1
Definisi
Anemia adalah penurunan jumlah massa eritrosit, sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer. Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit,
tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar.
2 Made, IB. Pendekatan terhadap pasien anemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II (Ed. VI). InternaPublishing. 2017. Hal. 2575.
Epidemiologi
Global
Indonesia
de Benoist B et al., eds. Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005. WHO Global Database on Anaemia Geneva. 2008.
3 Made, I B. Sistem Eritroid dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2017. Hal. 12-18.
Etiologi
Anemia
Kekurangan Kehilangan
bahan untuk eritrosit dari
eritrosit tubuh
Kerusakan Fungsi
Kekurangan jaringan sumsum Anemia Anemia
bahan untuk Gangguan pascaperdarah pascaperdarah
utilisasi besi sumsum tulang kurang
eritrosit an akut an kronik
tulang baik
Vitamin B12
Besi (anemia dan asam folat Anemia
defisiensi penyakit Anemia
(anemia sideroblastik
besi) kronik
megaloblastik)
4 Made, I B. Sistem Eritroid dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2017. Hal. 12-18.
Etiologi
Anemia
Bentuk yang
Peningkatan Bentuk
patogenesisnya
hemolisis campuran
belum jelas
Faktor
Faktor
ekstrakorpu
intrakorpuskuler
skuler
5 Made, I B. Sistem Eritroid dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2017. Hal. 12-18.
Manifestasi Klinis
Gejala Umum
Sistem
Sistem saraf Sistem urogenital Epitel
kardiovaskuler
• lesu • sakit kepala • gangguan haid • warna pucat pada
• cepat lelah • pusing (anak kulit dan mukosa
• palpitasi • telinga perempuan) • elastisitas kulit
• takikardi sesak mendenging menurun
waktu kerja • mata berkunang- • rambut tipis
• angina pektoris kunang • halus
• gagal jantung • kelemahan otot,
• iritabel
• lesu
• perasaan dingin
pada ekstremitas
6 Made, I B. Sistem Eritroid dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2017. Hal. 12-18.
Manifestasi Klinis
Gejala Khas
7 Made, I B. Sistem Eritroid dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2017. Hal. 12-18.
Klasifikasi
Morfologi
World Health Organization. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity. Geneva, Switzerland: World Health Organization [Internet].
9 2011;1–6. Available from
Patofisiologi
Sindrom Anemia
10 Made, I B. Sistem Eritroid dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2017. Hal. 12-18.
Penegakan Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
● riwayat penyakit ● Warna kulit, tanda ● Darah lengkap (Hb, Ht, RBC,
perdarahan. WBC, Plt, MCV, MCH, MCHC,
sekarang
● riwayat penyakit ● Kuku Diff count, LED, Retikulosit)
● Mata (konjungtiva ● Apusan darah tepi, BMP
terdahulu pucat, sklera ikterik)
● SI, TIBC, Transferin, Feritin
● riwayat gizi serum
● Mulut (ulserasi, ● Asam folat, Vit B12 serum
● lingkungan, hipertrofi gusi, atrofi ● Test comb, elektroforesis Hb
paparan bahan papil lidah) ● LFT (SGOT, SGPT), Bilirubin
kimia ● KGB direk, indirek
● riwayat ● Organomegali ● Fungsi Ginjal
● Nyeri tulang ● Faal endokrin
pemakaian obat ● Biopsi, sitogenetik
● riwayat keluarga.
11 Made, I B. Sistem Eritroid dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2017. Hal. 12-18.
● Pemeriksaan Khusus
Anemia def. besi: kadar besi serum, TIBC, saturasi transferin,
protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor tranferin, dan pengecatan
besi pada ss tulang (perl’s stain). Pemeriksaan telur cacing, darah samar
(benzidin test)
Pendekatan morfologi
Indeks eritrosit/hapusan darah tepi Anemia hipokromik mikrositer,
normokromik normositer, makrositer.
Pendekatan probabilistik
○ Di dunia & di daerah tropis tersering dijumpai
anemia def besi, disusul anemia akibat
penyakit kronik, dan thalasemia.
○ Wanita hamil terbanyak karena def folat
○ Anak-anak tersering karena thalasemia.
○ Didaerah tertentu tersering karena malaria.
PENDEKATAN KLINIS
Berdasarkan:
● Kecepatan timbulnya penyakit (awitan anemia)
● Berat ringannya derajat anemia
● Gejala yang menonjol
Kecepatan timbulnya penyakit (awitan anemia )
Anemia yang timbul cepat ( hari sampai minggu)
1. Perdarahan akut
2. Anemia hemolitik yang didapat : AIHA
Anemia hemolitik intravaskular : salah tranfusi,
Anemia defisiensi G6PD
3. Anemia yang timbul ok leukemia Akut
4. krisis aplastik pd An. Hemolitik kronik
● Anemia yang timbul pelan-pelan :
Normal Abnormal
Normal/Tinggi Defisiensi Fe
Hemolitik ? Thalasemia
Gangguan metabolisme Fe
Mielodisplasia (MDS)
12 Made, IB. Pendekatan terhadap pasien anemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II (Ed. VI). InternaPublishing. 2017. Hal. 2575.
FLOW CHART ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM
Anemia
MCV 80-100 fL and MCHC 30 g/dL or MCH > 27 pg/dL
Infiltrasi Keganasan
Negatif Positif Hb/
Hipoplasia SSTL hemosiderin
Tes coombs, C3/C4
Cincin sideroblastik ? Anti dsDNA
Hemolisis Hemolisis
Positif Ekstravaskular Intravaskular
AIHA Primer or Secunder
Defect Extra corpuscular
Negatif Mekanik, Toksin, Infeksi
Defect Intra corpuscular
Tatalaksana
Terapi khas
Terapi Gawat Terapi ex
masing – Terapi kausal
Darurat juvantivus
masing anemia
Contoh:
pemberian
preparat besi Contoh: anemia Terapi ini hanya
Kebutuhan pada anemia defisiensi besi diberikan jika
transfusi: defisiensi besi oleh karena tidak tersedia
PRC (ml) = (Hb infeksi cacing fasilitas diagnosis
target – Hb tambang perlu yang memadai.
sekarang) x BB Pemberian asam diberikan obat (Pasien harus
x3 folat pada anemia anti cacing diawasi dengan
defisiensi asam tambang ketat)
folat
Made, I B. Sistem Eritroid dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2017. Hal. 12-18.
13 Morris KP, Naqvi N, Davies P, Smith M, Lee P W. A new fo rmula for bloo d tra nsf usion volume in the critically ill. Arc h Dis Child [Internet]. 1 Juli 2005;90(7): 724 LP – 728. Tersedia pada :
http://adc.bmj.com/conte nt/90/7/ 724.abs trac t
PENDEKATAN TERAPI
Kasih!
1. Seorang perempuan Ny Rani usia 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, riwayat perdarahan spontan tidak djumpai,
riwayat menjalani operasi dalam 3 bulan terakhir disangkal os. Pada pemeriksaan fisik sensorium
compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit, temperatur
afebris. Pada pemeriksaan fisik dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+), sclera icterik (-),
atrofi papil lidah (+), stomatitis angularis (+), organomegali pada abdomen tidak dijumpai. Pada
pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit 6500/mm3 , trombosit
235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 72 fl, MCH 25 pg. Pemeriksaan berikutnya yang harus dilakukan untuk
menegakkan diagnosa anemia pada pasien tersebut diatas adalah :
Kasih!
RETIKULOSIT
Dipengaruhi oleh kadar eritrosit dalam darah dapat
menyesatkan perlu dikoreksi
Production? Survival/Destruction?