Anda di halaman 1dari 10

47

Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak


Tunagrahita

Riska Dewi Ariyanti 1), Artika Nurrahima 2)


1
Mahasiswa Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Info Artikel
Abstrak
Article Anak tunagrahita mengalami penurunan fungsi intelektual sehingga memerlukan bantuan
History: seseorang untuk merawatnya (caregiver). Caregiver beresiko mengalami caregiver burden atau
Accepted Nov beban pengasuhan sehingga rentan mengalami penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian
8th 2021 untuk mengetahui hubungan caregiver burden dengan kualitas hidup caregiver anak tunagrahita
di SLB Negeri Jepon Blora. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode
deskriptif korelasional. Sebanyak 76 responden diperoleh melalui teknik total sampling. Hasil
penelitian menunjukkan caregiver yang tidak memiliki beban sebanyak 34 orang (44,7%), beban
ringan sampai sedang 38 orang (50%), beban sedang sampai berat 3 orang (4%), beban berat 1
orang (1,3%) dan kualitas hidup hampir seimbang antara yang buruk sebanyak 39 orang (51,3%)
dan baik 37 orang (48,7%). Analisis bivariat menunjukkan nilai p-value 0,018 (p<0,05) dengan
koefisien korelasi (r) = -0,266. Terdapat hubungan cukup kuat dengan arah negatif antara
caregiver burden dengan kualitas hidup caregiver anak tunagrahita. Diperlukan upaya
pemeliharaan kesehatan fisik dan psikologis secara rutin bagi caregiver selama merawat anak.

Kata kunci: Tunagrahita, Caregiver Burden, Kualitas Hidup

The Relationship between Caregiver Burden and Quality of Life of Caregivers for Children with
Mental Retardation

Abstract

Children with mental retardation experience a decline in intellectual function, so they need
someone's help to take care of them (caregiver). Caregivers are at risk of experiencing a caregiver
burden so that they are vulnerable to decreased quality of life. The purpose of the study was to
determine the relationship between caregiver burden and quality of life of caregivers for mentally
retarded children at SLB Negeri Jepon Blora. This research is a type of quantitative research with
descriptive correlational method. A total of 76 respondents were obtained through total sampling
technique. The results showed that caregivers who did not have a burden were 34 people (44.7%),
light to medium load 38 people (50%), moderate to heavy burden 3 people (4%), heavy burden 1
person (1.3%) and the quality of life is almost balanced between the bad as many as 39 people
(51.3%) and the good 37 people (48.7%). Bivariate analysis showed a p-value of 0.018 (p<0.05)
with a correlation coefficient (r) = -0.266. There is a fairly strong relationship with a negative
direction between caregiver burden and the quality of life of caregivers for mentally retarded.
Physical and psychological health care is needed for caregivers who take care mentally retarded
children.

Key words : Mental retardation, Caregiver Burden, Quality of Life

Corresponding author:
Artika Nurrahima
artikanurrahima@fk.undip.ac.id
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.26594/jika.1.2.2018. 1-12
e-ISSN 2621-296X
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 48

PENDAHULUAN tunagrahita dalam tingkat mild rentang IQ


50-55 hingga sekitar 70, moderate rentang IQ
Disabilitas merupakan sebuah 35-40 hingga 50-55, severe rentang IQ 20-25
gangguan atau kelainan yang dialami hingga 35-40, dan profound rentang IQ
seseorang sehingga menyebabkan dibawah 20-25 (Astrella, 2018). Sedangkan
keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan menurut American association and intelectual
sehari-harinya. Diperkirakan kurang lebih and developmental disability disabilitas
15% jumlah penyandang disabilitas dari intelektual memiliki 3 komponen utama yaitu
jumlah penduduk di dunia (Arie, 2017). rendahnya fungsi intelektual (Intelectual
Penyandang disabilitas dapat terjadi pada funnction), kesulitan dalam perilaku adaptif
setiap usia termasuk pada anak. Disabilitas (adaptive behaviour) dan intensitas
merupakan salah satu jenis hambatan kebutuhan terhadap sistem dukungan yang
perkembangan pada anak yang sering mulai tinggi (system support) (Adim, 2020).
terjadi pada usia dini (Mawardah et al., 2012). Anak tunagrahita merupakan anak
Jenis disabilitas yang dapat terjadi pada anak yang mengalami penurunan fungsi
diantaranya tunadaksa, tunagrahita, intelektual sehingga mengalami hambatan
tunalaras, tunanetra, tunarungu, dan tuna dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
wicara.(Widinarsih, 2019). secara kurang optimal. Anak retardasi mental
Jumlah penyandang disabilitas mempunyai hambatan dalam kemampuan
menurut World Health Survey And Global adaptif beberapa diantaranya adalah
Burden Of Desease di dunia pada usia 15 tahun komunikasi, memelihara kesehatan dan
dan dewasa lainnya adalah sebesar 19,4% keselamatan diri, perkembangan fisik,
atau 975 juta jiwa (WHO, 2011). Prevalensi ataupun keterampilan sosial (Evi syafrida
disabilitas ini meningkat seiring Nasution, 2020). Perkembangan motorik
bertambahnya usia dari 6,1 % diantara anak- halus pada anak tunagrahita yang kurang
anak usia 1 tahun menjadi 13,9% di kalangan baik juga menyebabkan anak mengalami
remaja (Olusanya et al., 2020). Menurut keterlambatan perkembangan. Berdasarkan
Hastuti (2019) & Mujjadid (2014) menyatakan penelitian motorik halus anak tunagrahita
bahwa jumlah penyandang disabilitas pada kurang baik pada umur yang sudah
usia 5-17 tahun 2012 sebesar 0,77% dan memasuki tahap perkembangan akhir masa
mengalami peningkatan di tahun 2018 kanak-kanak (Kurniawan, 2012). Anak
menjadi 0,98%. Salah satu jenis disabilitas disabilitas intelektual yang memiliki tingkat
yang dapat terjadi pada anak adalah kematangan sosial yang rendah dapat
tunagrahita. Hasil survey yang dilakukan mempengaruhi tingkat kemandiriannya
peneliti prevalensi anak tunagrahita di dalam kehidupan sehari-hari (Fadli et al.,
sekolah berkebutuhan khusus wilayah Blora 2014). Sehingga kondisi tersebut dapat
tahun 2018-2020 mengalami peningkatan menyebabkan anak mengalami
sebesar 1,56%. Salah satu sekolah ketergantungan pada orang lain dalam
berkebutuhan khusus wilayah Blora yang memenuhi kebutuhannya.
memiliki jumlah siswa tunagrahita paling Hasil penelitian yang telah dilakukan
tinggi adalah SLB Negeri Jepon Blora. Siswa mengenai kemandirian activity daily living
tunagrahita di sekolah tersebut memiliki anak tunagrahita menunjukkan kemampuan
jumlah paling tinggi dibandingkan dengan perawatan diri dalam kategori tinggi 64,5%,
jenis disabilitas lain sedang sebanyak 28,9 % dan kategori rendah
American Association on Mental sebesar 6,6 % (Hikmah & Nurrahima, 2018).
Deficienscy (AAMD) mendefinisikan Anak tunagrahita juga mengalami gangguan
disabilitas intelektual merupakan kurangnya dalam perkembangan bicara dan bahasa
kemampuan intelektual karena dibawah rata- sehingga mengalami keterbatasan dalam
rata serta perilaku penyesuaian diri yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
kurang dan terjadi selama masa Hasil penelitian menyatakan bahwa anak
pertumbuhannya (Dinie Ratri Desiningrum, dengan tunagrahita yang mampu melakukan
2017). DSM IV-TR mengkategorikan interaksi sosial sebesar 48,8% dan tidak

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 49

mampu melakukan interaksi sosial sebesar dalam mempengaruhi kualitas hidup


51,2% (Kusumawasti AA., 2016) keluarga dengan anak disabilitas intelektual
Keterbatasan yang dialami oleh anak (Kumar et al., 2020). Beban pengasuhan lain
tunagrahita menyebabkan anak yang paling tinggi dirasakan oleh orang tua
membutuhkan bantuan seseorang untuk dengan anak retardasi mental terdapat pada
merawatnya (caregiver). Caregiver dapat aspek fisik dan mental (Arya et al., 2019).
berasal dari jasa pelayanan kesehatan yang Hasil penelitian menunjukkan perbedaan
merawat secara sukarela ataupun dibayar terbesar antara kualitas hidup orang tua anak
(caregiver formal) dan caregiver dari keluarga disabilitas intelektual dengan anak normal
seperti orang tua (caregiver informal). lainnya terkait dengan fungsi fisik yang
Anggota keluarga yang menjadi caregiver menunjukkan skor nilai yang lebih rendah
adalah salah satu pemenuhan fungsi keluarga (Dezaki et al., 2018). Kecemasan serta depresi
terhadap anggota keluarga yang mengalami dari kategori sedang sampai berat juga
sakit (Alifudin & Ediati, 2019). dirasakan oleh orang tua yang merawat anak
Peran sebagai caregiver bagi orang tua retardasi mental (Shabo et al., 2011). Stres
dengan anak tunagrahita terkadang bukan dalam kategori sedang juga paling banyak
sesuatu yang mudah. Sehinggga, orang tua dialami oleh orang tua dengan anak retardasi
dengan anak tunagrahita memiliki beban mental (Wahyuningasih et al., 2018).
selama merawat anaknya. Hasil penelitian Berdasarkan penelitian orang tua dengan
yang telah dilakukan menunjukkan beban anak disabilitas intelektual mengalami
yang dimiliki keluarga selama merawat anak peningkatan tekanan psikologis seperti stres
tunagrahita sedang menunjukkan beban dan penurunan kualitas hidup (Staunton et
ringan sebesar (46,4%) dan beban berat al., 2020). Dengan demikian, orang tua
sebesar (53,6%) sebanyak 15 orang (Yusri & tampaknya memiliki beban yang tinggi dan
Fitria, 2016). Ibu yang memiliki anak gangguan kualitas hidup (Malhotra et al.,
tunagrahita memiliki beban obyektif dan 2012)
beban subjektif yang lebih tinggi daripada Kualitas hidup menurut WHO (World
anak tanpa retardasi mental (Koolaee et al., Health Organization) merupakan persepsi
2014). seseorang terhadap kehidupannya yang
Caregiver burden atau beban meliputi perilaku ataupun sistem nilai
pengasuhan adalah suatu respon, terhadap lingkungan dimana mereka tinggal
multidimensional mengenai penilaian negatif serta hubungannya terhadap tujuan hidup,
dan stres yang dialami karena memberikan harapan, standar dan penilaian seseorang
perawatan kepada seseorang yang sakit (Kim mengenai keadaannya. Kualitas hidup adalah
et al., 2012). Selama merawat anak retardasi pandangan subjektif dari individu mengenai
mental orang tua merasakan stres, cemas, keadaan fisik, psikologis, sosial, serta
khawatir, sedih dan lelah dalam merawat lingkungan (Rubbyana, 2012). Kualitas hidup
anak (Aprilla & Marjohan 2019). Hasil adalah pandangan subjektif seseorang
penelitian menunjukkan bahwa anak terhadap kehidupannya yang memiliki
disabilitas intelektual memiliki pengaruh hubungan dengan nilai, tujuan, harapan, dan
yang signifikan terhadap ekonomi keluarga standar dalam kehidupan yang memiliki
secara keseluruhan seperti tidak dapat pengaruh pada fisik, psikologi, hubungan
mendapatkan pekerjaan yang sosial serta lingkungan (Psikologi et al., 2017)
menguntungkan, mempengaruhi tabungan Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
atau perjalanan bisnis mereka (Adeleke et al., penurunan kualitas hidup dan kualitas tidur
2020). Beban pengasuhan pada orang tua pada orang tua dengan anak disabilitas
dapat meningkat seiring dengan menurunnya disebabkan oleh beban pengasuhan yang
status keuangan keluarga (Arya et al., 2019). meningkat (Yilmaz & Küçük Alemdar, 2021).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Penelitian ini akan lebih difokuskan kepada
beban ekonomi keluarga, fungsi keluarga, caregiver anak tunagrahita. Hasil penelitian
hubungan keluarga dan hubungan menunjukkan bahwa caregiver anak
interpersonal orang tua memiliki hubungan tunagrahita lebih memiliki beban yang berat

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 50

(Yusri & Fitria, 2016). Selain itu orang tua bersama enumerator yang sebelumnya telah
anak tunagrahita juga memilki kualitas hidup dilakukan persamaan persepsi.
yang lebih rendah dibandingkan orang tua Analisis univariat dengan tabel
dengan anak disabilitas lain (Dewi & Mu’in, distribusi frekuensi digunakan untuk
2015). Kualitas hidup yang menurun mengetahui karakteristik anak, karakteristik
dikhawatirkan dapat mempengaruhi responden, caregiver burden dan kualitas
caregiver dalam melakukan perawatan hidup orang tua dengan anak tunagrahita.
kepada anak secara tidak optimal. Selain itu, Analisis bivariat yang digunakan dalam
kualitas hidup buruk juga dapat memberikan penelitian ini adalah uji kendall’s tau-b
dampak negatif terhadap caregiver itu sendiri. karena data bertipe ordinal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Penelitian ini telah lolos uji etik dari
mengetahui hubungan caregiver burden Komisi Penelitian Kesehatan FK Undip
dengan kualitas hidup caregiver anak dengan EC No. 87/EC/KEPK/FK-
tunagrahita UNDIP/IV/2021. Etika penelitian yang
METODE dilaksanakan antara lain : pemberian
informasi terkait penelitian sebelum
Penelitian ini menggunakan responden diberikan kebebasan menentukan
pendekatan kuantitatif, desain penelitian pilihan keterlibatan dalam penelitian;
cross sectional dan metode deskriptif memberikan manfaat kepada pihak terkait
korelasional. Variabel penelitian ini adalah seperti SLB, caregiver ; tidak menimbulkan
care giver burden (variabel independen) dan bahaya atau kerugian terhadap responden
kualitas hidup caregiver (variabel dependen). melalui penggunaan kuesioner dan
Populasi dalam penelitian ini adalah penerapan protokol kesehatan; menjamin
caregiver anak tunagrahita usia 7-18 tahun di kerahasiaan data responden hanya untuk
SLB Negeri Jepon Blora. Sebanyak 76 kepentingan penelitian serta memberikan
responden diperoleh dengan teknik total perlakuan yang sama dan tidak membedakan
sampling. Penelitian dilaksanakan di SLB responden penelitian.
Negeri Jepon Blora bulan September 2020- .
Juni 2021.
Instrumen yang digunakan untuk HASIL
mengukur caregiver burden adalah ZBI (Zarit
Burden Interview) dikembangkan oleh Zarit, Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Steven H, yang telah diterjemahkan ke dalam Anak Tunagrahita di SLB Negeri Jepon Blora,
bahasa Indoensia oleh Rachmat, Low Anneke Bulan April 2021 (n=76)
Endawati (2009). Uji validitas dan reliabilitas
oleh Inabah (2017) kepada 20 responden Karakteristik Anak Frekuensi Persentase (%)
menggunakan uji korelasi pearson product Jenjang Pendidikan
SD 39 51,3
moment . Hasil uji validitas menghasilkan
SMP 32 42,1
nilai r hitung 0,597-0,873 dengan nilai Alpha SMA 5 6,6
Cronbach 0,953. Instrumen WHOQOL-BREF Usia
yang dikembangkan oleh WHO digunakan 6-11 tahun (Kanak-Kanak) 19 25
mengukur kualitas hidup caregiver. 12-16 tahun (Remaja Awal) 43 56,5
17-25 tahun (Remaja Akhir) 14 18,4
WHOQOL-BREF versi Bahasa Indonesia telah
Kategori Tunagrahita
dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh Tunagrahita Ringan 68 89,5
Sesmilati (2017) kepada orang tua dengan Tunagrahita Sedang 8 10,5
anak disabilitas dan non disabilitas dan telah Total 76 100
dinyatakan valid dan reliabel.
Data dikumpulkan dengan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
menggunakan kuesioner yang langsung diisi Caregiver Anak Tunagrahita di SLB Negeri Jepon Blora,
oleh responden. Pengumpulan data dengan Bulan April 2021 (n=76)
metode door to door dengan penerapan Karakteristik Caregiver Frekuensi Persentase
protokol kesehatan dilakukan oleh peneliti (%)

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 51

Jenis kelamin Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Hubungan


Perempuan 68 89,5 Caregiver Burden Dengan Kualitas Hidup
Laki-laki 8 10,5
Usia
Caregiver Anak Tunagrahita
17-25 tahun (Remaja Akhir) 1 1,3 Di SLB Negeri Jepon Blora,
26-35 tahun (Dewasa Awal) 10 13,2 Bulan April 2021 (n=76)
36-45 tahun (Dewasa Akhir) 28 36,8 Hasil Analisis Korelasi Dengan SPSS
46-55 tahun (Lansia Awal) 31 40,8 Caregiver Kualitas
56-65 tahun (Lansia Akhir) 6 7,9 Burden Hidup
Tingkat Pendidikan Kendall’s Caregiver Correlation 1.000 -.266*
Tidak Bersekolah 8 10,5 tau_b Burden Coefficient
SD 32 42,1 Sig. (2- . .018
SMP 13 17,1
tailed)
SMA 16 21,1
N 76 76
Perguruan Tinggi 7 9,2
Kualitas Correlation -.266* 1.000
Tingkat Penghasilan
Hidup Coefficient
<UMR (Rp.1.894.000) 68 89,5
Sig. (2- .018
≥UMR (Rp.1.894.000) 8 10,5
tailed)
Total 76 100
N 76 76
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Caregiver Burden Tabel 5 menunjukkan hasil uji korelasi
pada Caregiver Anak Tunagrahita didapatkan nilai p-value 0,018 (p<0,05)
Di SLB Negeri Jepon Blora, dengan nilai koefisien korelasi (r) = -0,266.
Bulan April, 2021 (n= 76) Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada
hubungan cukup kuat dengan arah negatif
Tingkat Caregiver Burden Frekuensi Persentase
(%)
antara caregiver burden dengan kualitas hidup
Tidak ada beban 34 44,7 caregiver anak tunagrahita di SLB Negeri
Beban ringan sampai 38 50 Jepon Blora.
sedang
Beban sedang sampai berat 3 4 PEMBAHASAN
Beban Berat 1 1,3
Total 76 100
1. Gambaran Caregiver Burden
Caregiver selama memberikan
Caregiver burden dikategorikan perawatan kepada anak tunagrahita memiliki
sebagai berikut : 0-20 tidak ada beban; 21- beban pengasuhan yang kompleks karena
40 beban ringan sampai sedang; 41-60 harus merawat individu yang sakit dan juga
beban sedang sampai berat; 61-88 beban harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya
berat sendiri. Beban yang dialami tersebut terkait
beban objektif ataupun beban subjektif. Beban
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup objektif merupakan beban yang alami
pada Caregiver Anak Tunagrahita caregiver berhubungan dengan berbagai
Di SLB Negeri Jepon Blora, masalah dalam memberikan perawatan seperti
Bulan April, 2021 (n= 76) hubungan sosial yang terganggu, waktu untuk
diri sendiri yang berkurang serta biaya untuk
Tingkat Insomnia Frekuensi Persentase
kebutuhan sehari-hari yang bertambah (Fitriani
(%) & Handayani, 2020). Beban subjektif
Kualitas hidup buruk 39 51,3 berkaitan dengan suatu respon seperti adanya
Kualitas hidup baik 37 48,7 ketakutan, kesedihan, cemas, kemarahan,
Total 76
Hasil pengukuran kualitas hidup
100 merasa salah serta tekanan yang lain (Fitriani
dikategorikan menjadi: kualitas hidup buruk & Handayani, 2020)
< 50 dan kualitas hidup baik ≥ 50. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Purba (2018) yang
menunjukkan bahwa caregiver memiliki beban
berat sebanyak 4 orang (9,5%) dan beban
ringan sebanyak 38 orang (90,5%) (F. I. Purba,

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 52

2018). Selama merawat anak retardasi mental Hasil penelitian ini menunjukkan
orang tua merasakan stres, cemas, khawatir, bahwa caregiver ada yang tidak memiliki
sedih dan lelah (Aprilla et al., 2019). Beban beban. Caregiver yang tidak memiliki beban
lain yang dapat dialami caregiver adalah sudah melakukan penyesuaian diri karena
terkait masalah finansial. Kebutuhan anak telah melakukan penerimaan terhadap anak
tunagrahita yang berbeda dari anak normal tunagrahita. Orang tua menjalani beberapa fase
lainnya menjadi sumber pengeluaran yang dalam tahapan penerimaan diri mulai dari fase
besar karena untuk kebutuhan perawatan, denial (penolakan), anger (marah),
sosial ataupun pelayanan pendidikan khusus deperession (depresi), bergaining (penawaran),
sehingga menyebabkan permasalahan ekonomi sampai fase acceptance (penerimaan) (Sujito,
pada orang tua. Berdasarkan penelitian 2017). Dibutuhkan proses dan waktu yang
sebelumnya anak disabilitas intelektual panjang untuk menerima anak berkebutuhan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap khusus dalam keluarga mulai dari fase
ekonomi keluarga secara keseluruhan seperti menolak keberadaan anak sampai pada
tidak dapat mendapatkan pekerjaan yang tahapan orang tua merasa sadar dan menerima
menguntungkan, mempengaruhi tabungan atau anak karena yakin bahwa segala sesuatu yang
perjalanan bisnis mereka (Adeleke et al., 2020) diberikan oleh Tuhan adalah adalah sebuah
Hasil penelitian sebagian besar amanah dan rezeki yang harus disyukuri
caregiver memiliki beban ringan sampai (Sujito, 2017).
sedang yaitu sebanyak 38 orang (50%). Nilai Caregiver yang telah memiliki rasa
sedang dapat memaparkan bahwa ada penerimaan diri terhadap anaknya maka akan
kerentanan caregiver burden untuk bergeser berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam
ke sisi yang lebih baik (tidak ada beban) atau merawat anaknya. Hasil penelitian
ke sisi yang yang lebih buruk (beban semakin menyatakan bahwa terdapat hubungan efikasi
tinggi). Caregiver Burden yang dialami oleh diri dengan beban caregiver dalam merawat
caregiver dapat dipengaruhi oleh beberapa penderita retardasi mental (Hartatik, 2020).
faktor. Pendidikan dapat mempengaruhi Penelitian lain juga menunjukkan bahwa
perilaku seseorang dalam melakukan proses tingkat disabilitas intelektual yang semakin
pengasuhan. Tingkat pendidikan dapat tinggi dapat membuat caregiver membutuhkan
membuat seseorang paham mengenai proses waktu lebih banyak dalam merawat anak
pengasuhan sehingga bisa memberikan (Turan Gurhopur, 2017). Penelitian ini juga
pengaruh terhadap perilaku pengasuhan yang menunjukkan bahwa mayoritas dari anak
dilakukan (Tsegmid, 2015). Beban pengasuhan tunagrahita berada pada kategori ringan yaitu
pada orang tua juga dapat meningkat seiring sebesar 68 anak (89,5%). Anak tunagrahita
dengan menurunnya status keuangan keluarga yang berada pada kategori ringan mempunyai
(Arya et al., 2019). Kebutuhan dalam merawat hambatan minimal dalam sensorik dan motorik.
anak tunagrahita dapat bertambah karena anak Anak dalam kategori tersebut lebih bisa
tunagrahita memerlukan terapi ataupun melakukan perawatan diri dan aktifitas sehari-
vitamin. Sehingga Caregiver yang memiliki hari secara lebih mandiri dibandingkan dengan
tingkat ekonomi ke bawah rentan mengalami anak tunagrahita kategori sedang. Sehingga hal
beban pengasuhan tersebut dapat membuat caregiver lebih bisa
Penelitian lain juga menunjukkan meluangkan waktunya sehingga beban
bahwa perempuan atau ibu lebih memiliki fisiknya akan lebih berkurang
beban yang lebih tinggi daripada ayah dalam 2. Gambaran Kualitas Hidup
merawat anak disabilitas intelektual (Suminta, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2017). Caregiver perempuan terutama ibu kualitas hidup hampir sembang antara yang
memiliki tanggung jawab yang besar dan lebih buruk sebanyak 39 orang (51,3%) dan baik 37
sering dalam merawat anak sehingga rentan orang (48,7%). Berdasarkan penelitian ini
memiliki beban pengasuhan daripada mayoritas caregiver memiliki kualitas hidup
ayah.Orang dengan usia yang lebih tua juga yang buruk. Mayoritas caregiver memiliki
rentan mengalami kelelahan selama merawat tingkat penghasilan dibawah upah minimum
anak sehingga beban fisik dapat meningkat. Kabupaten Blora. Orang tua yang merawat

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 53

anak disabilitas rentan mengalami masalah mampu menerimanya sehingga akan


perekonomian. Berdasarkan penelitian menyebabkan hubungan timbal balik rasa
tingkat penghasilan memiliki korelasi dalam cinta dan sayang sehingga hubungan
mempengaruhi kualitas hidup (Dardas & keluarga lebih harmonis (Budiarti & Hanoum,
Ahmad, 2014). Hasil penelitian menunjukkan 2019). Keluarga yang harmonis akan saling
bahwa perempuan memiliki kualitas hidup memberikan semangat dan membantu jika
yang lebih rendah daripada laki-laki pada terdapat permasalahan selama merawat anak.
domain fisik, psikologis, dan hubungan social Ketika caregiver memiiki kesejahteraan
(Lodhi et al., 2019). Perempuan atau ibu yang psikologis maka akan melakukan penilaian
berperan sebagai caregiver memiliki terhadap kualitas hidupnya secara lebih
tanggung jawab yang lebih besar selama positif.
merawat anak. Caregiver tersebut juga sering
lebih lama bersama anak, apalagi anak 3. Hubungan Caregiver Burden dengan
tunagrahita yang lebih banyak Kualitas Hidup caregiver
membutuhkan bantuan daripada anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
normal lainnya. Orang yang memiliki usia ada hubungan cukup kuat dengan arah
lebih tua juga memiliki kualitas hidup secara negatif antara caregiver burden dengan
keseluruhan lebih rendah dan semakin tidak kualitas hidup caregiver anak tunagrahita di
puas dengan kesehatan umum mereka (F. D. SLB Negeri Jepon Blora. Caregiver yang
Purba et al., 2018). Hal tersebut terjadi karena memiliki beban lebih sedikit atau tidak ada
orang yang lebih tua rentan terkena masalah beban akan cenderung memiliki kualitas
terkait fungsi fisik akibat terjadi penurunan hidup yang lebih baik. Sedangkan orang tua
fungsi tubuh. Ketika merawat anak yang memiliki beban yang lebih tinggi
tunagrahita akan membutuhkan tenaga yang mengalami gangguan kualitas hidup
lebih banyak sehingga hal tersebut dapat (Malhotra et al., 2012).
membuat kelelahan fisik pada caregiver. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Chambers (2015) dalam (Nurhidayah penelitian Yilmaz (2020) yang menyebutkan
et al., 2020) menyatakan bahwa kualitas bahwa penurunan kualitas hidup dan
hidup yang baik bisa terjadi akibat kualitas tidur terjadi karena beban
penerimaan orang tua terhadap kondisi pengasuhan meningkat pada orang tua
disabilitas anaknya, berpikir positif mengenai dengan anak disabilitas. Hasil penelitian
masalahnya, serta dukungan yang diperoleh menunjukan bahwa mayoritas caregiver
dari orang-orang terdekat seperti keluarga. memiliki tigkat penghasilan dibawah upah
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa minimum. Tingkat penghasilan yang rendah
mayoritas caregiver adalah perempuan. Orang dapat membuat caregiver mengalami beban
tua terutama ibu memiliki resilien lebih ekonomi karena adanya tambahan
tinggi daripada ayah selama merawat anak kebutuhan terapi dan vitamin anak serta
retardasi mental (Suminta, 2017). Penelitian pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Orang tua
ini juga menunjukkan bahwa mayoritas sebagai caregiver anak tunagrahita juga
kategori tunagrahita adalah ringan. Anak merasa malu ataupun minder sehingga
dengan kategori tunagrahita ringan cenderung menarik diri dari lingkungan
membutuhkan bantuan lebih minimal. sosial. Hasil penelitian menunjukkan beban
Sehingga hal ini dapat membuat caregiver ekonomi keluarga, fungsi keluarga, hubungan
menilai kualitas hidup secara kebih positif. keluarga dan hubungan interpersonal orang
Berdasarkan hasil penelitian tua memiliki hubungan dalam
menunjukkan bahwa terdapat hubungan mempengaruhi kualitas hidup keluarga
antara dukungan keluarga dengan dengan anak disabilitas intelektual (Kumar et
kesejahteraan psikologis orang tua yang al., 2020).
memiliki anak berkebutuhan khusus Beban pengasuhan yang paling tinggi
(Budiarti & Hanoum, 2019). Friedman (2010) dirasakan oleh orang tua dengan anak
menyatakan bahwa dukungan keluarga retardasi mental terdapat pada aspek fisik
merupakan suatu tindakan serta keluarga dan mental (Arya et al., 2019). Caregiver yang

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 54

memiliki usia lebih tua mengalami diharapkan dilakukan secara rutin sebagai
penurunan fungsi tubuh sehingga rentan upaya meningkatkan kualitas hidup caregiver
mengalami kelelahan ataupun masalah anak tunagrahita.
kesehatan fisik selama merawat anak. Selain
itu masalah mental seperti stres juga sering REFERENSI
dialami oleh orang tua sebagai caregiver anak
retardasi mental. Salah satu indikator dalam Adeleke, O. P., Ewa, J. A., Olayi, J. E., & Orim, S. O. (2020).
penilaian kualitas hidup adalah aspek fisik Impact of Intellectual Disability on the Family
Economy in Calabar , Cross River State , Nigeria.
dan mental. 254–261.
Penerimaan orang tua terutama ibu Adim, A. (2020). Pembentukan Tanggung Jawab Kerja
yang menjadi caregiver untuk anak Siswa Tunagrahita Pasca Sekolah Sebagai
berkebutuhan khusus membutuhkan waktu Cleaning Service (Studi Etnografi di SLB Pembina
dan proses yang lama mulai dari penolakan tingkat Nasional bagian C malang). Jurnal
Exponential, 1(1), 37–50.
keberadaan anak sampai kesadaran untuk http://journal2.um.ac.id/index.php/jppplb/artic
menerima karena merasa bahwa itu adalah le/view/1743/1683
sebuah amanah dan rezeki yang harus Alifudin, M. R., & Ediati, A. (2019). Pengalaman
disyukuri (Sujito, 2017). Penerimaan diri Menjadi Caregiver: Studi Fenomenologis
caregiver selama merawat anak akan Deskriptif Pada Istri Penderita Stroke. Empati,
8(1), 111–116.
membuat caregiver lebih cenderung Aprilla, N., Marjohan, M., & Basmanelly, B. (2019). The
mengalami kesejahteraan psikologis. Psychological Mother Experiences in Caring their
Sehingga hal ini akan membuat caregiver Children with Mental Retardation in a Special
tidak memiliki beban secara fisik, psikologis, needs Schools Rokan Hulu RegencyRiau Province.
ataupun beban sosial. Sejahtera secara Jurnal Kesehatan Komunitas, 5(1), 13–18.
https://doi.org/10.25311/keskom.vol5.iss1.272
psikologis bukanlah hal yang mudah untuk Arie, P. (2017). Inklusi Penyandang Disabilitas di
didapatkan, individu tidak hanya sehat dalam Indonesia. Refleks Hukum, 1(1), 1–4.
aspek fisik namun juga secara psikologis Arya, A., Verma, S., Roy, D., Gupta, P., & Jawaid, F.
(Rahmawati, 2017). Caregiver yang memiliki (2019). A study of burden of care among mothers
kesejahteraan psikologis juga akan of mentally retarded children and adolescents
attending child and adolescent psychiatry OPD in
melakukan penilaian terhadap kualitas a tertiary care center in North India. DELHI
hidupnya pada aspek fisik, psikologis ataupun Psychiatr Sociology, 22(2), 238.
sosial secara lebih positif. Astrella, N. B. (2018). ADHD Pada Anak dengan
Caregiver terutama ibu yang telah Retardasi Mental. Jurnal Psikologi, 5(1), 38–49.
menerima anaknya akan selalu berusaha dan Budiarti, E., & Hanoum, M. (2019). Koping Stres dan
Dukungan Keluarga terhadap Kesejahteraan
yakin dalam memberikan perawatan yang Psikologis Orang Tua yang Memiliki Anak
terbaik untuk anaknya baik dari aspek Berkebutuhan Khusus. SOUL Jurnal.
ekonomi maupun aspek fisik seperti http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/soul
kelelahan (Hartatik, 2020). Ketika caregiver /article/view/2158
merasa yakin dan terus semangat dalam Dardas, L. A., & Ahmad, M. M. (2014). Quality of life
among parents of children with autistic disorder:
merawat anak maka beban yang dirasakan A sample from the Arab world. Research in
tersebut akan terasa lebih ringan. Sehingga Developmental Disabilities, 35(2), 278–287.
hal tersebut juga akan mempengaruhi https://doi.org/10.1016/j.ridd.2013.10.029
penilaian caregiver terhadap kualitas Dewi, N., & Mu’in, M. (2015). Kualitas Hidup Orang Tua
hidupnya pada aspek fisik ataupun aspek Dengan Anak Developmental Disability. Jurnal
Keperawatan Komunitas, 3(1), 37–42.
ekonomi secara lebih positif. Dezaki, M. L., Harouni, G. G., Ahmadi, S., Vameghi, M.,
Sajjadi, H., Ghafari, M., Gh, G. H., & Qual-, G. M. H.
SIMPULAN (2018). Research Paper: Health-Related Quality of
Terdapat hubungan cukup kuat antara Life of Mothers of Children With Intellectual
caregiver burden dengan kualitas hidup Disability. 16(4), 361–370.
Dinie Ratri Desiningrum. (2017). Psikologi Anak
caregiver anak tunagrahita. Semakin berat Berkebutuhan Khusus. In Depdiknas.
beban caregiver, maka kualitas hidup Evi syafrida Nasution. (2020). Gambaran Anak dengan
caregiver semakin buruk. Pemeliharaan Retardasi Mental. Jurnal Psikologi Pendidikan
kesehatan secara fisik dan psikologis Dan Pengembangan Sdm, 9(2), 47–53.

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 55

Fadli, M. K., Pamungkas, D. R., & Sumiyarini, R. (2014). Mawardah, U., Psikologi, F., & Diponegoro, U. (2012).
Kemandirian Anak Intellectual Disability Terkait Relationship Between Active Coping With
Dengan Tingkat Kematangan Sosial. Media Ilmu Parenting Stress in Mother of Mentally Retarded
Kesehatan, 3(1), 1–5. Child. Empati, 1(1), 1–14.
Fitriani, A., & Handayani, A. (2020). Hubungan antara Nurhidayah, I., Imtihana, T., & Adistie, F. (2020).
Beban Subjektif dengan Kualitas Hidup Kualitas Hidup Orang Tua dengan Anak
Pendamping (Caregiver) Skizofrenia. Proyeksi, Disabilitas. Jurnal Ners Care, 3(3), 142–149.
13(1), 13. https://doi.org/10.30659/jp.13.1.13-24 Olusanya, B. O., Wright, S. M., Nair, M. K. C., Boo, N. Y.,
Hartatik. (2020). Efikasi diri dengan beban keluarga Halpern, R., Kuper, H., Abubakar, A. A., Almasri,
(family burden) dalam merawat penderita N. A., Arabloo, J., Arora, N. K., Backhaus, S.,
retardasi mental. Keperawatan, 18(2), 82–92. Berman, B. D., Breinbauer, C., Carr, G., de Vries, P.
https://pesquisa.bvsalud.org/portal/resource/e J., del Castillo-Hegyi, C., Eftekhari, A., Gladstone,
n/mdl- M. J., Hoekstra, R. A., … Kassebaum, N. J. (2020).
20203177951%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/s4156 Global burden of childhood epilepsy, intellectual
2-020-0887- disability, and sensory impairments. Pediatrics,
9%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/s41562-020- 146(1). https://doi.org/10.1542/peds.2019-2623
0884- Psikologi, J., Pendidikan, F. I., & Semarang, U. N. (2017).
z%0Ahttps://doi.org/10.1080/13669877.2020.175 Hubungan Sense of Community Dengan Kualitas
8193%0Ahttp://sersc.org/journals/index.php/IJ Hidup pada Masyarakat Penyandang Cacat.
AST/article/view/22 Purba, F. D., Hunfeld, J. A. M., Iskandarsyah, A., Fitriana,
Hikmah, H., & Nurrahima, A. (2018). Gambaran T. S., Sadarjoen, S. S., Passchier, J., & Busschbach, J.
Kemandirian Activity Daily Living (ADL) pada J. V. (2018). Quality of life of the Indonesian
Anak Tunagrahita di SLB Kabupaten Kendal. general population: Test-retest reliability and
http://eprints.undip.ac.id/63607/ population norms of the EQ-5D-5L and WHOQOL-
Kim, H., Chang, M., Rose, K., & Kim, S. (2012). BREF. PLoS ONE, 13(5), 1–20.
Predictors of caregiver burden in caregivers of https://doi.org/10.1371/journal.pone.0197098
individuals with dementia. 68(4), 846–55. Purba, F. I. (2018). Beban dan Koping Caregiver dalam
https://doi.org/10.1111/j.1365-2648.2011.05787.x Merawat Anak Usia Sekolah dengan Retardasi
Koolaee, A., Khazan, & Tagvaee, D. (2014). Mother- Mental di Sekolah Luar Biasa Negeri Binjai.
Child relationship and burden in families of Rahmawati, A. N. (2017). Kesejahteraan Psikologis
children with mental retardation. Middle East (Psychological Well-Being) Pada KSR PMI Kota
Journal Psychiatry Alzheimers, 8(1), 1–5. Surakarta Dalam Menangani Bencana.
Kumar, P., Yadav, J., Panday, R., Islamia, J. M., Rathee, S., Rubbyana, U. (2012). Hubungan antara Strategi Koping
& Sharma, A. (2020). Psychosocial well-being of dengan Kualitas Hidup pada Penderita
parents with intellectual disable children, Skizofrenia Remisi Simptom. 1(02), 59–66.
Mathura, Uttar Pradesh, India. February 2021. Shabo, F. H., Mohamed, A. A. R., Omer, M., & Tahir, E.
https://doi.org/10.25215/0803.090 (2011). Psychosocial Impacts of Mentally
Kurniawan, T. (2012). Kemampuan Motorik Halus Retarded Children on Parents in Sudan. 6(1), 7–15.
pada Anak Tunagrahita (studi Kasus pada Staunton, E., Kehoe, C., & Sharkey, L. (2020). Families
Yayasan Pendidikan Luar Biasa Putra Jaya under pressure  : stress and quality of life in
Malang. parents of children with an intellectual disability.
http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/30030 https://doi.org/10.1017/ipm.2020.4
Kusumawasti AA. (2016). Gambaran Kemampuan Sujito, E. (2017). Dinamika karakter orang tua yang
Interaksi Sosial Anak Tunagrahita di Sekolah memiliki anak berkebutuhan khusus. 1–91.
Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang. Suminta, R. R. (2017). Perempuan, Resiliensi dan
http://eprints.undip.ac.id/49388/ Lingkungan (Studi Pada Ibu Yang Memiliki Anak
Lodhi, F. S., Montazeri, A., Nedjat, S., Mahmoodi, M., Retardasi Mental). PALASTREN Jurnal Studi
Farooq, U., Yaseri, M., Kasaeian, A., & Holakouie- Gender, 10(2), 149.
Naieni, K. (2019). Assessing the quality of life https://doi.org/10.21043/palastren.v10i1.2746
among Pakistani general population and their Tsegmid, G. (2015). Transformative Power of Early
associated factors by using the World Health Childhood Development for Equitable D
Organization’s quality of life instrument evelopment” ECD Conference. 9.
(WHOQOL-BREF): A population based cross- Turan Gurhopur, F. D. (2017). Family Burden Among
sectional study. Health and Quality of Life Parents Of Children With Intellectual Disability.
Outcomes, 17(1), 1–17. Journal of Psychiatric Nursing, 8(1), 9–16.
https://doi.org/10.1186/s12955-018-1065-x https://doi.org/10.14744/phd.2017.87609
Malhotra, S., Khan, W., & Bhatia, M. S. (2012). Quality Wahyuningasih, S., Child, D. O., Nursing, M., Panrita, S.,
of Life of Parents having Children with Bulukumba, H., Mental, D., Nursing, H., Panrita,
Developmental Disabilities. Delhi Psychiatry S., Bulukumba, H., Panrita, S., & Bulukumba, H.
Journal, 15(1), 171–176. (2018). Psychological Images Of Parents Against
http://medind.nic.in/daa/t12/i1/daat12i1p171.pd Mental Retardation Children In SLB Negeri 1
f Bulukumba. Comprehensive Health Care, 2(3),

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 47-56 56

132–138.
WHO, O. (2011). Word Report on Disability.
https://doi.org/10.2196/14170
Widinarsih, D. (2019). Penyandang Disabilitas Di
Indonesia: Perkembangan Istilah Dan Definisi.
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 20(2), 127–142.
Yilmaz, G., & Küçük Alemdar, D. (2021). Evaluation of
care burden among mothers of children with a
disability: Correlation between physical activity,
quality of life, and sleep quality; a cross-sectional
study. Perspectives in Psychiatric Care, 57(1),
129–137. https://doi.org/10.1111/ppc.12534
Yusri, & Fitria. (2016). Caregiver Burden Pada Keluarga
Dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di
SDLB Labui Banda Aceh. 1(1), 1–5.

Riska Dewi Ariyanti - Hubungan Caregiver Burden dengan Kualitas Hidup Caregiver Anak Tunagrahita

Anda mungkin juga menyukai