Anda di halaman 1dari 13

Domestic Case Study 2018

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Pesona Kain Batik Besurek di Bengkulu


Selfa Nur Insani
1702732

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Domestic Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di
Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan judul Pesona Kain Batik Besurek Di
Bengkulu.

1. Pendahuluan
Case Study (DCS), adalah program peninjauan dan pengamatan secara langsung yang
diselenggarakan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta, dimana para
mahasiswa mampu mempotret, mencatat, dan menganalisa segala kegiatan yang mereka
kunjungi. Para mahasiswa juga dibekali dengan program seminar tentang Kepariwisataan dan
Perhotelan, yang mana hasil penelitian tersebut ditulis dalam bentuk karya tulis dengan jurnal
akademik [1].
Pada tanggal 12-14 januari 2018 di Kaliurang Yogyakarta menyelenggarakan Jamboree
Nasional sebagai pengganti Domestic Case Study (DCS) dengan tujuan ke mengambil pesona
kain batik besurek [2].
Acara inti dari kegiatan jamboree tersebut adalah seminar alam, yang diisi oleh 3
pembicara dalam kegiatan seminar alam tersebut yaitu Prof. Dr. M. Baiquni, MA., Prof. Dr.
Azril Azahari, Phd., AKBP Sinungwati, SH., M.I.P. dalam kegiatan seminar alam tersebut
penulis sangat tertarik tentang materi pembahasan yang ke 2 yang dibawakan oleh Prof. Dr.
Azril Azahari, Phd., materi yang di bawakan oleh Prof. Azril adalah tentang Responsible
Tourism: Pariwisata Berbasis Lingkungan. Di dalam materi pembahasan seminar tersebut
menyinggung tentang ecotourism. Salah satu unsur pengembangan ecotourism adalah
konservasi, tak hanya alam tapi juga budaya. Kain Batik Besurek adalah salah satu budaya yang
terlihat dan patut untuk dilestarikan.
Dengan terselenggarakannya seminar pengganti Domestic Case Study (DCS) tersebut
diharapkan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta
mampu memotret, mencatat dan menganalisa budaya yang ada didaerah tempat tinggal masing-
masing.
Kata “Pariwisata” berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri atas dua kata, yaitu “pari”
dan “wisata”. “Pari” yang memiliki arti banyak, berkal-kali dan “Wisata” berarti perjalanan,
bepergian. Atas dasar itu, pariwisata siartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali,
dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dalam bahasa inggris disebut dengan Tour [3].
Pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan
yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik
wisata, serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (UU Republik Indonesia No. 9 Tahun
1990 Tentang Kepariwisataan) [4].
Margenroth dalam Yoeti (1997:117) menjelaskan bahwa pariwisata adalah lintas orang-
orang yang meninggalka tempat tinggalnya untuk sementara waktu, untuk berpesiar ke tempat
lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna
memenuhi kebutuhan hidup dan kebudayaan atau keinginan yang beranekaragam dari
pribadinya [5].

1
Pengertian pariwisata menurut Pendit (1994:35) Pariwisata adalah kegiatan orang-orang
sementara dalam jangka waktu pendek, ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggalnya dan
temoat bekerjanya, serta diluar kegiatan mereka, dan selama di tempat tujuan mempunyai
berbagai maksud, termasuk kunjungan wisata [6].
Berdasarkan definisi Pariwisata yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan maksud bukan untuk berusaha
(Business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya untuk
menikmati perjalanan tersebut [7].
Destinasi wisata adalah sebuah susunan sistematis dari tiga elemen. Seorang dengan
kebutuhan wisata adalah inti/pangkal (keistimewaan apa saja atau karekteristik suatu tempat
yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnya satu penanda (inti informasi) [8]. Seseorang
melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi daya tarik yang
membuat seseorang rela melakukan perjalanan yang jauh dan menghabiskan dana cukup besar.
Suatu daerah harus memiliki potensi daya tarik yang besar agar para wisatawan mau
menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata [9,10].
Asal usul dinamakan Batik Besurek dikarenakan batik ini menggunakan motif-motif
bertuliskan kaligrafi Arab. Besurek merupakan bahasa Melayu dialek Bengkulu yang artinya
bersurat atau tulisan. Kain Besurek berasal dari dua kata, yaitu Kain dan Besurek.
Besurek berasal dari dua kata juga, yaitu be(r) yang artinya mempunyai atau memiliki,
dan surek  yang artinya surat atau tulisan. Jadi, Kain Besurek artinya Kain yang memiliki tulisan
atau surat.
  Kain Besurek Bengkulu sudah ada sejak abad ke-16 bersamaan dengan masuknya Islam
ke wilayah Bengkulu. Konon, batik besurek diperkenalkan para pedagang Arab dan pekerja asal
India. Dahulu kala di beberapa kain, terutama untuk upacara adat, kain ini memang bertuliskan
huruf Arab yang bisa dibaca. Tetapi, untuk sekarang ini sebagian besar hanya berupa hiasan
mirip huruf Arab.
Namun ada sebagian orang yang beranggapan bahwa kain besurek awalnya dikenalkan
pada masa pada saat pengasingan pangeran Sentot Ali Basa dan keluarganya dari pulau Jada  di
Bengkulu oleh Kolonial Belanda. Pada saat pengasingan itu keluarga Sentot Ali Basa
membawa bahan dan peralatan membuat batik, yang tujuannya untuk mengisi kesibukan selama
di pengasingan. Pada saat keluarga Sentot Ali Basa melakukan pekerjaan membatik, warga
Bengkulu melihat dan memperhatikan mereka. Kemudian warga Bengkulu tersebut tertarik dan
minta untuk belajar pada keluarga Sentot Ali Basa untuk membuat batik. Kemudian warga
Bengkulu belajar membatik sampai bisa. Pengaruh agama Islam sangat kental sekali pada kain
Besurek Bengkulu. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya motif kaligrafi yang dipergunakan
dalam pembuatan kain Besurek Bengkulu padahal sebelumnya motif kain Besurek Bengkulu
lebih banyak  didominasi  oleh  motif  flora  dan  fauna. Sebelum pengaruh Islam masuk, warna
yang mendominasi kain Besurek Bengkulu umumnya adalah warna hitam atau biru, warna
merah, merah hati, coklat, kuning atau kekuningan. Kain Besurek dengan warna hitam atau biru
biasanya digunakan untuk menutup mayat dan menutup keranda. Sementara itu, kain Besurek
dengan warna merah, merah hati, coklat, kuning dan kekuningan biasanya digunakan untuk
keperluan upacara adat seperti untuk  penganten  dan  pernikahan.
Seni kerajinan membuat kain Besurek di kalangan masyarakat Bengkulu sempat
mengalami masa kevakuman selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Sampai akhirnya sekitar
tahun 1980-an Gubernur Bengkulu, Suprapto, menggalakkan kembali seni kerajinan kain
Besurek  dengan  membangkitkan  kembali  motif-motif  lama. Salah satu langkah yang
ditempuh Gubernur Suprapto dalam menggalakkan seni kerajinan kain Besurek di Bengkulu
adalah dengan mewajibkan para pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengenakan pakaian dari
kain Besurek pada hari-hari kerja tertentu. Di luar dugaan langkah yang ditempuh Gubernur
Suprapto itu mampu mendorong bangkitnya kembali industri kerajinan kain Besurek di
Bengkulu. Bahkan, kalangan pelaku industri kerajinan kain Besurek pun mulai terangsang
kembali untuk mengembangkan motif-motif baru.

2
2. Pembahasan
A. Profil Bengkulu

Dimasa sebelum tahun 1685, di wilayah Bengkulu sekarang terdapat beberapa kerajaan
kecil, yaitu disamping Kerajaan Empat Petulai, yang juga terkenal dengan Kerajaan Depati
Tiang Empat dengan Rajo Depatinya di Pegunungan Bukit Barisan di daerah Rejang Lebong
serkarang, ada di bagian pesisir Bengkulu Kerajaan Sungai Serut di Bengkulu, Kerajaan Selebar
di daerah Lembak Bengkulu Utara,Kerajan Sungai Lemau didaerah Pondok Kelapa Bengkulu
Utara, dan Kerajaan  anak Sungai di daerah Muko-Muko. Kerajaan-kerajaan kecil tersebut,
tidak terbentuk suatu Negara dengan kekuasaan mutlak. Kerajaan itu terdiri dari dusun-dusun
yang dipimpin oleh seorang kepala yang dipilih oleh para penduduknya dan para kepala dusun
secara sukarela menggabungkan diri pada kerajaan dan Raja adalah lambang kesatuan.
Menurut sejarah Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1719 Masehi. Gubernur Inggris
diperkenankan oleh Raja-raja Bengkulu untuk kembali ke Ujung Karang, pada waktu itu
Pemerintah Inggris dipaksa untuk mendirikan pusat perdagangan yang diberi nama Pasar
Marlborough, yang oleh orang Bengkulu lazim disebut Pasar Malabero yang merupakan cikal
bakal Kota Bengkulu. Sebelum Inggris datang ke Bengkulu, di Bengkulu sudah ada Kerajaan-
kerajaan yaitu Kerajaan Sungai Serut dan Kerajaan Sungai Lemau. Kerajaan Sungai Serut
didirikan oleh Bintang Roano yang terkenal dengan gelar Ratu Agung yang berasal dari
Kerajaan Majapahit, sedangkan Kerajaan Sungai Lemau dengan Rajanya Datuk Bagindo
Maharaja Sakti yang berasal dari Kerajaan Pagaruyung Sumatera Barat.
Salah seorang dari Ratu Agung yang bernama Putri Gading Cempaka memiliki wajah
yang sangat cantik dan menawan hati bagi setiap orang yang memandangnya,  sehingga rona
kecantikannya ini tersiar sampai ke Negeri Aceh. Oleh karena kecantikannya ini pulala seorang
putra raja Aceh datang untuk meminang Putri Gading Cempaka. Setelah lamaran (pinangan)
putra Raja Aceh tersebut diterima oleh Ratu Agung, Putra Raja Aceh Kembali ke Negerinya,
akan tetapi malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, ketika Putra Raja Aceh dating lagi
ke Kerajaan Sungai Serut untuk melaksanakan pernikahan dengan Putri Gading Cempaka,
Ayahanda dari Putri gading Cempaka yaitu Ratu Agung baru saja meninggal dunia. Karena
Karajaan Sungai Serut masih  dalam suasana berkabung, rencana pernikahan terpaksa ditolak
oleh kakak Putri Gading Cempaka yang bernama Raja Anak Dalam Muaro Bangkahulu yang
menggantikan Ayahandanya sebagai Raja Sungai Serut. Mendapat penolakan itu, Raja Aceh
sangat tersinggung dan terjadilah perang antara Kerajaan Sungai Serut dengan pasukan Raja
Aceh. Dalam perang yang tidak seimbang, karena laskar Raja Aceh lebih banyak dan lebih siap,
maka kerajaan Sungai Serut hanya mampu bertahan dengan membuat empang (blokade) ke
hulu.
B. Sejarah Batik
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau
menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang
memiliki kekhasan Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta
pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah
satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal
semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi
malam untuk membentuk pola.

3
Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta
di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal
oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.
Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat
populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis
sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun
1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah
tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan
dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog
Belanda) (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah
seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah
area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12
di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan
menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada
masa sekitar itu.[6] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita,
arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola
sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa
yang dapat ditemukan kini.
Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat
dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-1 atau bahkan lebih awal. Legenda dalam
literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang
diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar
kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya.
Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun
sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar
sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir, serasah itu ditafsirkan sebagai
batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of
Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi
Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar
Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke
Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai
mencapai masa keemasannya.
Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia
memukau publik dan seniman. Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan
teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,
sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting
dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Wilayah
Persekutuan Malaysiajuga membawa Batik bersama mereka.
Sekarang batik sudah berkembang di beberapa tempat di luar Jawa, bahkan sudah ke manca
negara. Di Indonesia batik sudah pula dikembangkan di Aceh dengan batik Aceh, Batik Cual di
Riau, Batik Papua, batik Sasirangan Kalimantan, dan Batik Minahasa.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik
memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh
kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang
asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan
oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga
mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak
dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau
kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal

4
tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena
biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

C. Budaya batik.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya
Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau
menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada
masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya
"Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang
bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", di mana di beberapa daerah pesisir pekerjaan
membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi
yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini,
beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada.
Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu
itu memakai batik pada Konferensi PBB.

D. Sejarah kain Batik Besurek


Sejarah awal pertumbuhan kain besurek belum diketahui secara pasti namun menurut orang-
empo dulu (pemuka adat, pemuka masyarakat) Bengkulu.Penggunaan kain besurek sudah sejak
lama dan terlihat selalu dipakai pada upacara-upacara adat khususnya di Kota Bengkulu.Ada
kecenderungan sejarah awal perkembangan kain besurek di Bengkulu bermula sejak hijrahnya
pahlawan pangeran Sentot Alibasyah serta sanak saudara dan pengikut-pengikutnya ke
Bengkulu, terbukti pada awalnya ternyata masyarakat pemakai dan perajin kain besurek
sebagian besar dari keturunannya. Penggunaan kain besurek pada mulanya hanya terbatas untuk
upacara-upacara adat seperti dipakai untuk pengapit pengantin pria (Destar /topi khas Bengkulu)
pada acara nikah,untuk acara calon pengantin putri mandi/siraman bedabung/mengikir gigi
malam inaicuri, ziarah kubur dalam rangkaian upacara perkawinan,sampiran bilik.
Pengantin, hiasan ayunan cukur bayi,penutup jenazah dan lain sebagainya. Perkembangan kain
besurek di Bengkulu hingga kini demikian pesat, mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah
dan masyarakat setempat, penggunaannya pun tidak lagi terbatas pada perayaan atau upacara-
upacara adat,melainkan telah digunakan untuk berbagai keperlua seperti pakaian
dinas,swasta,pakaian pesta,busana muslim,pakaian harian dengan modivikasi disain motif dan
modivikasi disain busana,diversivikasi produk antara lain, dompet, dasi, tas, kopiah, asesoris
tempat peehiasan,tempat ticu,souvenir /cinderamata dengan beranekaragam perpaduan disain
motif flora, fauna, ornamen ukiran rumah tradisional, huruf kaganga dan lain sebagainya.

E. Bentuk Asli dari kain Batik Besurek

Batik Bengkule Motif Batik Besurek Motif asli kain Batik Besurek yang dikenal sejak ratusan
tahun yang lalu bercorak huruf arab gundul. Beberapa kain, terutama untuk upacara adat, kain
ini memang bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca, untuk jenis kain ini tidak boleh digunakan
sembarangan. Untuk Batik Besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak memiliki makna dan
hanya sebagai hiasan mirip huruf Arab saja. Dalam perkembangannya, motif Besurek kemudian
dipadukan dengan ornamen-ornamen lain seperti ornamen bunga cengkeh, ornamen bunga
Raflesia Arnoldy, dan lain sebagainya.
Hal tersebut dilakukan untuk lebih memasyarakatkan Batik Besurek. Selain itu, dengan
mendobrak tradisi lama diharapkan hasil kerajinan rakyat ini menjadi semakin populer dan
dipakai tidak hanya untuk keperluan adat saja.
Batik Bengkulu Motif Batik Kaganga Batik Bengkulu yang lain adalah "Batik Kaganga". Mari
kita bahas apa itu batik Kaganga. Batik Kaganga adalah batik dengan motif corak khas dari

5
tanah Rejang. Batik ini lahir sekitar tahun 1985 an sampai 1990 an saat Pemerintah daerah
Provinsi Bengkulu sedang giat-giatnya menggalakkan kerajinan kain batik Besurek yang
merupakan kain batik khas Bengkulu.
Perkembangan kerajinan seni batik Besurek inilah yang pada akhirnya menginspirasi orang
Rejang untuk membuat batik khas dari Tanah Rejang. Jika batik Besurek motifnya terinspirasi
dari kaligrafi maka batik Kaganga terinspirasi dari motif bentuk-bentuk huruf Kagangga yang
dikenal sebagai aksara Rejang. Konsumen batik Kaganga awalnya adalah masyarakat kelas
menengah ke atas, bahkan ada yang menjadikannya sebagai souvenir ke kota lain atau luar
negeri. Harganya cukup mahal, karena batik ini dibuat dengan cara tradisional yang dikenal
dengan batik tulis. Sayangnya batik Kaganga ini turun pamor ketika dipegang oleh istri para
pejabat di Rejang Lebong. Mulanya perkembangannya bagus, beberapa pengrajin dikirim
belajar membatik ke Pulau Jawa yang kemudian menerapkan ilmunya di Tanah Rejang untuk
membuat batik dengan corak motif batik Kaganga. Banyak tercipta bentuk motif kain batik
Kaganga yang indah, termasuk banyak pesanan batik tulis dari bahan dasar sutera. Meski mahal
namun tetap ada konsumennya.
Dalam beberapa tahun kemudian, Pemda mewajibkan pelajar, PNS dan instansi swasta lain
untuk menggunakan batik Kaganga. Para istri pejabat inilah yang memesan batik Kaganga
secara besar-besaran ke Pulau Jawa dengan teknik batik cap yang kemudia menggeser pasar
batik tulis Kaganga.
Batik Beremis Khas Bengkulu Selain batik besurek dan batik kaganga, di Bengkulu juga
ada batik Beremis. Batik Beremis adalah batik yang bermotifkan kulit remis dan burung walet
yang dipadukan dengan susunan motif batik besurek. Batik Beremis berasal dari Kabupaten
Seluma yang menjadi ciri khas batik Bengkulu. Keunikan dari batik ini yaitu dibuat dengan cara
ditulis murni, bukan dicetak. Untuk bahannya, kain batik ini menggunakann bahan sutra
maupun cotton sehingga lebih nyaman untuk dipakai dan mempunyai nilai ekonomis maupun
prestise yang baik.
 Berikut ini beberapa motif yang biasa digunakan dalam Batik Besurek:
a. Motif kaligrafi merupakan motif yang diambil dari huruf-huruf
kaligrafi. Batik Besurek untuk upacara adat bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca dan
memiliki makna, namun sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab yang tidak
memiliki makna yang jelas.
b. Motif rafflesia merupakan motif bergambar padma raksasa khas bengkulu. Motif
ini sebagai motif utama kain besurek setelah kaligrafi.
c. Motif burung kuau merupakan kain besurek bergambar burung
kuau yang berupa rangkaian huruf-huruf kaligrafi.
d. Motif relung kaku adalah motif Batik Besurek dengan bentuk meliuk-
liuk seperti  tumbuhan paku.
e. Motif rembulan adalah motif yang dibuat perpaduan antara gambar
bulan dengan motif kaligrafi.

 
F. Fungsi Seni Kerajinan Batik Besurek Bengkulu
Fungsi seni kerajinan batik Besurek Bengkulu Keberadaan seni kerajinan batik sangat
diperlukan untuk pemenuhan fungsi-fungsi tertentu bagi masyarakat Bengkulu dan masyarakat
luas. Lebih jauh, dalam pengertian luas Feldman (1967) membagi fungsi seni menjadi tiga
bagian, yaitu: Fungsi personal (The Personal function of art), fungsi sosial (the social function
of art), dan fungsi fisik (The physical function of art).

1. Fungsi personal Fungsi personal seni dalam kebutuhan individul adalah tentang
ekspresi pribadi. Seni sebagai alat ekspresi pribadi tidak terbatas pada ilham saja, tidak semata-
mata berhubungan dengan emosi pribadi, tetapi seni juga mengandung pandangan pribadi
tentang peristiwa dan objek umum dalam kehidupan dan situasi kemanusiaan yang mendasar,
misalnya, cinta, perayaan dan sakit, yang terulang secara tetap, sebagaimana dalam seni, namun

6
tematema ini dapat dibebaskan dari kebiasaan oleh komentar-komentar pribadi yang secara unik
ditampilkan oleh seniman Feldman (terjemahan Gustami, 1991: 4-5). Seni kerajinan batik
besurek sebagai bagian dari seni rupa, bagi perajin adalah salah satu media tersebut. Seni
kerajinan batik besurek sebagai seni tradisional bagi perajin batik besurek di daerah Penurunan
Bengkulu. Ditinjau dari proses pembuatan batik besurek ekspresi perajin dapat dilihat dari
ketekunan para perajin dalam menyelesaikan setiap desain motif yang terdapat pada kain yang
akan dibatik. Perajin Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016 122 berusaha
mengeluarkan ide dan kemampuannya dalam membuat bentuk ragam hias yang akan
ditempatkan dalam sebuah karya seni. Motif yang ada dibatik dengan cara dicanting, sehingga
bentuk produk yang dihasilkan kelihatan lebih menarik, indah, bermanfaat, dan dapat
menyampaikan pesan-pesan yang tersimpan dalam ragam hias yang ditampilkan. Perajin batik
sebagai pribadi, dalam memenuhi kebutuhan estetisnya berusaha menciptakan produk batik
yang seindah mungkin, menyenangkan, sekaligus bermanfaat. Pembuatan seni kerajinan batik
pada umumnya bersifat fungsional, menuntut dan membantu perajin di dalam memuaskan
keinginan serta kebutuhan estetis orang yang akan memakai karya seni tersebut, di samping
kepuasan estetis perajin itu sendiri.

2. Fungsi Sosial Seni kerajinan batik besurek yang dihasilkan oleh perajin di daerah
Penurunan Bengkulu memiliki fungsi sosial, karena karya seni yang dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen atau masyarakat. Produk yang dibuat berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan perlengkapan acara adat maupun produk untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Produk
batik besurek yang fungsinya untuk kepentingan upacaraupacara adat, seperti upacara
perkawinan, contoh produknya dapat dilihat pada pakaian detar atau tutup kepala pengantin
laki-laki. Upacara kelahiran seperti kain penggendong bayi, dan barang fungsional lainnya.
Kemudian produk yang fungsinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti tas, peci, baju
kebaya, mukenah dan jilbab. Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa seni kerajinan batik
besurek dimanfaatkan dalam situasisituasi umum atau keperluan seharihari dan untuk keperluan
tertentu. Seperti yang dikemukan oleh Feldman (terjemahan Gustami, 1991: 61-62) menjelaskan
bahwa, salah satu fungsi sosial seni kerajinan adalah karya seni itu diciptakan untuk dilihat atau
dipakai (dipergunakan), khususnya dalam situasi-situasi umum. Fungsi sosial produk seni
kerajinan batik besurek juga dapat ditunjukkan dengan mengkaitkan sendi kehidupan yang ada
hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan barang- Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni
2016 123 barang apa saja yang diperlukan oleh masyarakat. Apabila di lihat dari pemakaian
hasil seni kerajinan untuk kepentingan upacara adat, seperti upacara perkawinan yaitu sebagai
perlengkapan pakaian pengantin wanita dan pria. Selanjutnya, fungsi sosial seni kerajinan batik
besurek itu cenderung mempengaruhi perilaku kolektif orang banyak. Seperti yang
dikemukakan oleh Feldman (terjemahan Gustami, 1991: 61-62) menjelaskan bahwa karya seni
memiliki fungsi sosial, yaitu karya seni itu mencari atau cenderung mempengaruhi perilaku
kolektif orang banyak. Semua itu dapat di lihat dari bentuk ragam hias yang terdapat dalam
produk batik besurek, bahwa ragam hias itu berfungsi untuk mengingatkan masyarakat umum,
khususnya masyarakat Bengkulu akan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Corak
tradisional itu diambil dari bentuk dan kejadian alam, sehingga di samping berfungsi sebagai
hiasan, ragam hias itu juga mengandung makna yang berisi pesan-pesan kepada masyarakat,
yang perlu disebarluaskan melalui penampilannya pada berbagai upacara dan peristiwa adat.
3. Fungsi Fisik Fungsi fisik seni adalah suatu ciptaan objek kebendaan yang berfungsi
sebagai wadah dan alat. Produk seni kerajinan dipergunakan sekaligus juga dilihat, sehingga
perlu didesain sebaik-baiknya sehingga dapat berfungsi secara efisien. Fungsi fisik itu,
dihubungkan dengan penggunaan benda-benda yang efektif sesuai dengan kriteria kegunaan dan
efisiensi, baik penampilan maupun tuntutannya (permintaannya) (Feldman dalam Gustami,
1991: 128). Seni kerajinan memiliki fungsi fisik karena kegunaannya, sehingga antara wujud
dan daya tarik penampilan suatu karya seni sangat diperlukan. Sehubungan dengan ini, proses
awal pembuatan karya seni kerajinan perlu mempertimbangkan faktor estetiknya. Sentuhan
estetik dalam karya seni akan berperan sebagai daya tarik penampilan karya yang dihasilkan.

7
Sentuhan estetik, baik berupa pertimbangan keindahan bentuk maupun hiasan yang diterapkan
dapat memperindah penampilan, sekaligus dapat mengeliminasi kekurangan atau kelemahan
bagian yang difungsikan. Berdasarkan fungsi fisiknya, seni Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1,
Juni 2016 124 kerajinan batik besurek sebagai kegiatan produktif non- pertanian, tumbuh atas
dorongan naluri manusia untuk memiliki alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam
melangsungkan kehidupan. Oleh sebab itu, produk seni kerajinan batik besurek banyak dipakai
untuk acara tertentu, seperti untuk acara adat dan acara keramaian lainnya. Fungsi fisik seni
kerajinan batik besurek sebagai produk yang mempunyai nilai guna, dapat dilihat pada setiap
upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Bengkulu pada umumnya. Produk batik
besurek merupakan salah satu perlengkapan adat yang selalu digunakan pada setiap upacara
adat, terutama sekali dalam adat perkawinan, kelahiran dan kematian. Produk batik besurek itu
antara lain selendang pengantin wanita, detar pengantin pria, penggendong anak, tutup jenazah
dan lain sebagainya. Dalam hal ini, penggunaan produk batik besurek merupakan tuntutan adat,
karena dalam setiap produk batik besurek yang dipakai terkandung nilai adat dengan segala
falsafahnya. Seiring dengan perkembangan zaman kerajinan batik besurek tidak hanya
digunakan dalam kegiatan adat saja, tapi telah digunakan sebagai perlengkapan hidup sehari-
hari seperti seragam sekolah, seragam kantor, tas, dompet dan produk lainnya. Dengan
demikian kerajinan batik besurek mengalami perubahan fungsi dan telah berhasil berjalan
melintasi perkembangan zaman. Secara fisik seni kerajinan batik besurek didesain sesuai
dengan kegunaannya sebagai alat seperti detar, selendang, jilbab, penggendong anak, seragam
sekolah, seragam kantor, tas dan lainlain memiliki fungsi fisiknya.

G. Harga Kain Besurek Kota Bengkulu


Mulai dari harga Rp. 25.000 per meter sampai harga jutaan rupiah.  selain itu kain batik besurek
juga sudah dijual dalam bentuk pakaian jadi, dibuatkan dalam bentuk baju koko, kemeja, kain,
jilbab. bahkan kain batik besurek juga dibuat dipadupadankan untuk barang lain, misalnya tas,
topi, aksesories dan lain sebagainya. harganya juga sangat terjangkau dengan kualitas bahan
yang baik.
 
H. Tempat Jual Kain Besurek
Besurek dapat dibeli dimana-mana. Di kota Bengkulu, kain batik besurek sangat mudah
ditemukan dan dibeli di daerah sentra kerajinan Bengkulu di kawasan Anggut. Harga jual kain
besurek pun bervariasi dan sangat terjangkau.

I. Keunikan Kain Besurek


Jika motif batik lain sering terinspirasi dari flora dan fauna di Indonesia, beda hal nya dengan
motif besurek yang motifnya dibuat dengan kaligrafi huruf Arab serta huruf Kaganga (Huruf
Asli Bengkulu).

J. Cara Membuat Batik


Proses pembuatan Batik Besurek ini hampir sama dengan proses pembuatan kain batik di Pulau
Jawa. Awalnya kerajinan tradisional ini dikerjakan dengan proses batik tulis secara turun-
temurun dirumah-rumah pengrajin. Namun seiring berkurangnya pesanan terhadap Batik
Basurek, sehingga membatik sudah jarang dilakukan. Sejumlah perajin tradisional sudah mulai
terdesak oleh batik cap dan batik printing yang memakai motif Batik Besurek. Karena batik cap
atau printing lebih murah dibandingkan dengan batik tulis sehingga lebih banyak yang mampu
membelinya.
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang
dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain
seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan
cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas
untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah
dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari

8
warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua
atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke
dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Proses pembuatan kain Besurek Bengkulu

Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk Membuat Batik Besurek
a. Kain mori
b. Canting sebagai alat pembentuk motif,
c. Gawangan
d. Lilin (malam) yang dicairkan
e. Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
f. Larutan pewarna

K. Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:

1. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani.
Untuk penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera yang berbeda-beda. Ada yang lebih
suka untuk membuat motif sendiri, tetapi yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif
umum yang telah ada.

2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam
menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna
putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar.
Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi
lapisan lilin tidak terkena.

4. Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan
kain tersebut pada warna tertentu .

5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.

6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam
menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan
yang pertama.

7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.

8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan
kain tersebut dengan air panas diatas tungku.

9
9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan
dengan penutupan lilin  (menggunakan alat canting) untuk menahan warna pertama dan kedua.

10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan
banyaknya warna dan kompleksitas dari motif yang diinginkan.

11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air
panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah
digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat
motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti
lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk
digunakan.

12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya
dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

K. PENGEMBANGAN KREASI
Pemerintah Kota Bengkulu Menggelar Karnaval Batik Besurek Bertaraf Internasional.
Pemerintah Kota Bengkulu kembali akan menggelar karnaval batik besurek pada 4 hingga 6
Desember 2017 mendatang. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kegiatan ini bakal digelar
bertaraf internasional dan menjadi ajang promosi wisata dan batik khas Bengkulu agar bisa
menembus pasar dunia
"Melalui festival Batik Kain Besurek dan bazar aneka produk batik daerah kita mempromosikan
kepada masyarakat dan konsumen potensial guna meningkatkan volume dan nilai pemasaran
produk daerah dan memperluas jaringan pemasaran produk antar daerah di indonesia," kata
Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu Syarifuddin.
Tidak hanya sebagai wadah promosi, kegiatan Karnaval Batik juga merupakan upaya
pemerintah dalam melestrasikan kekayaan seni dan budaya indonesia. 
Diharapkan batik mampu terus hidup dan terus terpelihara selama dunia ini ada. Terlebih lagi
saat ini, batik mampu menjadi produk kreatif yang bernilai tinggi sehingga memberi nilai
tambah. Eksistensi batik secara umum sebenarnya telah diakui dunia. UNESCO misalnya,
menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional
Untuk menarik pengunjung Pemerintah Kota Bengkulu juga menampilkan  beberapa produk
kreatif, diantaranya, Produk Kain Batik Etnik, Kerajinan Tangan Tradisional, Barang Seni,
Souvenir, Accesories, hasil-hasil Litbang di bidang Pewarnaan Batik, Tourism,  Investment dan
Fashion Art.

10
1. Peran Pemerintah
Pemerintah Kota Bengkulu juga sudah menetapkan 18 November sebagai Hari Batik kain
besurek. Bahkan, ornamen kain besurek dijadikan ikon menuju Visit Bengkulu Years 2020.
Motif Besurek telah berkembang dan tetap dilestarikan keberadaannya. Selain sebagai seragam
wajib untuk pelajar sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, Batik Besurek juga dijadikan
pakaian wajib bagi Pegawai Negeri Sipil di wilayah Provinsi Bengkulu sejak tahun 1990.
Peraturan yang ditetapkan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah daerah di Provinsi
Bengkulu dalam pengembangan dan pelestarian Batik Besurek. Sampai sekarang batik Besurek
sudah dipakai dan dikenal oleh semua orang dan semua kalangan. Bahkan batik Besurek pun
sudah sering ditampilkan dalam berbagai acara baik secara nasional maupun
internasional. Sekarang Batik Besurek sudah ditetapkan menjadi salah satu warisan budaya
Indonesia dari Provinsi Bengkulu. Hal ini berdasarkan dari hasil sidang penetapan warisan
budaya tak benda Indonesia Tahun 2015 dilaksanakan pada 20-23 September 2015 di  Jakarta.
Dalam sidang ini diputuskan sebanyak 121 karya budaya untuk ditetapkan sebagai warisan
budaya tak benda Indonesia. Dari provinsi Bengkulu ditetapkan menjadi warisan budaya
Indonesia adalah warisan budaya Kain Besurek, Kain Lantung dan Umeak Potong Jang.
2. Peran Masyarakat
Kain Batik Besurek sekarang sudah diproduksi dimana baik dibuat secara manual maupun
secara masal. Untuk kebutuhan perorangan atau pun untuk kebutuhan masyarakat umum.
Dijadikan pakaian seragam untuk sekolahan, dan kantoran. Desain bajunyapun sudah banyak
mengalami perubahan dan variasi sehingga batik Bersurek sangat elegan jika dipakai dalam
setiap kegiatan terutama pada kegiatan formal. Dan sekarang masyarkat sudah banyak
menggunakan kain batik besurek ini sebagai pakain formal dan mengaplikasikan nya ke
berbagai bentuk dan model baju, untuk di gunakan ke acara acara penting, misalnya ke acara
pernikahan dan upacara adat menyambut tamu dari luar kota, dan sekarang pun masyarakat
sudah mengadakakan kontes baju batik untuk para pengrajin baju batik ini.

3. Penutup
A. Simpulan
Salah satu contoh kekayaan seni budaya itu adalah kain Besurek Bengkulu. Kain tradisional
yang satu ini tidak lain adalah kain batiknya masyarakat adat yang ada di wilayah Bengkulu.
Sebab, semua proses pembuatan kain besurek sama persis dengan proses pembuatan kain batik
di pulau Jawa. Yang membedakan hanyalah motif atau corak dan pemilihan warna pada batik
yang lebih banyak mengambil motif atau warna warni yang sesuai dengan nilai seni budaya
setempat.

11
Dulu kain besurek hanya digunakan dalam ucapara ritual keagamaan di wilayah Bengkulu,
namun karena adanya transisi dan perubahan zaman, Kain besurek sekarang ini telah menyebar
dan dimanfaatkan dalam berbagai acara dan kondisi, seperti seragams sekolah, baju kantor,
pakaian resepsi dll. Umumnya motif yang diusung selain huruf kaligrafi adalah burung kuau,
relung paku, motif rembulan dan bunga rafflesia. Salah satu dari jenis motif dasar tersebut
selalu ada pada hampir semua kain Besurek Bengkulu.

B. Saran

1. Pemerintah dan masyarakat harus lebih genjar mempromosikan budaya kain besurek
yang ada di daerah bengkulu untuk menarik wisatawan agar para wisatawan lebih mengenal
Kabupaten kain batik besurek dengan baik.
2. Masyarakat harus lebih sadar diri untuk menjaga keaslian kain batik bersurek dan
keunikan yang dimiliki kain batik besurek, untuk upaya ini peran masyarakat juga sangatlah
penting, agar menjadikan Kain Batik Besurek sebagai pariwista dan tempat wisata minat
khusus
3. Keanekaragaman kebudayaan Bengkulu harus bisa menjaga kelestarian seni dan
budayanya. Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu didukung
dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Agar seni dan budaya dapat terjaga kelestariannya.

Reference

[1] Data DCS tanggal 12 sampai 14 Januari 2018


[2] Data Seminar “Jambore Nasional
[3] Susilo, Y. S., & Soeroso, A. (2014). Strategi pelestarian kebudayaan lokal dalam menghadapi
globalisasi pariwisata: Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota
Yogyakarta, 4, 3-11.
[4] Anonim. 1983. Adat Istiadat Daerah Lampung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Jakarta.
[5] Wahyuni, S., & Khoirudin, R. (2016). ANALISIS OPTIMALISASI ASET PADA TERMINAL
MENGGALA DI KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG. Jurnal
Manajemen, 5(2).
[6] Deskarina, R. (2017). Pengembangan Kampung Wisata Batik Kauman Surakarta dengan
Penguatan Karakter sebagai Kampung Konservas. Jurnal Kepariwisataan, 11(3), 39-52.
[7] Wisnumurti, A. (2010). INTEGRATING THE'FOUR LANGUAGE SKILLS'IN TEACHING
ENGLISH FOR TOURISM. Jurnal Kepariwisataan, 4(2), 20-25.
[8] Triyono, J., Damiasih, D., & Sudiro, S. (2018). Pengaruh Daya Tarik dan Promosi Wisata
terhadap Kepuasaan Pengunjung Kampoeng Wisata di Desa Melikan Kabupatean Klaten. Jurnal
Kepariwisataan, 12(1), 29-40.
[9] Soeroso, A., & Susuilo, Y. S. (2008). Strategi Konservasi Kebudayaan Lokal
Yogyakarta. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan| Journal of Theory and Applied
Management, 1(2).
[10] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY AS A
CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45.

12
LAMPIRAN
Gambar motif kain Besurek

Foto Jamboree Nasional

13

Anda mungkin juga menyukai