Anda di halaman 1dari 36

BAB III

PERALATAN PRODUKSI

3.1 Peralatan Pada Pembersihan Gandum

3.1.1. Peralatan Pra Cleaning

1. Drum Separator

 Drum separator dilengkapi dengan ayakan yang

berbentuk silinder (drum)

 Ayakan drum dipasangkan miring terhadap sumbu

horizontal untuk membantu aliran produk supaya tidak

menumpuk dalam ayakan

 Gandum dan material passthrough ayakan akan menuju

Rau Wheat Bin Mill

 Material yang besar dan tailing dari ayakan akan di

tampung dalam karung (penumpang khusus)

2. Intake separator (jenis vibro intake separator)

Intake separator adalah mesin untuk memindakan gandum dari:

 Impurities (offal) yang lebih besar dari gandum

 Impurities (offal) yang lebih kecil dari gandum

Berdasarkan system pengeraknya, intake separator terdiri dari:

 Vibro intake separator, menggunakan pengerak

vibrating motor
 Rotary intake separator, menggunakan motor yang

putarannya yang dihubungkan dengan transmisi belt.

3.1.2. Peralatan First Cleaning

1. Vibro intake separator

2. Air classifier Aspirator (TRC)

Fungsi TRC:

 Mengkalasifikasi produk yang masuk menjadi :

 Produk berat

(Gandum berat dan batu)

 Produk ringan

(Gandum ringan, black spot, broken wheat)

 Memisahkan gandum dari offal yang ringan

(Debu, kulit, batang)

Prinsip kerja TRC

 TRC terdiri dari dua rangkayan ayakan yaitu :

 Ayakan depan, lubang ayakan brbentuk segitiga

(ukuran 3,5 mm)

 Ayakan belakang, lubang ayakan berbentuk lingkaran

(diameter 8,5 mm)

 Getaran ayakan yang di hasilkan oleh vibrating motor akan

meyebabkan gandum mengalir di atas ayakan.

 Adanya hisapan udara aspiration akan meyebabkan aliran

gandum membeutuk aliran-aliran diatas ayakan depan:


 Produk ringan (gandum ringan, broken wheat, offal

ringan) berada lapisan atas

 Produk berat (gandum berat, batu) berada di lapisan

bawah

 Produk berat akan lolos (passthrough) pada saat melewati

ayakan belakang, produk ini akan menjadi dry stoner

 Produk ringan tidak lolos (tailing) dari ayakan belakang,

kemudian akan melewati udara aspirasi

 Offal ringan (debu, kulit, batang) akan terhisap udara

aspirasi, dan tertampung oleh screw conveyer offal

 Produk ringan (gandum, broken wheat) akan jatuh dan

menuju disc Cylinder Separator

3. Dry Stoner

Fungsi dry stoner:

 Memisahkan gandum dari material yang lebih berat dari

gandum, tapi berukuran sama dengan gandum

Prinsip kerja dry stoner:

 Dry stoner mempunyai working deck dengan ayakan

berupa anyaman sehingga permukaannya bergelombang

 Dry stoner menggunakan hisapan udara aspirasi untuk

mengembangkan produk

 Getaran ayakan dihasilkan oleh vibrating motor akan

menyebabkan gandum mengalir diatas ayakan


 Hisapan udara aspirasi akan menghasilkan lapisan, dimana

produk yang lebih berat ( batu ) berada dibawah

(menempel pada permukaan ayakan)

 Produk yang lebih ringan (gandum) akan terangkat dan

mengambang di lapisan atas

 Oleh getaran deck, batu akan tergolong masuk ke outlet

batu, sedangkan gandum akan mengalir kebawah menuju

outket gandum.

4. Indented Disc Separator (TRC)

 Mesin terdiri dari susunan sejumlah indented disc yang

digerakkan oleh putaran motor.

 Diameter disc = 15 s/d 25 inci

 Jumlah disc = 12 s/d 29 buah

 RPM disc = 40 s/d 60 RPM

 Pocket/lubang pada disc mempunyai ukuran yang

berbeda–beda dan berfungsi mengantongi gandum/

partikel lain yang masuk kedalamnya.

 Pada bagian tengah disc terpasang blade yang berfungsi

mendorong produk dari inlet menuju outlet mesin.

Semakin banyak blade terpasang, maka produk semakin

cepat terdorong ke outlet.

 Mesin ini dilengkapi dengan aspiration ntuk menghisap

debu.
5. Indeted Cylinder Separator

 Mesin terdiri dari susunan empat indented cylinder

(silinder yang permukaan dalamnya berlubang) silinder ini

di putar oleh motor

 Pocket/lubang pada disc mempunyai ukuran ukuran yang

berbeda-beda dan berfungsi mengantongi gandum/partikel

lain yang masuk ke dalamnya

 Bagian tengah silinder di lengkapi dengan collecting tray

yang di lengkapi screw coveryor, yang berfungsi

menampung gandum yang terambil oleh pocket

6. Indented cylinder separator

 Silinder yang bertarik (pocket) digerakan oleh motor

dengan

transmisi gearbox reducer rantai (chain)

Kecepatan selinder = 1 – 1,5 m/sec

 Terdapapat dua macam silinder yaitu :

 Main cylinder ( silinder utama )

 Cylinder retreatment

 Ukuran Cell pocket :

 Cylinder utama : θ 9,5 – 10 mm

 Silinder retreartment : θ 10 – 10,5 mm

 Round corn :

 Silinder utama : θ 5,25 mm


 Silinder retreartment : θ 4,5

7. Indented Disc+ Cylinder Separator

8. Masin terdiri dari gabungan 33 buah indented disc ( disc yang

permukaan dalamnya berlubang ) dengan 2 buah indeted

cylinder (silinder dengan pocket di dlamnya)

 Terdapat dua macam silinder yaitu :

 Silinder round cron

 Silinder long corn

9. Horizontal Scrourer

 Berfungsi untuk membersihkan gandum dari kotoran yang

masih menempel pada permukaan gandum atau pada crase

gandum. Dengan cara menggosok/mengoles gandum pada

permukaan ayakan.

10. Air Aspirator (TRR)

 Fungsi TRR yaitu :

 Berfungsi untuk membersihkan debu dan kulit yang

masih basah menempel pada gandum setelah gesekan

oleh mesin horizontal scrourer.

11. Magnet Separator

 Fungsi magnet separator yaitu :

 Berfungsi untuk memindahkan gandum dari material

logam yang bersifat magnetik.


3.1.3. Peralatan Second Cleaning

1. Flow Regulator (FCA)

 Alat yang berfungsi mengatur kapasitas aliran gandum

secara berat

 Sebagai alat pencampur dua atau beberapa macam

gandum sesuai dengan grist yang akan digiling atau di

conditioning

 Sebagai alt pengukur kapaitas aliran gandum atau

timbangan

Prinsip kerja flow regulator (FCA)

 Alat ini dilengkapi dengan load cell yang akan

mendeteksi kapasitas aliran gandum yang melewatinya

 Informasi kapasitas aliran gandum akan diolah oleh

control panen dan kemudian membut slide gate

membuka/menutup aliran gandum secara otomatis sesuai

dengan kapasitas yang disetting sebelumnya

 Sebagai alat timbangan slide gate tetap terbuka

3.1.4. Peralatan Dampening

1. Mesin Dampening

Mesin yang berfungsi untuk mencampurkan sejumlah air ke

dalam gandum, untuk menambah kadar air gandum sehingga

bisa mendapatkan karateristik miling yang baik.

Prinsip kerja dampening


 Produk masuk melalui pintu inlet dampening conveyor

dan memberi rangsangan pada indicator switch

 Solenoid valve dari water dampening apparatus akan

membuka/menutup aliran air seuai dengan rangsangan

dari indicator switch. Dengan mengatur kran air, jumlah

air yang keluar dilihat dari flow meter.

 Gandum dan air akan bercampur di dampening conveyer

Dampening Conveyer terdiri dari :

 Full blade conveyer

 Mixer

 Sudut inklinasi dari dampening conveyer cukup besar (±

408) untuk mendapatkan pencampuran air dan gandum

supaya homogen.

3.2 Peralatan Pada Proses Penggilingan Gandum

A. Vibrio Finisher (FVA)

Fungsi : Mengekstrak produk yang lengket (stiky) dari bran

finisher dan filter.

Pass through : Tepung

Tailing : Partikel fine bran

Pengaturan kecepata aliran produk :

+ = Kecepatan aliran produk semakin cepat, efek sifting

- = Kecepatan aliran produk di perlambat, efek sifting kurang.


B. Purifier SD 500/N

Fungsi : Memisahkan bran dari semolina inlet produk berasal dari

proses breaking, setelah melalui purifier, reduction.

C. Bran Finisher (FPK/N)

Fungsi : Memisahkan produk lengket (sticky) yang masih

melekat pada bran.

Ukuran screen : - θ 1,2 mm/1,0 mm untuk produk 1000 µ - 1300 µ

- θ 0,8 mm untuk produk 800 µ - 500 µ

- θ 0,6 mm untuk produk 500 µ - 400 µ

Pass through dialirkan ke vibrio finisher atau sifter.

Tailing dialirkan ke break roll berikutnya atau by product.

D. Sifter

Fungsi : Memisahkan produk berdasarkan ukuran dengan cara

pengayakan.

E. Mono Sifter (BMG)

Fungsi : Memisahkan benda asing dari tepung

F. Filter (FKC/A)

Fungsi : Menyaring udara/air flow yang berasal dari system

transportasi pneumatic atau system aspirasi

G. Roller Mill (Iam c)

Fungsi : Untuk mencegah gandum secara gradual (break roll) dan

menggilingnya menjadi tepung (smoot roll)


Umumnya terbagi dua yaitu :

1. Break roll yaitu roll dengan permukaan bergigi/fluted

2. Smoot roll yaitu roll tidak bergigi

H. Detacher

 Mesin yang berfungsi untuk menghancurkan endosperm flakes

yang terjadi pada reduction proses, hingga produk akan mudah

diayak pada sifter.

 Mesin yang berfungsi untuk memecahkan starch hingga terjadi

damaged starch dari tepung

 Memecahkan endosperm yang akan halus terutama medium fine

middling menjadi tepung. Jadi menaikkan extraction tepung

pada reduction proses.

 Detacher dibagi atas dua yaitu :

 Impact detacher

 Drum detacher

Impact detacher

 Dengan centrifugal force, product melalui impeller akan

dihempaskan pada detacher, proses ini disebut impact proses.

 Untuk menambah impact proses, pada keliling dari impeller

diberikan PIN yang disebut impact pin.

 Impact proses juga dapat ditambah dengan memasang plat yang

kasar permukaannya, hingga produk yang dihempaskan akan

mudah pecah.
 RPM impeller sangat tinggi, umumnya = 2800 rpm – 3000 rpm.

 Umumnya dipasang pada reduction passage yang bersih, jadi

produk yang tidak/kurang mengandung bran.

Drum detacher

 Dengan centrifugal force, produk akan dihempaskan oleh beater

ke dinding detacher, proses ini disebut juga impact proses.

 Beater juga berfungsi sebagai conveying sistem, produk dari sisi

inlet bergerak horizontal kesini outlet.

 RPM beater kurang tinggi

Umumnya = 1000 rpm – 1500 rpm

 Umumnya dipasang pada reduction passage yang tidak

bersih/banyak bran.

3.3 Peralatan Transportasi

Transportasi Produk di Industri Milling

3.3.1. Transportasi Secara Horizontal

1. Worn/Screw Conveyor

Alat untuk mentransfer produk horinzontal dengan

menggunakan blade/screw sebagai alat pemidah produk.

Prinsip Kerja Screw Conveyor

 Poros dikelilingi oleh blade yang berbentuk helical spiral.

Susunan poros dan blade ini berada dalam suatu casing

(Housing Conveyor).
 Produk yang masuk ke dalam housing didorong oleh

putaran blade yang digerakkan oleh motor. Produk

bergerak disepanjang housing conveyor secara horizontal

menuju outlet.

 Kapasitas transfer bisa mencapai 50 ton/jam

 Jarak transfer tergantung kapasitas. Jarak transfer bisa

kurang dari 20 meter, jika kapasitas sangat besar.

 Screw Conveyor

Fungsi khusus Screw Conveyor :

A. Fungsi mentransfer produk

 Jenis full/continous blade

 Blade ganda

 Blade tunggal

B. Fungsi transfer dan pencampuran (mixing)

 Jenis blade tidak continous

 Blade terpotong, dilengkapi dengan pedal

pengaduk

C. Fungsi transfer dan pencampuran (mixing)

 Jenis blade tidak continous

 Blade terpotong terbuat dari baja

 Blade terpotong dan ditekuk, terbuat dari

baja

D. Fungsi transfer dan pencampuran (mixing)


 Jenis blade tidak continous

 Cresent blade

2. Chain Conveyor

Alat untuk mentransfer produk secara horizontal dengan

menggunakan chain (rantai) sebagai alat pemindah produk.

Prinsip kerja Chain Conveyor

 Rangkaian rantai digerakkan oleh roda gigi, yang diputar

oleh motor, rangkaian rantai bergerak secara horizontal

didalam casing (housing conveyor).

 Produk yang masuk kedalam housing (dari lubang inlet)

akan terbawa oleh gerakan horizontal rantai disepanjang

housing menuju lubang outlet.

 Kapasitas transefer cukup besar (bisa mencapai 200

ton/jam)

 Jarak transfer cukup jauh (bisa mencapai 30 – 50 m)

Karateristik Chain Conveyor

 Tidak berdebu (tertutup housing)

 Kapasitas transfer cukup besar dan jarak transfer cukup

jauh

 Berisik, terutama jika dioperasikan dalam keadaan kosong

 Rantai housing cepat aus, sehingga memerlukan

maintenance cost yang tinggi

 Kecepatan rantai adalah 0,5 m/dtk s/d 1,0 m/dtk


 Kapasitas transfer chain conveyor tergantung dari :

 Lebar rantai

 Ketebalan/ketinggian produk dalam housing

 Kecepatan rantai

 Power consuption chain conveyor tergantung dari :

 Kapasitas transfer, jarak transfer dan berat produk.

3.3.2. Transportasi Secara Vertikal

 Bucket Elavator

Alat untuk mentransfer produk secara vertikal dengan

menggunkan mangkok – mangkok (bucket) sebagai alat

pemindah produk. Mangkok tersebut terpasang pada belt

yang berputar pada arah vertikal.

Prinsip Kerja Bucket Elavator

 Belt ditarik ke arah atas oleh pulley yang diputar oleh

motor. Pulley dan belt dipasang secara vertikal.

 Mangkok (bucket) terpasang pada belt, sehingga mangkok

akan ikut bergerak ke arah atas (vertikal).

 Produk yang masuk melalui inlet akan ditampung /

dikantongi oleh mangkok dan dibawah keatas, kemudian

produk dilemparkan kembali (discharge) ke outlet oleh

gaya sentrifugal.

 Kapasitas transfer cukup besar (bisa mencapai 100

ton/jam)
3.3.3. Transportasi Secara Horizontal dan Vertikal

 Pneumatic Conveying

Suatu metode untuk mentransfer produk dengan menggunakan

bantuan aliran udara sebagai media pembawa produk.

Produk bercampur dengan udara dan mengalir di sepanjang

pipa transfer.

Transfer produk bisa dilakukan secara vertikal dan horizontal.

Dasar – dasar dari Pneumatic Conveying

 Tekanan udara (Air Pressure)

 Kecepatan udara (Air Velocity)

 Jumlah udara (Air Quantity)

Ketiga hal diatas dibutuhkan untuk mentransfer produk dari

inlet menuju outlet dari suatu system transfer pneumatic

product.

Peralatan Pneumatic Conveying

I. Penghasil udara sebagai media pembawa produk

 Blower

Blower bisa dipakai pada blowing system an suction

system sebab udara yang dihasilkan tinggi.

 Fan

Fan digunakan hanya untuk suction system sebab

tekanan udara yang dihasilkan rendah.


Besarnya tekanan yang dihasilkan (ΔP) 150 s/d 2.000

mm W.C

Menurut bentuknya Fan dibagi atas dua :

1. Centrifugal Fan :

 Low pressure, (ΔP) antara 150 s/d 350 mm

W.C

 High pressure, (ΔP) antara 1.000 s/d 2.000 mm

W.C

2. Axial Fan, (ΔP) 150 mm W.C

II. Pemisah Udara Dari Produk (Air Separator)

 Cyclone

Alat untuk memisahkan produk dari udara sebagai

media system transfer pada system pneumatic

conveying.

Berbentuk kerucut (cones) dan pada bagian bawahnya

dilengkapi dengan air lock (pengunci udara)

 Filter

Alat untuk memisahkan udara dari produk pada

pneumatic conveying system dan aspiration system .

Produk yang dipisahkan butirannya halus sehingga

digunakan filter sleeves yang berfungsi seperti

saringan.
Filter berfungsi memisahkan udara dari produk yang

masih udara dari produk yang masih tersisa dari

cyclone, karena efesiensi pemisahan dari cyclone tidak

bisa mencapai 100%.

Prinsip Kerja Filter

 Aliran campuran udara dan produk masuk melalui

inlet dan melewati filter sleeves.

 Udara akan menembus filter sleeves, sementara

produk akan tertahan dan menempel dipermukaan

sleeves.

 Udara bersih akan mengalir menuju outlet udara

bersih.

 Produk dapat dipisahkan dari udara.

 Rinsing Air

Rinsing air adalah udara yang digunakan untuk

membersihkan produk yang menempel dipermukaan

filter sleeves.

 Rinsing air dihasilkan oleh rinsing air, yang

ditampung dalam tangki rinsing air.

 Fungsi blower air adalah untuk menjaga

ketersedian udara untuk meniup/menembak dan

membersihkan filter sleeves, serta menjaga tekanan

rinsing air 0,7 s/d 0,8 bar.


 Proses rinsing dilakukan terhadap filter sleeves

secara bergiliran dan diatur oleh distributor.

III. Penghantar Produk

 Pipa transfer

IV. Pengunci Udara

 Air Lock

Air Lock adalah alat pengunci udara yang berfungsi

mencegah kebocoran udara pada system pneumatic

conveying maupun aspiration system.

Fungsi Air Lock

 Pada suction system

 Mengunci udara pada outlet produk (setelah

produk dipisahkan dari produk)

 Pada bowling system

 Mengunci udara pada feeder produk (pada

proses feeding atau pencampuran produk

dengan udara)

 Mengunci udara pada outlet produk (setelah

produk dipisahkan dari uda


BAB IV

URAIAN PRODUKSI

Gandum (Triticumsp) hampir semuanya digunakan dalam industri pangan

dalam bentuk tepung. Jadi penggilingan gandum merupakan proses yang sangat

berbeda dengan penggilingan beras. Tepung yang dibuat berwarna krem, karena

zat warna zantrofil. Warna tepung akan memutih selama penyimpan tetapi

prosesnya lambat. Karena kesukaan komitmen akan putih tepung, penggunaan

pemutih tepung seperti seperti benzyil peroksida.

Pengelohan gandum adalah merupakan proses penggilingan biji – biji

gandum yang bertujuan untuk memisahkan endosperm dari dedak dan benih

(germ) dan untuk menghancurkan endosperm menjadi tepung.

Secara umum, kegiatan – kegiatan proses pengolahan biji gandum sampai

menjadi tepung gandum (terigu) adalah sebagai berikut :

4.1 Penyiapan Bahan

Pada tahap ini dimulai dari proses pemindahan gandum dari kapal ke

tempat penampungan dipabrik (Unloading Process). Gandum yang berasal

dari Kanada, Australia, Argentina dan Saudi Arabia dapat dikelompokkan

dalam tiga bagian, yaitu :

 Gandum keras atau hard wheat (Canada Western Red Spring atau

CWRS)

 Gandum lunak atau soft wheat (Australian Standard White atau ASW)

 Medium wheat (Argentina Wheat, Canada Prairie Spiring atau CPS)


Biji gandum tersebut diangkut dengan kapal laut. Cara pemindahan

dilakukan oleh alat penghisap (Telescope Boaur) ke menara penampung.

Melalui alat pemindah (Conveyer) biji gandum diantar keunit penimbangan

untuk disimpan ditempat penampungan (silo).

4.2 Proses Pembersihan Gandum

Sebelum digiling, gandum sebagai bahan baku tepung terigu

mengandung material asing (Impurities) yang harus dipisahkan supaya tepung

yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik.

Impurities tersebut dapat berupa :

 Biji – bijian (jagung, kedelai, barley, oats, biji bunga matahari, dll)

 Kulit, bunga dan batang gandum

 Gandum kisut, gandum pecah, gandum busuk

 Batu, kayu, plastik

 Debu

 Pasir

 Benda

Prinsip dasar pembersihan gandum berdasarkan peralatan/mesin yang

digunakan :

 Berdasarkan ukuran (separator)

 Berdasarkan tahanan udara (TRC,TRR)

 Berdasarkan berat jenis (Dry stoner)

 Berdasarkan bentuk dan panjang (Carter Day, Trieur)


 Berdasarkan sifat magnet (separator)

 Berdasarkan gesekan (Scourer)

 Berdasarkan warna

Ada dua cara proses pembersihan gandum yaitu :

A. Melalui saringan dan pengaliran udara

Cara kerja alat ini adalah gandum dimasukkan kesaringan yang

bergoyang yang disertai dengan hembusan udara, sehingga terjadi

pemisahan berdasarkan ukuran diameter dan berat biji alat ini biasa

disebut dengan TRC.

B. Separator

Alat ini bekerja untuk memisahkan gandum dengan tangkai, batu,

dan besi melalui “rount sepator” untuk memberikan biji besi dan logam

lainnya. Selanjutnya dibersihkan lagi dari batu – batu kerikil dengan “dry

stoner” untuk memisahkan kulit – kulit luar dari biji gandum. Melalui

“conveyer” gandum dipindahkan ke “air lock” untuk ditampung ke silo

pengkondisi (condition ing bin).

4.3 Proses Pra Penggilingan

Gandum sebelum digiling dibasahi dengan air (wheat dampening), hal

ini bertujuan :

 Bran menjadi liat dan elastis

 Endosperm mudah terpisah dari bran

 Endosperm menjadi lunak


 Moisute tepung yang sesuai quality guide

Pada waktu pelaksanaan proses dampening harus diperhatikan

beberapa hal, yaitu:

A. Waktu hal dampening tergantung dari sifat endosperm

 Gandum hard memerlukan waktu panjang (hard wheat = 18 – 24

jam)

 Gandum soft memerlukan waktu pendek (soft wheat = 4 – 12 jam)

B. Pada saat dampening, waktu harus diperhatikan sebab waktu yang

kurang lama akan mengakibatkan endosperm keras dan bran masih

basah sedangkan yang terlalu lama akan mengakibatkan endosperm

lunak, lengket dan masih basah.

Periode pembasahan dipengaruhi oleh kelembaban awal dan

kekerasan biji gandum. Pemberian air dilakukan oleh alat penyemprot dengan

uap basah dalam ruang tertup dan dilakukan pencampuran. Biji gandum

kategori soft wheat diberi air 14,5 – 14,8 % dan untuk hard wheat diberi air

15,0 – 16,0 %. Biji gandum yang telah dibasahi diantar ke (wheat tempering)

selama 38 – 48 jam untuk hard wheat dan 12 – 24 jam untuk soft wheat dan

selanjutnya ditimbang.

4.4 Proses Penggilingan

 Milling Proses

Prinsip utama proses penggilingan yaitu : memisahkan endosperm dari

bran dan germ.


Mereduksi endosperm menjadi :

 Tepung dengan ekstrak tinggi

 Ash content yang rendah (kualitas tepung yang baik)

Proses penggilingan gandum dibagi atas :

a. Breaking Proses atau Proses Pemecahan

Breaking proses bertujuan untuk :

 Merelease endosperm dari bran/germ dan memecahkan endosperm

tersebut menjadi :

 Semolina

 Middling

 Menghasilkan break flour

 Dmengusahakan bran powder sekecil mungkin (ideal tidak ada

bran powder)

 Umumnya terdiri atas :

 Empat tingkat break ( First break [B1] s/d Fourth break [B4] )

 Lima tingkat break ( First break [B1] s/d Fifth break [B5] )

 Mengunakan break roller mills (fluted rolls) dan break sifter

 Pada tingkat akhir break proses (finishing)

 Proses untuk merelease sisa endosperm dari bran dan menjadikan :

 Middling

 Tepung

 Menggunakan bra finisher dan finisher.


1. First Break Process (Proses Pemecahan Pertama)

 Inlet produk B1 roller yaitu gandum yang bersih

 Gandum dibuka/dipecahkan dengan menggunakan roller

yang bergigi (fluted roller)

 Handing product dari roller ke plansifter dengan pneumatic

system

 Plansifter : produk dari roller B1 akan diayak menjadi :

 B2 product atau B2C product dan B2F product

 Coarse semolina

 Fine semolina

 Middling tepung

 Released test : banyaknya coarse semolina, fine semolina

middling tepung yang dihasilkan oleh proses first break

2. Second Break Process ( Proses Pemecahan Kedua)

 Inlet produk B2 roller yaitu B2 product dari sifter B1

 Bran akan dipecahkan dengan memakai fluted roller

 Handing product ke pneumatic system

 Second break sifter produk diayak menjadi :

 B3C product B2F product

 Coarse semolina

 Fine semolina
 Released test : banyaknya coarse semolina, fine semolina

middling dan tepung yang dihasilkan oleh proses second

break

3. Third Break Process (Proses Pemecahan Ketiga)

 Inlet produk B3C roller yaitu B3F roller adalah B3C product

dan B3F product dari sifter B2

 Bran kandugan endosperm sedikit akan dipecahkan dengan

memakai fluted roller

 Handing product ke pneumatic system

 Third break sifter produk diayak menjadi :

 B4C product B4F product

 Tailing product

 Middling

 Tepung

 Released test : banyaknya tailing product, middling dan

tepung yang dihasilkan oleh proses third break

4. Fourth Break Process (Prosess Pemecahan Keempat)

 Inlet produk B4C roller dan B4F roller adalah B4C product

dan B4F product dari sifter B3

 Bran kandugan endosperm sedikit akan dipecahkan dengan

memakai fluted roller


 Handing product ke pneumatic system

 Forth break sifter produk diayak menjadi :

 B5C product B5F product

 Tailing product

 Middling

 Tepung

 Released test : banyaknya tailing product, middling dan

tepung yang dihasilkan oleh proses fourth break

5. Fifth Break Process (Proses Pemecahan Kelima)

 Inlet produk B5C roller dan B5F roller adalah B5C product

dan 53F product dari sifter B4

 Bran akan (kandugan endosperm sangat sedikit dan dekat

dengan aleirone cell) dipecahkan dengan memakai fluted

roller

 Handing product ke pneumatic system

 Fifth break sifter produk diayak menjadi :

 Coarse bran dan fine bran

 Tailing product

 Middling

 Tepung

 Released test : banyaknya tailing product, middling dan

tepung yang dihasilkan oleh proses fifth break


b. Purification Process / Proses pemurnian

Proses pemurnian bertujuan untuk :

 Memisahkan / membersihkan semolina dan middling dari bran

supaya semolina dan middling menjadi menjadi bersih (endosperm

murni tanpa bran)

 Mengklasifikasi semolina dan middling bersih menjadi :

 Coarse semolina

 Fine semolina

 Coarse middling

 Fine middling

Pengertian Purifier

Dalam proses ini digunakan peralatan purifier yang berfungsi :

Purifier berfungsi untuk memisahkan partikel bran yang terdapat

pada semolina atau middling hingga pada proses sizing dan proses

middling endosperm yang digiling adalah pure semolina atau pure

middling dan tepung yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik

(ash content tepung rendah)

Prinsip kerja dari proses pemisahan oleh purifier :

 Sifting process

 Aspiration process

 Shaking process

c. Reduction Process
 Mereduksi semolina menjadi middling dan tepung. Proses ini disebut

juga Sizing proses

 Mereduksi middling menjadi tepung, proses ini disebut juga

middling proses

 Tailing proses

 Mereduksi middling yang bercampur bran menjadi tepung

 Memisahkan germ dengan menekan germ menjadi flat (pipih)

Reduction Proses dibagi atas :

a. Sizing proses yaitu :

 Terdiri dari dua atau tiga tingkat saja

 Extraction tepung tidak terlalu banyak

 Umumnya dipakai smooth roll, tetapi ada juga yang memakai

fluted roll.

 Differential speed = 1,5 – 1,9

 Flour cover bervariasi antara 112 – 145

 Sizing sifter adalah :

 Memisahkan bran dan germ (Sclap off)

 Memisahkan endosperm menurut ukuran (Granding)

 Menghasilkan tepung (Flour redressing)

b. Middling proses yaitu :

 Terdiri dari enam sampai sepuluh tingkat

 Middling proses dibagi atas 3 kualitas yakni :


 Kualitas 1 middling dari endosperm bagian tengah (Ash

rendah)

 Kualitas 2 middling dari endosperm bagian tengah dan

pinggir (Ash tinggi)

 Kualitas 3 middling dari endosperm bagian pinggir (Ash

sangat tinggi)

 Umumnya dipakai smooth roll

 Differential speed = 1,2 – 1,5

c. Tailing proses yaitu :

 Terdiri dari dua atau tiga tingkat saja

 Extraction tepung sedikit

 Umumnya dipakai smooth roll

 Differential speed = 1,1 – 1,2

 Mereduksi middling tanpa memcahkan bran

 Flour cover bervariasi antara : 100 µ – 125 µ

 Tailing sifter adalah :

 Memisahkan bran dan germ (Sclap off)

 Memisahkan tepung

 Memisahkan middling menurut ukuran

4.5 Proses Pengepakan

Tepung terigu ditampung dalam silo yang terdiri dari tabung besar

(Bins) dialirkan melalui pipa – pipa ke unit pengantongan yang dilengkapi


dengan dengan alat penimbang otomatis. Katongan tepung terigu yang

tersedia dikaikatkan ke alat (Hopper) sehingga secara serentak hooper terbuka

dan mengalirkan tepung terigu kedalam kantong. Proses pengisian

berlangsung setelah volume yang diinginkan tercapai secara otomatis.

Secara lengkap diagram aliran tahapan proses produksi tepung terigu

pada PT. Eastern Pearl Flour Mills adalah sebagai berikut :

Kapal Pemindahan Gandum

Pembersihan

Pra - penggilingan

Penggilingan

Pengantongan / Packing

4.6 Hasil Produksi Dan Pemanfaatannya

Produk yang dihasilkan dan dipasarkan oleh PT. Eastern Pearl Flour

Mills terdiri dari dua bagian yaitu produk utama dan produk sampingan.

Adapun produk utama yang dihasilkan adalah tepung terigu sedangkan

produk sampingan adalah tepung industri, brand, pollard dan pellet.

1. Tepung terigu
Tepung terigu adalah tepung yang diperoleh dengan jalan

menggiling biji gandum yang sehat dan telah dibersihkan, produk tepung

terigu adalah produk setengah jadi dan mutunya antara lain dipengaruhi

oleh jumlah kandungan gluteinnya.

Pembuatan tepung terigu harus menggunakan bahan baku biji

gandum yang belum mengalami kerusakan mekanis, biologis maupun

mikro biologis. Biji gandum yang akan digiling harus memenuhi standar

mutu yang berlaku bagi biji gandum. Secara lengkap standar mutu untuk

biji gandum dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel Standar Mutu Biji Gandum (SP 1975)

Syarat Kualitas

I II III
Kadar air, max(%) 14,0 14,0 14,0

Biji pecah – pecah, max (%) 3,0 4,0 6,0

Kadar kotoran, max (%) 1,5 1,5 1,5

Biji rusak, max (%) 1,5 1,5 1,5

Bulu/kotoran tikus, serangga Tidak ada Tidak ada Tidak ada

(Hidup/Mati)

Menurut Genisa (penuntun kualitas tepung, 1981) tepung terigu

dapat dibagi dalam tiga bagian/factor yaitu :


 Umum, tepung terigu yang baik diperoleh dari tepung gandum yang

bersih , bebas serangga, kotoran dan pembasmi hama serta

memenuhi syarat – syarat sebagai bahan pangan sebelum diolah.

 Khusus, tepung terigu yang berkualitas dinyatakan sebagai gabungan

dari kadar protein, kukuatan glutein, derajat warna, kadar maltose,

dan sifat fisik adonan.

 Tambahan gizi (Korifikasi), tepung terigu yang mendapat bahan

tambahan untuk memenuhi persyaratan kualitas tepung terigu.

Kriteria lain yang menentukan mutu tepung terigu yang baik adalah

meliputi sifat – sifat :

 Protein : tepung terigu untuk pembuatan roti tawar/manis adalah 12

– 14 % (untuk crakers), 10 – 12 % (untuk kue – kue), 9 – 10 % dan 8

– 9 % (untuk biskuit dan pie). Jenis – jenis protein yang penting

dalam tepung terigu adalah albumin, globulin, glutein, gliadin, dan

protease.

 Daya serap air : sifat ini mempengaruhi volume adonan terutama

pada produk mie.

 Ukuran Partikel : sifat ini akan mempengaruhi kesan cerah pada

tepung terigu. Ukuran yang halus akan memberikan warna yang

lebih putih.

Adapun macam – macam tepung terigu yang dihasilkan oleh PT.

Eastern Pearl Flour Mills, beserta kegunaannya masing – masing :

a. Gatot Kaca
Tepung terigu cap gatot kaca dapat digunakan untuk pembuatan

aneka macam goreng – gorengan, aneka macam kue, aneka macam

cake dan kue jajanan pasar lainnya. Kandungan nutrisi (per 100

gram) disajikan melalui tabel berikut :

Tabel Kandungan Nutrisi (per 100 gram)

Protein Min 10 gr

Karbohidrat Min 75 gr

Energi Min 345 kkal

Diperkaya dengan

Zat besi (Fe) Min 5 mg

Seng (Zn) Min 3

Vitamin B1 min Min 0,25

Vitamin B2 min Min 0,4

Asam Folat Min 0,2

b. Gunung

Tepung terigu cap gunung dapat digunakan untuk pembuatan mie,

aneka macam danies party. Kandungan nutrisi (per 100 gram)

dapat dilihat pada tabel berikut kandungan nutrisi per 100 gram

c. Kompas

Tepung terigu cap kompas merupakan tepung terigu serba guna.

Dapat digunakan untuk pembuatan roti manis, mie, biskuit dan kue

– kue. Tepung terigu cap kompas berkadar protein 10 %.

d. Gembok
Tepung terigu cap gmbok dapat digunakan untuk pembuatan

biskuit dan kue kering. Berkadar protein 8 – 9 %.

2. Produk sampingan

Produk sampingan yang dihasilkan antara lain :

1. Tepung industri

Tepung industri merupakan bahan pembuatan lem kayu lapis, tepung

industri dikemas dan dipasarkan perusahaan – perusahaan kayu lapis.

2. Brand

Brand juga merupakan produk sampingan pembuatan tepung terigu

yang dipasarkan ke konsumen untuk dijadikan pakan ternak.

3. Pollar

Pollar juga merupakan produk sampingan yang dipasarkan ke

konsumen untuk dijadikan pakan ternak.

4. Pellet

Pellet merupakan campuran brand dan pollar yang dipadatkan dan

juga berfungsi sebagai pakan ternak.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Proses produksi tepung terigu di PT. Eastern Pearl Flour Mills terdiri

dari dua tahap pemindahan gandum dari kapal, pembersihan, pra-

penggilingan, penggilingan dan pengantongan.

2. Pengolahan tepung terigu tidak menggunakan pengawet atau zat kimia

lainnya dan tidak menghasilkan limbah baik yang berupa asap maupun

sisa – sisa produksi.

3. Sisa – sisa produksi tidak bisa diklasifikasikan kedalam, limbah karena

sisa – sisa tersebut berupa : Brand, Pollard, Pellet dan tepung industri

masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kayu lapis dan pakan

ternak.

4. Tepung terigu yang diproduksi PT. Eastern Pearl Flour Mills

mempunyai kadar air yang telah memenuhi syarat mutu menurut SII :

0074 -75.

5.2 Saran

Untuk pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata lebih lanjut diharapkan

membahas tentang stabilitas tepung terigu selama penyimpanan, terutam

dipihak produsen dan konsumen.


DAFTAR PUSTAKA

Agus Subroto, 2003, Operator Apprentice Program. PT. Indofood sukses

Makmur, Jakarta

B.N. Marbun, 1999, Pembudidayaan Gandum, Pradya Paramitha, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai