Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia Negara yang sedang berkembang dengan giat-giatnya
melakukan pembangunan setelah beberapa krisis. Perindustrian merupakan
Sector yang sangat mendukung dalam peningkatan devisi negara. Salah satu
perindusrtian yang terlibat dalam menambah pendapatan negara adalah
perindustri karet .
Industri menggolah karet alam (lateks) Menjadi Karet Bongkah
Atau Mentah ( Crumb Ruber ). Pembuatan Barang jadi dan lateks adalah
salah satu nagian dari Industri Karet yang berkembang pesat saat ini,
sebagai bahan baku dalam insdutri karet maka mutu harus juga dilakukan
pengawasan yang baik . Selama 50 Tahun pengolahan Lateks tidak
mengalami kemajuan dan setelah ada karet sintesis barulah ada perubahan
dalam pengolahan karet. Pengolahan Karet ini dilakukan berdasarkan
Standar Indonesia Ruber (SIR).
Bahan baku yang digunakan merupakan syarat utama untuk

memperoleh nilai kadar abu yang rendah, berdasarkan hasil kerja praktek

yang dilakukan, bahwa jenis bahan baku sangat berperan dalam penentuan

mutu karet SIR 20. Nilai kadar abu yang telah ditentukan Standar

Indonesia Rubber (SIR) 20 untuk karet remah SIR 20 yaitu 1,00%. Nilai

kadar abu dapat memberikan gambaran mengenai kualitas dari karet yang

yang bersangkutan dalam proses pengerjaan selanjutnya.

1
1.2. Pembatasan Masalah Permasalahan
Mutu karet jenis SIR kadang kala keluar dari spesifikasi teknis
yang ditentukan dalam skema SIR, maka perlu mengetahui faktor-faktor
yang menyebabkan gagalnya mutu SIR, kemungkinan-kemungkinan
penyebabnya, dan cara mengatasinya sejak dari lateks di kebun sampai
pengolahan akhir dipabrik karet remah. Kegagalan mutu SIR yang biasa dan
masih terjadi di pabrik karet adalah kadar abu tinggi dan bervariasi, kadar
kotoran tinggi, kadar nitrogen tinggi, serta nilai Po dan PRI yang rendah.
Dari penilaian mutu secara spesifikasi ini maka permasalahan yang
ingin diangkat adalah penentuan Kadar Kotoran didalam karet remah mutu
SIR 20 pada PT Karet Padang.

1.3. Perumusan Masalah


1. Bagaimana Standar Kadar Kotoran yang terdapat pada karet remah
dengan mutu SIR 20 yang dihasilkan oleh PT Lembah Karet Padang?
2. Hambatan apa yang terjadi dalam proses pengujian kadar kotoran yang
dilakukan PT Lembah Karet Padang ?

1.4. Uraian Singkat Perusahaan

1.4.1. Sejarah Singkat Perusahaan


PT Lembah Karet pada awalnya merupakan swasta
berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di Bidang industri
pengolahan karet yang bernama NV VERENIGDE HANDEL
MAATSCHAPPIJENRUBBER VABRIEKEN LAM LIAW, didirikan
pada tanggal 14 Februari 1950 dengan akta No.9 dihapan notaris Jon
Hendrik Veenuysen, sementara waktu itu di Padang dan terdaftar di
Pengadilan Tinggi Negeri Padang No 16/1951 V tanggal 1 Maret
1951.
Berdasarkan atas keputusan Mentri Kehakiman Republik
Indonesia, maka pada tanggal 13 Maret 1966 perusahaan ini
mengalami perubahan nama menjadi Perindustrian dan Perdangan
Lembah Karet yang merupakan perusahaan Nasional. Bentuk

2
organisasinya berubah menjadi Dewan Komisaris dan
DewanKepemilihan Modal oleh Badan Hukum Indonesia. Setelah
mendapatkan izin penanaman modal dalam Negeri dari Mentri
Perdagangan RI Nomor 293/KP/69, perusahaan ini mulai memasukan
barang modal memproduksi crumb rubber dengan jenis Standar yang
digunakan adalah :
1. SIR schema revisi terbaru
2. Panduan teknis pengujian mutu SIR 1991 PPMB perdangan
3. Panduan SDN 01-1991 Persatuan Laboratorium Penguji
4. SNI seri 19-9001-2008 Manajemen Mutu
Saat ini perusahaan yang memiliki luas 6Ha, berada dijalan
By Pass Km 22 Kelurahan Batipuh Panjang Koto Tangah, Padang.
Memproduksi karet jenis SIR 20 yang di Ekspor keberbagai Negara seperti
Jepang, Hongkong, Kanada, ChinaJerman, Amerika, dan didalam Negeri
seperti Cikampek, Bekasi, Karawang melalui Pelabuhan Teluk Bayur.

1.4.2 Stuktur Organisasi


Stuktur organisasi sudah pasti mempunyai tenaga kerja agar
setiap pekerjaan berjalan lancar maka setiap perusahaan harus
mempunyai struktur organisasi. Struktur organisai ini mempunyai
beberapa bentuk misalnya organisai garis, staf, dan lain sebagainya.
Sedangkan di PT Lembah Karet memakai struktur organisai garis. Ciri-
ciri organisasi garis :
1. Jumlah Karyawan masuk sedikit.
2. Setiap bawahan mempunyai (pengawas atau mandor).
3. Setiap perintah berasal dari atasan sebagai pengendali.
4. Hubungan antara dan atasan bersifat langsung.

3
STRUKTUR ORGANISATION
PT LEMBAH KARET PADANG

TOP MANAGEMENT KOORDINATOR SSM

BINTARO SURYONO.T H.RINALDI HADY

P.P.D

1. WAHYUDI.J
2. FENNY RINALDY, SH

EXPORT MANAGER SHIPPING MANAGER TECHNIC MANAGER PROD/QUALITY PURCHASING LAB.MANAGER HRD MANAGER
MANAGER MANAGER
BILLHART THEMA MAYA SARI JHONNY. R YASRIZAL CHANDRA GUNAWAN
H.RINALDI HADY
HARR HALIM

4
1.4.3. Komposisi Tenaga Kerja
Karyawan atau tenaga Kerja merupakan semua personil yang
ikut serta berperan aktif baik pemimpin ataupun pelaksaan pekerjaan.
Tabel 1
Jumlah Karyawan PT Lembah Karet Padang Staff/Karyawan Bulanan
No Bagian Jumlah
1 Direktur 1 Orang
2 Manajemen 1 Orang
3 Eksport 4 Orang
4 Gudang 1 Orang
5 Teknik 26 Orang
6 Pembelian 4 Orang
7 Kairani 6 Orang
8 Laboratorium 15 Orang
9 Personalia 3 Orang
10 Sopir 5 Orang
11 Gudang Bahan Penolong 2 Orang
12 PPD 2 Orang
Total 70 Orang

Dari awal tahun 2009 shiff kerja karyawan terdiri dari satu shiff yaitu dari
jam 08.00 sampai 16.00 wib. Pembagian tugas tenaga kerja PT Lembah karet dibagi
sebagai berikut :
a. Bagian proses basa
b. Bagian proses kering
c. Bagian penerimaan bahan baku
Tabel 2
Klarifikasi Jumlah tenagakerja harian PT P &P

No Bagian Jumlah

1 Gilingan 86 Orang
2 Press 56 Orang
3 CR 12 Orang
4 Cuci lorry 19 Orang
5 Gedung Produk jadi 4 Orang
6 Satpam 13 Orang
7 Timbagan 24 Orang
8 Sopir Forklife 7 Orang
Total 221 Orang
Total Keseluruhan 291 Orang
Kesejahteraan tenaga Pt P & P lembah karet diberikan dalam bentuk :
1. Rumah karyawan

5
2. Asuransi
3. Kartu Jamsostek
1.4.4. Pemasaran
PT Lembah Karet yang mengelolah karet rakyat menjadi remah
mengekspor hasil keluar Negeri. Pengeksporan dilakukan melalui Pelabuhan
Teluk Bayur lalu dibawa ke Negara Eropa, Amerika, Asia, sedangkan pemasaran
dalam Negeri seperti Cikampek, Karawang, Bekasi. Industri Luar Negeri yang
menggunakan PT Lembah Karet.
a. Bridgestone
b. Cooper tire
c. Goodyear,dl

6
BAB IІ
PROSES PRODUKSI PERUSAHAAN

2.1. Bahan Baku Proses


Bahan baku yang digunakan oleh PT Lembah Karet adalah karet hasil
pembekuan getah dan sebagian dari rakyat. Secara umum jenis bahan diolah tersebut
adalah:
1. Lump Mangkok
Yaitu Lateks yang menggumpal atau membeku di dalam mangkokdengan kadar
karet 40% sampai dengan 60%.
2. Sleb tebal
Yaitu lateks yang di bekukan di dalam kotak-kotak yang berbentuk kubus
dengan kadar karet keringnya 40% sampai 45%.
3. Ojol
Yaitu campuran dari berbagai scrub total, seperti: scrub pohon, tanah, daun,
ranting dan kulit sadapan yang di ikat menjadi satu. Selanjutnya dituangkan
dengan lateks sehingga berbentuk bongkahan dengan kadar karet kering 25%
sampai 40%.

2.2. Mesin dan Peralatan Produksi

Mesin yang digunakan PT Lembah Karet cukup modern, dengan tujuan


menghasilkan produk bermutu. Jenis-jenis mesin dan peralatan yang di gunakan :
1. Pisau putar
Yaitu alat yang digunakan untuk memotong bahan baku yang akan di olah.
2. Fork lift
Yaitu alat yang digunakan mengangkat getah ke tempat penampungan
3. Karet meter
Yaitu alat yang digunakan untuk menimbang karet.
4. Slabs cntter/breaker
7
Yaitu alat yang digunakan untuk menghancurkan bongkalan bongkahan karet
5. Vibration screen
Alat untuk membantu membersilan kotoran yang melekat pula
permukaan bahan olah.
6. Woshyiny tank / water spray
Alat untuk pembersihan kotoran yang melekat pada permukaan karet
7. Converer bucket
Alat untuk mengangkat karet menuju prebraker
8. Pre breker
Alat untuk menghancurkan karet menjadi lebih kecil
9. Mixing tank
Tempat pencampuran sekaligus pencucian karet,
10. Hammer mill
Alat untuk menghancurkan karet menjadi serpihan yang lebih kecil sekaligus
melepas kotoran karet.
11. Mangel
Alat untuk menyatukan serpihan-serpihan sehingga membentuk lembaran
panjang
12. Lilf
Alat yang digunakan untuk membawa karet ke air drying sheet(gudang
jemuran).
13. Air drying sket
Tempat pengeringan lembaran karet.
14. Creeper
Alat penghancur lembaran karet hingga menjadi karet remah
15. Trolley
Sebagai tempat penampung buliran karet rumah sebelum di masukkan ke
dalam Dryer.
16. Dryer
Alat yang digunakan untuk mengeringkan karet remah di dalam trolly hingga
matang.
17. Cooling box
Pendingin karet dan trolley setelah keluar dari dryer.

8
18. Weighiny scale/timbangan
Alat untuk menimbang karet.
19. Mesin kempa
Alat yang mengempa karet yang ditimbang.
20. Metal detector
Alat untuk mendeteksi kontaminasi logam pada karet.
21. Thicknees Gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan karet setelah di seragam kan
dengan mangel.

2.3 Proses produksi

2.3.1 Proses Basah


Pada proses ini air sangat berperan penting dalam pencucian bahan baku
maupun dalam hal pendingin mesin. Adapun langkah-langkah dari proses ini
sebagi berikut :
a. Karet yang sudah di sortasi di angkut ke bagian proses lalu di lakukan
pencucian awal.
b. Dengan menggunakan konveyor karet di bawa masuk kedalam pre breaker
untuk di jadikan serpihan.
c. Setelah itu di bawa breaker untuk dihancurkan menjadi bongkahan kecil.
Setelah itu diperiksa kontaminasi oleh petugas yang dibawa pada konveyor.
d. Kemudian dilanjutkan kedalam hammer mill 1 dan diteruskan ke hammer
mill secara berurutan untuk dijadikan lebih halus lagi.
e. Bongkahan karet tersebut dimasukan ke dalam mixing tank I dan dimasukan
ke mixing tank 2 untuk dibersihkan dan kotoran di endapkan
f. Karet yang sudah dibersihkan dimasukan ke dalam mesin penggilingan
sehingga berbentuk lembaran. Penggilingan ini dimasukan sebanyak 8 kali
dengan menggunakan 8 buah mesin penggilingan yang berukuran berbeda-
beda.
2.3.2 Proses Kering
Proses ini adalah tujuan dari proses basah yang urutannya sebagai berikut :
1. Lembaran karet yang telah digulung dan di timbang, dibawah kerumah
sampai yang terdiri dari enam tingkat.
9
2. Lembaran karet yang tadi telah di keringkan selama 2-3 minggu tergantung
pada permintaan konsumen.
3. Setelah itu karet diturunkan untuk dibawa ke proses peremahan
4. Lembaran karet yang di turunkan dimasukan kedalam rotary cutter untuk
dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.
5. Kemudian hasil potongan tersebut diteruskan dalam bak pencuci yang
dilengkapi dengan kincir untuk mengaliri air guna melepaskan kotoran
yang melekat.
6. Hasil remahan tadi di naikan dengan menggunakan keranjang hantar dan
dijatuhkan dengan trolley ini di sesuiakan dengan permintaan konsumen.
7. Setelah itu trolley dimasukan kedalam oven atau unit dryer yang
mempunyai temperatur 145°C sampai 150°C. Lama pengeringgan tiap
lorong 7-8 menit. Dan oven tersebut mempunyai 11 lorong.
8. Karet remah yang telah keluar dari dalam oven (Unit Dryer) didinginkan
sampai suhu 40°C dengan menggunkan wan blower.
9. Karet remah yang dingin dan dikelurkan dari trolley kemudian ditimbang
sehingga diperoleh berat 35 Kg.
10. Kemudian dimasukan kedalam mesin pengempa sehingga didapatkan
bongkah padat yang disebut bandela dengan ukuran panjang 7cm, lebar
35cm, dan tebal 22cm.
11. Kemudian dilakukan pemisahan kontaminasi dan di ambil sedikit contoh
untuk pengujian di laboratorium.

10
2.4 Diagaram Alir Proses Produksi Karet
Gambar I
Diagaram Proses

Awa
l

Penerima Bahan
Olah

Penimbangan dan
Pengempasa
Sortasi Visual

Chek White Spot &


Gudang Bongkar Kontaminasi

Pencacahan Pengambilan Pengujian Produk


Jadi

Penggilingan
Penimbangan
Ulang

Ukur Ketebalan

Metal Detector

Penjemuran
Kamar Angin

Pengemasan Pemberian Tanda


SNI
Perajangan

Penyimpangan
11 Produk
Pengeringan
(Dryer)

BAB IІI
PENENTUAN KUALITAS BAHAN BAKU

3.1 Tinjauan Pustaka

3.1.1 Tinjauan Umum Karet


Lateks dalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebut getah
yang di keluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada kulit,daun dan
integumen biji karet. Lateks merupakan suatu larutan kolid dengan partikel
karet dan bukan karet yang tersuspensi didalam suatu media yang banyak
mengandung bermacam-macam zat. Warna lateks adalah putih susu sampai
Bening Lateks yang diambil untuk dijadikan karet getah putih yang berasal
dari pohon karet (Hevea Brasiliensis). Bahan karet yangtersedia didalam
berbentuk butiran kecil yang dibungkus oleh selaput protein yang mana
selaput ini dapat dirusak oleh asamformiat (asam semut).

3.2 Jenis-jenis karet

1. Karet konvesioal
Pengujian mutu secara visual misalnya warna yang tamak, ada tidaknya
cendawa yang tumbuh.
2. Karet spesifikai teknis
Penilaian mutu secara spesifikasi yang didasarkan pada hasil analisa seperti
karet remah.
3. Karet type
Meruoakan karet setengah jadi yang digunakan konsumen sebagai bahan
pembuat ban mobil.
4. Karet beriklim
5. Karet diolah kembali

12
3.3 Beberapa komposisi Kimia Karet

Cairan putih yang dinamakan lateks, mempunyai komposisi sebagai


berikut.
Tabel 3.
Komponen-komponen Lateks

No Komponen Kadar (%)

1 Karet 40%

2 Protein 2%

3 Lipid 1%

4 Karbohidrat 1.5%

5 Garam Organik 0.5%

6 Air 58%

3.4 Sifat dan kegunaan karet

Karet termasuk bahan baku yang disebut polimer. Karet pada umumnya
digunaan untuk pembuatan ban yaitu meliputi 60% dari jumlah pemakaian karet.
Dari daftar persentase penggunaan karet yang terdapat di Ameika, Inggris, dan
Jerman pembuatan ban lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Tabel 4.
Perbandingan penggunaan karet untuk pembuatan ban dengan produk lain.
No Jenis Barang Karet % Kebutuhan

1 Ban untuk Kendaraan 60%


2 Ban Karet yang berasal Latek 8%
3 Sepatu, Sendal dan sebagainya 4%
4 Karet Busa 3%
5 Pipa Karet 2%

13
BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 Penentuan Kadar Kotoran Pada Karet SIR 20

Kotoran adalah jenis benda asing yang diak baru dan tidak dapat melalu
saringan 325 mesh. Adanya kotoran yang relatif tinggi dapat mengurangi dinamika
yang unggul dari vulkanisasi alam, kator timbul dan tentunya dapat mengganggu
pembuatan vulkanisasi tipis Kotoran yang terdapat dalam karet remah sangat
merusak sifat-sifat baik dari barang jadi karet terutam. mengenai ketahanan lentur
dan ketahanan pemakaiannya.

4.1.1 Alat yang digunakan


1. Lab milli, sebagai gilingan kasar
2. Lab mill 11, sebagai gilingan halus
3. Neraca digital digunakan untuk menimbang sampel dan contoh kotoran
secara teliti.
4. Shive dengan syarat 325 mesh sebagai saringan,
5. Ultra sonic kliner sebagai pembersih shive,
6. Desikator dengan diameter 20 cm.
7. Oven DC (Dirt Contten) sebagai alat pemanas,
8. Oven AC (Ash Contten) sebagai alat pemanas,
9. Erlenmeyer 500 ml
10. Slide projector adalah alat untuk melihat ketahanan saringan
11. Tabung semprot

4.1.2 Bahan yang digunakan


14
1. RPA (Rubber Peptising Agent) sebagai katalisator
2. Terpentin sebagai mediador,
3. Contoh atau sampel karet SIR 20, dengan berat 10 gram

4.1.3 Prosedur Kerja


1. Giling contoh uji untuk penentuan kadar kotoran sebanyak 25 gram dua
kali denggan gilingan lab I ( setelah gilingan pertama, lembaran karet di
lipat dua).
2. Timbang 10 gram lembaran contoh karet dengan ketelitian mendekati
0,1 mg
3. Kemudian giling kecil-kecil menjadi 12-15 potongan atau ditipiskan
dengan gilingan lab II.
4. Masukkan kedalam Erlenmeyer 500 ml yang telah berisi terpentine250
ml dan 2 ml RPA.
5. Panaskan didalam oven DC selama + 2 jam pada suhu 120°C + 5°C.
6. Kocok sekali-sekali untuk mempercepat pelarutan.
7. Jika karet telah larut sempurna, saring dalam keadaan panas dengan
menggunakan shive 325 mesh lalu di bilas dengan terpentin dengan
menggunakan tabung semprot.yang telah diisi terpenting.
8. Keringkan saringan yang berisi kotoran di dalam oven AC pada suhu 90-
100°C selama 1 jam.
9. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit hingga mencapai suhu
kamar.
10. Kemudian shive ditimbang kembali dengan menggunakan neraca digital
untuk mendapatkan hasil kadar kotoran.

4.1.4 Data Pengamatan


Tabel 5
Data Kadar Kotoran contoh karet yang mewakili I ton Produksi
Karet
No Palet No No Berat Berat Berat Kader
Sampel Saringan Saringan Sampel Kotaran dan Kotoran
Saringan (%)
G.13545 9 420 24.9776 10.0008 24.9830 0.054
18 31 24.1318 10.0009 24.1400 0.082
27 466 23.1375 10.0009 23.3245 0.070
36 71 23.3011 10.0000 23.3077 0.066
G.13546 9 38 20.4106 10.0009 20.4188 0.082
18 459 26.9106 10.0008 26.9180 0.074
27 117 21.3030 10.0009 21.3101 0.071
15
36 416 24.0070 10.0008 24.0130 0.060
G.13547 9 423 23.0500 10.0000 23.0565 0.069
18 111 24.1171 10.0005 24.1250 0.079
27 536 25.2208 10.0009 25.2280 0.072
36 9 23.5109 10.0009 23.5180 0.071
G.13548 9 88 20.6117 10.0000 20.6188 0.071
18 458 26.6900 10.0009 26.6971 0.071
27 111 21.9108 10.0000 21.9180 0.072
36 463 27.5576 10.0009 27.5640 0.064
G.13549 9 594 28.9175 10.0009 28.9250 0.075
18 7 20.1179 10.0000 20.1250 0.071
27 596 26.3822 10.0009 26.3900 0.078
36 9 21.6611 10.0009 21.6686 0.075
4.1.5 Data Perhitungan Penetapan Kadar Kotoran Pada Palet G.13545

1. Pengolahan data untuk sampel No 9

Data A = Berat Shive + Kotoran = 24.9830 Gram


B = Berat Shive = 24.9776 Gram
C = Berat Contoh = 10.0008 Gram

A−C
Kadar Kotoran = X 100 %
C

24.9830−24.9776
Kadar Kotoran = X 100 %
10.0008

Kadar Kotoran = 0.054%

2. Pengolahan data untuk sampel nomor 18

Data A = Berat Shive + Kotoran = 24.1400 Gram


B = Berat Shive = 24.1318 Gram
C = Berat Contoh = 10.0009 Gram

A−C
Kadar Kotoran = X 100 %
C

24.1400−24.1318
Kadar Kotoran = X 100 %
10.0009

Kadar Kotoran = 0.082%

3. Pengolahan data untuk sampel nomor 27

Data A = Berat Shive + Kotoran = 23.3245 Gram


B = Berat Shive = 23.3175 Gram
C = Berat Contoh = 10.0009 Gram

A−C
Kadar Kotoran = X 100 %
C
16
23.3245−23.3175
Kadar Kotoran = X 100 %
10.0009

Kadar Kotoran = 0.070%

4. Pengolahan data untuk sampel nomor 36

Data A = Berat Shive + Kotoran = 23.3077 Gram


B = Berat Shive = 23.3011 Gram
C = Berat Contoh = 10.0000 Gram
A−C
Kadar Kotoran = X 100 %
C

23.3077−23.3011
Kadar Kotoran = X 100 %
10.0000

Kadar Kotoran = 0.060%

4.1.6 Pembahasan

Kotoran adalah jenis benda asing yang tidak larut dan tidak dapat

melalui saeringan 325 mesh. Adanya yang relatif tinggi dapat mengurangi

sifat dinamika yang unggul dari vulkanisasi dari alam, kalor timbul dan

lenturnya dapat mengganggu pembuatan vulkanisasi tipis. Kotoran yang

terdapat dalam karet remah sangat merusak sifat-sifat baik dari barang jadi

karet terutama mengenai ketahanan lentur dan ketahanan pemakaiannya.

Sifat-sifat tersebut penting dalam menentukan mutu ban kendaraan bermotor,

sehingga makin tinggi kadar kotoran karet remah, makin rendah mutunya.

Dari hasil praktek industri yang dilakukanmaka didapatkan hasil

rata-rata kadar kotoran yang mewakili satu ton produksi karet SIR 20 yaitu:

a. Untuk pallet D.13545 adalah 0.068%

b. Untuk pallet D.13546 adalah 0.07175%

c. Untuk pallet D.13547 adalah 0.07275%

d. Untuk pallet D.13548 adalah 0.0695%

e. Untuk pallet D.13549 adalah 0.07475%

17
Hal ini menunjukan bahwa karet hasil produksi Lembah Karet

mempunyai kualitasyang sangat baik. Hal ini dikarenakan rata-rata kadar

kotoran yang dimiliki sangat kecil. Karena menurut SNI kadar kotoran untuk

produksi karet maksimalnya adalah 0.2%.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Kadar kotoran dari contoh SIR 20 yang diproduksi PT Lembah Karet sudah
memenuhi standar SNI 06-1903-2000.
2. Karet yang dihasilkan oleh PT Lembah Karet mutunya bagus karena kadar
kotoran yang didapat kurang dari 0,20%.
3. Penentuan kadar kotoran yang dilakukan PT Lembah Karet sudah baik
karena tenaga cukup profesional dan didukung oleh peralatan yang
memadai.
5.2 Saran
1. Untuk menjaga keselamatan serta kesehatan para karyawan dan penduduk
sekitar pabrik maka cerobong asap pada ruang pengabuan hendaknya di
tinggikan.
2. Dan bagi para peneliti diharapkan menganalisa kadar abu, kadar kotoran,
kadar PRI, kadar zat menguap, dan kadar nitrogen pada karet SIR lain.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 1990. SNI 06-1903 Standar Internasional Rubber.


Anonimus, 1995. Petunjuk Pembuatan Barang dari Karet Alam, Balai Penelitian
Perkebunan Bogor dan Rubber Stiching Amsterdam.PT. Kanita.
Basuki, (1993). Langkah antisipasi penurunan harga karet alam Indonesia. Warta
perkaretan.
CM Blow, dkk, "Rubber Tecnology and Manufacture", Second Edition London
Butter.
Emriadi, Dr. 2000, "Material Polimer

19

Anda mungkin juga menyukai