Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan Sebagai Media Penyelarasan Modernisasi

dan Agama
Kelompok 6
Setelah kita ketahui Bersama sebelumnya bahwa modernisasi banyak ditemukan
berkebalikan dengan agama, maka kita perlu melakukan sebuah langkah untuk memperbaiki hal
tersebut. Bahkan seorang pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan saja dikatakan kafir oleh
warga sekitar dan para tokoh - tokoh agama lainnya dikarenakan mengikuti modernisasi pada
zamannya, yakni sekolah menggunakan bangku, papan tulis sedangkan yang lain masih tradisional,
begitupun dengan perjalanan beliau menggunakan transportasi kereta api sedangkan yang lain
masih menggunakan kereta berkuda. 

Maka dari itu kita membutuhkan pendidikan sebagai alat untuk bisa mencapai hal tersebut,
untuk mengedukasi pasien bahwa modernisasi bukanlah sebuah kekafiran melainkan suatu proses
terjadinya perubahan dari tradisional menjadi lebih maju dan hal tersebut adalah hasil pemikiran
seseorang bukan hasil kekafiran seseorang. Bahkan dalam agama pun Al-Qur’an surat Al-Qasas ayat
77 dijelaskan bahwa kita perlu juga menyeimbangkan dunia dan akhirat karena memang menuju
akhirat kita perlu jalan dan dunia inilah jalannya, ibarat hidup jika sholat terus tanpa makan bisa
pingsan. 

Modernisasi dalam pendidikan ialah salah satu pendekatan untuk suatu penyelesaian jangka
panjang atas berbagai persoalan ummat Islam saat ini dan pada masa yang akan datang dan
membantu meningkatkan kualitas pendidikan dilihat dari aspek sarana prasarana, media, pola
pembelajaran, sumber bahan ajar, dan memudahkan proses pertukaran informasi dari manapun yang
dibutuhkan dalam sektor pendidikan. Untuk mendapatkan ilmu pun tidak harus pada sekolah, ilmu
bisa didapat darimanapun bisa dari jalan atau dari mana saja, bahkan ada pepatah mengatakan
pengalaman adalah guru terbaik. Mengapa demikian, karena kita mengalami sendiri sesuatu hal
tersebut sehingga kita bisa mengerti seluk beluk, positif negatif hal tersebut dan hal apa yang bisa
menjadikan sesuatu itu sangat bervalue sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari situ, dan pada
umumnya ilmu yang seperti inilah yang bertahan lama dan sangat bermanfaat bagi kita kedepannya.

Namun jika tidak diseimbangkan dengan ilmu agama, maka perubahan atau kemajuan dapat
bertolak belakang, sepertinya yang banyak terjadi disalahartikan dengan adanya modernisasi ini
muncul ideologi - ideologi liberalisme, sehingga harus dapat kita kendali dengan batasan dan norma
yang ada. Dalam islam nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Manusia yang paling berat
mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmunya, namun tidak ada manfaat
atas ilmu itu ataupun memiliki ilmu namun tidak diamalkan. Untuk itu Ilmu dapat berperan sebagai
alat dan harus dapat kita sesuaikan dengan batasan dan norma yang ada.

Daftar Pustaka
Fathoni, Farid 1990. Kelahiran Yang Dipersoalkan. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Notulensi

Liberalisme Kebebasan Dalam Berpikir

 Modernisasi dalam pendidikan: salah satu pendekatan untuk suatu penyelesaian


jangka panjang atas berbagai persoalan ummat Islam saat ini dan pada masa yang
akan datang
 Ilmu sebagai alat dan harus dapat kita kendali dengan batasan
 Persiapan wawasan supaya dapat mencegah pikiran seperti liberalisme
 Seperti tipe-tipe sifat orang: punya ilmu tidak dipakai, banyak bicara tapi kurang
ilmu, dan sebaliknya
 Ilmu agama dapat dipakai sebagai modernisasi dengan wawasan
 Sumber ilmu: sekolah, pengalaman, dan lainnya
 Modernisasi membantu meningkatkan kualitas pendidikan dilihat dari aspek sarana
prasarana, media, pola pembelajaran, sumber bahan ajar, dan memudahkan proses
pertukaran informasi dari manapun yang dibutuhkan dalam sektor pendidikan
 Manfaatnya meningkatkan pengetahuan penuntut ilmu dengan perkembangan yang
ada, memudahkan informasi yang dicari, dan mengaitkan ilmu dengan ilmu agama
 Namun jika tidak diseimbangkan dengan ilmu agama, maka perubahan atau
kemajuan dapat bertolak belakang
 Kesenjangan ilmu dapat terjadi jika kita tidak ikut memanfaatkan dengan benar ilmu
yang sudah kita dapatkan

Anda mungkin juga menyukai