digunakan untuk pemanasan,
Bunsen burner sterilisasi, dan pembakaran
Yaitu proses
memisahkankomponen-
Corong pisah komponen fase pelarut dengan
densitas yang berbeda.
Bahan Kimia Berbahaya
1. Amonia (NH3)
2. Asam Sulfat (H2SO4)
3. Asam klorida (HCl)
4. Formalin
5. Natrium Hidroksida (NaOH)
6. Klorofrom (CHCl3)
V. Tugas
1. Berilah masing-masing 2 contoh bahan kimia pada simbol berbahaya!
2. Carilah MSDS masing-masing bahan kimia yang anda sebutkan pada no.1!
3. Apa fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia?
VI. Hasil
Huruf kode : T
Contoh :-Kalium Sianida (KCN) : KCN adalah salah satu senyawa anorganik p a l i n g
b e r a c u n, b e r b e nt u k K r i s t a l ( t a m pi l a n n ya m i r i p g ul a ) ,
t a k berwarna dan mudah sekali larut dalam air.
-Nitroselulosa
2. a. Etanol
2. Penggunaan
Etanol digunakan sebagai salah satu komponen bahan pembersih. Dalam dunia medis,
etanol digunakan sebagai bahan untuk sterilisasi permukaan (mejakursi), sebagai
pengawet atau pelarut dalam obat, dan merupakan antidotum pada keracunan metanol
dan etilen glikol. Etanol juga digunakan secara luas sebagai pelarut di industri dan
penelitian.
3.1. Organ Sasaran(4,6) Mata, kulit, sistem pernapasan, sistem syaraf pusat, hati, darah, dan
sistem reproduksi.
3.2.1. Paparan Jangka Pendek(1,2,3,5,7) Etanol dapat mengiritasi mata. Terhirupnya uap
etanol dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran
pernapasan. Paparan etanol dalam jangka pendek dapat menyebabkan korban
mengalami gangguan emosional, gangguan koordinasi motorik (gangguan
keseimbangan, bicara kurang jelas), gangguan sensorik (vertigo, pandangan
ganda), wajah kemerahan, detak jantung cepat, berkeringat, mual, muntah,
mengantuk, pingsan, hingga koma. Korban juga dapat mengalami kejang yang
disebabkan oleh kondisi hipoglikemia . Pada keracunan etanol ringan hingga
sedang, korban/pasien dapat mengalami gejala-gejala seperti rasa gembira yang
berlebihan, gangguan keseimbangan, nystagmus (bola mata bergerak tidak
beraturan), berkurangnya ketajaman penglihatan, hilangnya rasa malu/batasan
moral, perilaku agresif, mual, muntah, kulit kemerahan, dan dapat terjadi
takiaritmia supraventrikular. Sementara pada keracunan yang berat, korban/pasien
dapat mengalami koma, depresi sistem pernapasan, aspirasi paru, hipoglikemia,
dan hipotermia.(2,3)
2.1.1. Terhirup
Batuk, sakit kepala, rasa lelah, mengantuk. Gagal sistem pernapasan dapat terjadi
akibat keracunan berat. Masuknya muntahan ke dalam paru-paru, dapat menyebabkan
pneumonitis dan edema paru.
3.2.2. Paparan Jangka panjang(1,7) Konsumsi etanol dalam jangka panjang dapat
menyebabkan beberapa komplikasi seperti :
3.2.2.3. Kontak dengan Mata Tidak ditemukan informasi mengenai paparan jangka
panjang kontak etanol terhadap mata
3.2.2.4. Tertelan Konsumsi etanol dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan
terjadinya sirosis pada hati. Toksisitas pada hati termasuk infiltrasi lemak ke
dalam hati, hepatitis alkoholik, dan sirosis. Paparan etanol dalam jangka
panjang dapat menimbulkan luka pada organ hati yang menyebabkan hipertensi
pada vena porta hepatika, akumulasi cairan pada rongga perut, perdarahan dari
varises esophagus dan hemorrhoids, hiponatremia akibat retensi cairan, dan
perotinitis. Produksi faktor-faktor pembekuan darah juga akan terganggu yang
mengakibatkan semakin panjangnya waktu protrombin. Metabolisme yang
terjadi di hati termasuk metabolisme terhadap toksin endogen akan terganggu
mengakibatkan terjadinya hepatic encelopathy. Perdarahan saluran cerna dapat
terjadi karena gastritis yang diinduksi oleh alkohol, esophagitis, dan duodenitis.
Pankreatitis akut merupakan penyebab umum munculnya rasa nyeri pada perut
dan muntah. Gangguan jantung termasuk disritmia, seperti fibrilasi atrium yang
mungkin berkaitan dengan menurunnya kadar kalium dan magnesium dan
rendahnya asupan kalori pada jantung. Penggunaan alkohol dalam jangka
panjang juga mengakibatkan terjadinya cardiomyopathy. Toksisitas pada syaraf
termasuk atropi otak, degenerasi otak kecil, dan neuropati sensori perifer.
Kelainan nutrisi seperti kekurangan vitamin B1 pada pengguna alkohol dapat
menyebabkan enselopati Wernicke atau psikosis Korsakoff.
4. TOKSIKOLOGI
4.1.Toksisitas
4.1.1. Data pada Hewan(4,10) LD50 oral-tikus 7 g/kg; LD50 intraperitonial –tikus 3,6
mg/kg; LD50 intravena tikus 1,44 g/kg; LD50 kulit-kelinci 20 g/kg, LC50
inhalasi – tikus 20.000 ppm, LC50 oral – tikus 7060 mg/kg BB, LD50 oral –
mencit 3450 mg/kg.
4.1.2. Data pada Manusia LDL0 oral-manusia 1,4 g/kg bb.(10) Etanol pekat (95-99%)
pada dosis 1 ml/kg (1 g/kg bb) menghasilkan konsentrasi etanol di dalam darah
sebesar 100-150 mg/dL (21-32 mmol/L) yang menyebabkan keracunan ringan
hingga sedang pada orang dewasa. Konsentrasi etanol dalam darah antara 150-
300 mg/dL (32.6-65.2 mmol/L) menyebabkan munculnya gejala keracunan yang
umum(3) .
4.2. Data Karsinogenik(3,5) IARC golongan 3, tidak diklasifikasikan sebagai bahan yang
bersifat karsinogenik pada manusia
4.4. Data Teratogenik(7) Konsumsi etanol selama kehamilan dapat memberikan efek yang
tidak diinginkan pada janin.
4.5.Data Mutagenik(3) Etanol menyebabkan kerusakan DNA pada model tikus dan
Saccharomyces cereviseae, perubahan DNA pada Escheriscia coli, dan inhibisi DNA
pada leukosit manusia. Etanol juga meyebabkan mutasi pada Salmonella typhimurium,
E.coli, Aspergillus nidulans, dan S. Cereviseae.
5.1.Terhirup(5,6) Segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan kantong
masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
5.2.Kontak dengan Kulit(6) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang
terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang
banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit).
Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
5.3.Kontak dengan Mata(5,6) Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan
garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya 1 liter untuk setiap
mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan
tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
kejang. Pemeriksaan kadar gula darah harus ditentukan dengan cepat untuk
pengambilan tindakan selanjutnya
6.2. Dekontaminasi(2,3)
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata
yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air
bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau
sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat atau konsul ke dokter mata.
6.2.2. Dekontaminasi Kulit (3) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. - Cuci
segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta
sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien
dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. - Lepaskan pakaian, arloji,
dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/
plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
7.2. Deskripsi(2,7,8,9) Cairan tidak berwarna dengan bau khas; Rumus molekul:
CH3CH2OH; Berat molekul 46.1; Titik didih 79°C; Titik leleh -114°C; Kelarutan:
bercampur dengan air, eter, aseton, etanol, kloroform; Tekanan uap (20°C): 5.8 kPa;
Titik nyala 13°; Kerapatan 0,79; pKa 15.9 pada suhu 25 °C.
7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (4) Kesehatan 2 = Paparan berulang kali dapat
menyebabkan munculnya lumpuh sementara atau kemungkinan cedera
Kebakaran 3 = Senyawa dapat terbakar pada kondisi suhu ruang Reaktivitas 0 =
Stabil pada kondisi normal bahkan saat terjadi kebakaran dan tidak reaktif
dengan air.
7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan)(9) R11 : Sangat mudah
menyala S2 : Jauhkan dari jangkauan anak-anak S7 : Jaga wadah dalam keadaan
tertutup rapat S9 : Letakkan wadah di tempat yang berventilasi baik S16 :
Jauhkan dari sumber nyala – Dilarang Merokok S33 : Ambil tindakan
pencegahan untuk meniadakan muatan listrik statis
8.2. Kondisi yang Harus Dihindari(5,7) Jauhkan dari oksidator kuat; sumber nyala api;
suhu ekstrim; dan cahaya matahari langsung..
8.3. Bahan Tak Tercampurkan(4,11) Alumunium, Asam, Oksidator, Logam Alkali,
komponen Halogen, Amoniak, Asam Klorida, Asam Anhidrida, Reduktor, Peroksida
8.4. Dekomposisi Produk dekomposisi adalah karbon dioksida dan karbon monoksida
8.5. Polimerisasi Pada kondisi penggunaan dan penyimpanan normal, tidak terbentuk
polimer yang berbahaya (4) .
9.1. Ventilasi(11) Senyawa ini harus disimpan di tempat kering, bersuhu dingin, dan
memiliki saluran udara yang baik.
9.2. Perlindungan Mata(5,11) Gunakan kacamata pelindung yang telah diuji dan
memenuhi standar peraturan yang berlaku atau sesuai standar NIOSH atau EN166
(EU)
9.3. Pakaian(5) Gunakan pakaian pelindung lengkap yang melindungi dari bahan kimia,
pakaian pelindung antistatik tahan api, jenis baha pelindung yang digunakan harus
dipilih berdasarkan konsentrasi dan sumbah bahan berbahaya yang ada di tempat
kerja.
9.4. Sarung Tangan(5,11) Gunakan sarung tangan pelindung yang memenuhi standar
peraturan yang berlaku atau sesuai spesifikasi EU 89/686/EEC dan standar EN374.
9.5. Respirator(6) Paparan hingga 3300 ppm : APF = 10 : Gunakan respirator penyuplai
udara APF = 50 : Gunakan alat pernafasan mandiri dengan penutup wajah penuh
Kondisi gawat darurat atau pada kondisi dimana konsentrasi paparan tidak diketahui :
APF = 10.000 : Gunakan alat pernafasan mandiri dengan penutup wajah dan
dijalankan berdasarkan kebutuhan tekanan atau mode tekanan positif lainnya. APF =
10.000 : Gunakan respirator penyuplai udara yang memiliki penutup wajah dan
dijalankan berdasarkan kebutuhan tekanan atau mode tekanan positif lainnya
dikombinasikan dengan bantuan alat pernapasan mandiri tekanan positif.
b. Amonia
SIFAT-SIFAT BAHAYA
Efek jangka pendek (Akut)
Iritasi terhadap pernapasan, hidung, tengorokan dan mata yang terjadi
pada 400-700 ppm. Sedang pada 5000 ppm menimbulkan kematian .
KESEHATAN kontoak dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar (frostbite). Efek
jangka Panjang (kronis).
Menghirup uap asam pada jangka Panjang mengakibatkan iritasi pada
hidung tengorokan dan paru-paru.termasuk bahan teratogenic.
Nilai Ambang batas : 25 ppm( 18mg/m3)(ACGIH 1987-88) STEL 35 ppm (27
mg/m3).
Toksisitas : LD50 = 3 mg/kg (oral,tikus). LC50 = 200 ppm (tikus
menghirup 4 jam)
Dapat terbakar pada daerah mudah terbakar : 16-25 % (LFL-UFL).
REAKTIFITAS suhu kamar : 651°C
2. a. Asam Sulfat
ketidaksadaran atau kematian. Eksposur berkepanjangan dapat menyebabkan luka bakar dan kulit
ulcerations. Over-eksposur oleh inhalasi dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Potensi Efek
Kesehatan kronis:
Substansi mungkin beracun ke ginjal, hati, kulit, sistem saraf pusat (CNS).
Berulang atau lama terpapar zat yang dapat menghasilkan target kerusakan organ. Eksposur yang
diulang mata yang rendah tingkat debu dapat menghasilkan iritasi mata. Diulang kulit eksposur lokal
dapat menghasilkan kulit kehancuran, atau infeksi kulit. Diulang inhalasi debu dapat menghasilkan
berbeda-beda pernafasan iritasi paru-paru atau kerusakan.
Eye Contact:
Memeriksa dan menghapus setiap lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera flush dengan banyak
mata air di paling tidak 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Segera mendapatkan perhatian medis.
Kulit Hubungi: Dalam kasus kontak, segera membilas kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit saat menghapus kejangkitan
pakaian dan sepatu. Menutupi jengkel dengan yg melunakkan kulit. Air dingin mungkin pakaian
sebelum used.Wash kembali. Sepatu sebelum benar-benar bersih kembali. Segera mendapatkan
perhatian medis. Cucilah dengan sabun dan desinfektan menutupi kejangkitan kulit dengan anti-
bacterial cream. Segera mencari
perhatian medis.
Inhalasi:
Jika inhaled, keluarkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, memberikan pernafasan buatan. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen. Mendapatkan
perhatian medis.
Serius inhalasi:
Mengungsikan korban ke daerah yang aman secepatnya. Melucuntukan pakaian ketat seperti leher,
dasi, ikat pinggang atau
ikat pinggang. Jika sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut
ke mulut
hal menyadarkan. PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya kepada orang yang memberikan bantuan
untuk memberikan mulut ke mulut hal menyadarkan
bila inhaled bahan beracun, korosif atau menular. Mencari perhatian medis segera.
Proses menelan:
Jangan menyebabkan muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya dengan personil medis. Tidak
pernah memberikan sesuatu kepada oleh mulut bawah sadar orang. Jika jumlah besar ini adalah bahan
ditelan, segera memanggil dokter. Melucuntukan ketat
Keberadaan bahaya kebakaran di Berbagai Substances: bahan organik, logam, bahan-bahan mudah
terbakar
Splash mata. Sintetis apron. Debu dan uap pernafasan. Pastikan untuk menggunakan disetujui /
bersertifikat atau pernafasan
setara. Sarung tangan. Perlindungan pribadi dalam kasus yang besar Spill:
Splash mata. Penuh sesuai. Debu dan uap pernafasan. Boots. Sarung tangan. J diri yang bernapas
aparatharus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan
mungkin tidak akan mencukupi; berkonsultasi dengan
Dapat bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, ammonia, ammonium garam, phosphorous, banyak
dibagi halus organik compounds (bahan), cairan, asam, belerang. Keterangan khusus di Corrosivity:
Tidak tersedia. Polymerization: Apakah tidak terjadi.
Dapat menyebabkan kerusakan pada organ berikut: ginjal, hati, kulit, sistem saraf pusat (CNS).
Berbahaya jika terjadi kontak kulit (yg mengganggu), dari kontak mata (korosif), dari proses menelan,
dari inhalasi. Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (permeator).
Keterangan khusus pada kebisaan untuk Binatang: Tidak tersedia. Keterangan khusus pada Efek
kronis pada Manusia: Dapat menimbulkan efek Adverse reproduksi (kesuburan laki-laki dan
perempuan) berdasarkan data hewan. dapat mempengaruhi bahan genetik (mutagenetic) berdasarkan
data hewan. Keterangan khusus pada Efek.
3. Fungsi lemari asam adalah melindungi personil dari bahaya terhirup gas beracun selama
proses pengujian, riset mau pun pembelajaran di laboratorium.
b. Amonia
VI. Kesimpulan
1. Kent Olson – Poisoning & Drug Overdose 6th edition. Hal. 204-206. McGrawHill. New York. 2012 2.
http://toxinz.com/Spec/2259439 (diunduh bulan Juli 2013) 3.
http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search/f?./temp/~UTasot:1 (diunduh bulan Juli 2013) 4.
http://www.airgas.com/documents/pdf/001114.pdf (diunduh bulan Juli 2013) 5.
http://www.cdc.gov/niosh/ipcsneng/neng0044.html (diunduh bulan Juli 2013) 6.
http://www.cdc.gov/niosh/npg/npgd0262.html (diunduh bulan Juli 2013) 7.
http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0044.htm (diunduh bulan Juli 2013) 8.
http://www.inchem.org/documents/sids/sids/64175.pdf (diunduh bulan Juli 2013) 9.
http://www.ncpalcohols.com/MSDS/MSDS%20Light%20Spirit.pdf (diunduh bulan Juli 2013)
10.http://www.pharmcoaaper.com/pages/MSDS/MSDS_E/ethanol_pure_kosher_ 200.pdf (diunduh
bulan Juli 2013) 11.http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.do?country=S
G&language=en&productNumber=676829&brand=SIAL&PageToGoToURL=h ttp%3A%2F
%2Fwww.sigmaaldrich.com%2Fcatalog%2Fsearch%3Finterface %3DAll%26term%3Dethanol%26lang
%3Den%26region%3DSG%26focus%3 Dproduct%26N
%3D0%2B220003048%2B219853236%2B219853286%26mo de%3Dmatch%2520partialmax (diunduh
bulan Juli 2013
1. https://www.scribd.com/doc/110273216/MSDS-Amoniak
2. http://septa-ayatullah.blogspot.com/2009/04/material-safety-data-sheet-msds-kalium.html
https://www.coursehero.com/file/22242473/TM-K3/