Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

UPT PUSKESMAS PAYA LOMBANG


Jl.Besar Dusun XV Desa Paya Lombang Tebing Tinggi Kode Pos 20600
Email : puskpayalombang@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PAYA LOMBANG


NOMOR : 18.12/ 136/ SK/ ADM/ PL/ 2019
TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS PAYA LOMBANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPT PUSKESMAS PAYA LOMBANG

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien,
maka perlu disusun kebijakan penunjang pelayanan klinis di UPT
Puskesmas Paya Lombang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PENUNJANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PAYA LOMBANG
Kesatu : Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas Paya Lombang sebagaimana
tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Paya Lombang


pada tanggal : 14 Januari 2019
KEPALA UPT PUSKESMAS
PAYA LOMBANG,

ROSNANI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
PAYA LOMBANG
NOMOR : 18.12/ 136/ SK/ ADM/ PL/ 2019
TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS PAYA LOMBANG

Lampiran 1 :
A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;
a. Haemoglobin
b. Gula Darah
c. Asam Urat
d. Kholesterol
e. Protein Urine
f. Golongan Darah
g. BTA TB ( Dahak )
h. Planotest ( Kehamilan )
i. Skrining HIV
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: analis
kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan D3 dan telah mendapat pelatihan
Mikroskopis Malaria . Jam buka pelayanan laboratorium sesuai dengan jam pelayanan
puskesmas.
3. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
4. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka petugas wajib hadir.
5. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi seperti pemeriksaan pasien dengan
riwayat HIV/AIDS, maka diberi label khusus warna merah pada blangko permintaan
pemeriksaan.
6. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan
memperhatikan keselamatan kerja
7. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan
yang berlaku
8. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai
limbah infeksius
9. Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya harus dikelola
menurut ketentuan yang berlaku
10. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
a. Haemoglobin sahli : 15 menit
b. Urin rutin : 15 menit
c. Tes kehamilan : 10 menit
d. Glukosa darah : 7 menit
e. Kolesterol total : 10 menit
f. Asam urat : 7 menit
g. Sputum BTA : 2 hari
h. Golongan darah : 10 menit
i. Skrining HIV : 20 menit
 Waktu Penyampaian Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pasien Urgent (Cito)
Penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium pasien yang Urgent (cito) adalah:
15 menit
11. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut

No Parameter Limit Rendah Limit Tinggi Satuan


1 Kimia Klinik
Glukosa <40 >500 mg / dl
AsamUrat - - mg / dl
Cholesterol - - mg / dl
2 HB (Haemoglobin) <7,0 >20 gr / dl
3 HIV Reaktif
4 Sifilis Reaktif
5 Malaria Reaktif
6 Urine
Protein
7 Mikrobiologi +++ lp
BTA

12. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan, yaitu:
 Reagen Zieh Nielssion untuk pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam)
 Reagen anti sera A, B, AB, Rhesus untuk pemeriksaan Golongan Darah
 Reagen HCL 0,1N untuk pemeriksaan Hb
 Bahan lain yang harus tersedia di laboratorium puskesmas adalah Stik gula
darah, asam urat, kolesterol
13. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
Penanggung jawab Laboratorium wajib melakukan Order ke penanggung jawab
reagen bila telah mencapai batas buffer stock, yaitu:
Stok reagen Zieh Nielssion 2 paket
Stok reagen antisera 1 paket
Stok reagen HCL 0,1N 1 botol
Stok reagen Natrium Sitrat 1 botol
Stok stik gula darah, asam urat, kolesterol masing-masing 2 kotak
14. Rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan laboraturium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HB Laki – Laki : 14-16 mg/ dl
Perempuan : 12-14
Gula darah 70-105 mg/ dl
kolesterol <200 mg/ dl
Asam urat Laki- laki : 3,4-7,0 mg/ dl
Perempuan : 2,4- 6,0
Urin Rutin
BTA Negatif
Skrining HIV Negatif
Golongan Darah

15. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantaban mutu
internal dan pemantapan mutu eksternal
16. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan
pasien
17. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti

Lampiran 2 :
B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Tenaga teknis kefarmasian melakukan penilaian dan pengendalian penyediaan
penggunaan obat dengan cara
a. Melakukan permintaan obat regular per bulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
b. Melakukan pencatatan penggunaan dan pengeluaran obat harian setiap hari dan
direkap setiap bulan
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
2. Yang berhak menulis resep adalah dokter umum, dokter gigi, petugas yang diberi
kewenangan.
3. Yang berhak menyiapkan obat adalah seorang apoteker, asisten apoteker dan
petugas yang berwenang
4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
5. Ketersedian obat dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali
6. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga teknis kefaarmasian atau perawat/bidan
yang telah dilatih dengan memperhatikan kebersihan
7. Pemesanan dan penyediaan obat regular untuk ruang tindakan dan puskesmas
pembantu dilakukan setiap bulan sekali melalui LPLPO
8. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien
9. Obat kadaluarsa harus ditangai dengan ketentuan yang berlaku
10. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya boleh dilakukan oleh dokter
umum.
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan sebagai berikut :
yaitu disimpan di dalam lemari terkunci dan dimasukkan kembali di dalam lemari
terkunci.
11. jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter.
12. Penyediaan obat dilakukan oleh tanaga farmasi atau tenaga tehnis kefarmasian
dengan memperhatikan higiene dan kebersihan.
13. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat.
Obat disimpan berdasarkan urutan abjad, jenis sediaan serta untuk obat dalam
daftar LASA di berikan jarak dua obat yang lain
14. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: nama
pasien, nomor Rekam Medis, aturan pakai, cara pemakaian, waktu menggunakan.
15. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi
obat, dan efek samping obat.
16. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam Rekam
Medis.
17. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat ( Kejadian Nyaris Cidera ) maka harus
dilaporkan dan ditindak lanjuti.
18. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi jika
terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan.
DAFTAR OBAT EMERGENCY

No Nama Obat Ruangan

1. Atropin Sulfas inj Pemeriksaan Umum, KIA,


Gigi

2. Epineprin Inj Pemeriksaan Umum, KIA,


Gigi

3. Stesolid Supp KIA

4. Diazepam inj Gudang Obat, Pemeriksaan


Umum

5. Dexametason inj Pemeriksaan Umum, KIA

6 Ringer Lactat Pemeriksaan Umum, KIA

7. Phytomenadion Inj Pemeriksaan Umum, KIA,


Gigi

9. Dextrose 5% Pemeriksaan Umum, KIA

10. Lidokain inj Pemeriksaan Umum, Gigi,


KIA

11. Natrium Klorida 0,9% Pemeriksaan Umum

12 Oksitosin inj KIA

19. Obat emergensi harus dimonitor penggunaannya setiap bulan , dan segera diganti
jika digunakan oleh petugas farmasi.

Lampiran 3 :

D. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS


1. Kode klasifikasi diagnosis dan tindakanmenggunakan ICD X.
2. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagai mana
pada lampiran :

NO KATEGORI SINGKATAN KETERANGAN


1. Identitas Pasien Tn. Tuan
Ny. Nyonya
KK Kepala Keluarga

2. Waktu Pemeriksaan Tgl Tanggal


3. Hasil Pemeriksaan KU Keadaan Umum
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
TD Tekanan Darah
Temp Temperatur (suhu)
HR Nadi
RR Respiratory Rate
Dbn dalam batas normal

4. Diagnosis DM Diabetes Mellitus


PER Pre Eklampsia Ringan
PEB Pre Eklampsia Berat
KPD Ketuban Pecah Dini
KET Kehamilan Ektopik Terganggu
CPD Disproporsi Kepala Panggul
Ab Abortus
TB Tuberculosis
GO Gonorrhoe
ISK Infeksi Saluran Kemih
IMA Infark Miokard Akut
OMA Otitis Media Akut
OMP Otitis Media Perforata
OMSK Otitis Media Supuratif Kronik
DBD Demam Berdarah Dengue
DD Demam Dengue
SN Sindrom Nefrotik
BP Bronkopneumoni
PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronik
GFA Gromerulonefritis Akut
GFK Gromerulonefritis Kronik
CRF Chronic Renal Failure
ARF Acute Renal Failure
ISPA Infeksi Saluran Pernapasan
Atas
LBP Low back pain
HNP Hernia Nukleus Pulposus

5. Laboratorium Hb Haemoglobin
BTA Bakteri Tahan Asam
AU Asam Urat
KGD Kadar Gula Darah
CH Kolesterol
Mg/dl Milligram / desiliter
LPB Lapangan pandang besar

6 Obat Pct Paracetamol


CTM Clorpheniraminemaleat
Dexa Dexametason
Amox Amocixilin
Cotri Cotrimoxaxol
Pred Prednison
DZP Diazepam
Antasid Antasida
ATG Antalgin
Asmet AsamMefenamat
B Com B complek
Cipro Ciprofplocaxin
OMZ Omeprazol
SF Sulfasferosus
GG Gliserigguakolat
Kalk LactasKalikus
OBH ObatbatukHitam
Bicnat Bicarbonasnatrikus
Metro Metronidazole
3. Petugas puskesmas yang boleh mengakses Rekam Medis adalah:
Hanya petugas Rekam Medis
4. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap Rekam Medis
harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku
dan wajib menjaga kerahasiaan.
5. Sistem pengkodean Rekam Medis sesuai dengan urutan kunjungan pasien dan
Nomor Rekam Medis merupakan kode untuk satu keluarga karena Rekam Medis
berbentuk Family Folder dengan kode untuk setiap anggota keluarga sebagai
berikut:
a. Kepala Keluarga kode huruf A
b. Istri kode huruf B
c. Anak kode huruf C ( sesuai jumlah anak, C1 anak pertama, C2 anak kedua
dst…)
6. Rekam Medis disimpan oleh petugas pendaftaran sesuai dengan urutan nomor
kunjungan pasien.
7. Masa retensi Rekam Medis rawat jalan adalah 2 tahun sejak tanggal terakhir
kunjungan.
8. Masa retensi Rekam Medis rawat inap adalah 5 tahun kecuali ringkasan pulang dan
persetujuan tindakan.
9. Isi Rekam Medis mencakup:
 Rawat Jalan :
 Identitas pasien
 Tanggal dan waktu kunjungan
 Hasil anamnesis mencakup : Keluhan utama, riwayat penyakit
 Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
 Diagnosis
 Terapi dan Tindakan
 Tandatangan pemeriksa
 Rekam Medis Ruang KIA
 Identitas
 Anamnesa- fungsi reproduksi, kehamilan sekarang, riwayat
 Vital sign
 Pemeriksaan antenatal
 Terapi dan tindakan
 Paraf petugas
10. Kelengkapan isi Rekam Medis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti

Lampiran 4 :

E. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin.
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, linstrik, harus dipantau secara periodik,
dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi.
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan.
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor
penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti.
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi.
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan,
pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut.
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
8. Peralatan yang steril harus dipisahkan dari peralatan yang kotor
9. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
10. Peralatan yang memerlukan penangan khusus harus disimpan dan dikelola sesuai
SOP

Lampiran 5 :

F. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS


1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasar analisis kebutuhan sdm
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang berlaku
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu
tahun sekali
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada
tenaga klinis
6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan kewenangan
klini untuk masing-masing petugas
7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis harus dievaluasi
dan ditindak lanjuti

Ditetapkan di : Paya Lombang


Pada tanggal : 14 Januari 2019
KEPALA UPT PUSKESMAS
PAYA LOMBANG

ROSNANI

Anda mungkin juga menyukai