Tektonika Uts - Julio Maukar - F12120082
Tektonika Uts - Julio Maukar - F12120082
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
TEKTONIKA
OLEH :
JULIO MAUKAR
F12120082
PALU
2022
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN Nama :Julio
KEBUDAYAAN Maukar
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nim :
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
F 121 20 082
Ujian Tengah Semester “Tektonik”
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
METODE PENELITIAN
Keterangan:
Smf = sinusitis muka gunung
Lmf = Panjang lekukan muka gunung pada bagian bagian bawah
Ls = Jarak lurus muka gunung
2.2 Rasio Perbandingan Lebar Dasar Lembah Dengan Tinggi Lembah (Vf)
Penghitungan yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya uplift
yang terjadi dapat menggunakan rasio antara lebar dasar lembah dengan tinggi
lembah yang lebih dikenal dengan Vf ratio Bull (2007). Menurut Keller dan
Pinter (1996), nilai Vf yang tinggi pada suatu daerah menunjukan rendahnya
kecepatan pengangkatan, sehingga sungai akan tererosi lebih cepat pada dasar
lembah menghasilkan bentuk lembah yang melebar. Sedangkan nilai Vf yang
rendah akan merefleksikan lembah degan bentukan yang dalam dan dasar
lembah dengan bentukan yang sempit. Nilai Vf secara matematis dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
Keterangan:
Vf = Rasio lebar dan tinggi lembahan
Vfw = Lebar dasar lembah
Eld = Elevasi bagian kiri lembah
Erd = Elevasi bagian kanan lembah
Esc = Elevasi dasar lembah
Menurut Keller & Pinter (1996, dalam Tawil et al., 2019) nilai Vf dapat
diklasifikasikan kedalam Nilai Vf yang berkisar 0,05 – 0,5 merupakan kelas
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN Nama : Julio
KEBUDAYAAN Maukar
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nim :
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
F 121 20 082
Ujian Tengah Semester “Tektonik”
Keterangan :
Dd = Indeks kerapatan sungai
L = Jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya
A = Luas Das
Menurut Soewarno (1991, dalam Yudhicara et al., 2017), klasifikasi kerapatan
pengaliran dibagi menjadi 4, yaitu Dd<0,25 (Rendah) nilai ini menunjukkan
aliran sungai yang melewati batuan dengan resistensi keras, sehingga sedimen
yang terangkut lebih kecil, Dd 0,25-10 (Sedang) nilai ini menunjukkan aliran
sungai yang melewati batuan dengan resistensi lumayan keras sehingga
sedimen yang terangkut sedikit namun akan lebih besar dibandingkan dengan
kerapatan rendah, Dd 10-25 (Tinggi) nilai ini menunjukkan aliran sungai yang
melewati batuan dengan resistensi lunak, sehingga sedimen yang terangkut
lebih besar, Dd>25 (Sangat Tinggi) nilai ini menunjukkan aliran sungai yang
melewati batuan yang kedap air, dimana air hujan yang menjadi aliran
permukaan akan lebih besar.
disebut dengan orde 1, kemudian pertemuan antara dua orde 1 disebut dengan
orde 2, dan pertemuan antara dua orde 2 disebut orde 3, seterusnya sampai
pada sungai utama (hilir) yang ditandai dengan nomor orde yang paling besar.
Rasio percabangan su ngai secara matematis dapat dihitung dengan persamaan
:
Keterangan :
Rb = Rasio percabangan Sungai
Nu = Jumlah aliran sungai orde ke-u
Nu+1 = Jumlah aliran sungai orde keu+1
Bila Rb <3 atau Rb>5 maka daerah aliran sungai tersebut telah mengalami
deformasi (Strahler, 1952, dalam Supriyadi et al., 2018).
2.5 Morfotektonik
Morfotektonik mempelajari tentang segala hal menyangkut hubungan
antara struktur geologi dengan bentuk lahan atau lebih spesifik lagi hubungan
antara struktur neotektonik dan bentuk lahan (Stewart dan Hancock, 1994).
Morfotektonik akan dipengaruhi oleh kondisi morfologi dan proses tektonik
yang terjadi pada masa lalu, karena morfologi memiliki dimensi ruang dan
tektonik mempunyai dimensi waktu. Bentuk lahan tektonik akan
mengekspresikan bentukan topografi yang dapat dijadikan indikator telah
terjadinya pergerakan tektonik atau tektonik aktif.
Menurut Keller dan Pinter (1996), morfometri didefinisikan sebagai
pengukuran kuantitatif bentuk bentang alam. Secara ringkas suatu bentang alam
dapat diidentifikasi melalui karakteristik ukuran, dan lereng. Pengukuran
kuantitatif mengikuti kaidah geomorfologi sebagai obyek perbandingan bentuk
lahan dan perhitungan parameter secara langsung indikasi geomorfik yang
sangat berguna untuk identifikasi karakteristik suatu wilayah dan tingkatan
aktivitas tektonik. Beberapa indikasi geomorfik telah dikembangkan sebagai alat
kajian dasar penting untuk mengidentifikasi deformasi tektonik yang baru pada
suatu daerah. Indikasi geomorfik merupakan bagian yang sangat penting pada
studi tektonik karena dapat digunakan untuk mengevaluasi secara cepat pada
suatu daerah yang luas dan data yang diperlukan mudah diperoleh dari peta
topografi maupun foto udara. Salah satu indikasi geomorfik penting yang
digunakan untuk studi tektonik aktif (Keller dan Pinter, 1996) adalah, penentuan
kurva hipsometrik Daerah Aliran Sungai (DAS).
• Kurva Hipsometrik
Kurva hipsometrik merupakan kurva yang menggambarkan distribusi elevasi
melintang suatu daerah dari sebuah drainage basin atau sub drainage basin
(daerah aliran sungai/DAS) pada suatu daerah. Kurva ini dibuat dengan
pengeplotan perbandingan ketinggian dan luas DAS atau subDAS suatu daerah
dari peta topografi. Adapun metoda pembuatan kurva hipsometrik dengan
mencari perbandingan antara beda tinggi untuk sumbu y dan perbandingan luas
drainage basin untuk sumbu x. Dari hasil kurva hipsometrik dapat
diinterpretasikan bentuk lahan berdasarkan polanya. Masing-masing pola kurva
hipsometrik dapat mencerminkan bentuk lahan stadium muda, menengah dan
tua. Bentuk lahan stadium muda mencerminkan pengangkatan tektonik berupa
torehan dalam dan bentuk relief kasar. Sedangkan bentuk lahan pada stadium
menengah mencerminkan keseimbangan proses geomorfik antara pengangkatan
dan erosi. Bentuk lahan stadium tua mencerminkan topografi relief halus dan
proses erosi sangat dominan dibandingkan tektonik.
BAB III
HASIL
Keterangan:
Smf = sinusitis muka gunung
Lmf = Panjang lekukan muka gunung pada bagian bagian bawah
Ls = Jarak lurus muka gunung
Maka :
Lmf = 909,57 m
Ls = 585,67 m
909,57
Smf = 585,67 = 1,5
Keterangan:
Vf = Rasio lebar dan tinggi lembahan
Vfw = Lebar dasar lembah
Eld = Elevasi bagian kiri lembah
Erd = Elevasi bagian kanan lembah
Esc = Elevasi dasar lembah
Maka :
Vfw = 130 m
Eld = 352 m
Esc = 202 m
Erd = 469 m
Vf= 2 (20) / (400-170) + (398-170)
= 40 / (230 + 228)
Gambar 1.1 Profil Lembah
= 40 / 458
= 0,087
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN Nama : Julio
KEBUDAYAAN Maukar
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nim :
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
F 121 20 082
Ujian Tengah Semester “Tektonik”
Nilai An
(Km2) Ao (Km2) Ao/An (Km2)
268.041.319 6405785693 23,90
197.752.134 6405785693 32,39
1.002.929.932 6405785693 6,39
1.700.079.237 6405785693 3,77
645.520.204 6405785693 9,92
257.789.991 6405785693 24,85
329.975.765 6405785693 19,41
204.321.899 6405785693 31,35
410.057.899 6405785693 15,62
474.119.391 6405785693 13,51
428.565.901 6405785693 14,95
238.302.933 6405785693 26,88
310.813.503 6405785693 20,61
HASIL 243,55
Maka :
L = 29,9 Km
A = 243,5 Km2
29,9
Dd = 243,5 = 0,12
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Keterangan :
Rb = Rasio percabangan Sungai
Nu = Jumlah aliran sungai orde ke-u
Nu+1 = Jumlah aliran sungai orde keu+1
Maka :
Nu = 5
5
Rb = 5+1 = 0,8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tentunya di dalam analisis indeks aktivitas tektonik merupakan indeks yang
digunakan untuk mengevaluasi bentang alam dalam hal potensi aktivitas tektonik (El
hamdouni et al, 2008). Pada tugas kali ini, indeks morfotektonik yang digunakan ada
delapan (8), yaitu sinusitas muka gunung (Smf), Rasio lebar lembah dengan tinggi
lembah (Vf), Rasio bifurkasi (Br), Kepadatan drainase (Dd) dan Kurva Hipsometrik
(Hp). Kemudian, mengacu pada El Hamdouni dkk (2008), akumulasi dari masing-
masing indeks tersebut akan dibagi menjadi empat (4) kelas berdasarkan keaktifan
tektonik. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
No. Kelas Indikasi
1. Kelas 1 Tektonik sangat tinggi ( 1 ≤ IATR < 1,5 )
2. Kelas 2 Tektonik tinggi ( 2 ≤ IATR < 2 )
3. Kelas 3 Tektonik menengah ( 2 ≤ IATR < 2,5)
4. Kelas 4 Tektonik rendah ( 2,5 ≤ IATR )
Tektonik
Menengah
Rasio Tingkat
(0,5 – 1
2. Lembah 0,087 uplift
Indikasi
(Vf) sedang
tektonik
menengah)
Alur sunai
melewati
batuan
dengan
resisitensi
Tektonik
yang sedikit
sedang
lunak,
Kerapatan (0,12 – 1
3. 0,12 sehingga
Aliran (Dd) Indikasi
angkutan
tektonik
sedimen
sedang)
yang
terangkut
aliran akan
sedikit lebih
besar.
Tektonik
Rendah
Rasio
(Rb < 3
4. Percabangan 0,8 -
Indikasi
Sungai (Rb)
tektonik
rendah)