Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

SKENARIO/ROAD MAP PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN


KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

4.1. Skenario Pencegahan Permukiman Kumuh


Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh
baru mencakup ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi, Ketidaklengkapan
prasarana, sarana dan utilitas umum, Penurunan kualitas rumah, perumahan dan permukiman
serta prasarana, sarana dan utilitas umum, Pembangunan rumah, perumahan dan permukiman
yang tidak sesuai dengan tata ruang wilayah.
Pencegahan yang harus dilakukan melalui Pengawasan dan pengendalian yaitu pengawasan dan
pengendalian ini dilakukan atas kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan kelayakan
fungsi melalui pemeriksaan secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pencegahan melalui pemberdayaan masyarakat ini dilakukan dengan cara
penyepakatan aturan bersama. Secara umum maksud dari pembuatan aturan bersama adalah
sebagai langkah awal dalam memperbaiki lingkungan baik permukiman dan lahan serta
manusianya. Sedangkan secara khususnya adalah sebagai pedoman dan acuan dalam
pemanfaatan lahan, pengendalian pola hidup masyarakat yang tidak teratur dan menjadi warming
bagi masyarakat setempat maupu masyarakat luar dalam penggunaan fungsi lahan.
Adapun tujuan dari aturan bersama antara lain : 1) Lingkungan lebih tertata, bersih, indah dan
asri, 2) Pola pikir masyarakat dapat berubah, 3)Mengurangi dan mencegah permasalahan, 4)
Memperkecil konflik kepentingan, 4) Menimbulkan suasana aman, 5) Rasa sosial masyarakat tetap
terjaga.

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54
Sektor Kondisi Eksisting Kondisi Ideal Aturan Bersama yang di sepakati
Perumahan  Sebagian besar masyarakat belum mengetahui aturan  Keteraturan bentuk bangunan.  Bentuk bangunan yang sudah ada (terlanjur) perlu adanya perubahan secara
batas sempadan bangunan.  (KDB) Rumah tinggal: 30-60% luas persil bertahap sehingga menjadi bangunan yang ideal.
 Keterbatasan lahan.  Luas Seluruh Lantai Bangunan Terhadap Luas  Bagi masyarakat yang akan membangun rumah wajib menggunakan IMB dan
 Ketidakteraturan bentuk bangunan Lahan (KLB) Rumah tinggal: jumlah lantai 1-2 memahami bangunan yang sehat, seperti ventilasi udara pada setiap ruangan, cahaya
 Kerapatan antar bangunan. lantai. matahari dll.
 Kondisi bangunan kurang sehat.  Adanya jarak antar bangunan agar udara dan  Pembatasan tinggi bangunan sampai 2 lantai (bagian wilayah yang dilalui jalan lokal
cahaya matahari dapat masuk min 1 m3 dan lingkungan/gang) agar jalan antara bangunan tetap mendapat sinar matahari;
 Membangun dengan memperhatikan IMB.  Keseragaman orientasi/arah bangunan menghadap ke jalan atau ruang terbuka
 Masyarakat mengetahui kawasan/lahan yang sebagai muka bangunan.
tidak boleh di bangun atau alih fungsi lahan yang
telah di tetapkan.

Jaringan Jalan  Gang Sempit  Setiap ruas jalan memiliki jaringan drainase,  Pola jalan dinormalisasikan secara bertahap dengan konsolidasi lahan, sumbangan
 Jalan Tanah sehingga tidak menimbulkan genanangan pada penduduk dsb; Menggunakan halaman atau pemunduran halaman penduduk
 Jalan aspal dan paving sudah rusak musim hujan  Setiap ruas jalan dilengkapi dengan jaringan drainase
 Jalan tidak ada saluran drainase  Perlu penerang jalan disetiap ruasan jalan  Diberikannya penerangan jalan setiap 25 meter
 Tidak di lengkapi penerangan jalan dengan jarak lampu penarang yang disesuaikan

RTH  Kurangnya sarana penghijauan di lingkungan  Menciptakan lingkungan hunian yang sehat dan  Tiap rumah diwajibkan untuk memiliki tanaman hias minimal 5 unit, baik berupa
perumahan. nyaman dan asri. taman atau pot bunga untuk mempercantik kawasan lingkungan permukiman.
  Menciptakan kawasan pendestrian yang aman,  Terdapat peneduh di setiap gang berupa pargola yang dapat ditanami tanaman
nyaman bagi pengguna jalan dan menambah merambat baik tanaman buah maupun obat seperti markisa, anggur, sirih dll.
citra kawasan.  Membetuk kelembagaan yang mengelola kegiatan RTH pada masing-masing RW
dengan masa kerja 3 tahun..
 Terdapat lembaga yang menangani RTH di lingkungan masing-masing

Sampah  Perilaku masyarakat membuang sampah di  Adanya perubahan perilaku dalam membuang  Tiap rumah diwajibkan memiliki 1 set tempat sampah dari kantong plastik maupun
sembarang tenpat sampah karung yang bertuliskan sampah kering (daun, sisa makanan), non organik (kertas
 Belum adanya pengelolaan dan pemilahan sampah  Pemilahan Bak sampah berupa sampah organik, atau plastik dan pecah belah (sampah yang tidak dapat di olah).
 Kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah non organik dan pecah belah.
 Membuat papan informasi mengenai peringatan dilarang membuang sampah
dengan cara di buang di halaman dan dibakar  Menciptakan kawasan hunian yang sehat.
 Pengelolaan sampah terpadu (Bank sampah) (buanglah sampah pasa tempatnya) dan penyediaan bak sampah (organik, non
organik dan pecah belah) di beberapa titik lokasi yang strategis.
 Membuat kawasan pengelolaan sampah (Bank Sampah) yang di kelola oleh
masyarakat dapat di jadikan sebagai nilai tambah perekonomian masyarakat.
 Penyediaan gerobak sampah minimal 2 unit pada masing-masing RW.
 Daur ulang sampah menjadi hasil kerajinan berupa tas, dompet dan cindera mata
lainnya.
 Membuat kelembagaan pengelolaan sampah dengan masa kerja 3 tahun.
 Melakukan kegiatan kebersihan lingkungan pada tiap RT secara berkala.

Limbah  Kegiatan sanitasi yang sebagian kecil masyarakat  Kepemilkan MCK dan Septiktang pada tiap  Pada masing-masing rumah tinggal di wajibkan membuat septiktang dan MCK
masih kurang baik. rumah tinggal (mandi, cuci dan kakus)
 Sebagian masyarakat belum mempunyai MCK dan  Pembangunan MCK dan Septiktang dengan  Tiap rumah di wajibkan mempunyai saluran pembuangan air limbah rumah tangga

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54
Sektor Kondisi Eksisting Kondisi Ideal Aturan Bersama yang di sepakati
septiktang. mempertimbangkan ystem bangunan yang ideal yang tertata baik.
dan memenuhi kategori sehat.  Peningkatan pola hidup sehat, yaitu perbaikan kualitas kondisi bangunan sumur
(sumber air) yang kurang layak fungsi bagi warga yang tidak mampu dengan swadaya
masyarakat.

Jaringan Drainase  Sebagian jalan tidak ada drainase  Terdapat saluran drainase pada tiap ruas jalan.  Kebersihan saluran drainase menjadi tanggung jawab bersama, untuk saluran
 Saluran drainase tidak normal, pendangkalan, banyak  Arah aliran air ystem’ drainase di depan rumah menjadi tanggung jawab penghuni rumah.
sampah dan tercemar limbah.  Saluran drainse sebaiknya terbuka.  Saluran drainase terbuka agar mudah perawatannya, jika tertutup di wajibkan ada
lubang pengontrolnya dan tidak merubah fungsinya sebagai saluran.
 Saluran drainase tidak ditinggikan atau direndahkan, sesuai dengan fungsinya.
 Setiap rumah di wajibkan membuat lubang biopori minimal 1 unit.
 Utilitas lingkungan (drainase dan penerangan) dibangun, dijaga, dan dikelola secara
bersama-sama dengan mengedepankan konsep swadaya.

Ekonomi  Belum ada kegiatan ekonomi bersama yang  Adanya suatu kegiatan ekonomi bersama pada  Adanya kegiatan ekonomi bersama dalam memasarkan hasil produksi yang di kelola
terorganisir dengan baik. satu kawasan sebagai pendukung sentra agro secara mandiri oleh masyarakat yaitu dapat berupa sentra kegiatan argo industri
 Kegiatan ekonomi tersebar di beberapa lokasi. industri organik organik
 Kegiatan yang ada terkendala permodalan dan  Adanya kelembagaan yang mengelola kegiatan  Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan adanya pemberian modal usaha,
pemasaran. ekonomi bersama. pelatihan ketrampilan dll.
 Sebagian besar lahan kosong dipermukiman warga  Lahan kosong bisa dimanfaatkan untuk kegiatan  Memanfaatkan halaman dan pekarangan untuk kegiatan pertanian seperti sayur dan
tidak dimanfaatkan ekonomi buah yang dapat memeberikan nilah ekonomis

Mitigasi Bencana  Warga belum tanggap terhadap bahaya/bencana  Adanya aturan yang mendasari untuk menjaga  Jalur ekavuasi bencana seperti banjir, kebakaran,gempa bumi atau lainnya dipandu
yang ada kebersamaan oleh RT/RW ke lokasi yang menjadi tempat penampungan melalui jalur evakuasi yang
 Adanya tempat-tempat yang disediakan untuk sudah diarahkan.
jalur evakuasi  Masyarakat dapat menggunakn sarana yang ada seperti masjid, balai warga dll,
sebagai tempat penampungan.
 Penyediaan water hidran (sumber air) di lingkungan permukiman. banyaknya unit
berdasarkan tingkat kepadatan bangunan.

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54
4.2. Skenario Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh  Mengendalikan perkembangan kawasan baru dan perbaikan kualitas lingkungan dan
Dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh permukiman melalui perbaikan rumah dengan konsep rumah sehat dan lingkungan asri.
pemerintah dan/atau pemerintah daerah menetapkan kebijakan, strategi, serta pola-pola  Manajemen Pengolahan Persampahan Terpadu
penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan dan ekonomis. Pola-pola yang ditetapkan Pengadaan tempat sampah di tiap rumah, membuat tempat pembuangan sampah
pada perumahan dan permukiman kumuh antara lain : sementara, pengadaan petugas kebersihan dan sarana pengangkutan sampah yang sudah
1. Pemugaran terpilah-pilah dengan gerobak serta pembuatan bank sampah dan alat pengolah sampah
Pemugaran ini dimaksudkan untuk dilakukan perbaikan dan/atau pembangun kembali menjadi pupuk.
perumahan dan permukiman menjadi perumahan dan permukiman yang layak huni.  Membuat infrastruktur yang belum tersedia
2. Peremajaan Pembangunan jalan lingkungan, pembangunan saluran drainase, penerangan jalan sekunder
Peremajaan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan, permukiman dan permukiman, saluran pembuangan air limbah (IPAL) dan penyediaan saluran air bersih.
dan lingkungan hunian yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan  Memperbaiki infrastruktur yang sudah tersedia Perbaikan jalan permukiman karena rusak
penghuni dan masyarakat sekitar. akibat terendam air, perbaikan saluran drainase sesuai dengan standar teknis.
3. Permukiman kembali 2. Awareness Strategy
Permukiman kembali ini dimaksudkan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan dan Strategi penataan kawasan perencanaan dengan penataan dan perancangan kawasan
permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan permukiman melalui proses kesadaran dan partisipasi dari masyarakat akan pentingnya hidup di
masyarakat dengan cara memindahkan masyarakat terdampak dari lokasi yang tidak lingkungan hunian yang sehat.
mungkin dibangun kembali karena tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/atau rawan Adapun programnya yaitu :
bencana serta dapat menimbulkan bahaya bagi barang ataupun orang.  Penataan Kawasan Melalui Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat ikut terlibat dalam proses pembangunan perencanaan kawasan supaya mampu
Berdasarkan pola perencanaan dalam pengananan permasalahan kumuh pada Desa Tosaran dikembangkan sesuai kebutuhannya.
masuk pada pola penanganan “Pemugaran” . Skenario arahan rencana pengembangan dalam  Peningkatan Kinerja Pembangunan Desa Secara Partisipatif
penataan kawasan adalah sebagai berikut: Melalui kelompok masyarakat atau organisasi masyarakat setempat, pembangunan di Desa
dikelola, dibangun dan diawasi bersama
1. Recovery Strategy
 Peningkatan Sumber Daya Manusia
Strategi penataan kawasan perencanaan dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas
Dalam proses pembangunan tentunya masyarakat harus mengerti dan mengetahui segala
infrastruktur penunjang permukiman sesuai dengan kebutuhan penanganan secara prioritas.
jenis aturan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
Adapun programnya yaitu :
3. Green Strategy
 Penanggulangan Banjir
Strategi penataan kawasan perencanaan dengan memperhatikan ruang terbuka hijau yang
Penataan drainase primer, sekunder dan tersier agar mampu mengalirkan aliran air di dalam
menunjang kelestarian lingkungan dan fungsi rumah sehat. Adapun programnya yaitu :
permukiman.
 RTH Publik

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54
Pengadaan ruang terbuka hijau sekaligus taman aktif maupun pasif dikawasan perencanaan Gambar Peta 4.1
sebagai sarana pendidikan bagi anak, aktivitas sosial dan kesehatan lingkungan serta Skenario Penataan Wilayah
penambah nilai estetika kawasan.
 RTH Privat
Pengadaan tanaman hijau dikawasan permukiman untuk keindahan, sirkulasi udara dengan
pengadaan pot tanaman dan pargola hijau.

4. Dollar Strategy
Strategi penataan kawasan perencanaan dengan perencanaan kesejahteraan masyarakat melalui
pengembangan ekonomi local. Adapun programnya yaitu :
 Pengembangan Sarana dan Prasarana Perekonomian Lokal
Upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk dengan penyediaan sarana prasarana seperti
penyediaan peralatan pertanian yang modern guna mendukung kawasan sentra agro industri
organik.
 Pembinaan dan Pelatihan Pengelolaan Perekonomian Lokal
Diadakannya pelatihan-pelatihan kewirausahaan dan pemasaran produk lokal serta bantuan
permodalan yang dapat dikembangkan seperti pembuatan pupuk organik dll.
 Pengembangan Urban Farming
Memanfaatkan lahan kosong untuk kegiatan pertanian produktif yang memiliki nilai ekonomis
serta memanfaatkan pekarangan rumah masyarakat dengan metode tabula pot dan metode
tanaman hydroponik.
 Pengelolaan Persampahan Terpadu
Memanfaatkan hasil pengolahan sampah menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis.
Adanya metode voucher/kupon sampah dimana masyarakat menabung sampah di bank
sampah yang kemudian bisa di tukarkan/belanja di toko koperasi dengan kebutuhan rumah
tangga/sembako.

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54
4.3. Konsep dan strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Tabel 4.1
Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
KONSEP STRATEGI
N
ASPEK PERMASALAHAN PENINGKATAN
O PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENINGKATAN KUALITAS
KUALITAS
1 Bangunan – 72 % Bangunan Hunian tidak memiliki Pengawasan dan Pemugaran – Melakukan penyuluhan dan – Bentuk bangunan yang sudah ada
keteraturan Pengendalian sosialiasi tentang rumah dan (terlanjur) perlu adanya perubahan
– 4 % Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 lingkungan sehat dan layak huni secara bertahap sehingga menjadi
m2 per orang – Mewajibkan adanya perijinan dalam bangunan yang ideal.
– 15% Bangunan hunian memiliki kondisi ALADIN mendirikan hunian baru – Memberikan stimulan/ fasilitasi
tidak sesuai persyaratan teknis – Masyarakat mengetahui rencana perbaikan RTLH (bedah
kawasan/lahan yang tidak boleh di rumah) secara bertahap
bangun atau alih fungsi lahan yang
telah di tetapkan sesuai dengan
perencanaan kota.
2 Jalan – 7 % Kawasan permukiman tidak terlayani Pemberdayaan Pemugaran – Keterlibatan masyarakat dalam – Rehabilitasi jalan lingkungan
Lingkungan jaringan jalan lingkungan yang memadai Masyarakat perencanaan pembangunan jalan – Pembangunan jalan paving dan
– 24 % Kondisi Jaringan jalan pada kawasan – Membentuk tim pemeliharaan aspal sesuai dengan standard teknis
permukiman memiliki kualitas buruk kegiatan jalan – Pola jalan dinormalisasikan secara
bertahap dengan konsolidasi lahan,
sumbangan penduduk dsb;
Menggunakan halaman atau
pemunduran halaman penduduk
– Setiap ruas jalan dilengkapi dengan
jaringan drainase dan kelengkapan
stret furniture
3 Air Minum – 21 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman Pemberdayaan Peremajaan – Melakukan penyuluhan dan – Penyediaan sarana air bersih berupa
tidak terlayani jaringan Air Bersih Masyarakat sosialisasi mengenai air yang layak tandon air di beberapa titik lokasi.
konsumsi
– Partisipasi masayarakat dalam
pembangunannya
– Membentuk tim pengelola kegiatan
air bersih
4 Drainase – 75 % Kawasan permukiman terjadi Pemberdayaan Pemugaran – Melakukan penyuluhan dan – Normalisasi saluran drainase
Lingkungan genangan/banjir Masyarakat sosialisasi mengenai saluran – Pembangunan jaringan drainase
– 9 % Kondisi jaringan drainase pada lokasi drainase yang sesuai standar teknis yang terintegrasi dengan jaringan
permukiman memiliki kualitas buruk – Membentuk tim pengelola kegiatan kota.
saluran drainase – Pembuatan lubang biopori disetiap
– Partisipasi masyarakat dalam rumah.
pembangunannya

5 Sanitasi – 36 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman Pemberdayaan Pemugaran – Melakukan penyuluhan dan – Memberikan stimulan/ fasilitasi

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54
KONSEP STRATEGI
N
ASPEK PERMASALAHAN PENINGKATAN
O PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENINGKATAN KUALITAS
KUALITAS
tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Masyarakat sosialisasi tentang sanitasi yang baik jamban keluarga dan IPAL komunal
– 34 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman dan sesuai standar teknis dan pola
tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang hidup sehat.
terhubung dengan tangkiseptik – Mewajibkan untuk setiap hunian
– 63 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah yang ada memiliki akses jamban dan
Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan MCK komunal.
– Mewajibkan untuk setiap hunian
yang ada memiliki jaringan air
limbah RT (IPAL) yang terpisah.
6 Persampahan – 100 % Sampah domestik rumah tangga pada Pemberdayaan Peremajaan – Memberikan penyuluhan dan – Pengadaan Sarana Prasarana
kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA Masyarakat sosialisasi kepada masyarakat Persampahan (tong sampah, gerobak
kurang dari 2 kali seminggu mengenai pentingnya pengelolaan dan alat pengolah sampah.
– Belum adanya sarana dan prasarana sampah dan pola hidup sehat. – Pembangunan Bank sampah
persampahan – Pemberian insentif bagi masyarakat/
– Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kelompok/ wilayah yang mampu
pengelolaan sampah dan pemeliharaan mengelola sampahnya dengan baik
kesehatan lingkungan sebagai wilayah percontohan
– Pelatihan pengelolaan sampah 3R
– Membentuk tim pengelola
persampahan di masing-masing
wilayah
7 Proteksi – Tidak adanya sistem proteksi kebakaran di Pemberdayaan Peremajaan – Sosialisasi masyarakat mengenai – Peningkatan jalan dengan lebar
Kebakaran dan kawasan permukiman Masyarakat kegiatan pencegahan dan minmal 1,5 m.
rawan bencana – Beberapa wilayah permukiman rawan banjir penanggulangan kebakaran – Penyediaan alat damkar mini
– Penyuluhan pencegahan dan – penyediaan tandon air yang berfungsi
penanggulangan kebakaran sebagai
– Pembentukan dan Pelatihan relawan
tanggap bencana di semua RW
8 RTH – Belum memiliki Ruang terbuka publik Pemanfaatan lahan Peremajaan – Menciptakan lingkungan hunian yang – Penyediaan taman aktif dan taman
kosong (urban sehat dan nyaman dan asri. pasif
farming) – Membetuk kelembagaan yang – Memanfaatkan lahan kosong untuk
mengelola kegiatan RTH pada kegiatan produktif.
masing-masing RW dengan masa – Tiap rumah diwajibkan untuk memiliki
kerja 3 tahun.. tanaman hias minimal 5 unit, baik
berupa taman atau pot bunga untuk
mempercantik kawasan lingkungan
permukiman.
– Terdapat peneduh di setiap gang
berupa pargola yang dapat ditanami
tanaman merambat baik tanaman
buah maupun obat seperti markisa,
anggur, sirih dll.

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54
KONSEP STRATEGI
N
ASPEK PERMASALAHAN PENINGKATAN
O PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENINGKATAN KUALITAS
KUALITAS
– Terdapat lembaga yang menangani
RTH di lingkungan masing-masing

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54
4.4. Skenario Penetapan Kawasan Prioritas

Desa Tosaran merupakan kawasan non SK Kumuh Bupati dan Non kawasan terduga kumuh yang Gambar Peta 4.1
Kawasan Prioritas
tercantum dalam profil kumuh tingkat Kabupaten. Oleh karena itu penetapan kawasan prioritasnya dengan
menggunakan 5 indikator kumuh, berdasarkan hasil perhitungan maka untuk lokasi kawasan prioritas
berada di wilayah RW 4 RT 1 dan RT 2.

KETERATURAN AKSESIBILITAS PENGELOLAAN


PELAYANAN AIR MINUM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
BANGUNAN LINGKUNGAN PERSAMPAHAN

Jangkauan Persentase Jamban keluarga / Persentase Sampah domestik


Jumlah Masyarakat
NO RT- RW Persentase Jaringan jamban bersama sesuai rumah tangga di kawasan
terpenuhi kebutuhan
Keteraturan Jalan persyaratan teknis (memiliki permukiman terangkut
air minum, mandi, cuci
Bangunan Lingkungan kloset leher angsa yang ke TPS/TPA min. dua
(minimal 60liter/org/hari)
(%) yang layak terhubung dengan septic-tank) kali seminggu
(Unit rumah tangga)
(%) (%) (%)
1 RT001-RW001 0,00% 100,00% 93,33% 57,78% 0,00%
2 RT001-RW002 58,00% 100,00% 99,00% 23,46% 0,00%
3 RT001-RW003 0,00% 85,31% 98,00% 97,00% 0,00%
4 RT001-RW004 0,00% 100,00% 97,00% 39,73% 0,00%
5 RT002-RW001 5,66% 57,97% 100,00% 100,00% 0,00%
6 RT002-RW002 0,00% 100,00% 97,00% 67,00% 0,00%
7 RT002-RW004 3,13% 100,00% 100,00% 14,00% 0,00%
8 RT003-RW001 0,00% 100,00% 100,00% 100,00% 0,00%

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman


Desa Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

54

Anda mungkin juga menyukai