Pemern^^^^^UB*^^^^£^E2^^^Vmentis, TD
120/80 Suhu
36°C. Konjungtiv^H^^^^B^^bac, 3jbpx. Limpa
membesar, S6.
Pemeriksaan lab: Hb 6,2 g/dl, leukosit 105.500/ mm3,
trombosit 95.000/mm3
LEUKEMIA
DEFINISI
Leukemia merupakan proliferasi sel leukosit yang
abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang
tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan
anemia dan trombositopenia, diakhiri dengan kematian
Pembagian:
- Kromosom Philadelphia + -
- Gejala sistemik
- Splenomegali Ada < 5cm Tidak ada > 5 cm
- Hepatomegali Sedang > 70 hari Berat < 50 hari
- Penggandaan leukosit
Stadium Survival
(bulan)
0 Limfositosis perifer > 150
Limfositik difus sumsum tulang
1 Limfositosis + limfadenopati 101
2 Limfositosis + hepatosplenomegali 71
J
TERAPI
oKausatif: Kemoterapi o Umumnya kombinasi
beberapa jenis obat o Perhatikan toksisitas obat:
selain membunuh sel tumor, kemoterapi juga dapat
merusak sel-sel yang aktif berproliferasi, yaitu Sel
sumsum tulang : leukopenia dan sepsis, anemia,
trombositopenia Sel saluran cerna : muntah-muntah
Sel folikel rambut: rambut rontok
o Suportif
o Rawat inap, tirah baring
o Kebutuhan kalori, protein dan zat gizi cukup (ingat pasien
akan muntah-muntah) o Kebutuhan cairan cukup (hati-hati
toksisitas ke ginjal) o Transfusi PRC dan/atau trombosit bila
anemia dan/atau trombositopenia o Paliatif
o Antibiotik bila ada demam/infeksi : sebaiknya sesuai kultur-
resistensi test
o Antipiretik bila demam : parasetamol 3x500 mg oAntimual
bila muntah-muntah: ondansetron 2x8 mg oAlopurinol bila
hiperurisemia o Lain-lain tergantung keluhan/komplikasi yang
ada
Kontraindikasi
< Stadium teminal
< Leukopenia berat
< Kemoterapi sebelumnya kurang dari 3 minggu
< Infeksi akut
< Hamil trimester pertama
< Pembedahan besar (< 20 hari)
< Senil/gangguan psikiatrik berat
< Tidak memungkinkan untuk pemeriksaan/ rawat
lanjut
KEMOTERAPI
LGK
Hidroksiurea (Hydrea ®, tablet 500 mg)
o Dosis 1 5 - 2 5 mg/kgBB bid PO, sambil memantau darah perifer
sebagaimana protokol myleran Imatinib mesylate (Glivec ®, tab
400 mg) o Dosis: 1x400 mg fase kronik, 1x600 mg fase akselerasi
LLK
Klorambucil (Leukeran, tablet 5 mg)
Dosis 4-8 mg/m2/ hari PO, tergantung jumlah leukosit
Diagnosis diferensial antara Limfoma non
Hodgkin (LNH) dan Limfoma Hodgkin
Jenis limfoma Hodgkin LNH low grade LNH high grade
ANAMNESIS
i. Pembesaran kelenjar getah bening o tanpa
nyeri o umumnya superfisial o dapat pula di
mediastinum, limpa, retroperitoneum, saluran
cerna, dan organ ekstranodal lainnya
2. Gejala sistemik (B symptoms)
o demam (>38°C) tanpa sebab yang jelas o keringat
malam
o penurunan berat badan, > 10% dalam 6 bulan terakhir
tanpa sebab yang jelas
3. Nyeri
o nyeri tulang, nyeri neurogenik, nyeri retroperitoneal o
nyeri yang diinduksi alkohol khas untuk Hodgkin
LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan fisik
2. Gejala sistemik (B symptoms)
l berat badan > 10% dalam 6 bulan Demam > 38°C
menetap, tanpa sebab Keringat malam
3. Evaluasi laboratorium: hematologi lengkap, uji faal
hati, asam urat, kalsium, elektroforesis protein
4. Thoraks foto
5. CT scan abdomen, pelvis, thoraks
6. Biopsi sumsum tulang
j PEMERIKSAAN FISIK
1. Kelenjar getah bening: membesar, kenyal, tidak
nyeri. Semua kelenjar yang membesar dinilai
ukuran, konsistensi, nyeri tekan
2. THT: tonsil, orofaring, infiltrasi cincin Waldeyer
3. Abdomen: massa intraabdomen,
hepatosplenomegali
4. Tanda obstruksi
• sindroma vena cava superior
• obstruksi saluran cerna, traktus urinarius, traktus
respiratorius
H 5. Neurologis: neuropati, kompresi saraf spinal
y
A= 25 44,5 iv 1,15 Recycle
Adriamycin every 4
B=Bleomycin 10 17,8 iv 1,15 weeks for 6
months
V=Vinblastin 6 10,7 iv 1,15
Stimulasi Ag
Limfosit B _Sel plasma
I
Imunoglobulin
Infeksi
o Akibat menurunnya daya tahan karena
hipogamaglobinemia
o Biasanya mengenai paru (pneumonia) dan ginjal
(PNA)
Gagal ginjal
o Akibat hiperkalsemia dan hiperurisemia
Anemia
o Akibat penurunan produksi eritrosit di sumsum
tulang
Gangguan neurologik
o Akibat hiperkalsemia (lemah, gangguan kesadaran)
dan hiperviskositas (sakit kepala, gangguan
penglihatan)
Diagnosis:
Sitologis:
o Sel plasma sumsum tulang > 10%
o Ditemukan plasmositopma pada biopsi. Plasmositoma
ialah tumor yang terdiri dari sel plasma, bisa didapatkan pada
lambung, esofagus dan sumsum tulang
Laboratorium/penunjang
o Pada elektroforesa protein didapatkan Protein M serum o
Pada pemeriksaan urine didapatkan Bence Jones (Protein M
urine) positif o Osteolisis (pemeriksaan radiologik) o Didapatkan
sel myeloma darah tepi
Umumnya diagnosis ditegakkan bila didapatkan 1 a dan 1 b,
atau triad 1a, 2a/b dan 2c
Terapi:
o Radiasi
o Bila lesi soliter, pada sumsum tulang ataupun
ekstrameduler o Kemoterapi o Stadium II dan III
o Stadium I bila: Bence Jones +, osteolisis
progresif, fraktur kompresi, infeksi berulang o
Kemoterapi Standar: o Siklofosfamid 200 mg/m2/hari
o Prednison 25-60 mg/m2/hari o Selama 4 -7 hari
setiap 4-6 minggu selama 1-2 tahun
Stadium:
I
1. Hb > 10 g/dl
2. Calcium serum < 12 mg/dl
3. Foto tulang normal / lesi soliter
4. Protein M tidak tinggi
a. IgG < 5 g/dl
b. IgA < 3 g/dl
c. Bence Jones < 4 g/24 jam
III
1. Hb <8,5 g/dl
2. Calcium serum >12 mg/dl
3. Foto tulang lesi osteolitik luas
Erythrocytosis
DIAGNOSIS
Kriteria lama
The Polycythemia Vera Study Group (PVSG) 1970an
Ada 2 Kategori, A dan B.
Diagnosis tegak bila 3A tau A1+A2 + 2B
KATEGORI A
1. Total red blood cell mass >36 mL/kg in males or >32 mL/kg in females
2. Arterial oxygen saturation >92%
3. Splenomegaly
KATEGORI B
• Thrombocytosis, with platelet count >400,000/pl_
• Leukocytosis, with a white blood cell count >12,000/pL
• Increased leukocyte alkaline phosphatase (ALP) >100 U/L
• Serum vitamin B-12 concentration >900 pg/mL or binding capacity >2200 pg/mL
Total red blood cell mass is measured by labeling the cells with chromium 51 (51Cr) —> Tidak
tersedia, kriteria ini tidak bisa digunakan lagi
1. Hemoglobin >16.5 g/dL in men and >16 g/dL in women, or hematocrit >49% in men and >48% in
women, or red cell mass >25% above mean normal predicted value
2. Bone marrow biopsy showing hypercellularity for age with trilineage growth (panmyelosis) including
prominent erythroid, granulocytic, and megakaryocytic proliferation with pleomorphic, mature
megakaryocytes (differences in size)
3. Presence of J4K2V617F or JAK2 exon 12 mutation
The minor WHO criterion is as follows:
IHp
GEJALA KLINIS
► LANJUT:
► Perdarahan
► Trombosis —> penyebab kematian terbanyak
► Hiperurisemia dan gout
>► Splenomegali dan hepatomegali, akibat hemopoesis ekstrameduler
► Hiperviskositas
► Penurunan kecepatan aliran —> agregrasi trombosit —> perdarahan
► Trombositosis dan trombosis
► Basofilia
TATALAKSANA
LABORATORIUM
>■ DARAH PERIFER
► ERITROSIT meninggi
► GRANULOSIT meninggi
► TROMBOSIT meninggi
► SUMSUM TULANG: Biopsi
sumsum tulang menunjukkan
hiperseluler trilinier dengan
proliferasi seri eritroid,
granulositik, megakariosit
► SITOGENETIKA: mutasi gen
JAK2
-1
n
TATALAKSANA
\
► Flebotomi: Ht>55%
> Kemoterapi
MmSLz • jf? - gm
► Hidroksiurea
► Chlorambucil
► Busulfan
•rn-'-, giggr __
—■ i .'pipa
■A