Laporan Kegiatan Cacingan Di TK 2022
Laporan Kegiatan Cacingan Di TK 2022
A. LATAR BELAKANG
Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh aktivitas cacing yang masuk ke dalam tubuh
manusia. Cacing yang masuk ke tubuh tersebut dapat menyerap nutrisi dan berkembang biak dalam
jumlah banyak. Itulah mengapa, pengidap cacingan akan mengalami kekurangan nutrisi dan gangguan
kesehatan lainnya. Bukan hanya menyerang sistem pencernaan, cacingan pada anak juga kerap
menyerang organ lainnya seperti paru-paru, kulit, bahkan otot. Jenis-jenis cacing yang rentan menyerang
Jenis cacing satu ini sangat mudah ditemukan di tanah. Ketika anak-anak bermain tanah, telur cacing
kremi rentan menempel di kuku, sela-sela tangan, dan bagian tubuh lainnya. Bila anak-anak tidak mencuci
tangan sebelum makan, kemungkinan besar telur cacing tersebut akan tertelan bersama makanan. Cacing
kremi yang baru menetas akan hidup menempel di usus besar dan menyerap nutrisi tubuh. Selanjutnya,
cacing kremi betina yang sudah dewasa akan menuju ke anus untuk menetaskan telur-telurnya. Itulah
sebabnya, penyakit cacingan akibat jenis cacing ini sering membuat bagian sekitar anus si Kecil terasa
gatal.
Biasanya, cacing gelang masuk ke tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi telur cacing. Jenis cacing ini kerap kali tidak menunjukkan gejala spesifik. Anda baru dapat
mengidentifikasinya bila ada cacing yang keluar bersama feses anak. Cacing gelang hidup di usus halus
sebagai parasit yang mengambil nutrisi tubuh anak. Kadang-kadang, jenis cacing ini juga sering berpindah
tidak menunjukkan gejala spesifik. Cacing pita hidup dalam tubuh dengan cara menempelkan kepala pada
dinding usus. Sementara itu, bagian ekornya terus bertumbuh dan memanjang hingga menghasilkan
banyak telur. Serangan cacing pita yang sudah sangat parah bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan
organ tubuh.
Cacing tambang kerap masuk ke tubuh melalui pori-pori kulit kaki. Di dalam tubuh, cacing tambang akan
menempelkan kepala untuk menghisap darah dari usus. Bahkan, jenis cacing ini juga dapat berpindah ke
jantung dan paru-paru melalui aliran darah. Cacingan yang disebabkan jenis cacing ini rentan membuat
anak mengalami anemia (kurang darah) dan mengalami penurunan kecerdasan. Sebab, darah dan
kandungan nutrisi lainnya diserap oleh cacing yang terus-menerus tumbuh dan berkembang biak.
Anak yang mengidap cacingan dapat mengalami gejala yang berbeda-beda, tergantung kondisi
fisik dan jenis cacing yang menjangkitinya. Namun, ada beberapa gejala umum yang mudah diamati dari
anak penderita cacingan. Jika buah hati Anda mulai menunjukkan gejala-gejala berikut, tak ada salahnya
Demam
Mata sayu
Penurunan kecerdasan
Bukan tanpa alasan cacing yang seharusnya jauh dari tubuh anak Anda justru bisa hidup dan
berkembangbiak di dalamnya. Salah satu faktor terbesar yang menyebabkannya adalah kurangnya
kebersihan, baik itu kebersihan diri, makanan, maupun lingkungan. Untuk mencegah si Kecil
mengalami masalah cacingan, sebenarnya ada banyak langkah preventif yang dapat dilakukan.
Tingkat kematangan makanan dan minuman tak boleh diabaikan. Sebab, makanan dan minuman
yang belum matang berisiko menjadi media penyebaran cacing. Awali dengan mencuci bahan
makanan menggunakan air mengalir sampai benar-benar bersih. Selanjutnya, gunakan temperatur
panas untuk memasak makanan dan minuman hingga matang. Kurangi konsumsi makanan mentah
berupa sashimi, lalapan, atau jenis makanan lainnya demi meminimalkan risiko cacingan.
Bagian rumah yang kotor juga rentan memicu risiko cacingan. Hal ini karena telur cacing biasanya
terdapat di tempat-tempat yang kotor. Oleh karena itu, sebaiknya Anda menjaga kebersihan seisi
rumah secara telaten, terutama bagian-bagian rumah yang lembap seperti kamar mandi dan tempat
cuci piring. Anda juga dapat mengajak si Kecil untuk membersihkan kamarnya sendiri. Mengganti
seprai, membersihkan kamar, dan mencuci mainan harus dilakukan secara teratur. Dengan begitu,
segala perlengkapan yang digunakan anak selalu bersih dan terbebas dari telur cacing.
Tak ada kata terlalu dini untuk mengajarkan anak merawat dirinya sendiri. Kebersihan diri merupakan
kunci penting untuk menghindari berbagai penyakit, termasuk cacingan. Anda dapat mengajarkan
anak mengganti pakaian dalam secara teratur. Jangan lupa, beri tahu juga agar ia bermain di tempat
yang bersih, bebas lumpur, dan tidak lembap. Karena, tempat-tempat yang lembap dan kotor kerap
menjadi sarang telur cacing. Merawat diri ini salah satunya juga bisa dilakukan dengan rajin
memotong kuku, mengingat kuku juga bisa menjadi media perantara infeksi cacing.
4. Menerapkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
Hal paling mudah, namun sekaligus paling utama, yang bisa dilakukan untuk mencegah cacingan
adalah rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Hal ini karena hampir sebagian besar
kasus cacingan pada anak bermula dari tangan kotor yang kemudian digunakan untuk makan.
Hasilnya, cacing yang menempel di tangan akan berpindah ke saluran pencernaan. Untuk itu, ada
baiknya Anda selalu menerapkan kebiasaan cuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Ajaklah si
Kecil untuk cuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum makan, atau setelah melakukan aktivitas
lainnya. Bila si Kecil sudah terbiasa, kebersihan tangannya pun akan senantiasa terjaga.
Dalam mengajarkan kebiasaan cuci tangan pada si Kecil, Anda juga bisa memanfaatkan varian
sabun cuci tangan dari Lifebuoy. Dirancang dengan bahan antiseptik yang ampuh membasmi
mikroorganisme penyebab penyakit, termasuk cacing tak kasat mata, produk sabun cuci tangan
Lifebuoy bisa menjadi media proteksi efektif bagi anak Anda. Bila si Kecil menunjukkan gejala
cacingan, segeralah beri obat atau berkonsultasi dengan dokter. Sebab, cacingan pada anak wajib
ditangani secara cepat dan intensif agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak dalam jangka
panjang.
B. TUJUAN
C. SASARAN
Program Pemberian Obat Pencegahan Cacicingan pada Anak Sekolah Dasar dan Anak
Balita meliputi :
1) Pemberian obat cacing dari pemerintah minimal 1 kali setiap tahun, masyarakat tidak perlu
2) Anak sekolah dasar minum obat yang dibagikan pada kegiatan penjaringan anak sekolah
3) Anak balita minum obat yang dibagikan bersamaan dengan pemberian Vitamin A
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di PAUD/TK di wilayah kerja Puskesmas
E. HASIL KEGIATAN
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pemberian obat cacing untuk mencegah terjadinya penyakit cacingan
pada anak Usia Pra Sekolah. Pelaksanaan kegiatannya yaitu dengan memberikan pemahaman mengenai
pemberian obat cacing, tujuan minum obat cacing, serta menanyakan apakan anak tersebut sebelumnya
sudah pernah mengkonsumsi obat cacing baik yang diberikan oleh orang tua, atau dapat dari pelayanan
kesehatan terdekat. Selanjutnya dilakukan pemberian obat cacing Albendazole dengan dosis, anak usia
1-2 tahun setengah biji (200mg) dan anak usia 2thn ke atas 1 biji (400mg), dan menjelaskan aturan
minumnya. Berikut jumlah anak yang diberikan obat cacing pada 22 PAUD/TK di kecamatan Lau .
1 KB Tunas Bangsa 10 15 25
2 KB Alifiah 16 20 36
3 TK Zakia Fikrah 1 22 15 37
4 TK Zakia Fikrah 4 5 12 17
5 KB Aliah 17 13 30
6 TK Terpadu Zam-Zam 8 7 15
7 TK Fardillah 39 23 62
8 TK.Negeri 07 16 12 28
9 KB Baji Ana 8 13 21
10 TK Azzehan 14 17 31
11 TK Harapan Ibu 12 19 31
12 TK Annur 19 10 29
13 TK Al Madani 23 24 47
14 TK Al Insyirah 25 23 48
15 KB Seruni 9 12 21
16 TK Nurul Huda 6 9 15
17 TK BIN 20 16 36
18 TK Zakia Fikrah 2 11 7 18
19 TK IT Cendikia Mandiri 13 13 26
20 TK Thalabul Ilmi 35 35 70
21 TK Mukaddimah 12 8 20
22 TK Zakia Fikrah 3 4 8 12
F. PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain menerapkan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pencegahan infeksi cacing
dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing. Pemberian obat cacing dapat dimulai sejak anak
usia 2 Tahun. Hal ini disebabkan karena pada anak usia 2 Tahun sudah terjadi adanya kontak
dengan tanah yang merupakan sumber penularan infeksi cacing. Pemberian obat cacing dapat
diulang setiap 6 bulan sekali. Sedangkan untuk daerah non endemis pemberian obat cacing harus
diberikan sesuai indikasi dan sesuai pemeriksaan dokter dengan hasil pemeriksaan tinja positif
B. Saran
Melakukan koordinasi dengan lintas program Kesling dan Promkes untuk melakukan
Pelapor
3. Halifah 3.
4. Sitti Rosmiati 4.
TK Zakia Fikrah 3