MEMUTUSKAN
ROSNANI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
PAYA LOMBANG
NOMOR : 18.12/ 136/ SK/ ADM/ PL/ 2019
TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS PAYA LOMBANG
Lampiran 1 :
A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;
a. Haemoglobin
b. Gula Darah
c. Asam Urat
d. Kholesterol
e. Protein Urine
f. Golongan Darah
g. BTA TB ( Dahak )
h. Planotest ( Kehamilan )
i. Skrining HIV
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: analis
kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan D3 dan telah mendapat pelatihan
Mikroskopis Malaria . Jam buka pelayanan laboratorium sesuai dengan jam pelayanan
puskesmas.
3. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
4. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka petugas wajib hadir.
5. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi seperti pemeriksaan pasien dengan
riwayat HIV/AIDS, maka diberi label khusus warna merah pada blangko permintaan
pemeriksaan.
6. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan
memperhatikan keselamatan kerja
7. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan
yang berlaku
8. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai
limbah infeksius
9. Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya harus dikelola
menurut ketentuan yang berlaku
10. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
a. Haemoglobin sahli : 15 menit
b. Urin rutin : 15 menit
c. Tes kehamilan : 10 menit
d. Glukosa darah : 7 menit
e. Kolesterol total : 10 menit
f. Asam urat : 7 menit
g. Sputum BTA : 2 hari
h. Golongan darah : 10 menit
i. Skrining HIV : 20 menit
Waktu Penyampaian Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pasien Urgent (Cito)
Penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium pasien yang Urgent (cito) adalah:
15 menit
11. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut
12. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan, yaitu:
Reagen Zieh Nielssion untuk pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam)
Reagen anti sera A, B, AB, Rhesus untuk pemeriksaan Golongan Darah
Reagen HCL 0,1N untuk pemeriksaan Hb
Bahan lain yang harus tersedia di laboratorium puskesmas adalah Stik gula
darah, asam urat, kolesterol
13. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
Penanggung jawab Laboratorium wajib melakukan Order ke penanggung jawab
reagen bila telah mencapai batas buffer stock, yaitu:
Stok reagen Zieh Nielssion 2 paket
Stok reagen antisera 1 paket
Stok reagen HCL 0,1N 1 botol
Stok reagen Natrium Sitrat 1 botol
Stok stik gula darah, asam urat, kolesterol masing-masing 2 kotak
14. Rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan laboraturium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HB Laki – Laki : 14-16 mg/ dl
Perempuan : 12-14
Gula darah 70-105 mg/ dl
kolesterol <200 mg/ dl
Asam urat Laki- laki : 3,4-7,0 mg/ dl
Perempuan : 2,4- 6,0
Urin Rutin
BTA Negatif
Skrining HIV Negatif
Golongan Darah
15. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantaban mutu
internal dan pemantapan mutu eksternal
16. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan
pasien
17. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti
Lampiran 2 :
B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Tenaga teknis kefarmasian melakukan penilaian dan pengendalian penyediaan
penggunaan obat dengan cara
a. Melakukan permintaan obat regular per bulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
b. Melakukan pencatatan penggunaan dan pengeluaran obat harian setiap hari dan
direkap setiap bulan
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
2. Yang berhak menulis resep adalah dokter umum, dokter gigi, petugas yang diberi
kewenangan.
3. Yang berhak menyiapkan obat adalah seorang apoteker, asisten apoteker dan
petugas yang berwenang
4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
5. Ketersedian obat dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali
6. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga teknis kefaarmasian atau perawat/bidan
yang telah dilatih dengan memperhatikan kebersihan
7. Pemesanan dan penyediaan obat regular untuk ruang tindakan dan puskesmas
pembantu dilakukan setiap bulan sekali melalui LPLPO
8. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien
9. Obat kadaluarsa harus ditangai dengan ketentuan yang berlaku
10. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya boleh dilakukan oleh dokter
umum.
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan sebagai berikut :
yaitu disimpan di dalam lemari terkunci dan dimasukkan kembali di dalam lemari
terkunci.
11. jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter.
12. Penyediaan obat dilakukan oleh tanaga farmasi atau tenaga tehnis kefarmasian
dengan memperhatikan higiene dan kebersihan.
13. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat.
Obat disimpan berdasarkan urutan abjad, jenis sediaan serta untuk obat dalam
daftar LASA di berikan jarak dua obat yang lain
14. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: nama
pasien, nomor Rekam Medis, aturan pakai, cara pemakaian, waktu menggunakan.
15. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi
obat, dan efek samping obat.
16. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam Rekam
Medis.
17. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat ( Kejadian Nyaris Cidera ) maka harus
dilaporkan dan ditindak lanjuti.
18. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi jika
terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan.
DAFTAR OBAT EMERGENCY
19. Obat emergensi harus dimonitor penggunaannya setiap bulan , dan segera diganti
jika digunakan oleh petugas farmasi.
Lampiran 3 :
5. Laboratorium Hb Haemoglobin
BTA Bakteri Tahan Asam
AU Asam Urat
KGD Kadar Gula Darah
CH Kolesterol
Mg/dl Milligram / desiliter
LPB Lapangan pandang besar
Lampiran 4 :
E. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin.
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, linstrik, harus dipantau secara periodik,
dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi.
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan.
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor
penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti.
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi.
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan,
pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut.
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
8. Peralatan yang steril harus dipisahkan dari peralatan yang kotor
9. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
10. Peralatan yang memerlukan penangan khusus harus disimpan dan dikelola sesuai
SOP
Lampiran 5 :
ROSNANI