A. Proses Produksi
segar menjadi nanas kaleng. Proses tersebut meliputi pemanenan, dan pengolahan
waktu panen nanas segar dapat dilaksanakan sepanjang tahun pula, tanpa
mengenal musim.
1. Pemanenan
Bahan baku untuk produksi nanas kaleng di PT GGPC ini adalah jenis
Smoot cayene yang paling banyak dipakai untuk produksi nanas kaleng. Buah
nanas yang disuplai ke pabrik merupakan buah nanas yang memiliki tingkat
kematangan dan kualitas tertentu. Hal ini sangat diperhatikan karena akan
bahan baku yang bermutu baik akan diperoleh mutu produk akhir yang baik pula.
Pada tanaman nanas setiap pohon dapat dipanen sebanyak dua sampai tiga
kali sebelum dilakukan pembibitan baru. Panen pertama yang disebut plant crop
dilakukan pada saat tanaman berusia 15 bulan. Sedangkan panen kedua atau yang
lebih dikenal dengan ratoon crop dilakukan 12 bulan kemudian Crown atau
mahkota nanas yang sudah dipanen ini dapat dijadikan bibit disamping sucker
selang waktu empat hari. Adanya selang waktu tersebut disebabkan kar
secara manual, kemudian diletakkan diatas lengan mesin panen berupa konveyor.
Buah ini kemudian dibawa oleh konvevor dan dimasukkan ke atas bin yang
truk untuk dikumpulkan terlebih dahulu pada suatu tempat pengumpulan buah,
dan setelah berjumlah 12 bin lalu diangkat dengan menggunakan truk menuju
km/jam.
2. Tahap Pengolahan
dalam jumlah yang cukup untuk membunuh semua mikrobia patogen dan perusak
yang ada dalam bahan pangan yang dikemas dalam wadah yang hearmetis.
Di PT GGPC buah nanas diolah menjadi nanas kaleng dengan style slice
a. Penimbangan
yang diangkut dengan truk. Penimbangan dilakukan dengan prinsip berat truk
dengan bin penuh dikurangi dengan berat bin kosong, sehingga diperoleh berat
mengetahui berapa banyak buah telah diproses pada hari bersangkutan dan berapa
ditimbang, dengan menggunakan forklifi dinaikkan pada rug bin dumper untuk
berdasarkan sistem
adalah buah yang pertama diolah, selain itu tingkat kematangan buah meniadi
bagian atas. Air memancar membasahi nanas bersamaan dengan proses dumping
Fungsi dari proses ini adalah untuk membersihkan kotoran-kotoran yang masih
c. Washing
Dari tahap dumping buah diangkut dengan konveyor menuju tahap washing
(pencucian). Buah nanas dapat berputar-putar selagi dicuci dengan sistem ban
berjalan dan didapat buah yang benar-benar bersih. Dengan sistem ini setiap sisi
dari buah nanas dapat tersemprot dengan air. Pencucian ini dimaksudkan untuk
debu.
d. Size grading
Setelah proses pencucian, buah dengan sistem konveyor sabuk buah nanas
menurut ukurannya. Proses ini melibatkan pineapple grader yang terdiri dari 5
pasang pipa berulir yang bergerak maju dan terpisahkan berdasarkan ukurannya.
Jarak pipa berulir ini mula-mula sempit kemudian melebar pada bagian
ujungnya. Buah nanas akan tetap tinggal diantara pipa berulir sampai buah itu
menemui celah yang cukup lebar diantara pipa berulir untuk jatuh ke bawah. Buah
nanas yang jatuh ke bawah akan ditampung oleh konveyor sabuk sesuai dengan
konveyor sabuk, maka dibuat ban-ban plastik yang akan menahan buan se
sebelum jatuh ke konveyor. Dengan adanya ban-ban ini maka kecepatan dan
kekuatan benturan saat jatuh akan dikurangi. Jumlah mesin pineapple grader yang
digunakan di PT GGPC ada 5 unit dengan paniang nina scroll dan lebar celan
grader berbeda-beda.
Ukuran Buah
<IT
221
1Т
2210
<8,8
8,8-10,8
10,8-12,5
12,6-13,2
>13,2
1 3/8
350
2T
300
2,5 T
210
e. Peeling
menjadi slug yang sesuai dengan standar yaitu tidak patah-patah dan top bottom
terpotong sempurna.
Proses preparasi terletak pada ruangan yang berbeda dengan proses peeling.
Buah nanas yang sudah terkelupas menjadi silinder (slug) masuk tahap ini. Dari
mesin dipeca slug buah terlebih dahulu akan mengalami pencucian dengan sistem
washing sprayer. Pencucian ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa slug buah
yang masuk ke ne preparasi telah bersih dari kotoran Pada prinsipnya proses
preparasi meliputi trimmimg, slicing, sortasi dan pengisian (filling and des
dalam kaleng.
a. Trimming pertama
oleh mesin ginaca secara sempurna atau karena ukuran nanas yang terlalu pendek
Proses ini dilakukan secara manual dengan pisau. Pada proses ini juga
dilakukan pemotongan nanas yang sangat rusak kemudian dialirkan menuju
b. Slicing
Nanas yang telah dipotong kedua ujungnya dengan sempurna dialirkan oleh
konveyor menuju single knife slicer machine (SKS) memasuki tahap slicing.
Slicing dimaksudkan untuk memotong bentuk slug menjadi bentuk slice. Slug
terlebih dahulu dicuci dengan menyemprotkan air dari spray washer yang
Pada slice yang masih terdapat mata nanas dipisahkan dan diletakkan di
bintik coklat akibat penyakit. Yang kondisinya terlalu rusak dan tebalnya
buah untuk dikalengkan dengan syarat utuh bekas pokcing tidak terlalu datam,
bahan baku pembuatan chunk dan tidbit. Chunk dan tidbit adalah hasil proses
resizing dari slice-slice yang tidak memenuhi persyaratan. Resizing adalah proses
digunakan sebagai bahan baku tidbit / crushed. Sedangkan slice yang telah
dikurangi diameternya, setelah corenya dibuang disortasi lagi. Slice yang tidak
memenuhi syarat digunakan sebagai bahan baku pembuatan crushed dan slice
yang masih memenuhi syarat akan dipotong menjadi produk potongan (chunk dan
tidbit) dengan warna dan ukuran yang seragam menggunakan mesin pemotong
(cutter).
can drying.
dorong secara manual ke accumulator. Setelah itu dialirkan dengan can lifter
syrupеr kemudian
pemvakuman dengan vacuum syruper dan dibantu dengan injection steam untuk
dimasukkan. Pemberian media (sirup) dilakukan oleh syruper. Setelah diisi media
injection steam sesaat sebelum ditutup. Injection steam ini sekaligus berfungsi
Setelah kaleng dusi sirup dan gelembung udara telah hilang, operasi
Seaming dilakukan oleh seamer yang menyatu pada SJS machine. Pada
operasi tahap awal chuck lifter SJS mengangkat kaleng kearah head double seam
second operation sampai terbentuk lipatan seam. Pada head double seam terdapat
empat buah seaming roll masing-masing dua roll pada first operation dan dua
buah roll pada second operation. Kedua tahap proses seaming tersebut adalah :
1. 7 operation
bergerak ke arah dalam dan menekan serta membentuk cover hook, Dom
2. zal operation.
Seaming roll akan lebih menekan kedalam sehingga body dan cover
tahap ini terjadi pembentukan cover hook body hook, countersine, thickness, dan
width pada tahap akhir serta membentuk overlap.
Kaleng yang telah ditutup siap untuk disterilisasi dan dengan menggunakan
c. Sterilisasi.
kemampuan penetrasi panas pada bahan agar tercapai kondisi steril komersial.
Kondisi operasi yang dimaksud meliputi Initial Temperatur (IT), suhu dan waktu
untuk venting, suhu dan waktu untuk pemasakan dan suhu akhir yang
dikehendaki.
Initial temperatur adalah suhu rata-rata isi kaleng saat sterilisasi dimulai.
Initial yang sama dikehendaki agar penetrasi panas mempunyai suhu yang sama
pada setiap bagian bahan. Initial Temperatur di PT GGPC kurang lebih 50°C.
Waktu
untuk
pemanasan
adalah
waktu
waktu
yang
yang
diperlukan
diperluk
untuk
mempertahankan suhu proses yang dikehendaki. Waktu dan suhu proses ini harus
disebut Come up time (CUT), yaitu waktu yang diperlukan antara saal
memasukkan ke dalam retort dan saat retort mencapai suhu proses yang
dikehendaki. Pada operasi sterilisasi di PT GGPC. CUT tidak ada sebab retort
yang digunakan adalah jenis retort yang kontinyu sehingga begitu kaleng masuk,
Penurunan suhu tersebut perlu untuk mencegah over cooking pada bahan dan
secara langsung. Pada saat masuk ketahap cooling, kaleng masih diberikan
hembusan uap air dan penyemprotan dengan air pendingin. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah penurunan suhu yang cepat karena kaleng menjadi kempot
Blower dilengkapi dengan last blast drier, alat ini juga dapat mengkilapkan
sesuai dengan ukuran dan jenis produksinya masing-masing. Penyusunan ini ada
a dilakukan secara otomatis dengan menggunakan palletizer ma
yang dilakukan
Ukuran Kaleng
ΑΙ
A 1,5
2700
1755
1350
A2
A 2,5
A 10
980
273
3. Pelabelan.
kurang lebih seminggu. Label yang digunakan adalah label kertas atau label
pernis.
diambil dari ruang inkubasi berdasarkan FIFO (first in first out) diletakkan secara
manual pada mesin topcher, selanjutnya dibawa ke mesin burst. Pada mesin ini
label diambil dari tumpukan dengan ilmag dan direkatkan pada kaleng
menggunakan lem. Lem yang digunakan terdiri dari lem inwood (untuk kertas
4. Pengemasan.
telah diberi label dengan sempurna dibawa konveyor menuju mesin penge
Sacom yang dipakai adalah jenis karton bergelombang yang terdiri dari
karton standar (tanpa merek) yang biasanya hanya ditempel dengan lebelnya dan
karton printed (karton yang telah bermerek) yang identitasnya telah tercetak
permukaan karton.
Dalam penggunaannya pengemasan dengan karton ada tiga jenis, yaitu jenis
karton tray (berupa alas, terbungkus dan produk dapat dilihat), jenis karton open
top (karton yang tidak ada tutupnya), dan jenis karton tertutup.
ukuran kaleng
Jumlah Kaleng
Al
24 dan 48
A1,5
24 dan 12
A2
24 dan 12
A2,5
24 dan 12
AIO
3 dan 6