Golongan darah
Hal-hallain yang biasanya diperhatikan dalam
pemeriksaan eritrosit:
◦ Ukuran: normositik, mikrositik, makrositik
◦ Derajat hemoglobinisasi (berdasarkan warna):
normokrom, hipokrom
◦ Bentuk
Indikatornya:
MCV: rata-rata volume eritrosit (femtoliter μm3)
MCH: rata-rata massa hemoglobin per eritrosit (pikogram)
MCHC: rata-rata hemoglobin pada sel-sel darah merah
dengan volume tertentu (g/dl)
RDW: koefisien variasi volume sel darah merah.
Ferritin: Cadangan besi dalam tubuh
◦ Male 20-250 μg/L
◦ Female 15-150 μg/L
Serum iron: Penghitungan jumlah yang berikatan ke
transferin
◦ Male 65–177 μg/dL (11.6–31.7 μmol/L)
◦ Female 50–170 μg/dL (9.0–30.4 μmol/L)
TIBC: Kapasitas transferin serum mengikat besi
◦ 250–370 μg/dL (45-66 μmol/L)
ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUN “AIHA”
Destruksi eritrosit sebelum 120 hari akibat
autoantibodi.
Primer:idiopatik
Sekunder: limfoma, IBD, evans sindrom
AIHA hangat
◦ Diperantarai IgG, berikatan dgn antigen permukaan
eritrosit pada suhu tubuh
AIHA dingin
◦ Diperantarai IgM, berikatan dgn antigen permukaan
eritrosit pada suhu di bawah suhu tubuh
Hasil pemeriksaan
Anemia normositik normokrom
Retikulosis >2%
Peningkatan LDH
Peningkatan bilirubin indirek
DAT “direct antiglobulin test” / Coombs test
◦ Untuk membedakan autoimun atau bukan
Tatalaksana
Lini pertama
◦ Prednison 1mg/kg/hari oral or MP iv (equivalent dose)
Lini kedua (jika dalam 3 mggu Hb <10)
◦ Splenektomi dan anti-CD20 (rituximab)
Lain-lain: azathioprine, cyclosporine, cyclophospamide
ANEMIA HEMOLITIK DEFISIENSI
G6PD
Kekurangan Glukosa-6-FosfatDehidrogenase
(enzimopati terkait kromosom X)
Prevalensi tinggi di daerah endemis malaria
Terdapat heinz body pada pewarnaan supravital
ADT : Bite cell
Tatalaksana
Ferritin
↓, TIBC ↑, SI ↓, sel pensil
Gejala klinis
◦ Spoon nail/koilonikia
◦ Atrofi papil lidah
◦ Cheilitis angularis
Tatalaksana
◦ Sulfas ferosus 2 x 300mg selama 6bln atau sampai 2
bulan setelah Hb normal
◦ Dapat ditambahkan vit C guna meningkatkan
penyerapan besi
◦ Transfusi PRC
THALASEMIA
Defek pada sintesis rantai globin
Anak, ikterik, organomegali, facies coley,
Klasifikasi
◦ Fenotip
Minor: asimptomatik
Mayor: gejala jelas, transfusi dependent
◦ Genotip
Alfa: rantai globin komponen alfa (delesi kromosom 16)
Hematokrit ↑, MCV ↓
Beta: rantai globin komponen beta (mutasi kromosom 11)
elektroforesis Hb: HbA ↓, HbA2 ↑, HbF ↑
Tatalaksana
◦ Transfusi PRC
◦ Kelasi besi guna menghindari iron overload
ANEMIA MAKROSITIK
Anemia megaloblastik
◦ Defisiensi vit B12 (anemia pernisiosa)
Penurunan absorbsi B12 (post gastrectomi, chron disease)
Schilling test (+)
◦ Defisiensi asam folat
Konsumsi alkohol, liver disesase
Anemia non-megaloblastik
◦ Sindrom mielodisplastik
◦ Penyakit hati, dll
Tatalaksana
◦ defisiensi B12 . Terapi : suplementasi B12 250-1000 ug/hari
◦ Defisiensi asam folat, Terapi : suplementasi asam folat 400-600
mcg/hari
DD anemia mikrositer
Leukemia
Gejala Leukemia :
◦ Penurunan hematopoesis normal sehingga muncul gejala anemia,
perdarahan dan infeksi
◦ BB turun
◦ Hepatospleenomegali
◦ Perut begah
◦ Nyeri tulang
◦ Kejang
Aurer rod
Philadephia
Sel philadelphia
Sel blas dengan Auer rod pada leukemia Leukemia mielositik kronik
mieloblastik akut
◦ Hemofilia A
pemberian faktor VIII, kriopresipitat
◦ Hemofilia B
pemberian faktor IX, FFP
Von Wildebrand Disease
Inherited bleeding disorder akibat defisiensi/disfungsi
von Willebrand factor (VWF) mempengaruhi platelet
adhesion atau menurunkan konsentrasi Faktor VIII
Autosom dominan/resesif
Isolated prolonged PTT atau normal
Pemeriksaan VWF antigen; VWF ristocetin cofactor
activity; dan Faktor VIII