Anda di halaman 1dari 3

Institut Teknologi Del

Fakultas Teknologi Industri


Manajemen Rekayasa

A. INTRODUCTION

PT. Hutahaean Perkebunan Dan Pabrik Tapioka Pintu Bosi Laguboti adalah sebuah perusahaan
manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan tepung tapioca. Dimana bahan baku ubi yaitu ubi
racun diolah dan diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan barang jadi berupa tepung tapioka
yang siap untuk dipasarkan. Tepung tapioka ini adalah bahan mentah untuk pembuatan makanan seperti
roti, kue-kuean dan lain-lain (food), juga dapat digunakan untuk sebagai bahan mentah pembuatan
kosmetik seperti bedak, pelembab dan lain-lain (non food). Tujuan dari praktikum atau bisa disebut
tinjau lapangan produksi ini adalah agar mahasiswa mengetahui realisasi konsep yang sudah dipelajari
sebelumnya di perusahaan/pabrik dan mengetahui dan mengenal bagaimana proses-proses pada
produksi produk tersebut. Pada tinjau lapangan kali ini, mahasiswa pertama kali diajak untuk mengenal
apa saja proses proses yang terdapat di dalam produksi tepung tapioca di PT.Hutahaean dan Pabrik
Tapioka Pintu Bosi.

B. DATA GATHERING
Di bawah ini, ditunjukkan process flow diagrams dari pembuatan tepung tapioka di
PT.Hutahaean dan Pabrik Tapioka Pintu Bosi, yaitu :

Ubi kayu

Washing
Loading Ram Cutting Machine
Section

Rasper

Extractor
(Vertical Shieve & Centrifugal Shieve)

Separator

Peeler

Drying Section Packing Section

Tepung tapioka

Kelompok 7-Desain dan Spesifikasi Produk 1


Institut Teknologi Del
Fakultas Teknologi Industri
Manajemen Rekayasa

C. FINDINGS
Proses Produksi pada pembuatan tepung tapioka adalah sebagai berikut:
1. Penimbangan
Ubi kayu yang digunakan oleh perusahaan berasal dari para petani yang ada di sekitar
perusahaan. Secara tidak langsung, perusahaan membantu para warga sekitaran yang pada awalnya
lahan kosong mereka tidak digunakan, sekarang menjadi lahan untuk menanam ubi yang hasil panennya
dapat dijual ke perusahaan dengan harga Rp.1100/kg. Langkah penimbangannya adalah sebagai berikut:
 Truk yang berisi ubi ditimbang secara keseluruhan dengan alat seperti di
samping. Kemudian ubi di angkut ke Loading Ram dan barang dikeluarkan.
 Saat Truk akan keluar, truk kosong tampa muatan ditimbang lagi.
 Hasil penimbangannya menjadi pengurangan dari berat truk berisi ubi
dikurangi dengan berat truk yang kosong.

2. Loading Ram
Loading Ram merupakan tempat membongkar muatan truk yang berisi ubi
dari para petani. Ubi tersebut kemudian disimpan di Loading Ram. Pada Loading
Ram terjadi juga proses penyuntingan antara ubi yang segar dan busuk dengan
menggunakan beberapa sampel. Loading Ram ditunjukkan seperti gambar di
samping.

3. Washing Section
Perlu diketahui, setiap ubi yang rendemen adalah sebesar 20
ton/jam. Ubi-ubi yang telah disunting tadi kemudian dimasukkan ke
Washing Section (bagian pencucian). Pada again ini, ubi pertama kali
dibersihkan dari tanah-tanah, kotoran-kotoran atau kayu-kayu kecil
yang masih lengket pada ubi. Setelah itu ubi dicuci dengan air dan kulit
dari ubi akan lepas dengan sendirinya. Alat atau mesin untuk mencuci
ditunjukkan pada gambar di samping

4. Cutting Machine
Setelah ubi-ubi tersebut dicuci kemudian diangkut ke bagian
pemotongan. Tahap awal pemotongan yaitu, ubi yang masih terdapat
batang ubinya dipotong oleh seorang staff yang bertugas untuk itu,
kemudian ubi-ubi tersebut dipotong-potong kasar oleh mesin.

Kelompok 7-Desain dan Spesifikasi Produk 2


Institut Teknologi Del
Fakultas Teknologi Industri
Manajemen Rekayasa

5. Rasper
Ubi-ubi yang telah dipotong-potong kasar kemudian diparut menjadi halus
atau dapat dikatakan dalam bentuk bubuk ubi basah yang kemudian dicampur
dengan air sehingga menjadi bubur ubi.

6. Extractor
Pada ekstraktor terdapat pemisahan pati dan ampas (onggok) menggunakan air. Terdapat 6
step pada ekstraktor. Proses dilakukan dengan cara memeras bubur tadi. Ampas ubi akan dikirimkan
ke Fiber Press, sementara pati ubi diteruskan ke mesin Separator.

7. Separator
Pada separator merupakan pemisahan pati dengan air dan ampas ubi yang masih terikut. Tahap
pertama, dilakukan dengan menyaring pati dari partikel-partikel besar yang terdapat pada bubur pati.
Tahap kedua, dilakukan penyaringan pati dari partikel-paartikel kecil dan halus seperti pasir. Kemudian
pati dan air dipisahkan pada separator yang di dalamnya terdapat piringan-piringan untuk proses
pemisahan menggunakan metode sentrifugal. Output dari separator adalah bubur pati dengan kadar air
sebanyak 80%.

8. Hydrosiclon
Pada proses ini terjadi pengentalan bubur dengan cara pemisahan pati dengan air. Terdapat
empat step hydrosiclon, semakin tinggi tahapnya, maka semakin kental bubur pati yang didaptakan,
sehingga kadar air yang terdapat di dalam bubur pati adalah sebesar 30%-40%.
9. Peeler Section
Pada bagian ini, pati diuapi dengan uap panas yang berasal dari Boiler yang dipanaskan
menggunakan cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar. Output dari Peeler berupa tepung basah.
Peeler Section berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada keluaran dari hydrosiclon tadi.
10. Dry Section
Tepung basah dari Peeler tadi kemudian dikeringkan pada Dry Section. Tepung yang sudah
kering kemudian diayak untuk menghindari gumpalan-gumpalan tepung.
11. Packing Section
Tepung tapioka yang sudah diayak kemudian akan dikemas dalam karung plastic dengan
ukuran 50 kg.

Dalam satu siklus produksi, bubi yang dibutuhkan adalah 20 ton/jam. Ubi tersebut kemudian
akan menghasilkan 5 ton tepung. Dalam sehari waktu kerja pabrik sekitar 8 jam. Maka dalam sehari
pabrik membutuhkan 160 ton ubi dan menghasilkan 40 ton tepung tapioka yang dikemas dalam 800
karung tepung.
Kelompok 7-Desain dan Spesifikasi Produk 3

Anda mungkin juga menyukai