KUIS :
JAWABAN :
2. Jika kata baku tolak ukur yang sesuai kesepakatan standar, maka kata tidak baku
merupakan tolok ukur kata yang belum memenuhi kesepakatan standar dalam KBBI.
Biasanya kata tidak baku digunakan karena kebiasaan penutur dalam pengucapan kata-
kata yang dipengaruhi oleh dialek daerah ataupun kata serapan yang masih asing
5. * Bahasa yang baik adalah bahasa yang memiliki nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan
situasi penakaiannya.
* Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten.
6. ●Tidak dipengaruhi bahasa daerah.
●Tidak dipengaruhi bahasa asing.
● Bukan merupakan ragam bahasa percakapan.
● Pemakaian imbuhan dilakukan secara eksplisit.
● Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.
● Tidak mengandung makna ganda dan tidak rancu
7. Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan
dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai.
Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi
sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri.
Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya
atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang dianggap sebagai
suatu variasi atau ragam tersendiri
8. Ciri Kata Tidak Baku Bentuknya mudah berubah-ubah dan dipengaruhi oleh
zaman/waktu. Dipengaruhi oleh bahasa daerah dan asing. Bahasa yang digunakan
percakapan sehari-hari. Memiliki arti yang sama, meski terkesan berbeda dengan
bahasa baku.
9. Ragam bahasa baku menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap dibandingkan
dengan ragam tidak baku. sering digunakan dalam tulisan dan jarang sekali digunakan
dalam percakapan bentuk.
Adapun ragam ciri baku adalah sebagai berikut:
Memiliki sifat kemantapan dinamis. Bahasa baku harus memiliki kaidah dan
aturan yang relatif tetap dan luwes. Bahasa baku tidak dapat berubah setiap
saat.
Kecendekiaan. Kecendekiaan berarti bahwa bahasa baku mampu
mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di pelbagai ilmu dan teknologi,
dan bahasa baku dapat mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,
logis dan masuk akal.
Sedangkan ragam bahasa tidak baku sering digunakan dalam percakapan, dan jarang
sekali digunakan dalam bentuk tertulis. Banyak mengandung unsur-unsur dialek dan
bahasa daerah sehingga banyak sekali variasinya. Selain dialek, ragam bahasa tidak baku
juga bervariasi dalam hal lafal atau pengucapan, kosa kata, struktur kalimat dan
sebagainya. Untuk mengatasi penggunaan bahasa yang merupakan variasi dari bahasa
tidak baku maka diperlukan bahasa baku atau bahasa standar.
10. Kosakata baku digunakan untuk segala hal yang bersifat formal, termasuk dalam karya
tulis ilmiah, surat resmi, majalah, atau dalam forum-forum resmi. Sementara itu, kata
tidak baku adalah kosakata yang ejaan dan pelafalannya tidak sesuai dengan KBBI dan
PUEBI.