Abstract—This final project discusses the Self Excitated Induction kapasitor lokal yang terhubung ke stator mesin induksi.
Generator(SEIG) by approaching the induction machine, Konfigurasi sistem ini dikenal juga dengan istilah generator
physically and mathematically which then transformed from induksi berpenguat sendiri.
three-phase frame abc to two-axis frame dq. Based on the
reactive power demand of the induction machine, capacitor Pada proyek ini, akan dibuat simulasi dari sistem generator
mounted on the stator of the induction machine then do the induksi berpenguat sendiri, dengan mengunakan pengetahuan
physical and mathematical approach of the system to obtain a dari sistem mesin induksi dan SEIG maka dibuatlah pendekatan
state space model. Under known relationships, magnetization matematis terhadap sistem yang kemudian digunakan untuk
reactance and magnetizing current is not linear, so do melakukan simulasi dengan harapan mendapatkan gambaran
mathematical approach to the magnetization reactance and mengenai tanggapan dari mesin induksi berpenguat sendiri.
magnetization currents characteristic curve to obtain the
magnetic reactance equation used in the calculation. Obtained II. TEORI
state space model and the magnetic reactance equation is Berdasarkan rangkaian per-phasa mesin induksi yang telah
simulated by using Runge Kutta method.
dirangkai untuk ketiga phasa, persamaan mesin induksi untuk
ketiga phasa abc sebagai berikut:
Keywords-Induction Machine, Self Excitated Induction
Generator, dq0 Transformation, State Space, Magnetization #" #$ as &$
Characteristic of Induction Machine, Metode Runge Kutta. !"$
%" ar
!$$ %$
I. PENDAHULUAN !"" !($ cr '$
bs cs
Mesin listrik AC dapat berupa motor dan generator. Untuk !$" br
membedakan dapat dilihat dari fungsi mesin itu sendiri. Motor !("
merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik, sedangkan generator merupakan alat yang mengubah a) rangkaian per fasa b) konfigurasi lilitan
energi mekanik menjadi energi listrik.
Berdasarkan keadaan putaran mesin listrik AC dikenal Gambar 1Rangkain per-phasa dan konfigurasi lilitan dari mesin
dalam dua bentuk yaitu mesin sinkron dan mesin asinkron, induksi [1] [2].
dengan mesin sikron adalah mesin yang memiliki perputaran
rotor sama dengan perputaran medan magnet stator, sedangkan Berdasarkan definisi hubungan persamaan antara flux rata2
mesin asinkron adalah mesin yang memiliki perputaran rotor dengan flux terhubung setiap waktu :
dengan perputaran medan stator yang tidak sama.
Mesin asinkron dikenal juga sebagai mesin induksi karena (1)
konstruksi mesin tersebut, sebagaimana mesin listrik bahwa
mesin induksi dapat dibuat untuk keperluan generator. Terdapat Maka:
beberapa kelebihan generator induksi terhadap generator
sinkron yaitu sistem dapat bekerja diluar kecepatan sinkronnya, (2)
dalam topik generator induksi terdapat istilah eksitasi diri(Self-
Excitation), pada proses ini generator akan mengunakan energi Untuk N adalah jumlah kumparan pada lilitan dan adalah
yang di hasilkan dari putaran rotor untuk membangkitkan tegangan induksi
medan stator dan juga medan rotor dengan mengunakan daya
reaktif. Daya reaktif yang dibutuhkan disediakan oleh bank
(5)
(7)
(8)
Berdasarkan hubungan flux lilitan terhubung stator- Gambar 2 Hubugan sumbu a stator, sumbu a rotor dan dq
stator, stator-rotor, rotor-rotor dan rotor-stator dengan sembarang[1]
induktansi untuk ketiga phasa abc didapatkan: Matriks tranformasi digunakan untuk merubah nilai pada axis
Persamaan hubungan flux: abc kepada nilai pada axis qd0 sebagia berikut:
wb. lilitan (9)
(22)
(10)
Untuk nilai berdasarkan fungsi waktu :
(11)
(23)
(12)
(13) (24)
Matriks transformasi yang digunakan sebagai berikut :
Induktansi lilitan stator ke stator :
(25)
(14)
(15) (26)
(16) (28)
Dengan: (29)
Induktasi diri stator : (17) Persamaan Tegangan rotor:
Induktasi diri rotor : (18)
(30)
Induktasi bersama stator : (19)
(31)
Induktasi bersama rotor : (20)
Induktasi puncak stator ke rotor: (21) (32)
Persamaan hubungan flux:
(33) (40)
Persamaan hubungan flux stator:
Kemudian dilakukan pembebanan RL sebagai berikut:
(34)
(35)
Persamaan hubungan flux rotor:
(36)
(37)
Jika:
(38)
(39)
(43)
(44)
(45)
(46)
Dengan melakukan proses matematis pada persamaan diatas diperoleh model ruang keadaan:
(47)
Dengan:
(48)
(49)
Untuk adalah:
(50)
Dengan K:
(51)
Data yang digunakan adalah data pada jurnal [8] dengan mesin
induksi tiga phasa 2.2 KW \ 3HP, 230V, 50 Hz, 8.6 A, sangkar
bajing koneksi delta.
Diketahui berdasarkan penjelasan pada [4] untuk hubungan Dengan menggunakan nilai , dan yang telah diperoleh,
antara tegangan celah udara, tegangan terminal, arus dilakukan pengujian simulasi untuk parameter pada Tabel 2
magnetisasi dan arus kapasitasi. Bahwa untuk membuat sistem dengan pulsa impulse 10 volt selama 0.0003 detik hingga
bereksitasi pada tegangan terminal digunakan tegangan celah keadaan stabil dan diperoleh untuk nilai puncak:
udara dengan nilai tegangan terminal, dengan demikian dapat Tabel 3 Data simulasi persamaan pedekatan .
diketahui nilai untuk tegangan
sebagai berikut: No (Ampere) (Ampere)
(Volt) (Ampere)
211.919 " " 344.411 = 213.919-(0.621*230) 1 3.5065 0.2349 249.7465 0.0539
( SEQ 2 3.4793 0.2329 247.8041 0.0534
Equation
\* 3 3.4442 0.2305 245.3062 0.0529
ARABI 4 3.4300 0.2295 244.2914 0.0527
C 56 ) 5 3.4169 0.2286 243.3601 0.0525
Berdasarkan persamaan untuk nilai pada 6 3.4126 0.2283 243.0553 0.0524
adalah: 7 3.4160 0.2285 243.2985 0.0525
(55) 8 3.4125 0.2283 243.0506 0.0524
9 Tidak dapat disimulasikan
Karena nilai pada lebih tinggi dari nilai terkecil yang
diketahui maka: Dengan meninjau Tabel 3 Data simulasi persamaan pedekatan
.diketahui bahwa berbeda dengan , hal ini
disebabkan oleh persamaan yang kurang akurat. Untuk
nilai , karena persamaan matriks tidak power-invariant
(56) maka:
Untuk mendapakan beban RL digunakan hubungan impedasi
beban sebagai berikut:
(57) ! A (64)!
V. KESIMPULAN
1. Persamaan reaktasi magnetisasi sangat mempengaruhi
perhitungan pada simulasi .
2. Faktor koreksi yang diberikan, memperbaiki