

a. Pajak Penghasilan yang terutang oleh Kontraktor Utama sejak 1 April A. PENGERTIAN
1995 atas penghasilan yang diterirna atau diperoleh sehubungan dengan
pelaksanaan proyek pemerintah yang danahya dibiayai selumhnya 1. Pengertian dan Objek pemungutan
dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri, ditanggung oleh a. Pengertian Wajib Pajak nienurut Pasal 1 huruf a U U Nornor 0 1I;ihiln
pemerintah. 1994 adalah orang pribadi atau badan termasuk peniungut paj'ih atau
b. Pajak Penghasilan yang terutang oleh kontraktor utama sejak 1 April pemolong pajak tertentu, yang menurut peraturan pcrundang-i11ic1~1n~a1i
1995atas penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan perpajakan ditentukan untuk melakukan kcwajihcui perpajahiin.
pelaksanaan proyek pemerintah yang sebagian dananya dibiayai Pcngcrtiiui pcmiuigut I'ajak huruf x UU Nonior 11 'rahun 19c)-l~ I ~ I ~ I I , I: I I
denganhibah atau dana pinjaman luar negeri, ditangggung oleh + Orang pribadi tertentu;
pemerintah hanya atas sebagian penghasilan sehubungan pelaksanaan + Badan tertentu;
proyek pemerintah yang dananya dibiayai dengan hibah atau dana + Isntansi pemerintah tertentu yang ditunjuk olcli Menteri keuangiin
pinjaman luar negeri. sebagai peniungut PPN.
c. Pajak Penghasilan yang terutang atas penghasilan yang diterima atau Kcwajiban pcniungut 1'1'11 ynitu :
diperoleh, baik pegawai lokal maupun pegawai asing dari Kontraktor
1) Mendaftarkan diri untuk diberikan NPWI?
Utama dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 d a n Pasal 26 Undang-
2) Mernungut, rnenyetvr, nielaporkan PPN clan PPn BM yang lcsrutang
Undang Nomor 7Tahun 1983sebagaimana telah diubah terakhir dengan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) atas penyercahan Barang Kena I'.i1.1h
Undang-Undimg Nomor 10 Tahun 1994. (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) kepada pernungut 1'1'N dnn 1'1'11
d. Pajak Penghasilan yang terutang oleh kontraktor Utama sehubungan BM.
dengan p e l h a a n proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau b. Objek pernungutan PPN dan PIJn BM adalah sebagai berikut :
dana pinjaman luar negeri yang ditanggung oleh pemerintah, dapat 1) Pertambahan Nilai :Objek pemungutan PPN adalah penyernhan I3KP
dikreditkan dari jumlah PPh yang terutang atas seluruh penghasilannya. atau JKP dilakukan oleh PKP kepada isnstansi pernerinlnh.
e. Apabila Surat pemberitahuan Tahunan PPh menyatakan kelebihan
2) Pajak Penjualan atas Barang Mewah Objck pemungutan I'l'n UM
pembayaran, maka kelebihan pembayaran yang berasal dari PPh yang adalah :
di tanggmg deh pemerintah tidak dikembalikan.
a) penyerahan BKI' yang berdasarkan Kcputusan Mcntrri
Adapun pertimbqan pemerintah untuk membebaskan Dea Masuk dan Keuangan tergolong sebagai barang nicwah, yang dilaku kan olrli
Bea Masuk ~amb& tidak memungut Pajak Pertambahan Nilai dan pengusalin yang ~ncnghasilkan1 3 ~ 1 'yalip Icrgolong ~lic.iv,~l~
Pajak Penjuafan Atas Barang Mewah, serta penanggung Pajak tcrscbul di dnlii~iiVacrah I'abcan di scluruh wilaycili lic*yilblih
Penghasilan tqxbut ad* urrtuk memberikan kemudahan di bidang Indonesia.
kepabeanan dan perpajakan dalam rangka menunjang pelaksanaan b) irnpor BKP yang tergolong rnewah
proyek pemerintah yang gibiqyai dengan hibah atau dana pinjaman PPII BM ini merupakan pungutan tambalian di samping pungutan
luar negeri. PPN.
2. Jenis Barang Dan Jasa Yang Edak Dikenakan PPN I
a. Kelompok jenis barang yang tidak dikenakan ~ P sdalah N : 8. PERHITUNGAN I
I ) Barang haril pertmian, hasil perkebunaA, hasil kehutanan, yang
dipetik langsung atau disadap langsung dari sumbernya, seprti I. Dasar Pengenaan ~ a i a k
padi-padian, kelapa sawit, karet; Untuk menghithg besamya pajnk yang terutang, diperlukan adanya
2) Barang hasil pcternakan, pcrburua~n/pcnangkapan atau Dasar Pengenaan Pajhk (DPP). Dasar I l g e n a a n Pajak adalah jumlah Harga
I penangkaran, yang diambil langsung dari sumbemya, seperti sapi Jual atau Penggantd atau Nilai Impor .itnu nilai Ekspor atau Nilai Lain yang
I
potong, mggas; I ditetapkan oleh Mebteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk
3) Barang hasil penangkapan atau budidayal perikanan yang diambil menghitung pajak kang terutang. Perlunya dasar pengenaan pajak
langsung dari sumbernya, seperti ikan t q a , teripang, udang; menghitung pajak adpah untuk yang terutang.
4) Barang hasil pertambangan dan pengebor*, yang diambil langsung
dari s u m b y a , seperti crude oil, garam; 1
5) Barang-barang kebu tuhan pokok yang sanqat dibu tuhkan oleh rakyat
banyak, seperti beras, garam beryodium; tercantumkan dalam Faktur Pajak.
6) Beberapa jenis barang karma untuk men pengenaan pajak berupa uang,termasuk semua biaya yang diminta
berganda dengan yang dipungut oleh Daerah misalnya oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena
Pajak Pembangmm I dan Pajak Tonton
7) Surat-surat berharga;
"?. pajak yang dipungut menurut UU PPN dan

8) Listrik, kecuali untuk perurnahan mewah


I dalam Faktur Pajak.
termasuk semua biaya yang diminta
9) Air bersih yang disalurkan melalui pipa Nilai Ekspor ini dapat diketahui
yang tercantum dalam
b. Kelornpok jenis jasa yang tidak d~kenakanP P adalah~ : Pemberitahuan d.kspor Barang (PEB).
1) Jasa di bidmg pehyanan kesehatan medik, dokter umum, dokter d. Nilai Impor i a l d nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan
spesialis; Bea Masuk ditadbah pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan
2) Jasa d i bidang pelayanan sosial, sepkrti panti asuhan, jara keten tuan dalam peraturan perundang-undangan Pabean untu k impor
pemakaman; I BKP, tidak termaguk pajak yang dipungut menurut UU PPN.
3) Jasa di bidang pengiriman surat; e. Nilai Lain. Dalaq ha1 penerapan Harga jual atau penggantian atau Nilai
4) Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan k w a guna usaha dengan Impor atau NilaiEkspor akan menimbulkan ketidakadilan atau sukar
hak opsi; 1 ditetapkan, makp Menteri Keuangan dapat menentukan Nilai Lain
5) Jasa di bidang keapmaan, seperti pembekian khotbah sebagai Dasar Pe~genaanPajak.
6) Jasa di bidang kesenian, seperti pementqan tradisional; Adapun DPP daq Tarifnya ditetapkan seperti di bawah hi.
7) Jasa di bidmg genyiaran, seperti p e n y i a v radio dan televisi yang 1) Pemakaianse~diriBKPdanfatau JKP adalah sebesar 10% Harga Jual
hub bersifat Wan; atau penggyhan, tldak termasuk laba kotor.
8) la&.di bidang an&uiutPn umum, vperti hgkutan urnurn di darat 2) Pemberian BKP dan/atau JKP adalah sebesar 10% x
dan di lauk tidak tennasuk laba kotor.
9) Jasa di bidang term* kerja, sperti jasa penyelenggaraan btihan suara atau gambar adalah sebesar
bagi tenaga ke*; I
10) Jasa di bidang I # T ~ ; 10% x Perkiraan Hasil rata-
11) jasa telepon umum &8x d m ]ma t d
KPKN sebesar 2% dari sclurt~lipcnyerahan barang d'lgangannva
5) persediaan BKP yang masih tersisa pada saat pembubaran drannicnyctorkanriya kc KI'KN \c.lwsar 2 ' X ) Jar1 w l u r ~ ~pcr~ycr,~ll.~~i
h
perusahaan adalah sebesar 10% Harga Pasar Wajar. barang dagangannya.
6) Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk dipejual belikan 6) Produsen media rekaman yang tnenyerahkan media rekaman wajib
yang masih tersisa pada saat pembubaran penmahaan adalah sebesar memungut PPn-BM yang terutang, karena media rekaman adalah
I
10% x Harga Pasar Wajar. BKP yang tergolong rnewah.
7) Tagihan yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan
7) PPn-BM yang dibayar atau impor atas perolehan bahan baku
sebesar 10%x 10% J d a h Tagihan atau jurnlah seharusnya ditagih, media rekaman oleh pabrikan yang memperoduksi media rekaman
sehingga tarif efektif adalah 1% x jurnlah Tagrhan atau jumlah yang tidak dalam dikompensasikan atau dikembalikan namun dapat
seharusnya ditagih. ditarnbahkan ekdalam harga BKP (media mkaman) atau dibebank'm
8) Penyerahan jasa anjak piutang adalah s e w 10% x 570 x j u d a h sebagai biaya sesuai dengan krrtentuan perundang-undangan Pajak
seluruh imbalan yang diterima berupa service charge, provisi, dan Penghasilan.
diskon, sehingga tarif adalah sebesar03% x seluruh imbalan tersebyt.
8) Produsen rekarnan suara yang nielakukan pembelian media rekamnri
secara terpisah-pisah (pita kosong sendiri, C-zeri sendiri, snap pack
f. Dasar Pengenaan Pajak untuk Kaset Isi, Compact Disk, Laser Disc. sendiri), dianggap sebagai pabrikan media rekaman yang siap rekam
1) DPP untuk menghitung PPN atas pita rekaman suara (Kaset Isi) dan atas penyerahannya terutang PPn-BM dengan tarif 20%.
ditetapkan sebagai berikut : 9) Pqgertian :
a) Rp. 4.000,00 untuk penyerahan kaset isi jenis A sehingga jumlah a) Yang dirnaksud dalam pengertian kaset ini jenis A adalah :
PPN yang terutang adalah Rp. 400,OO per kaset.
(1) Kasct lagu ymg seluruh pencipta dan penyanyu~yaWNI,
b) Rp. 8.000,00untuk nwnyerahkan kaset isi jenis B, sehingga jumlah dan mastemya dibuat di dalam negeri;
PPN yang terutang d a l a h Rp. 800, per leaset. (2) Kaset lagu instrumentalia yang seluruh penciptanya WNI,
2) DPP untuk menghitung PPN atas rekaman s w a / l a g u di atas disc dan mastemya di buat di dalarn negeri;
(Compact Disc) ditetapkan sebagai berikut : (3) Kaset rekaman cerita, Iawak, wayang, dan rekaman lainnya
a) Rp. 10.000,00 untuk penyerahan compact d i x jenis CD 1sehingga dalam bahasa Indonesia/Daerah, dan mastemya di buat dl
jumlah PPN yang terutang adalah Rp. 1.000,00per kopi CD. dalam negeri;
b) Rp. 15.000,00 untuk penyerahan kaset isi jenis B, sehingga jumlah (4) Kaset suara burung dan suara hewan lainnya yang
PPN yang terutang adalah Rp. 1.500,00 per kopi CD. masternya dibuat di dalam negeri.
3) DPP untuk menghitung PPN atas d a m a n lagu beserta tayangan b) Yang termasuk dalam pengertian kaset jenis B adalah :
gambar di atas disc (Laser Disc) ditetapkan Rp. 75.000,00jenis LD.K, (1) Kaset lagu yang salah satu atau lebih penciptanya dan
sehingga jumlah PPN yang terutang adalah Rp. 7.500,00 per kopi penyanyinya WNA;
Laser Dix. (2) Kaset lagu yang masternya dibuat di Luar negeri;
4) Dalam penenturn DPP sebagaimana dimaksud pada angka I), angka (3) Kaset pelajaran bahasa asing.
2) dan angka 3) tersebut di atas telah diperhitungkan nilai tambah c) Yang dimaksud dalam pengertian compact disc jenis CD.l
atas penyaluran/keagcnan kaset isi, compact disc, dan laser disc, adalah :
sehingga penyalur/agen tidak perlu lagi dikukuhkan sebagai PKP. (1) CD lagu yang seluruh pencipta dan penyanyinya WNI, dan
5) PKP Pedagang eceran yang juga memperdagangkan kaset isi, com- stempel/mastemya dibuat dalarn negeri.
pact disc, atau laser disc yang dalam menghitung pajaknya (2) CD lagu instmmentalia yang seluruh penciptanya WNI,
mempergunakan Nilai Inin sebagai DPP, wajib memungut PI'N dan stempel/mastemya dibuat dalam negeri.
dengan tarif 10% atas pcnyerahan BKP dan menyetorkannya ke

Anda mungkin juga menyukai