A. Pendahuluan
Mengapa Pemimpin Dibutuhkan ?
• Karena banyak orang memerlukan
figur pemimpin.
• Dalam beberapa situasi seorang
pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya.
• Sebagai tempat pengambilalihan
risiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya.
• Sebagai tempat untuk meletakkan
kekuasaan.
3
B. Definisi Kepemimpinan
Tiga Implikasi kepemimpinan sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas
yang ada hubungannya dengan pekerjaan para
anggota kelompok :
Pasif Aktif
Tergantung Mandiri
28
KONSEP KEPEMIMPINAN
• manajemen
• pengkoordinasian dan pengintegrasian semua sumber yang ada
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pencapaian tujuan
Perbedaan antara pemimpin dengan non
pemimpin
• Pemimpin:
1. Memberikan inspirasi kepada bawahan
2. Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan bawahan
3. Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan
4. Menerima kewajiban-kewajiban
5. Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan
.
• Non Pemimpinan :
1. Memberikan dorongan kepada bawahan
2. Menyelesaikan pekerjaan dan mongorbankan bawahan
3. Menanamkan perasaan takut pada bawahan dan memberikan ancaman.
4. Melimpahkan kewajiban kepada orang lain.
5. Melimpahkan kesalahan kepada orang lain dengan apabila terdapat kekeliruan atau
penyimpangan-penyimpangan.
Dinamika Kepemimpinan
• Kepemimpinan sebagai seni
Menempatkan bakat sebagai faktor penting dan
berpengaruh besar terhadap kemampuan mewujudkannya,
artinya kepemimpinan akan efektif dan efisien bila ditangan
orang yang berkualitas ,bakatnya besar dan tinggi.
• Kepemimpinan sebagai ilmu
Menitikbertakan pada proses belajar dan latihan, artinya
kepemimpinan akan efektif dan efisien bila ditangan orang
yang terampil/terlatih dan ahli dalam memimpin
Implikasi penting Kepemimpinan
Oleh:
Fauzie Rahman
Sifat Dasar
Kepemimpinan memiliki sifat dasar
sangat kompleks, kepemimpinan
merupakan salah satu fenomena
yang mudah diobservasi, tetapi
menjadi salah satu hal yang paling
sulit untuk dipahami
2
Kepemimpinan
Pengertian
Menurut Mc Farland :
Kepemimpinan adalah: proses
pemberian perintah atau
pengaruh, bimbingan atau proses
mempengaruhi pekerjaan orang
lain dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
3
Kepemimpinan
Pengertian
Menurut J.M.Pfiffner
Kepemimpinan adalah: seni
mengkoordinasi & memberi arah
kepada individu atau kelompok
untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
4
Kepemimpinan
Pengertian
Oteng Sutisna
Kepemimpinan adalah:
kemampuan mengambil inisiatif
dalam situasi sosial untuk
menciptakan bentuk & prosedur
baru, merancang kegiatan dan
membangkitkan kerjasama ke arah
5
tujuan yang diinginkan
Kepemimpinan
Pengertian
Onong Uchjana Effendi
Kepemimpinan adalah: proses
kegiatan seseorang dalam
memimpin, membimbing,
mempengaruhi atau
mengendalikan pikiran,
6
perasaan/tingkah laku orang lain.
Kepemimpinan
Simpulan
Kepemimpinan adalah perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja oleh individu kepada orang
lain/kelompok
Aktivitas pemimpin terjelma dalam bentuk memberi
perintah, membimbing & mempengaruhi kelompok kerja/
orang lain.
Aktivitas pemimpin dilukiskan sebagai seni dan bukan
hanya ilmu
Memimpin adalah mengambil inisiatif
Pemimpin selalu berada dalam situasi sosial
Pimpinan tidak memisahkan diri dari kelompok
7
Pandangan Kepemimpinan
Dikotomi Asal Usul Kepemimpinan
Pemimpin dilahirkan (Leaders are born)
Pemimpin dibentuk dan ditempa (Leaders are
made)
Simpulan
Seseorang secara genetika telah memiliki bakat
kepemimpinan
Bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui
kesempatan
Ditopang oleh pengetahuan teori yang diperoleh
dari pendidikan & latihan
8
Kepemimpinan
•Hukuman dalam bentuk rasa respek berkurang, pribadi tidak diakui ditinggalkan
6 massa
Etika Profesi Pemimpin
Profesi
Suatu jabatan/pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya
Dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan
yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi
tidak semua pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi karena profesi menuntuk
keahlian para pemangkunya
Etika Profesi Pemimpin
Profesi • Pengetahuan
adalah • Aplikasi yang
suatu kompeten
lapangan • Tanggung jawab
kegiatan (a sosial
• Pengontrol diri
field of
• Sanksi masyarakat
activity)
Profesi kepemimpinan harus dilandaskan pada
paham yang mencerminkan nilai-nilai
kemanusiaan luhur, yaitu
• Dalam menjalankan
pemerintahan masih belum
digerakkan oleh visi dan misi
• Senantiasa mengandalkan
Penyakit kewenangan formal yang dimiliki
• Rendahnya kompetensi
pemimpin • Rendahnya kemampuan
manajerial dalam mengolah
sumberdaya organisasi
• Lemahnya akuntabilitas
Menurut Hanz Finzel (2002), 10 kesalahan
yang sering dibuat pemimpin
AIDS
Angkuh
Iri
Dengki
Serakah
TERIMA KASIH
PEMBENTUKAN TIM
(TEAM BUILDING) DAN
KADERISASI
Oleh:
Fauzie Rahman
Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan
Prodi Kesehatan Masyarakat FK ULM
Apa itu Teamwork/Kerja Team
• Tim adalah kelompok kerja formal yang berisi
orang-orang yang bekerja bersama untuk
mencapai tujuan bersama.
• Tim berbeda dengan Grup/Kelompok.
• Grup adalah sekumpulan orang yang bekerja
bersama-sama namun tidak membutuhkan
kerjasama untuk menuju tujuan yang sama.
• Tim terdiri atas 3 atau lebih individu independen
yg secara sadar bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama seperti pengembangan
produk, pelayanan delivery atau peningkatan
proses.
...lanjutan
Tahap V: Adjourning
➢ Stlh sukses menyelesaikan tugas atau mencapai
tujuan, team bs dibubarkan scr permanen atau
berhenti scr tempore.
➢ Pd tahap ini anggota bs sj mrs bersyukur (kalo
pengalamannya +) atau merasa kecewa (bila
pengalamannya -).
➢ Peran anggota/ leader pd tahap ini ad. Mengkaji
kembali proyek, mendiskusikan pelajaran yg bisa
dipetik untuk pelaksanaan proyek selanjutnya.
Karakteristik Team yang
High- Performance
• Memiliki tujuan umum
• Intention→ dibentuk secara terstruktur
• Punya aturan yg jelas
• Proses komunikasi berjalan baik
• Kepemimpinannya suportif & punya
penerimaan yg baik thd ide2 anggota.
...Lanjutan
Kaderisasi kepemimpinan
Kaderisasi
Informal
Kaderisasi
Formal
Beberapa usaha kaderisasi formal yang bersifat interen
dapat ditempuh dengan beberapa cara sebagai berikut :
• Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang
tertentu untuk diangkat memimpin suatu unit yang sesuai atau ditugaskan magang
sebelumnya.
• Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang
tertentu, kemudian ditugaskan belajar pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi
baik di dalam dan di luar negeri sebelum ditempatkan pada posisi tertentu.
• Memesan sejumlah generasi muda dari lembaga pendidikan formal dengan
program khusus sesuai dengan bidang yang dikelola organisasi pemesan dengan
syarat tertentu.
• Menerima sejumlah generasi muda dari lembaga pendidikan untuk melakukan
kerja praktik di lingkungan organisasi.
• Memberikan beasiswa belajar bagi orang yang tidak mampu
Komponen Kaderisasi
• Pelaku Kaderisasi
• Individu atau organisasi yang bertugas
melakukan regenerasi dan kesinambungan
tugas organisasi
• Sasaran Kaderisasi
• Individu yang dipersiapkan
Manfaat Kaderisasi
Penjamin keberlangsungan
organisasi
Menjalankan proses
Melakukan rekrutmen pembinaan, penjagaan
anggota baru dan pengembangan
anggota
Menyediakan sarana
untuk pemberdayaan Mengevaluasi dan
potensi sekaligus melakukan mekanisme
pembinaan dan kontrol organisasi
pengembangan aktif
Bentuk Kaderisasi
Aktif Pasif
Rutin Insidental
TEORI-PENDEKATAN
KEPEMIMPINAN
SYAMSUL ARIFIN
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TEORI KELAHIRAN PEMIMPIN
B. Teori Komtemporer
Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu
dilahirkan dan bukan dibentuk” [Leaders are born and
not made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan
menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah
dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan.
Teori keturunan ini, dapat saja terjadi,
karena seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi”
termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk
memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor
“dasar”. Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya
dapat terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan
raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka
seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan
diangkan menjadi raja.
Trait Theory
SYAMSUL ARIFIN
Teori kepemimpinan -→ Pendekatan
kepemimpinan → Gaya/Tipe
Kepemimpinan → model Kepemimpinan
Pengertian Pendekatan dalam
Kepemimpinan
Adalah cara-cara yang digunakan oleh
seorang pemimpin untuk berinteraksi
dengan bawahan atau pengikut agar dapat
mencapai tujuan
PENDEKATAN DALAM
KEPEMIMPINAN
N Variabel Pendekatan sifat Pendekatan Pendekatan Pendekatan
o Tingkah laku Tingkah laku Kontigensi
Kouzes Posner
1 Komunikasi satu arah, dua arah Dua arah dan Situasional
pemimpin lebih lebih intensif
aktif (dialog)
2 Pembagian tugas Struktur organisasi Struktur organisasi Struktur Struktur
belum tertata baik, sudah tertata baik organisasi sudah organisasi sudah
sehingga tertata baik tertata baik
pembagian tugas sampai pada sampai pada
lebih karena uraian tugas yang uraian tugas yang
emosional rinci rinci
3 Motivasi Lebih menekankan Punishment dan Contoh, situasional
punishment reard dijalankan keteladanan
SYAMSUL ARIFIN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PENDAHULUAN
Teori kepemimpinan
Pendekatan kepemimpinan
Model Kepemimpinan
Gaya/Tipe Kepemimpinan
Pengertian Pendekatan
dalam Kepemimpinan
• Adalah cara pandang yang
digunakan oleh seorang pemimpin
dalam menerapkan konsep
kepemimpinan untuk berinteraksi
dengan bawahan atau pengikut agar
dapat mencapai tujuan
Pendekatan Untuk
Mempelajari Kepemimpinan
1. Pendekatan Ciri/Sifat. Pendekatan ini
menekankan pada atribut / sifat yang ada pada
pemimpin.
2. Pendekatan berdasarkan Perilaku. Menekankan
pada penelitian tentang sifat dari pekerjaan
manajerial, dan membandingkan perilaku
pemimpin yang efektif dan tidak efektif.
3. Pendekatan Situasional/ Situasional.
Menekankan pada faktor kontekstual seperti
sifat pekerjaan, sifat lingkungan dan karakter
pengikutnya.
Pendekatan Sifat
Pendekatan Sifa
Pendekatan yang dilakukan adalah:
1. Membandingkan sifat pemimpin dan bukan
pemimpin
sifat pemimpin: lebih cerah, terbuka, percaya
diri, postur tubuh lebih tinggi
2. Membandingkan sifat pemimpin efektif dan
pemimpin yang tidak efektif
Kecerdasan, inisiatif, dan meyakinkan diri.
Tetapi faktor penting adalah kemampuan
supervisori dari manajer. Kepemimpinan wanita
juga sama efektifnya dengan pria.
Pendekatan sifat- sifat
kepemimpinan
Pendekatan kepemimpinan melalui sifat ( bakat)
berdasarkan teori kesifatan. Keith Davis
merumuskan 4 sifat umum yang dapat
mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan
organisasi yaitu:
1. Kecerdasan
2. Kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial
3. Motivasi diri dan dukungan berprestasi
4. Sikap – sikap hubungan kemenusiaan .
Sifat umum yang berpengaruh(1)
39
4 Gaya Behavioral Direktif (toleransi Konseptual Analitik
Pengambilan (toleransi ambiguitas (toleransi (toleransi
keputusan ambiguitas rendah dan ambiguitas ambiguitas
rendah dan mencari tinggi dan tinggi dan
intuitif). Mencoba rasionalitas). intuitif). mencari
menghindari Efisien, Berorientasi rasionalitas).
konflik dan mengambil jangka panjang, Pengambil
mengupayakan keputusan secara seringkali keputusan yang
persamaan cepat dan menekan solusi cermat, mampu
berorientasi kreatif atas menyesuaikan
jangka pendek masalah diri dengan
situasi baru
5 Keterlibatan Sangat minim pemimpin bersifat Bawahan diberi Situaional
bawahan dalam bahkan tidak ada lebih aktif dengan kesempatan menurut
problem solving meminta untuk memberi kematangan
pendapat/saran pendapat/saran bawahan yaitu
walaupun tanpa diminta dan atau
diminta tanpa diminta
SYAMSUL ARIFIN
Teori kepemimpinan -→ Pendekatan
kepemimpinan → Gaya/Tipe
Kepemimpinan → model Kepemimpinan
Pengertian Pendekatan dalam
Kepemimpinan
Adalah cara-cara yang digunakan oleh
seorang pemimpin untuk berinteraksi
dengan bawahan atau pengikut agar dapat
mencapai tujuan
PENDEKATAN DALAM
KEPEMIMPINAN
N Variabel Pendekatan sifat Pendekatan Pendekatan Pendekatan
o Tingkah laku Tingkah laku Kontigensi
Kouzes Posner
1 Komunikasi satu arah, dua arah Dua arah dan Situasional
pemimpin lebih lebih intensif
aktif (dialog)
2 Pembagian tugas Struktur organisasi Struktur organisasi Struktur Struktur
belum tertata baik, sudah tertata baik organisasi sudah organisasi sudah
sehingga tertata baik tertata baik
pembagian tugas sampai pada sampai pada
lebih karena uraian tugas yang uraian tugas yang
emosional rinci rinci
3 Motivasi Lebih menekankan Punishment dan Contoh, situasional
punishment reard dijalankan keteladanan
TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN
SYAMSUL ARIFIN
2
KEPEMIMPINAN
• Kepeminmpinan
• Kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian
tujuan. (1)
• Suatu upaya penggunaan jenis pengaruh (concoersive) untuk
memotivasi orang-orang melalui komunikasi guna mencapai tujuan
tertentu. (2)
• Kemampuan mempengaruhi org lain atau seni mempengaruhi org
laindlm suatu situasi ttt, guna mencapai tujuan ttt. (Ordway Tead)
3
KEPEMIMPINAN
• TERIMA KASIH
Koordinasi
KOORDINASI & KETERGANTUNGAN
⚫ MENGAPA PERLU KOORDINASI ?
⚫ Adanya ketergantungan antar unit / departemen
⚫ MENGAPA ADA KETERGANTUNGAN ?
⚫ dua atau lebih unit atau organisasi harus
berhubungan dalam mencapai tujuan mereka
⚫ hasil suatu unit dikontrol secara langsung oleh
atau melalui kesatuan berdasarkan tindakan dari
unit lain
⚫ sumber ketergantungan: pekerjaan, peran atau
posisi, sosial dan pengetahuan
KOORDINASI
⚫ Upaya membuat struktur dan
memfasilitasi transaksi antara bagian
yang saling bergantung (Chandler,
1962)
⚫ Tersusun dari tupoksi dan mekanisme
pengambilan keputusan yang didesain
untuk mendapatkan persetujuan antara
unit yang bergantung (Thompson,
1967)
⚫ Menggambarkan integrasi peralatan
untuk menghubungkan sub-unit yang
berbeda (Lawrence dan Lorsch, 1969)
KOORDINASI
⚫ Tindakan dan keputusan individu
dalam organisasi yang butuh
penyesuaian diri dengan organisasi
secara keseluruhan (Koningsveld
dan Martens, 1992)
⚫ Integrasi dan penyesuaian harmonis
dari usaha individu menuju
pencapaian tujuan yang lebih besar
(Singh, 1992)
KOORDINASI
⚫ Adanya penyesuaian antara
pekerjaan dengan tujuan untuk
tercapainya hasil dari pekerjan yang
berbeda dengan tepat waktu, dalam
urutan dan dalam jumlah yang tepat
(Reezight, 1995)
⚫ Proses mengintegrasikan tujuan atau
kegiatan pada unit / satuan / bagian
yang terpisah dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien
Tujuan Koordinasi :
1. Menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari
sasaran
2. Mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta
pemikiran ke arah tercapainya sasaran perusahaan
3. Menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan
4. Menghindari keterampilan overlanding Dari sasaran
perusahaan
5. Menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran
perusahaan
6. Mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan unsur
manajemen ke arah sasaran organisasi atau
perusahaan
PROSES KOORDINASI
⚫ Komunikasi
⚫ Integrasi
⚫ Sinkronisasi
⚫ Simplifikasi
⚫ Monitoring & Evaluasi
⚫ Pemrograman
Pola Ketergantungan
• Terpusat (pooled), terjadi ketika pekerjaan yang
saling tergantung dilakukan pada saat
bersamaan dan hasil akhirnya dikumpulkan
secara bersamaan. masing-masing bagian
memberikan kontribusi pada yang lain secara
keseluruhan.
• Berurutan (sequential), terjadi ketika satu
pekerjaan telah selesai maka akan diteruskan
pada pekerjaan berikutnya,
• Timbal Balik (reciprocal), terjadi ketika
pekerjaan dilakukan dalam interaksi berulang
satu sama lain atau hasil dari suatu pekerjaan
menjadi input bagi pekerjaan lain.
STRUKTUR KOORDINASI
1. Departementasi,
2. Sentralisasi atau Desentralisasi,
3. Formalisasi atau Standarisasi,
4. Supervisi
5. Komunikasi Formal dan Informal
6. Kerjasama
7. Penyesuaian timbal balik (mutual
adjustment),
Lima Konfigurasi Struktural dalam
Organisasi menurut Mintzberg
Pooled
Standarisasi Proses
Interdependence
Reciprocal
Penyesuaian timbal balik
Interdependence
MEKANISME KOORDINASI
Ketergantungan Contoh Mekanisme Koordinasi
Sumber daya yang dapat ”first come first serve”, prioritas
dibagi pemesanan, penganggaran,
keputusan manjerial (hirarki)
Penugasan pekerjaan Pemberian tanda “sedang dipakai”
Hubungan produsen- Standarisasi, negoisasi
konsumen
Keterbatasan pada Pemberitahuan, urutan, mengikuti
persyaratan awal
Transfer Manajemen persediaan
Pemanfaatan Standarisasi, bertanya pada
pengguna, desain partisipatif
Keterbatasan bersamaan Penjadwalan, Sinkronisasi
Ketergantungan pekerjaan Pemilihan Tujuan, Dekomposisi
atau sub-pekerjaan Pekerjaan
B. Masalah-Masalah dalam Koordinasi
Peningkatan spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan
koordinasi. Tetapi semakin besar derajat spesialisasi, semakin
sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
khusus dari satuan-satuan yang berbeda. Paul R. Lawrence
dan Jay W. Lorch (Handoko, 2003:197) mengungkapkan 4
(empat) tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang
mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:
3
Motivasi adalah proses pengembangan dan
pengarahan perilaku atau kelompok itu menghasilkan
keluaran (output) yang diharapkan, sesuai dengan
sasaran atau tujuan yg ingin dicapai organisasi
(Ensiklopedi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 1993 :
432-433)
4
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang
anggota organisasi mau & rela untuk mengerahkan kemampuan, dlm
bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga & waktunya untuk
menyelanggarakan berbagai kegiatan yg menjadi tanggung jawabnya
dan menunaikan kewajibannya, dlm rangka pencapaian tujuan &
berbagai sasaran organisasi yg telah ditentukan sebelumnya (Siagian,
1986 : 132)
5
UNSUR-UNSUR MOTIVASI
Kinerja
(Achievement)
Penghargaan
Kesempatan
(Recognition)
Keterlibatan Tantangan
(Involement) (Challenge)
Tanggung
Pengembangan
Jawab
(Development)
(Responsibility)
DIMENSI MOTIVASI
Kebutuhan
Tujuan Dorongan
KEBUTUHAN
Kebutuhan timbul dalam diri individu apabila
si-individu merasa adanya kekurangan
dalam dirinya (ada ketidakseimbangan
antara apa yang dimiliki dengan apa yang
menurut persepsi si-individu harus dimiliki).
DORONGAN
• Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, dalam diri si-
individu akan timbul DORONGAN berupa usaha pemenuhan
kebutuhan secara terarah.
ASUMSI
1.Pekerjaan pada dasarnya 1.Pada dasarnya manusia ingin 1.Pekerjaan pada dasarnya
merupakan sesuatu yang dianggap penting dan bukan merupakan sesuatu
tidak disukai oleh setiap berguna yang tidak disukai. Para
orang karena merupakan 2.Manusia ingin merasa dimiliki pekerja ingin memberikan
sebuah beban. dan diakui eksistensinya kontribusi terhadap suatu
2.Apa yang seseorang lakukan secara individual dalam tujuan yang memberikan
tidak lebih penting dari apa lingkungan sosial manfaat.
yang dapat diperoleh oleh 3.Perasaan sebagaimana yang 2.Hampir semua orang pada
seseorang karena melakukan disebutkan dalam asumsi 1 dasarnya dapat melakukan
hal tersebut dan 2 adalah lebih penting sesuatu yang kreatif, inovatif,
3.Hanya sedikit orang yang daripada kompensasi berupa dan penuh tantangan
mau dan mampu uang. daripada sekedar
mengerjakan pekerjaan yang menjalankan tugas yang
kreatif, inovatif, dan penuh diperintahkan pada mereka.
tantangan
Pendekatan Tradisional Pendekatan Relasi Manusia Pendekatan SDM
HARAPAN
• Teori ERG
Dikembangkan oleh psikolog Yale, Clayton Aldefer. Teori ERG
mewakili tiga kategori kebutuhan yaitu eksistensi (existence),
hubungan (relatedness) dan pertumbuhan (growth).
PERSPEKTIF KEBUTUHAN
• Teori Struktur Ganda
Dikembangkan oleh Frederick Herzberg, mengungkapkan bahwa
terdapat dua faktor ,yaitu faktor motivasi (motivation factors)
dan faktor higiene(hygiene factor).
Kebutuhan Manusia
Faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang Dalam organisasi, hubungan
seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik
penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi,
kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Teori Dua Faktor Herzberg
•Kebijakan perusahaan
• Achievement = prestasi
•Kualitas pengawasan • Career advancement = kemajuan karir
• Hubungan dengan orang lain • Personal growth = pertumbuhan pribadi
•kehidupan pribadi • Job interest = minat pekerjaan
•Tingkat gaji • Recognition = pengakuan
•keamanan pekerjaan • Responsibility = tanggung jawab
• kondisi kerja
TEORI KEADILAN MOTIVASI KERJA DARI
STACY ADAMS
Asumsi dasar: Faktor utama yang berpengaruh
prestasi kerja dan kepuasan karyawan adalah
derajat keadilan yang dirasakan oleh mereka
dalam situasi kerjanya.
Pencetus teori ini yakin bahwa keempat bentuk
keadilan tersebut dapat berpengaruh secara
signifikan terhadap tinggi rendahnya motivasi
karyawan dalam sebuah organisasi.
BENTUK-BENTUK KEADILAN DALAM SITUASI KERJA
Equity of Distributive (Keadilan yang dipahami berdasarkan jumlah dan
alokasi reward diantara para karyawan dalam situasi kerja tertentu)
Hasil (Ada tidaknya perasaan seseorang terhadap prestasi kerja secara wajar yang
berakibat pada diperolehnya pengakuan/penghargaan, reward maupun tunjangan yang
memuaskan)
Keadilan/equity dikatatakan bilamana karyawan menganggap bahwa: Rasio
Masukan mereka terhadap imbalan yang mereka terima sepadan dengan
Rasio dari karyawan lainnya
1a
U m p a n balik
1
1b
2a
2 2b
Feedback
REINFORCEMENT
THEORY/PENGUATAN
(Thorndike & B.F. Skinner)
• Teori ini didasarkan atas “hukum pengaruh”
• Tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang,
sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk
tidak diulang.
Perlakuan Respon
Stimulan Respon yang Selanjutnya
diterima
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN
• Pembelajaran adalah perubahan yang relatif permanen perilaku
atau potensi keperilakuan yang dihasilkan dari pengalaman
langsung atau tidak langsung.
• Salah satu penerapan dan pengembangan sistem motivasi itu
adalah model ARCES:
✓Attention (perhatian),
✓Relevance (relevan),
✓Confidence (percaya diri)
✓Enjoyment (rasa senang)
✓Satisfaction (kepuasan)
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN
• Attention: Perhatian peserta didik akan muncul karena didorong
rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu peserta didik perlu
dirangsang dengan sesuatu yang baru, lain daripada yang telah ada.
Motivasi belajar yang kuat akan terbentuk apabila peserta didik
menganggap bahwa pembelajaran menarik.
Job
Job Enlargement
Job Rotation /rotasi kerja Enrichment/peningkatan
/pendekatan pekerjaan kerja
Tingkat partisipasi
Tingkat komunikasi
Keputusan -
-
Keputusan dapat ditetapkan dengan cepat
Kecakapan decision maker dapat dimanfaatkan
Keburukan:
- Keputusan mungkin terbukti salah, karena feeling bisa saja salah
- Resiko keputusan cukup besar, sebab tidak berdasarkan ilmiah.
c. Fakta-fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data,
informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan
imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir
untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.
Lanjutan… Basis fakta-fakta (ilmiah) dalam pengambilan keputusan
mempunyai kebaikan dan keburukan, sebagai berikut :
Basis Kebaikan:
Pengambilan - Keputusan ditetapkan dengan menggunakan dan
memanfaatkan sarana dan prasarana, analisis data,
informasi, dan fakta, misalnya komputer
Keputusan - Resiko keputusan relatif kecil
Keburukan:
- Keputusan sering terlambat
- Biaya untuk pengambilan keputusan relatif besar
d. Pengalaman
Manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan
kepada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak
lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan
petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan.
Kebaikan:
Lanjutan… - Pengalaman manajer dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan pengetahuan praktisnya
Basis - Keterampilan terbaik dan latar belakang manajer
Pengambilan dapat digunakan
Keburukan:
Keputusan - Keputusan yang ditetapkan mungkin telah
ketinggalan zaman serta tidak sesuai dengan
situasi dan kondisi sekarang
- Jika pengalaman manajer sangat terbatas maka
keputusannya sangat sempit
e. Kekuasaan
Decision maker dalam pengambilan keputusan harus
berpedoman atas kekuasaan yang dimilikinya, supaya
keputusan itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini
disebabkan kekuasaan merupakan dasar hukum untuk
Lanjutan… bertindak dan berbuat sesuatu.
Basis Kebaikan:
Pengambilan - Keputusan yang ditetapkan bersifat resmi dan
mengikat
Keputusan
- Keputusan harus diterima dan ditaati sepenuhnya
Keburukan:
- Keputusan dapat menjadi rutin dan kecenderungan
decision maker untuk menjadi diktatorial
Menurut Gibson dkk (1987), proses pengambilan
keputusan meliputi tujuh langkah berikut:
1. Menerapkan tujuan dan sasaran: Sebelum memulai
proses pengambilan keputusan, tujuan dan sasaran
keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. apa
Proses hasil yang harus dicapai dan apa ukuran pencapaian
hasil tersebut.
pengambilan 2. Identifikasi persoalan: Persoalan-persoalan di
keputusan seputar pengambilan keputusan harus
diidentifikasikan dan diberi batasan agar jelas.
Mengidentifikasikan dan memberi batasan
persoalan ini harus tepat pada inti persoalannya,
sehingga memerlukan upaya penggalian.
3. Mengembangkan alternatif: Tahap ini berisi
pengnidentifikasian berbagai alternatif yang
memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang
ada. Selama alternatif itu ada hubungannya,
Lanjutan… walaupun sedikit, harus ditampung dalam tahap ini.
Proses 4. Menentukan alternatif: Dalam tahap ini mulai
berlangsung analisis tehadap berbagai alternatif
pengambilan yang sudah dikemukakan pada tahapan
keputusan sebelumnya. Pada tahap ini juga disusun juga
kriteriatentang alternatif yang sesuai dengan tujuan
dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap ini
mungkin masih merupakan beberapa alternatif yang
dipandang layak untuk dilaksanakan
5. Memilih alternatif: Beberapa alternatif yang layak
tersebut di atas harus dipilih satu alternatif yang
terbaik. pemilihan alternatif harus harus
mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya,
keefektifan alternatif dalam memecahkan persoalan,
kemampuan alternatif untuk mencapai tujuan dan
Lanjutan… sasaran, dan daya saing alternatif pada masa yang
Proses akan datang.
6. Menerapkan keputusan: Keputusan yang baik harus
pengambilan dilaksanakan. Keputusan itu sendiri merupaka
keputusan abstraksi, sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat
dari pelaksanaannya.
7. Pengendalian dan evaluasi: Pelaksanaan keputusan
perlu pengendalian dan evaluasi untuk menjaga agar
pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan yang
sudah diputuskan.
Teknik-teknik pengambilan keputusan yang paling umum
digunakan dalam pengambilan keputusan antara lain sebagai
berikut (Siagian, 1988):
1. Brainstorming
Brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka
Teknik- menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,
pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana
Teknik gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi,
Pengambilan dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada
penggunaan metode curah pendapat orang lain tidak untuk
Keputusan ditanggapi.
Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi
(kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang
sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi,
peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi
pembelajaran bersama.
2. Teknik Delphy
Teknik delphy biasanya dilakukan dengan tidak melibatkan orang
dalam organisasi sebagai pengambil keputusan, melainkan pihak luar
Lanjutan… (misalnya sekelompok ahli). Dalam teknik ini, sekelompok ahli terpilih
membentuk panel yang akan menghasilkan jawaban konsensus
Teknik- terhadap pertanyaan yang diajukan ke mereka.
Teknik Delphi tidak memasukkan diskusi tatap muka, oleh karena itu
Teknik terhindar dari ketegangan diskusi kelompok seperti dominasi peserta
paling vokal.
Pengambila Teori Delphi ini sangat baik untuk memecahkan masalah yang bersifat
n Keputusan general, dimana rencana kebijakan tersebut berkaitan erat dengan
ahli-ahli bidang tertentu. Karena dari setiap ahli pada bidang tertentu
akan dapat mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan dari
segi yang didalaminya.
3. Teknik Kelompok Nominal
Teknik ini mirip teknik delphy, bedanya para ahli yang
terlibat dalam pengambilan keputusan bertemu secara
tatap muka.
Lanjutan… Teknik ini dimaksudkan sebagai suatu cara untuk
Teknik-Teknik mengumpulkan pandangan dan penilaian perorangan
dalam suasana ketidakpastian dan ketidaksepakatan
Pengambilan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari
Keputusan jalan penyelesaian yang terbaik.
Teknik kelompok ini adalah proses terstruktur yang
mengharuskan anggota kelompok menulis gagasan/ide
secara perseorangan, kemudian melaporkannya
kepada kelompok.
Lanjutan… 4. Teknik Synetics
Teknik-Teknik Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik brainstorming,
melibatkan seorang ahli dalam pengambilan keputusan, baik dari
Pengambilan organisasi sendiri atau orang luar yang bertindak sebagai nara
sumber.
Keputusan
1. Harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan, baik yang
tangibles maupun intangibles.
2. Setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan.
Faktor-faktor
3. Suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak.
penolong 4. Hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau
pengambilan terbaik.
keputusan 5. Pengambilan keputusan adalah mental action dan harus
ditransfer ke dalam physical action.
adalah
6. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan waktu,
sebagai dana, data informasi, dan fakta yan cukup.
berikut: 7. Membuat keputusan dalam prakteknya, membuthkan
kecakapan, pengalaman, dan imajinasi.
Data adalah hal-hal atau kejadian-kejadian yang ada pada masa
lalu. Data ini dibedakan atas data sekunder (teoritis) dan data
primer. Data sekunder adalah data hasil penelitian orang lain,
misalnya definisi-definisi, yang dapat kita ketahui dari buku-buku.
Data primer adalah data yang kita peroleh langsung dari sumber
datanya yang kita teliti dari lapangan. Data sekunder digunakan
sebagai alat analisis terhadap data primer, kemudian menarik
Data Dalam kesimpulan dan mengimplementasikannya ke masa depan.
Metodologi pengumpulan data dengan survei, sensus, dan studi
Pengambilan kasus, sedang teknik pengumpulan data dengan library research
Keputusan dan field research. Fakta bersifat mutlak (absolut) atau pasti, sedang
data harus dikembangkan dan diinterpretasikan.
Scientific management (manajemen ilmiah) mutlak memerlukan
data dalam memecahkan problem, agar keputusan yang diambil
relevan, realistis, logis dan rasional. Karena itu pengumpulan data
harus dilakukan dan data itu haruslah memenuhi persyaratannya.
Syarat-syarat data itu adalah :
1. Well identified, artinya data itu berasal dari sumber
Lanjutan… resmi.
2. Up to date, artinya data merupakan data yang terbaru.
Data Dalam 3. Relevant, artinya data itu harus berhubungan langsung
Pengambila dengan masalah yang bersangkutan.
Penyebabnya:
a. Perbedaan pendapat
b. Salah paham
c. Salah satu atau kedua belah pihak merasa
dirugikan
d. Perasaan yang terlalu sensitif
Pandangan tentang Konflik
dalam Organisasi (Robbins,
2003):
1. Pandangan Tradisional (traditional view of
conflict)
1 2 3 4
2. Superordinate Goals
3. Expansion of Resources
4. Avoidance
5. Smoothing
6. Compromise
7. Authoritative Command
8. Intergroup Training
2. Accomodating
3. Compromising
4. Competing
5. Collaborating
6. Conglomeration
Thank
you
!
KONFLIK 1
Divisi pemasaran sedang menunggu feedback dari staf penjualan tentang apa
yang diminta klien. Sementara staf penjualan sibuk dan tidak memasukkan
feedback tepat waktu. Hal ini membuat divisi pemasaran terhambat dalam
membuat laporan. Kemudian, terlambatnya laporan juga akan menimbulkan
masalah dengan divisi keuangan. Contoh konflik ini terdengar familiar? Konflik
antar divisi dalam perusahaan sangat sering terjadi. Masalah ini terkait erat
dengan kepemimpinan karena sebuah divisi tanpa kepemimpinan yang kuat
akan mengalami masalah.
PENDELEGASIAN
WEWENANG
DISAMPAIKAN OLEH:
NITA PUJIANTI, S.FARM.,APT.,MPH
DEPARTEMEN AKK-MPK
Tuliskan bentuk
pendelegasian yang
pernah diterima
dan diberikan
• Pendelegasian wewenang
merupakan konsekuensi logis dari
semakin besarnya organisasi.
Mengizinkan pengawas untuk fokus pada hal-hal lain yang lebih penting untuk membuat organisasi berjalan
lebih baik.
Semua peserta dalam organisasi dapat memainkan peran maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Mendorong semua pihak dalam organisasi untuk memenuhi tujuan dan kualitas yang ingin dicapai.
Memungkinkan bawahan berprestasi untuk bertumbuh dan juga berkembang dalam karir dan sebagai bahan
informasi untuk belajar dari kesalahan
TEKNIK PENDELEGASIAN
Tetapkan tujuan
Memberikan latihan
Mengadakan pengawasan
ELEMEN PENDELEGASIAN WEWENANG
• Wewenang (Authority)
Wewenang atau Otoritas dalam konteks organisasi bisnis dapat didefinisikan sebagai kekuasaan
dan hak seseorang untuk menggunakan dan mengalokasikan sumber daya secara efisien, untuk
mengambil keputusan dan memberi perintah agar dapat mencapai tujuan organisasinya.
Wewenang atau otoritas adalah hak untuk memberikan perintah, pesan atau instruksi untuk
menyelesaikan segala sesuatu yang ditugaskannya.
Akuntabilitas atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Accountability adalah kewajiban seseorang
atau organisasi untuk mempertanggungjawabkan aktivitasnya dan mengungkapkan hasilnya secara
transparan. Dapat dikatakan bahwa Akuntabilitas merupakan peningkatan dari rasa tanggung
jawab, suatu yang lebih tinggi mutunya dari tanggung jawab (responsibility) sehingga memuaskan
atasan.
Akuntabilitas berarti bertanggung jawab pada hasil akhir pada suatu tugas. Akuntabilitas muncul
dari suatu Tanggung Jawab atau Responsibility.
• Tanggung Jawab (Responsibility)
Tanggung Jawab atau Responsibility dapat diartikan sebagai kewajiban seseorang untuk menyelesaikan
tugas yang dibebankan kepadanya. Seseorang yang diberi tanggung jawab harus memastikan bahwa dia
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.
Jika Tugas yang merupakan tanggung jawabnya tersebut tidak selesai sesuai dengan yang diharapkan,
maka orang yang bersangkutan harus memberikan penjelasan atau alasan mengapa tugas yang
dibebankannya tersebut tidak selesai.
Tanggung Jawab tanpa wewenang atau otoritas yang memadai dapat menyebabkan ketidakpuasan dan
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
Kapasitas Staf
yang terbatas
Kurang
bertanggung
jawabnya atasan
akibat
pelimpahan
wewenang
Pimpinan tidak
yakin akan
kemampuan
karyawan
KENDALA
Merasa mampu
mengerjakan
sendiri DALAM
PENDELEG
ASIAN
Kurang mampu
melakukan
kaderisasi
Takut wewenang
berkurang/takut
WEWENA
NG
disaingi
karyawan
Tak mau
menanggung
risiko
Kepercayaan atasan pada
bawahan
UPAYA
EFEKTIF
DALAM
PENDELE
GASIAN
WEWENA
Kemampuan manajer dalam
memahami tujuan organisasi, Komunikasi terbuka antara
tuntutan pekerjaan, dan atasan dengan bawahan
kemampuan bawahan
NG
TERIMAKASIH…
! !
" ! ! !
! "
! # #
! ! "
! $ ! # #
! ! ! ! $! "
! !
! # #
"
.
) ."
! " 1
" !
! ! #
# ! ! !
" # "# $
& # " ' # " (" )
* # +,,-. ! & !
& "
! ! #
#
! !
# # !
" "
+" 1 !
# ! ! &
& &
# "
! ! " #
!
"
!" # !
" $ % % ! &
' !! )+,,/% /0. "
/" 1
# ! &
) .# # #
! )
# ; # ") * # +,,-.
! ! "
# ! # !
! #
! "
! ! " "
! &
! !
! !
" "
+
! " 7 !
& ! ! #
" $
1 ! "
*
) 24-. ! & &
! !
! & ! ! ! ! #
! $ ! $ "
! # $ ( # *" ) 22+.
! &
# # $ "
! ! " .1 & $ >
7 # '" 8" # 6" " )
* # +,,-. " 1
! $ !
! < ! ! !
! "
" +. 7 > !
# ! #
!
" 6
" !
#
"
$ ! !
! " "
" 6 ! /. 6 ! > $
" !
!" 6 "
! !
! ' !! )+,,/.
" #
" 6 $ #
" #
" 7 # "
#
! !
! "
/
, ,
1 (
1
1
7 !
1
A ! 1 ! '
* + %% # # ! ) $
% " ."
;
* ,+ " #
1 !
" $ !
# $
" 6 $
! !
" !
% # !
! " # $
$
* + % % "% % "
8 $ !
6 ? * ,+ %"
8 $ $
# !
" ( #
"
! ! #
!
# " 6 ?? "
"
&
* + #%
! "
" ( #
7" " ) * # +,,-.
% ! )
!
.# ! ! )
$ ! ! % ) .
.# )
# )+.
.#
# )/. # )3.
) .
# )@.
3
)-. " ( # 7" "
6 # B" '" ) 24-. ) 223. ! &
! & ! $ !
! ! % ) .
! # #
)+. ! !
# )/.
# ! ! # )3.
! & & & !
" )@. !
! ! ! ! ! # )-.
)0.
" & ) 24 % # )4. !
+,2. ! ! & )2. !
! ! #C & "
6 # (";"# ' DD # 8"'" 5 #
"8" ) 22,% @+/.
&" ! $ ! #
! ) . % )+.
! ! ' )/.
! & $
# % !
! $ # # #
$ ! ) ! ! #
." "
# ! # 7" 8" ) 243% >
/@,$/@3. ! & ! # !
! ! ! # ! #
$ # ! $ # ! !
! ! # ! " 1 ! !
# #
#
# # #
! # ! # ! $
# ! # ! #
# # !
! & & # "
& ! !
! " ! !$ ! ! 6 # "
5 # 1" *" ) 22,% @+3. ! !
) 24,.# # ! %
! $ #
! #
& # !
< "
@
- ". % " /
.
A # #! # # D
# # # #
# # #
# # #
! #
! # &
! ! #
! ! !" 1 ! ! # # ! # #
! # $ # #
! ! " 1 ! $ !
$ #
! ! ! ! #
" ! $ ! !
! "
# "5" 7 # 1 !
("8" ) 24/% @ /. !
! /" # "5" 7 # ("8" !
! & "
! ! !
< "
" 1 !
! #
! !
# $ ! ! #
%
# ! " "
+"
# /" #
!
# "
! # ! 3"
! # @" 1
" -" 1 ! !
-
0" ! 0" ( ! ! !
4" ! ! ! $ ! &
! ! 4" 1 & &
2" 1 ! $ !
! ! 0 1 0
," $
#
" ! $
+" ! ! $
$ $ " !
/" 1 ! !
! ! ! # #
3" 1 ! # "
@" $
-" !
# #
" () # !" #
) % # !" #
" # " ) 24 . " !
!"
" $
" $
" !
+" 1 # " ) 24+. "
!"
"
" $
/" 5 ! #5 ! " ?
) 24/. !" ?
" ?
" ? D
"
3" * ) 240. " 5 ! & !
!" 5 & D
" 5 ! & D
" 5 ! & < D
@" & ) 22 .# * )+,,3.# " ?
& ) 24 . !" ?
" ?
" ?
" ? D "
-" * E # " ) 22+. "
!" ! &
" !
"
" !
) .
0" ( # 6"(" ) 22+. "
!"
0
) % # !" #
"
"
"
4" ' )+,, . "
!"
"
"
"
"
4
! # ! # .
# +. # /.
# 3. # @. !
"
1 ) & . %
# ! #
! "( ) * # +,,-.# !
! ! ") . # )+. )/.
# )3. # )@. & # )-.
& # )0. # )4. #
)2. # ) ,. # ) . #
) +. ( "
# 5 ) 24,. $
# ) .#
#
! " !
) .# ) ."
#
! ! " : # '" 8"
) 220. ! & # # !
# ! #
# "7
! #
! ! ! ! & !
! ") & #
'" B"# 22 ."
! " #
"
" #
)( #
*"# 22+." # 5 ! # 8" ) 24+%+ 2.
! "
6
! "
!
! $ ! $ ! ! )( # 223."
!
#
"6
# ! "B! # 8"
;" " ) 22-. # $
2
! ! "
! $ ) & # '" B"# 22 ."
* ) 223. ! ! & # $ >
) . # )+. )/.
" ! $
! "
> ) .
# ! ! $ ! #
)!. ! ! $ ! #
) . ! ! #
) . & # !
#) . ! ! "
6 !
<!
"6
#) . < ! & # )+.
! # )/. # )3. #
)@. # )-. ! # )8. <
! < # )4. ! ! # )2.
) ."
1 ! $
$ ! "
! * )+,,3.
# ! "
%
.6 ! < #
+. ! #
/. ! ! ! #
3. $ ! "
! #
! ! !
" ! !
" ! #
! # !
! ! ! ."
! # "7
! ! "
) !" # # % !
. ! ! !
! $ ! $ "
!. 1 ! !
! "
. $ # ! !
! # ! ! ! ! !
#! "
,
. ) . !
# $ "7 !
! ! !
$ = F ) .
! # ! ! !
$ ! ! "
. 1 ! ! !
! # ! " 1 &
!
# !
= F "
. $!
! & ! !
& "
.7 ! ! ! !
& # !
# ! & !
! ! ! ! "
) !" # # !
8 ! "(
! ) 24/. " &
) 223% +.# ! & # %
" ! C C ! "
!" ! & "
" ! ! "
" "
" "
: $ ! ! >
. "
+. ! $ ! ! #
! $ "
/. 6 ! ! ! & "
3. & # $ ! ! !
! ! "
@. 7 ! &
$ ! # "
2 $ !" #
& ! !
! # # # #
! "6
! "
! & ! !
! " 8
! " ;
)+,,/%+,. ! & # ! !
# ! ! #!
! "; ! # ! "
# ! ! $ ! !
"
* - . $$ "
& & ! & " 1
& ! " # & $& !
"
" !
< ) .
" 1
! ! "8 ! & !
! # "
* 4 "6 !
! #
! "
! ! )
! .
$ & "
& " # 22/%-@ ! -
%
+
" - 6
" ( $ !
! ! "
+" $ 6 $
$ ! #
$
"
/" . $ $% >
$ ! #
) . $ ) $ ."
3" . $ > $ ! !
! ) .
!
! ! )& $ ."
@" . "" > $ ! $
# !
# "
# ) & $& ."
-" . " $ ) E .> ! $
"
1 ! &
!
# ! < ) "# # ! .
" ! &
! ! ! " ! "1 !
! "
" !
!
! ) " D # +,,+%2/$2-."
0 0
$ #
! ! # !
" ! !
# !
! ! " & & ! "
" !
! !
) .#
) ) " ) "" B !
" B !
! # $ ! !
! ! $
"
/
" 9 ? " * " +,,/" * + , - .
* + #8 * 9 # ? "# &8
; # *" =6 ( 5 F : >'
5 #* & 1 ! 5 # +,,+