Anda di halaman 1dari 58

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr.

CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT LINDIMARA


Jl. Prof. DR. W.Z Yohanis No. 06 Waingapu-87113-NTT
Telp. (0387) 61064, 61019; Fax: (0387) 61742
Email: rsk.lindimara@yahoo.com
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”
DAFTAR ISI
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA


Jl. Prof DR. W. Z. Yohanis No. 6 Waingapu – 87113 – NTT
Telp : (0387) 61064, 61019; Fax : (0387) 61724,
Email :rsk.lindimara@yahoo.com
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR :
/A.29/SK-DIR/XI/2017

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA

DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pengorganisasian dan pelayanan
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kristen
Lindimara, maka diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian dan Pelayanan
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yang bermutu tinggi;

b. bahwa agar pelayanan Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien


Rumah Sakit Kristen Lindimara dapat terlaksana dengan baik, maka perlu
adanya kebijakan Direktur sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pengorganisasian dan Pelayanan Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit Kristen Lindimara;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b,


perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Kristen Lindimara;

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1438/MenKes/IX/2010


tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”
4. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;

5. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan


Pasien;

7. Kepmenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan


Minimal Rumah Sakit;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1691/MenKes/Per/VIII/2011 tahun 2013 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;

10. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit, Depkes, 1994;

11. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety),


DepKes,2008;

12. Surat Keputusan Pengurus YUMERKRIS nomor : -Ps / RSKL / III /


2017tentang pengangkatan dr. Alhairani K. L. Manu Mesa sebagai Direktur
Rumah Sakit Kristen Lindimara Waingapu periode.... – .....;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA


NOMOR :/ RSKL / SK.010 / III / 2017 TENTANG PEDOMAN
PENGORGANISASIAN KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA;
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”
Pertama : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Kristen Lindimara yang dimaksud dalam keputusan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
Kedua : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Kristen Lindimara dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya sampai ada keputusan lain yang
mengaturnya lebih lanjut;
Keempat : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Waingapu
Pada Tanggal : 16 November 2017
Direktur RSK Lindimara

( dr. Alhairani K.L.Manu Mesa )


NIP.19790709 201001 2 013
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat maka sistem
nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut
pelayanan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan tadi maka fungsi
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit secara bertahap perlu terus
ditingkatkan agar lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan kepada pasien, keluarga
maupun masyarakat. Di satu sisi Mutu dan Keselamatan Pasien di rumah sakit adalah ibarat dua
sisi mata uang yang tak terpisahkan. Apabila kita berbicara tentang mutu rumah sakit, maka
otomatis mencakup keselamatan pasien didalamnya, demikian juga sebaliknya. Namun dalam
pelaksanaannya bukanlah hal yang mudah. Untuk itu rumah sakit perlu membuat sistem
manajemen mutu yang terorganisir dan didukung oleh seluruh civitas hospitalia. Untuk itu di
Rumah Sakit Kristen Lindimara perlu dibentuk suatu komite yang memfasilitasi sistem
manajemen mutu sehingga berjalan dengan baik, dalam hal ini dibentuklah Komite Peningkatan
Mutu Dan Keselamatan Pasien (Komite PMKP). Kendala yang dirasakan saat ini adalah masih
belum adanya kesamaan pengertian dasar tentang mutu, konsep dan prinsip demikian pula cara –
cara penerapannya.
Sebagaimana layaknya sebuah organisasi, Komite PMKP juga perlu diorganisir dengan
baik sesuai fungsi dan perannya sehingga dapat mendukung berlangsungnya sistem manajemen
mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Kristen Lindimara. Untuk kepentingan itulah
Pedoman Pengorganisasian PMKP ini disusun.

B. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman ini di susun sebagai acuan bagi Komite PMKP dalam fungsinya membantu
Direktur Rumah Sakit Kristen Lindimara mengelola program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dengan tujuan :
1. Tercapainya satu pengertian yang sama dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

2. Sebagai panduan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung
jawabnya.
3. Menciptakan tata hubungan antara Komite PMKP dengan Direktur dan semua pihak /
bagian / instalasi terkait.
4. Mengatur koordinasi antara Komite PMKP dengan Direktur dan bagian / instalasi serta antar
anggota Komite PMKP.
5. Melaksanaan pencatatan dan pelaporan yang baik guna mendukung upaya peningkatan mutu
yang berkesinambungan.
6. Adanya dukungan dari pimpinan dan seluruh civitas hospitalia

C. RUANG LINGKUP
Pedoman Organisasi ini berisi tentang pengaturan Komite PMKP dalam menggunakan
sumber daya yang ada sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Pedoman
ini berisi tentang:
1. Struktur Organisasi, Uraian Tugas Komite PMKP.
2. Tata Hubungan Kerja Komite PMKP dengan Direktur dan semua pihak / bagian / instalasi
di Rumah Sakit Kristen Lindimara
3. Kualifikasi Anggota Komite PMKP
4. Orientasi di Komite PMKP
5. Ketentuan Rapat dan Koordinasi Komite PMKP
6. Pencatatan dan Pelaporan hasil kerja Komite PMK

D. BATASAN OPERASIONAL
a. Komite PMKP adalah sebuah tim yang dibentuk oleh Direktur yang bertugas
memfasilitasi pengelolaan sistem manajemen mutu dan keselamatan pasien di Rumah
Sakit Kristen Lindimara.
b. Anggota Komite PMKP terdiri atas beberapa macam profesi dari beberapa bagian /
instalasi yang mewakili semua proses pelayanan yang ada di Rumah Sakit Kristen
Lindimara.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

c. Komite PMKP menjalankan fungsinya sebagai:


a. Fasilitator yaitu memfasilitasi setiap gugus tugas untuk membuat sasaran mutu,
mengukur pencapaiannya, mengevaluasi dan melaporkan hasilnya.
b. Monitoring yaitu melakukan pemantauan jalannya program peningkatan mutu,
pencapaian target sasaran mutu.
c. Validasi yaitu melakukan uji validitas terhadap hasil pencapaian sasaran mutu yang
sudah dilaporkan dan akan dipublikasikan.
d. Evaluasi yaitu dengan membandingkan hasil capaian sasaran mutu dengan target
atau standar yang sudah ditetapkan baik secara internal ataupun eksternal.
e. Analisis yaitu mengkaji lebih dalam terhadap sasaran mutu yang tidak tercapai atau
bermasalah dengan mencari penyebab masalah dan solusi yang mungkin dilakukan
sebagai tindakan perbaikan atau pencegahan.
f. Melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
d. Komite PMKP tidak secara langsung membawahi bagian / instalasi dalam pengelolaan
mutu, namun sebatas memfasilitasi, memonitor dan mengevaluasi peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di bagian / instalasi dan peningkatan mutu serta kepuasan pelanggan
secara umum di Rumah Sakit Kristen Lindimara.

E. LANDASAN HUKUM
1. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit, Depkes, 1994
2. Sistem Pencatatan dan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien – PERSI
3. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), DepKes,2008
4. PMK 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien RS
5. PMK 1438/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
6. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
7. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
8. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
9. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
11. Kepmenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006


tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA

A. DESKRIPSI RSK LINDIMARA


Rumah Sakit Kristen Lindimara merupakan Rumah Sakit swasta pertama di Pulau Sumba dan
merupakan Rumah Sakit tipe D. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada semua
pasien menjadi prioritas utama dalam pelayanan Rumah Sakit Kristen Lindimara sejak pertama kali
didirikan pada tahun 1912. Penanganan kesehatan diberikan secara holistik dimana setiap pasien
yang berobat di Rumah SakitLindimara tidak hanya ditangani masalah medis saja tetapi juga
spiritualnya maupun lingkungan sosialnya melalui pelayanan unit pengembangan kesehatan
masyarakat (UPKM). Selalu berusaha mewujudkan pelayanan yang terjangkau dengan tetap
menjaga mutu. SDM yang terus menerus dikembangkan dan diberdayakan dari sisi kompetensi, dan
diimbangi fasilitas, sarana, dan prasarana, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rumah Sakit Kristen Lindimara saat ini memiliki kapasitas tempat tidur (tt) sebanyak 99 tt yang
terdiri dari :

1. Klas VIP : 5 tt
2. Klas VVIP : 10 tt
3. Klas I : 9 tt
4. Klas II : 10 tt
5. Klas III : 54 tt
6. ICU : 5 tt
7. NICU : 6 tt bayi
Pelayanan di kelas III merupakan pelayanan yang disediakan untuk pasien-pasien dengan
kemampuan ekonomi lemah baik yang ditanggung oleh BPJS maupun yang ditanggung oleh
pemerintah daerah.
Rumah Sakit Kristen Lindimara memiliki 198 orang pegawai dengan rincian 84 orang tenaga tetap
dan 84 orang tenaga kontrak dan 18 orang tenaga paruh waktu dan 12 tenaga pemerintah yang
ditempatkan di Rumah Sakit Kristen Lindimara.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

Adapun gambaran spesifikasi para tenaga tersebut berdasarkan profesi adalah sebagai berikut:
 Medis : 24 Orang
 Para Medis : 111 Orang
 Umum : 63 Orang

B. SEJARAH INSTITUSI RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA


Yumerkris adalah singkatan dari Yayasan untuk menyelenggarakan rumah sakit – rumah sakit
Kristen di Sumba. Yang pada tanggal 10 April 1951 dengan Akta Notaris No 33, Yumerkris
memperoleh Hak Badan Hukum di hadapan Notaris Mr. Karel Eduard Krijgsman di Jakarta. Yang
terbentuk pada bulan Desember 1949 atas dasar penyerahan kembali tugas dan wewenang untuk
menyelenggarakan kembali rumah sakit – rumah sakit Kristen di Sumba oleh Pemerintah NIT yang
di delegasikan kewenangannya kepada Kepala Daerah Sumba dalam hal ini bapak Umbu Tipuk
Marisi dan Panitra Daerah Controlir C. Ouwehand kepada Zending yang di wakili oleh Ds. P. G.
Van Berge dan Ds. P. J. Lambooy. Yang bertempat di kantor Pemerintah daerah Sumba di
Waingapu.
Dalam upaya melanjutkan pekabaran Injil dan pelayanan kesehatan di Sumba, yang telah
dirintis oleh Zending, yang diawali pada tahun 1904 oleh Ds. D. K. Wielenga yang merupakan
utusan Zending dalam hal oleh Gereja di Hoogeveen. Pada tanggal 29 Desember 1912 merintis
balai pengobatan di Payeti sambil melakukan pekabaran Injil dengan demikian maka terciptalah
pusat usaha Zending di Sumba melalui kegiatan Ds. D. K. Weilenga baik dalam bidang kesehatan,
Penginjilan dan Pendidikan. Kemudian pada tahun 1937 balai pengobatan Payeti berubah menjadi
sebuah Rumah sakit.
Selama masa Pemerintah Hindia Belanda sampai dengan masa kemerdekaan, perkembangan
Gereja di Sumba telah maju dengan pesat. Hal ini nampak bukan saja di bidang Gerejani tetapi
juga di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Dengan telah berdirinya GKS maka baik dalam Sidang Sinode maupun dalam rapat antar Deputat
penghubung GKS dan Algemeene Missionarie Vergadering (AMV) der Zendingsarbeiders dibahas
cara – cara untuk mengambil alih pengelolaan Rumah Sakit – Rumah Sakit dan Balai Pengobatan
dari pihak Pemerintah. Yang sejak jaman pendudukan Jepang pengelolaan Rumah Sakit – Rumah
Sakit dan Balai Pengobatan di ambil alih oleh Pemerintah sampai dengan saat pemerintah Negara
Indonesia Timur (NIT). Oleh sebab itu maka dalam sidang Sinode Ke – IV tanggal 21 Juli 1949
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

telah di tetapkan adanya badan penyelenggara sementara yang mengurus Rumah Sakit dan Balai
Pengobatan di Sumba. Tugas Badan Penyelenggara sementara antara lain mempersiapkan sebuah
Yayasan yang akan menyelenggarakan dan mengawasi Rumah Sakit – Rumah Sakit dan Balai
pengobatan, sekaligus dengan Anggaran Dasar Yayasan tersebut.
Pada bulan Oktober 1949 tiba di Waingapu 2 orang utusan Kementrian Kesehatan NIT dari
makasar yaitu Mr. Niettel dan D. Tahitu. Kedua utusan ditugaskan untuk melaksanakan
penyerahan penyelenggaraaan rumah sakit dan balai pengobatan dari pemerintah NIT kepada
Zending dengan syarat bahwa Zending akan segera membentuk suatu badan yang akan mengelola
rumah sakit dan balai pengobatan tersebut. Setelah kedua utusan tersebut kembali ke Makasar dan
melaporkan hasil perundingannya di Sumba kepada Pemerintah NIT, maka Pemerintah NIT
menyetujui penyerahan tugas pengelolaan tersebut. Untuk itu pemerintah Daerah Sumba diberikan
wewenang melaksanakan penyerahan tersebut sebagai wakil Pemerintah NIT.
Atas dasar pendelegasian wewenang tersebut maka pada bulan desember 1949 Kepala Daerah
Sumba Umbu Tipuk Marisi dan Panitra Daerah Controlir C. Ouwehand atas nama Pemerintah
NIT secara resmi menyerahkan kembali tugas dan wewenang penyelenggaraan rumah sakit –
rumah sakit di Sumba kepada Zending yang diwakili oleh Ds. P. G. Van Berge dan Ds. P. J.
Lambooy, bertempat di kantor Pemerintah daerah Sumba di Waingapu. Berdasarkan penyerahan
tersebut maka atas persetujuan antara Deputat penghubung GKS dengan AMV dibentuklah suatu
yayasan yang diberi nama : “ Yayasan untuk menyelenggarakan rumah sakit – rumah sakit Kristen
Di Sumba” yang disingkat dengan Yumerkris.
Pada tanggal 1 Januari 1950 diresmikan pembukaan Dinas Kesehatan daerah Sumba sekaligus
dilaksanakan serah terima Tugas dan wewenang penyelenggaraan rumah sakit – rumah sakit
Kristen di Sumba kepada Yumerkris oleh GKS yang di wakili oleh Ds. S. H. P. Dara dan Ds. Mb.
Ratoebandjoe.
Sejak memperoleh Hak Badan Hukum, Yumerkris dalam menggumuli permasalahan pelayanan
kesehatan di Sumba akibat situasi Perang Dunia ke II, yang mana bangunan rumah sakit payeti
rusak parah.
Pada tahun 1950 terjadi pemotongan uang oleh Pemerintah sebesar 50% sehingga pemasukan
keuangan rumah sakit juga semakin kecil. Hal ini ditambah lagi bahwa bantuan Zending akan
direalisir untuk beberapa tahun pertama sesudah penyerahan. Sedangkan bantuan Pemerintah
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

diberikan berdasarkan Rancangan Anggaran Pemerintah yang pada kenyataannya tidaklah


mencukupi.
Pada tahun 1953 oleh kementerian Sosial Republik Indonesia diberikan bantuan untuk
merehabilitir gedung – gedung Rumah Sakit Payeti yang rusak akibat Perang. Dengan bantuan K.
W. Palekahelu dan J. A Supusepa diusahakan pengumpulan dana dari para dermawan di kota
Waingapu dan sekitarnya, usaha ini berhasil dengan baik dan akhirnya dapat dibangun sebuah
gedung permanen untuk memelihara anak yatim piatu.
Selain usaha – usaha tersebut juga diperoleh bantuan dari organisasi di Belanda yaitu UNAC
berupa 12 buah tempat tidur, bahan pakaian, susu dan lain – lain.
Akibat keadaan keuangan yang tidak mengembirakan maka Pemerintah Daerah Sumba membantu
pula sesuai dengan kemampuan yang ada atas kebijaksanaan A. Lewerissa. Kepala Bagian
Keuangan pada Kantor Gubernur Propinsi Sunda Kecil di Singaraja dan L. M. Louk Kepala bagian
Keuangan pada Kantor Kepala Daerah Sumba di adakan kalkulasi harga obat – obatan sebagai
hutang Rumah Sakit – Rumah Sakit pada Pemerintah Daerah. Dengan berbagai bantuan itu maka
Rumah Sakit di bawah asuhan Yumerkris dapat berjalan dan berusaha mengembangkan diri.
Dalam bidang pendidikan, mulailah dipikirkan untuk mendidik putra Sumba dalam bidang
kedokteran. Hal ini berdasarkan pengalaman bahwa Rumah Sakit – Rumah Sakit yang ada sering
mengalami pergantian tenaga dokter, oleh sebab itu diadakan perundingan dengan Gereja partner
untuk ikut membantu mengatasi masalah ini. Akhirnya atas persetujuan Gereja partner di kirim 4
orang untuk mengikuti studi lanjutan di fakultas kedokteran yaitu : Dirk Palekahelu, Lapoe Mokoe,
Umbu Haramburu Kapita dan Yohanes Weru.
Pada akhirnya Dirk Palekahelu dan Lapoe Mokoe yang berhasil menyelesaikan studi
sedangkan Umbu Haramburu Kapita dan Yohanes Weru tidak lagi melanjutkan studinya pada
fakultas kedokteran.
Pada tahun 1953 juga diputuskan oleh Pengurus Yumerkris untuk memberi nama pada kedua
Rumah Sakit Yaitu :
1. Rumah Sakit Kristen Lendemoripa untuk nama Rumah Sakit Waikabubak
2. Rumah sakit Kristen Lindimara untuk nama Rumah Sakit Payeti.

Kedua istilah masing – masing Lendemoripa (bahasaWaijewa), Lindimara (bahasa kambera) yang
berarti “Jembatan Kehidupan”.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

Pada tahun 1954 dikirim beberapa orang utuk mengikuti pendidikan Sekolah keperawatan di
Jawa antara lain : F. C. Supusepa, Jacoba Pandahuki, D. R. Daimbani, R. A. Pandanga, A.
Parinussa, M. O. Giri, A. Christian, dan Juliana Wungo. Dan setelah menyelesaikan pendidikan
sebagian dari mereka di temapatkan di Rumah Sakit Kristen Lendemoripa dan sebagian di
tempatkan di Rumah Sakit Kristen Lindimara.
Sebagai lanjutan usaha pembangunan pada tahun 1956 dibangun sebuah bangunan permanen
sebagai kamar bersalin, selain itu juga dilakukan rehabilitasi pada bangunan – bangunan yang lain
yang sudah ada.
Pada tahun 1957 dilaksanakan pembangunan asrama bagi para juru rawat wanita, dan mulai
tahun 1958 dibuka sekolah juru kesehatan di payeti yang menerima siswa – siswi untuk dididik
dalam bidang keperawatan. Juga dibangun sebuah gedung asrama bagi juru rawat pria.
Tahun 1959 dibangun pula sebuah bangunan tambahan disamping kamar operasi yang
digunakan sebagai kamar Rontgen. Juga dibangun untuk kamar mayat.
Tahun 1960 ditambah lagi sebuah bangunan untuk mesin listrik bagi penerangan kompleks Rumah
Sakit. Pembangunan pada akhirnya dihentikan untuk sementara waktu akibat kekurangan dana.
Untuk itu kegiatan rutin berjalan sebagaimana mestinya dengan memperhatikan pula
perkembangan pelayanan pada Balai Pengobatan yang sudah ada.Masalah yang timbul pada saat
itu adalah tidak adanya rumah dokter.
Dalam HUT ke 50 Rumah SakitKristen Lindimara tahun 1962 diadakanlah usaha untuk
mengumpulkan dana bagi pembangunan sebuah rumah dokter oleh Komisi penyokong Yumerkris.
Dalam kesempatan kunjungan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Bapak W.
J. lalamentik ke Waingapu, Pengurus Yumerkris berkesempatan untuk bertatap muka dengan
beliau di kediaman Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumba Timur. Dengan berkat Tuhan bahwa
hasrat Yumerkris untuk minta sumbangan tersebut di tanggapi sangat positif oleh beliau.
Seluruh kegiatan untuk meminta sumbangan diperintahkan agar dihentikan. Selanjutnya beliau
mengambil keputusan untuk memberikan Subsidi gaji pegawai kepada Yumerkris cq. Rumah Sakit
– Rumah sakit, sama seperti Yapmas berdasarkan PP No 33 tahun 1958. hal ini menunjukkan
betapa perhatian Pemerintah terhadap usaha pelayanan kesehatan swasta sebagai partner kerja
Pemerintah melayani masyarakat.
Pada tanggal 1 Juli 1967 dibuka Sekolah Penjenjang Kesehatan /C tingkat atas di Payeti
berdasarkan SKP pengawas Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Timur No.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

10/Pend/SKP/C/68. untuk Rumah Sakit Kristen Lendemoripa telah pula dibuka SPK/C tingkat atas
sejak tanggal 1 Maret 1965. selain menerima siswa bagi kebutuhan intern, juga menerima siswa
utusan Yayasan Kesehatan lain di Sumba antara lain Yakgress. Sekolah ini menjadi sangat penting
bukan saja bagi kebutuhan Yumerkris tetapi juga bagi kepentingan Dinas Kesehatan karena tenaga
– tenaga lulusan sekolah tersebut telah menyebar pada berbagai unit pelayanan kesehatan baik
milik pemerintah maupun swasta.
Namun bagi rumah sakit kemelut yang dialami adalah masalah organisasi / administrasi dan
keuangan yang belum berjalan dengan baik oleh sebab itu pada saat kunjungan Ketua
Zendingacentrum di Baarn yaitu Ds. A. Pos pada tahun 1968 pengurus mengajukan permintaan
bantuan kepada Gereja – Gereja Gereformeerd di Negeri Belanda agar membantu dengan
mengirim seorang tenaga ahli adminstrasi keuangan. Selanjutnya gagasan ini disampaikan pula
dalam forum Synode GKS Ke XXII tahun 1968 di Mamboro. Gagasan ini ternyata mendapat
tanggapan yang positif. Selain Synode menyetujui dan mendukung juga mengharapkan agar tenaga
ahli ini tidak hanya difungsikan bagi kepentingan Yumerkris dalam hal ini Rumah Sakit tetapi
juga dimanfaatkan oleh GKS dan Yapmas. Dengan demikian maka gagasan ini dialihkan menjadi
tanggung jawab Synode untuk mengusahakan realisasinya.
Walaupun pada saat itu dihadapi permasalahan organisasi/ administrasi dan keuangan tetapi
oleh Yumerkris pikirkan pula agar setiap Rumah Sakit dapat dilayani oleh minimal 2 orang tenaga
dokter. Ide ini dikaitkan dengan pelayanan terhadap masyarakat melalui Balai Pengobatan. Dengan
demikian ada seorang dokter yang dapat bertugas menangani urusan – urusan di dalam Rumah
Sakit dan ada seorang lagi bertugas untuk melayani balai pengobatan – balai pengobatan.
Sementara itu pada tanggal 5 April 1968 diadakan kerja sama antara Pengurus Yumerkris
dengan Pengurus RSP Katoraka dan BP Maumaru berupa penyerahan kedua unit tersebut dalam
pengawasan medis Yumerkris cq. Rumah Sakit Kristen Lindimara. Pengawasan ini memperberat
tugas dan tanggung jawab rumah sakit untuk menjangkau unit – unit pelayanan yang berada di
pedalaman. Namun hal ini tetap dilaksanakan dengan baik sampai Pengurus tersebut memperoleh
Hak Badan Hukum sebagai Yayasan dengan nama Yayasan Kesehatan Gereja Bebas Sumba
Timur/Sabu atau di singkat YAKGRESS, hubungan kerja sama ini diakhiri tahun 1972.
Sejak tahun 1970 dapatlah dikatakan bahwa rumah sakit – rumah sakit di bawah Yumerkris
mulai merasakan perlunya usaha – usaha untuk membenahi diri secara lebih baik dalam hal
penataan kembali sitem administrasi dan keuangan serta usaha – usaha pengembangan pelayanan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

kesehatan. Usaha ini walaupun banyak mendapatkan tantangan – tantangan namun dengan tekat
yang membaja baik oleh para pelaksana di rumah sakit mapun oleh pengurus Yumerkris, tantangan
dan hambatan yang muncul dianggap sebagai batu ujian sampai sejauh mana usaha pelayanan
melalui rumah sakit dapat dilihat sebagai usaha untuk mewujudkan hadirnya Kerajaan Allah di
dunia, menyatakan cinta kasih kepada sesama.
Pergantian Kepala Rumah Sakit yang sering sekali terjadi untuk kurun waktu yang tidak terlalu
lama juga merupakan suatu masalah tersendiri. Upaya Pengurus Yumerkris untuk mendapatkan
seorang dokter sangatlah susah, oleh sebab itu Pengurus Yumerkris berusaha untuk mendapatkan
tenaga dokter melalui suatu kerjasama dengan Pengurus Yakum suatu Yayasan Kesehatan dari
Gereja Kristen di Jawa dan Geraja Kristen Indonesia Jawa tengah. Upaya kerja sama dengan
Yakum baik dalam menghadirkan tenaga dokter yang mau melayani di Rumah Sakit Kristen
Lindimara dan Rumah Sakit Kristen Lendemoripa juga diusahakan tenaga medis yang rela bekerja
di Sumba.
Untuk menata kembali dan membenahi sistem administrasi khususnya admintrasi keuangan
maka tenaga ahli dari Belanda yaitu Drs. W. Van Tellingen mulai mempelajari beberapa masalah
yang menyebabkan terjadinya ketidakberesan dalam hal pengawasan keuangan. Oleh GKN ia
tugaskan untuk mencari suatu bentuk sistem administrasi yang memenuhi persyaratan ilmiah
namun cukup sederhana untuk diterapkan di kedua rumah sakit. Untuk menunjang penertiban serta
pembenahan tersebut, maka dikirim seorang tenaga untuk mempelajari sistem keuangan di
Surabaya selama 1 tahun. Tenaga tersebut yaitu Benyamin Moekoe, BA sekembalinya dari
Surabaya ditempatkan di Rumah Sakit Kristen Lindimara dan diangkat menjadi Administratur.
Dalam upaya menampakkan diri sebagai Rumah Sakit Kristen serta untuk menjalankan
missionnya untuk menyembuhkan orang secara utuh, maka unsur tenaga Pekabaran Injil di
Rumah Sakit menjadi hal yang cukup penting dan merupakan alat Bantu yang vital. Oleh sebab itu
diambil kesepakatan bersama GKS untuk menempatkan seorang tenaga Pekabaran Injil non
Pendeta yang akan bekerja secara penuh waktu. Tugas tenaga Pekabaran Injil di Rumah Sakit
adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan kepada orang sakit dengan mengadakan perkunjungan, doa dan nasehat di Bangsal,
melayani bacaan, renungan dan lain – lain.
2. Pelayanan kepada karyawan melalui kebaktian, bimbingan, pemahaman Alkitab dan lain – lain.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

Tenaga Pekabaran Injil yang di perbantukan oleh GKS melalui Majelis Jemaat setempat kepada
Yumerkris cq. Rumah Sakit – Rumah Sakit yang dalam pelaksanaan tugasnya di awasi oleh Kepala
Rumah Sakit sedangkan pengawasan ajaran dilakukan oleh majelis jemaat setempat.
Pada bulan Desember 1974 oleh GKN di Belanda menyampaikan kepada Yumerkris melalui
Delegasi Drs. W. Van Tellingen dan Drs. Langbroek, agar Yumerkris memikirkan suatu rencana “
Self Supporting” sebagai suatu langkah awal menuju kemandirian Yumerkris. Melalui pergumulan
yang cukup berat maka Pengurus Yumerkris menetapkan untuk memulai langkah – langkah kearah
Kemandirian tersebut dengan menyusun suatu Rencana Lima Tahun yang lebih mantap.
Upaya untuk memperoleh peningkatan mutu pelayanan juga nasib para karyawan mendapatkan
perhatian, dipikirkan pula untuk mengusahakan dana pensiun bagi karyawan swasta. Dana Pensiun
ini dapat merupakan dana pensiun bagi GKS dan Yumerkris secara bersama – sama. Upaya ini
dijadikan bahan pergumulan dalam memperjuangkan hakekat keberadaan sebagai rumah sakit
swasta, disatu pihak harus menapilkan fungsinya sebagai rumah sakit Kristen yang melayani
berdasarkan Kasih Kristus tetapi pada pihak lain harus mampu untuk mandiri dalam menjamin
kehidupan para karyawan dan kelangsungan eksistensinya.
Pada saat itu kebijakan Pemerintah untuk membangun sebuah Puskesmas pada setiap wilayah
Kecamatan untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin masyarakat serta dapat melayani sampai
kewilayah terpencil telah membawa pemikiran baru bagi pihak Yumerkris tentang kehadiran Balai
Pengobatannya. Disatu pihak pelayanan kepada masyarakat pedesaan lewat Puskesmas
membutuhkan tarif yang dapat dijangkau sedangkan dipihak lain untuk melaksanakan kegiatan
secara mandiri membutuhkan sejumlah dana yang cukup besar. Oleh sebab itu Balai Pengobatan
yang ada di serahkan pengelolaannya kepada Pemerintah termasuk sarana yang sudah dibangun
oleh Yumerkris.
Dengan demikian maka pengurus yumerkris hanya akan mengelola 2 (dua) Rumah Sakit yaitu
Rumah Sakit Kristen Lindimara dan Rumah Sakit Kristen Lendemoripa.
Sebagai realisasi dari kesepakatan semula untuk memulai rencana menyangkut Self Supporting,
maka sejak tahun 1978 di mulailah pelaksanaannya. Diharapkan pada tahun 1983 seluruh rencana
telah selesai tahapannya dan dengan demikian maka hubungan langsung dalam masalah keuangan
rutin akan dapat ditangani sendiri oleh Yumerkris. Dalam hal ini setiap tahun GKN akan
memberikan bantuan sebagai modal untuk dikembangkan dan akan berjalan selama 5 (lima) tahun.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

Sesudah itu maka seluruh biaya rutin ditanggung sendiri oleh Yumerkris kecuali untuk biaya
insidentil misalnya pembangunan gedung, pembelian alat – alat dan sebagainya.
Dalam rangka pembangunan Rumah Sakit Pemerintah di setiap kabupaten, maka pada awal
bulan September 1979, Kepala Bidang Perencanaan Kanwil Departemen Kesehatan Propinsi Nusa
Tenggara Timur mengadakan pertemuan dengan Pengurus Yumerkris untuk membahas tentang
kehadiran Rumah Sakit Kristen Lindimara dikaitkan dengan rencana pembangunan Rumah Sakit
umum tersebut.
Melalui pergumulandalam pertemuan tanggal 12 September 1979 diajukan pemilihan alternatif :
Pertama : Apakah Rumah Sakit dibawah asuhan Yumerkris ditingkatkan menjadi Rumah Sakit
type C. Kedua : Rumah Sakit Umum berjalan bersama dengan Rumah Sakit Lindimara.
Rapat pengurus Yumerkris tanggal 27 September 1979 mengambil kesepakatan untuk
mengembangkan Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit type C. Dengan kesepakan ini diutus wakil
dari pengurus Yumerkris menghadap Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi
Nusa Tenggara Timur. Dalam pertemuan tanggal 1 Oktobber 1979 tersebut belum dapat diambil
kesimpulan sehingga dilanjutkan dalam pertemuan dengan Gubernur KDH TK I Nusa tenggara
Timur. Akhirnya pertemuan inipun tidak memperoleh suatu kesimpulan dan diharapkan agar dapat
disampaikan keputusan Yumerkris dalam waktu singkat.
Melalui pergumulan yang panjang oleh rapat Pengurus Yumerkris diambil kesimpulan untuk tetap
mempertahankan eksistensi Rumah sakit Kristen Lindimara dengan berbagai pertimbangan antara
lain :
- Kehadiran Rumah Sakit Kristen Lindimara sejak tahun 1912 adalah milik yang paling
berharga dengan seberkas sejarah pelayanan di Sumba Khususnya Sumba Timur
- Bahwa Rumah Sakit ini adalah alat untuk menyatakan Kasih Kristus kepada sesama.
- Dengan kehadiran Rumah Sakit ini maka Yumerkris khususnya dan Gereja Kristen Sumba
pada umumnya menunjang program Pemerintah dalam pembangunan di bidang kesehatan
sesuai dengan Garis Besar Kebijakan Pemerintah dalam Sitem Kesehatan Nasional.
Dalam rangka kehadiran Gubernur KDH TK I untuk menghadiri Pembukaan Sidang Synode GKS
Ke XXX di Waihibur – Anakalang telah mengadakan tatap muka dengan Pengurus Yumerkris di
Waingapu. Melalui pertemuan tersebut telah dicapai kesepakatan bersama bahwa Rumah Sakit
asuhan Yumerkris adalah sebagai partner kerja Pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sehingga dalam Sidang Synode tersebut di ambil kesepakatan :
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

- Mendukung sepenuhnya keputusan Pengurus Yumerkris.


- Menugaskan kepada Pengurus Yumerkris untuk memelihara dan meningkatkan hubungan
kerja sama dengan Pemerintah dalam usaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang
kesehatan.
- Meningkatkan kualitas pelayanan di dalam kedua Rumah Sakit asuhan Yumerkris.
Sebagai realisasi rencana Pemerintah untuk membangun Rumah Sakit Umum maka dicapai
kesepakatan antara pihak Kanwil Departemen Kesehatan Prospinsi Nusa Tenggara Timur dengan
Pengurus Yumerkris tentang bentuk kerja sama baik menyangkut pelayanan, ketenagaan dan
pendidikan paramedis.
Sehubungan dengan rencana Self supporting menuju kemandirian Rumah sakit di bawah asuhan
Yumerkris maka Pengurus Yumerkris melalui delegasi yang terdiri dari : dr. Umbu Mr. Marisi, L.
A. Mouwlaka dan Umbu K. Walangara telah meminta kepada Pengurus Dana Pensiun Yakkum di
Yogyakarta agar Yumerkris dapat ditertima sebagai anggota Yayasan Dana Pensiun Yakkum.
Rintisan ini merupakan suatu langkah konkrit dari upaya Pengurus Yumerkris untuk tetap
menjamin masa depan para karyawan dalam lingkungan Rumah Sakit Yumerkris. Dalam
pertemuan ini secara prinsip pihak Pengurus YDP Yakkum dapat menerima Yumerkris sebagai
anggota.
Sebagai tindak lanjut dari usaha untuk menjamin masa depan karyawan maka sejak tanggal 1
Maret 1983 Yumerkris cq. Rumah Sakit di bawah asuhannya diterima sebagai anggota Yayasan
Dana Pensiun Yakkum di yogyakarta. Hal ini merupakan suatu titik cerah bagi kelangsungan
keberadaan Rumah Sakit di bawah asuhan Yumerkris khususnya bagi pegawai swasta.
Sebagai Rumah Sakit Kristen selama itu Rumah Sakit Lindimara telah terdaftar sebagai
anggota Sekretariat bersama Rumah Sakit Kristen di Indonesia dan mengikuti kegiatan pertemuan
yang diadakan oleh Organisasi tersebut. Pada bulan September 1983 di rubah menjadi PELKESI
(Persatuan Pelayanan Kristen Untuk Kesehatan Di Indonesia). Dalam tahun 1984 diadakan
konperensi Studi dan Rapat Kerja Nasional Pelkesi di Yogyakarta. Sebagai utusan Yumerkris,
maka dr. Umbu Mr. Marisi dalam kesempatan tersebut juga telah mencoba untuk menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak antara lain dengan UPKM / CD RS Bethesda Yogjakarta. dalam
upaya untuk meningkatkan keterampilan para karyawan maka dengan kerja sama yang diadakan
melalui PELKESI dikirim tenaga – tenaga paramedis yang mendapatkan kesempatan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Untuk itu paramedis mengikuti “Inservice Training”
di RS Bethesda dan mengikuti Aplikasi perawat pada SPK Bethesda.
Dalam menjawab pergumulan pelayanan kesehatan masyarakat di Sumba terutama bagi mereka
yang miskin dan jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan. Pada saat Musyawarah Nasional
Pelkesi di Jogyakarta tahun 1983, salah satu agenda dalam pertemuan tersebut adalah pembahasan
tentang kerja sama RSK Lindimara dengan UPKM / CD. Bethesda Jogyakarta guna merintis
terbentuknya UPKM RSK Lindimara. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1984, dibentuk Unit
Pengembangan Kesehatan Masyarakat (UPKM) yang dikoordinir oleh dr. M. J. Luinstra sehingga
Rumah Sakit Kristen Lindimara dapat berfungsi sebagai HOSPITAL WITH OUT WALL, yang
dapat bekerja baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit, sehingga tujuan pelayanan kesehatan
yang holistic dapat tercapai. Pada tahun 1985 diutus bapak Hendrik L. Ninggeding untuk
mengikuti Training di UPKM/CD RS Bethesda Jogyakarata dan sekembalinya memulai kegiatan
di Desa Lambanapu dengan proyek pengobatan TBC, Pemberian makanan tambahan bagi
penderita TBC serta bantuan penguatan ekonomi keluarga bagi penderita TBC berupa ternak
kambing sebagai pilot project dari Pelkesi.
Dalam upaya peningkatan pelayanan UPKM RSK Lindimara, maka pada tahun 1998, oleh dr.
Lapoe Moekoe sebagai Direktur RSK Lindimara sekaligus sebagai ketua Yumerkris berupaya
membangun strategi baru bersama UPKM/ CD Bethesda Jogyakarta dengan harapan agar UPKM/
CD. Bethesda dapat mendampingi UPKM RSK Lindimara dalam proses kemandirian maupun
dalam pelayanan kepada masyarakat.
Pada tahun 1998, di utus 2 (dua) orang Staf UPKM RSK Lindimara atas nama Bapak
Alexander Sain dan Ibu R. Logi untuk mengikuti Training Pendampingan Pelayanan Rumah Sakit
Tanpa Dinding, selama 1 (satu) bulan di UPKM/CD. RS. Bethesda, dan setelah kembali dirintis
kegiatan ke wilayah GKS yakni : Klasis Waingapu ( Jemaat GKS Payeti, GKS Waingapu, GKS
Uma Mapu, GKS Lambanapu, GKS Kambaniru, GKS Mauliru, dan GKS Kawangu ). Dengan
kegiatan awal yaitu membuka pelayanan Pos Obat Jemaat di wilayah pelayanan gereja yang jauh
dari pelayanan kesehatan, sebagai langkah awal atau pintu masuk bagi program kegiatan pelayanan
kesehatan selanjutnya.
Dengan keterbatasan dana dan tenaga, hingga saat ini UPKM RSK Lindimara tetap melakukan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui pelayanan kader – kader kesehatan yang telah
dilatih untuk melakukan pengobatan terhadap penyakit – penyakit sederhana yang di temukan di
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

wilayah, mengawasi penderita TBC, Filaria yang sedang dalam pengobatan, serta melakukan
penyuluhan kepada masyarakat dengan harapan agar masyarakat dapat memahami dan
menemukan persoalan kesehatannya sendiri.

C. LETAK GEOGRAFIS RS
Letak Rumah Sakit : Jl. Prof. Dr. W.Z. Yohanes No.6 Payeti
Tipe RS :D
Luas Tanah : 22170 m2
Luas bangunan : 5402 m2
Jumlah Tempat tidur : 99
Pemilik / pengelola : YUMERKRIS
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB III
FALSAFAH VISI MISI TUJUAN NILAI DAN MOTO RUMAH SAKIT

A. VISI
Rumah Sakit Kristen Lindimara memiliki visi : “Menjadi Rumah Sakit yang melayani dengan kasih
dan mengutamakan mutu bagi keselamatan pasien”

B. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada setiap orang berlandaskan Kasih
Kristus tanpa membeda-bedakan status sosial, agama, ras, suku dan golongan
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien
3. Mengembangkan dan meningkatkan mutu SDM secara utuh yang berintegritas, profesional
dan inovatif
4. Mengembangkan dan meningkatkan mutu peralatan, sarana dan prasarana
5. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas administrasi dan manajemen.
6. Menyelenggarakan Rumah Sakit yang aman dan ramah lingkungan
C. MOTO
Rumah Sakit Kristen Lindimara memiliki Motto :“Melayani dengan Kasih ”
D. FALSAFAH
Rumah Sakit Kristen Lindimara memiliki falsafah :
1. Setiap manusia sejak saat pembuahan sampai kematian, mempunyai citra dan martabat yang
mulia sebagai ciptaan Allah;

2. Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan wajib ikut serta dalam
usaha memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya;
3. Dengan dasar dan semangat cinta kasih, pelayanan kesehatan rumah sakit terpanggil untuk
berperan serta dalam upaya memberdayakan sesama melalui pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan serta pendidikan bidang kesehatan yang menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan;
E. TUJUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

1. Melindungi dan mensejahterakan sumber daya manusia


2. Mampu melayani semua pasien termasuk yang masyarakat kekurangan
3. Selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang unggul, berkualitas, dan paripurna dalam
pelayanan kesehatan
4. Berjejaring dengan mitra pelayanan kesehatan pada level lokal, regional, nasional dan
internasional yang sejalan dengan visi dan misi Rumah SakitKristen Lindimara
F. NILAI – NILAI
Rumah Sakit Kristen Lindimara memiliki nilai-nilai :
Lindi : Jembatan
Mara : Keselamatan
Berangkat dari nilai – nilai dasar yang diterapkan dalam managemen Rumah Sakit Kristen
Lindimara yaitu :
a. Kebersamaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri-sendiri
b. Empathy
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi orang lain/dan atau pasien.
c. Respect
Saling menghormati serta menghargai terhadap sesama
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA
A. BAGAN ORGANISASI

B. KETERANGAN/PENGERTIAN
a) Unit Struktural
I. Direktur
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Kristen Lindimara
II. Wakil Direktur
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam mengkoordinasi penggunaan sumber
daya Rumah Sakit untuk mencapai mutu pelayanan dan hasil yang maksimal bagi
pasien, memimpin Tim Manajemen secara efektif, memberi petunjuk dan memimpin
pengembangan dan revisi rencana strategis untuk disajikan kepada dan disetujui oleh
yayasan, menyiapkan rencana-rencana tahunan Rumah Sakit, memonitor serta
mengevaluasi pelaksanaan rencana-rencana tahunan, menciptakan dan
mempertahankan komunikasi dan mekanisme pelaporan yang efektif kepada Direktur.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

III. Kepala Bagian


Adalah koordinator khusus pecahan bagian dari sebuah instansi (Rumah Sakit) yang
memiliki tugas dan fungsi masing masing-masing dalam bagian tertentu yaitu :
1. Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi
2. Kepala Bagian Medis
3. Kepala Bagian Keperawatan
4. Kepala Bagian UPKM
IV. Kepala Sub Bagian
Adalah koordinator dari sub bagian yang merupakan pecahan dari bagian dari sebuah
instansi (Rumah Sakit) yaitu :
1. Kepala Sub Bagian Umum
2. Kepala Sub Bagian Keuangan
3. Kepala Sub Bagian Kepegawaian
V. Unit Kerja
Adalah suatu wadah structural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki
fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi
pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RSK Lindimara
dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi dan divisi pendukung
yang diberi istilah Bagian. Instalasi dan bagian yang disebutkan itu berada dibawah
tanggung jawab Kepala bagian medik. Unit Kerja dapat bertanggung jawab atas satu
atau lebih Sub Unit Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja /bagian/istalasi:
- Rawat Jalan (poliklinik).
- Unit Rawat Inap Ibu & Anak.
- Unit Rawat Inap Kelas1, VIP, VVIP
- Unit Rawat Inap ICU.
- Unit Rawat Inap Kelas 2 dan 3.
- Unit Gawat Darurat dan Kamar Operasi.
- Instalasi Farmasi.
- Unit Laboratorium.
- Unit Radiologi.
- Bagian Umum
- Bagian Rekam Medik.
- Bagian Kepegawaian.
- Bagian Pendidikan dan pelatihan.
- Bagian Layanan BPJS & Asuransi.
- Bagian Keuangan.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

b) Unit Non Struktural


Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang ada di RSK Lindimara adalah sebagai
berikut :
1. Komite Medik
2. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
3. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
4. Komite Keperawatan
5. Komite kesehatan dan keselamatan kerja
6. Satuan Pengawas Internal
7. Kerohanian
8. Panitia Farmasi
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB V
GAMBARAN UMUM KOMITE PMKP

Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) merupakan salah satu dari
Komite yang ada di Rumah Sakit Kristen Lindimara. Komite PMKP dibentuk oleh Direktur dan
bertanggung jawab terhadap Direktur RS Kristen Lindimara.
Dalam menjalankan tugasnya Komite PMKP berpedoman pada Kebijakan Mutu dan
Keselamatan Pasien, Pedoman Organisasi dan Pedoman pelayanan Komite PMKP serta Rencana Kerja
dan Program peningkatan mutu & keselamatan pasien RS Kristen Lindimara yang disusun setiap
tahun.
A. TUGAS POKOK KOMITE PMKP

1. Menyusun Program peningkatan Mutu RS Kristen Lindimara


2. Memfasilitasi penyusunan Sasaran Mutu semua bagian / instalasi
3. Memfasilitasi penyusunan Program Peningkatan Mutu bagian / instalasi
4. Melaksanakan Validasi hasil sasaran mutu
5. Melaksanakan Monitoring sasaran mutu dan program peningkatan mutu
6. Mengkomunikasikan hasil pemantauan sasaran mutu dan program peningkatan mutu ke semua
pihak
7. Menyelenggarakan rapat evaluasi sasaran mutu
8. Mamfasilitasi pelatihan-pelatihan terkait sistem manajemen mutu
9. Membuat laporan validasi dan monitoring sasaran mutu
10.Membuat laporan evaluasi pelaksanaan program peningkatan mutu
11.Membuat laporan hasil tinjauan manajemen
B. FUNGSI KOMITE PMKP
Membantu Direktur dalam :
1. Perencanaan Peningkatan Mutu Rumah Sakit Kristen Lindimara
2. Pemantauan terhadap efektifitas program peningkatan mutu Rumah Sakit Kristen Lindimara.
3. Memberikan saran dan rekomendasi terkait upaya perbaikan mutu Rumah Sakit Kristen
Lindimara
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

C. LINGKUP LAYANAN

1. Memfasilitasi Penyusunan Sasaran Mutu seluruh bagian / instalasi


2. Melakukan Validasi terhadap data perhitungan Pencapaian Indikator Mutu
3. Melakukan Monitoring terhadap Pencapaian Sasaran Mutu dan Indikator Mutu
4. Melakukan Benchmarking internal dan eksternal
5. Menfasilitasi terlaksananya Rapat Tinjauan Manjemen
6. Menginformasikan pencapain sasaran mutu dan hasil peningkatan mutu kepada pihak yang
berkepentingan
7. Melakukan Audit Mutu Internal melalui pencapaian sasaran mutu
8. Menindaklanjuti laporan insiden yang terjadi di Rumah SakitKristen Lindimara
9. Mengkoordinasikan pelaksanaan Tindakan Perbaikan (RCA)
10. Mengkoordinasikan pelaksanaan Tindakan Pencegahan (FMEA)
11. Mengevaluasi kegiatan Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
12. Melakukan Rapat Koordinasi internal Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PMKP
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB VII
URAIAN JABATAN

A. KETUA

JABATAN KETUA KOMITE PMKP

Pendidikan Minimal S1/ Dokter/ Apoteker


Pengalaman 1. Punya pengalaman dalam kepanitiaan mutu atau
keselamatan pasien.
2. Pernah menjabat sebagai kepala bagian / instalasi
Pelatihan Sistem manajemen mutu, Audit Mutu Internal, Standar
Akreditasi/ JCI, Manajemen Risiko, dan pelatihan lain
yang terkait.
Keterampilan Mengelola Timwork/ Pokja, mengelola konflik,
menerapkan manajemen risiko, mengolah dan
menganalisis data
Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab atas kepatuhan terhadap Kebijakan, Pedoman,
Standar dan Prosedur mutu dan keselamatan pasien.
2. Bertanggung jawab atas berjalan dan tercapainya Rencana Kerja
dan Anggaran Komite PMKP.
3. Bertanggung jawab atas pencapaian Tujuan dan Sasaran Mutu
Komite PMKP.
4. Bertanggung jawab terhadap keakuratan semua hasil laporan
Komite PMKP.
5. Bertanggung jawab terhadap proses pemantauan sasaran mutu
rumah sakit (meliputi monitoring, verifikasi, validasi dan
benchmarking)
6. Bertanggung jawab terhadap proses pemantauan sistem
manajemen mutu (audit mutu internal)
7. Bertanggung jawab terhadap pemantauan upaya perbaikan mutu
yang dilakukan (RCA/ TPP, Redesign)
8. Bertanggung jawab atas pelaporan perkembangan mutu kepada
semua pihak terkait
9. Bertanggung jawab terhadap kinerja Komite PMKP.
10. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Direktur Rumah
Sakit Kristen Lindimara
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

Wewenang 1. Menyampaikan saran dan rekomendasi kepada Direktur terkait


upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
Kristen Lindimara
2. Berkoordinasi dengan semua bagian / instalasi terkait upaya
peningkatan mutu Rumah Sakit Kristen Lindimara.
3. Menyetujui penugasan Monitoring dan Validasi
4. Menyetujui penugasan Audit Mutu
5. Mengusulkan program pelatihan untuk peningkatan mutu
6. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien dari unit kerja terkait
7. Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
8. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan
keselamatan pasien dari unit-unit kerja di lingkungan Rumah Sakit
Kristen Lindimara
Tugas pokok Uraian tugas
1 Menyusun standar 1. Menyusun & mengusulkan Kebijakan Mutu dan Keselamatan
kerja PMKP Pasien, Pedoman Organisasi dan Pedoman Pelayanan Komite
PMKP
2. Membuat Panduan, Standar Prosedur Operasional (SPO) dan
form yang berkaitan dengan aktivitas Komite PMKP.
3. Membuat dan mengusulkan Sasaran Mutu Komite PMKP
4. Menyusun program kerja komite PMKP
2 Mengkoordinasi 1. Membagi tugas dan mengatur pelaksanaan tugas semua anggota
tugas di Komite Komite PMKP.
PMKP 2. Memimpin rapat Komite PMKP
3. Menyetujui pelaksanaan kegiatan dari Koordinator monitoring,
Validasi
3 Mengkomunikasilkan 1. Mengkomunikasikan hasil monitoring sasaran mutu kepada
hasil kerja Komite Direktur setiap 3 bulan
PMKP ke semua 2. Mengkomunikasikan hasil evaluasi sasaran mutu dan evaluasi
pihak terkait program peningkatan mutu yang sudah dibahas dalam Rapat
Tinjauan Manajemen kepada bagian setiap 3 bulan.
3. Menyiapkan laporan hasil evaluasi sasaran mutu, program
peningkatan mutu dan hasil Rapat Tinjauan Manajemen untuk
dilaporkan kepada Pengurus Yumerkris setiap 3 bulan.
4 Memimpin Rapat 1. Rapat Rutin Komite PMKP
Komite PMKP 2. Rapat Evaluasi 3 bulanan
5 Mengkoordinasi 1. Mengumpulkan data indikator baik dari Koordinator Peningkatan
peningkatan mutu Mutu maupun dari Koordinator Keselamatan Pasien RS dan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

dan keselamatan Penanggungjawab unit kerja terkait


pasien di masing- 2. Memimpin, mengkoordinir, dan mengevaluasi pelaksanaan
masing unit kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien di masing-masing unit
kerja

B. SEKRETARIS

JABATAN SEKRETARIS KOMITE PMKP


Pendidikan Minimal S1
Pengalaman Punya pengalaman dalam kepanitiaan mutu dan
kepanitiaan lainnya
Pelatihan Standar Akreditasi/ JCI, analisa data dan
pelatihan lain yang terkait.
Keterampilan Mengelola bagian / Pokja, Mengolah dan
analisis data
Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab terhadap Pengendalian catatan mutu
(penyimpanan data hasil kerja Komite PMKP)
2. Bertanggung jawab terhadap ketepatan waktu pengumpulan
sasaran mutu.
3. Bertanggung jawab terhadap proses komunikasi internal dan
eksternal Komite PMKP.
4. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan Monitoring
dan Validasi di Rumah Sakit Kristen Lindimara
5. Bertanggung jawab terhadap Laporan hasil monitoring dan
validasi semua sasaran mutu di Rumah Sakit Kristen Lindimara.
6. Bertanggung jawab terhadap kesiapan informasi pencapaian
sasaran mutu rumah sakit
Wewenang 1. Meminta dan mendapatkan sasaran mutu dan catatan mutu dari
semua bagian di Rumah Sakit Kristen Lindimara.
2. Meminta hasil sasaran mutu secara berkala (Bulanan, 3 bulanan,
6 bulanan dan tahunan).
3. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan
Rumah Sakit Kristen Lindimara terkait pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
4. Melakukan komunikasi internal dan eksternal kepada unit kerja
di lingkungan RS Kristen Lindimara dan pihak luar melalui surat
tertulis, email, dan telepon
Tugas Pokok Uraian Tugas
1. Mengendalikan 1. Mengidentifikasi semua catatan Kegiatan Komite PMKP
semua catatan 2. Menyimpan catatan kegiatan Komite PMKP
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

Kegiatan PMKP
2. Mengkoordinasi 1. Membuat undangan rapat Komite PMKP
kegiatan rapat mutu 2. Menyiapkan tempat dan sarana rapat Komite PMKP
3. Menyimpan Notula hasil rapat Komite PMKP
4. Mengingatkan tindak lanjut rapat Komite PMKP

C. PENANGGUNG JAWAB KESELAMATAN PASIEN

JABATAN PENANGGUNG JAWAB KESELAMATAN PASIEN


Pendidikan Minimal S1
Pengalaman Punya pengalaman dalam kepanitiaan mutu dan
kepanitiaan lainnya di Rumah Sakit Kristen
Lindimara
Pelatihan Standar Akreditasi/ JCI , TPP, RCA, FMEA
Keterampilan Mengelola Pokja, menerapkan manajemen risiko

Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan


keselamatan pasien di Rumah Sakit Kristen Lindimara
2. Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Keselamatan
Pasien
3. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan
indikator Keselamatan Pasien di Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien
4. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan
pemantauan program Keselamatan Pasien dan kegiatan-kegiatan
mutu lainnya kepada Ketua Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien
5. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi
yang berhubungan dengan keselamatan pasien rumah sakit
6. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang
berhubungan dengan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit
7. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan RCA dan
FMEA di Rumah Sakit Kristen Lindimara.
Wewenang 1. Mengingatkan Tim keselamatan pasien yang tidak
melaksanakan tugas sesuai jadwal
2. Mengusulkan konsep atau perubahan kebijakan keselamatan
pasien
3. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan indikator mutu
keselamatan pasien dan penjaminan mutu dari unit kerja terkait
4. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS
Kristen Lindimara terkait pelaksanaan pemantauan indikator
keselamatan pasien dan hal-hal lainnya yang berhubungan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

dengan keselamatan pasien


5. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan
keselamatan pasien rumah sakit dari unit-unit kerja di
lingkungan RS Kristen Lindimara
6. Melakukan koordinasi dengan unit – unit kerja di lingkungan
RS Kristen Lindimara terkait insiden keselamatan pasien (KTD,
KNC, KTC dan Sentinel)
7. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan insiden
keselamatan pasien dari unit – unit kerja di RS Kristen
Lindimara

Tugas Pokok Uraian Tugas


1. Mengkoordinir 1. Membuat surat tugas untuk RCA dan FMEA
pelaksanaan RCA 2. Menyiapkan SPO dan Form untuk identifikasi
& FMEA 3. Memonitoring pelaksanaan RCA dan FMEA
2. Mengelola catatan Mengumpulkan data –data yang merupakan bukti insiden antara
proses lain :
RCA/FMEA 1. Laporan kejadian
2. Catatan kronologis
3. Bukti wawancara
4. Bukti rekonstruksi
5. Foto Copy alur proses/ SPO
6. Foto-Foto/ rekaman
3. Pencatatan setiap 1. Membuat ikhtisar daftar RCA dan FMEA
hasil analisa 2. Menelaah kejadian insiden keselamatan pasien
kejadian 3. Melakukan analisis untuk mencari akar masalah dari Insiden
Keselamatan Pasien
4. Mengusulkan tindak lanjut dari hasil analisis serta melakukan
evaluasi pelaksanaannya
5. Melaporkan hasil 1. Membuat laporan hasil RCA dan FMEA kepada Ketua PMKP
RCA/ FMEA 2. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator
keselamatan pasien
3. Mengkoordinir 1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program keselamatan
tercapainya pasien melalui pertemuan berkala dengan para
indikator penanggungjawab unit terkait
keselamatan pasien 2. Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal
rumah sakit tentang pencapaian indikator keselamatan pasien
3. Mengkoordinasikan pendokumentasian, evaluasi dan upaya
tindak lanjut atas Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD) dan Kejadian Sentinel
4. Melaksanakan koordinasi antar unit bila terjadi KTD dan KNC
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

5. Melakukan koordinasi tentang program Patient Safety dan


manajemen resiko dengan unit terkait dalam pembuatan RCA
dan FMEA

D. PENANGGUNG JAWAB PPI (PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI)

JABATAN PENANGGUNG JAWAB PPI

Pendidikan Minimal S1

Pengalaman
Punya pengalaman dalam kepanitiaan mutu dan
kepanitiaan lainnya di Rumah Sakit Kristen
Lindimara.
Pelatihan Standar Akreditasi/ JCI, analisa data dan pelatihan
lain yang terkait.
Keterampila Mengelola bagian / Pokja, Mengolah dan analisis
n data
Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan PPI di
Rumah Sakit Kristen Lindimara.
2. Bertanggung jawab terhadap Laporan hasil monitoring dan
validasi semua sasaran mutu yang menyangkut PPI di Rumah
Sakit Kristen Lindimara.
3. Bertanggung jawab terhadap kesiapan informasi pencapaian
sasaran mutu bagian PPI di rumah sakit
Wewenang 1. Megingatkan pelaksanan PPI di setiap bagian /tugas
2. Mengingatkan pelaksaan surveillance di bagian perawatan
3. Menentukan jadwal petugas dan pelaksanaan monitoring dan
validasi dalam PPI
Tugas Pokok Uraian Tugas
1. Mengkoordinasi 1. Membuat surat tugas PPI
pelaksanaan PPI 2. Membuat dan malaporkan hasil pencapaian sasaran mutu bagian
PPI
2. Melaporkan hasil 1. Mengumpulkan kertas Kerja validasi bagian PPI
validasi 2. Membuat Laporan Hasil Validasi
3. Melaporkan Hasil Validasi kepada Ketua Komite PMKP
4. Memberikan hasil validasi kepada bagian / instalasi sebagai
feedback

E. ANGGOTA KOMITE PMKP


LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

JABATAN ANGGOTA KOMITE PMKP

Pendidikan Minimal S1
Pengalaman Punya pengalaman dalam kepanitiaan mutu dan
kepanitiaan lainnya di Rumah Sakit Kristen
Lindimara
Pelatihan Standar Akreditasi/ JCI, analisa data dan pelatihan
lain yang terkait.
Keterampilan Mengelola bagian / Pokja, Mengolah dan analisis data
Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab terhadap ketepatan waktu pengumpulan
sasaran mutu.
2. Bertanggung jawab terhadap proses komunikasi internal dan
eksternal Komite PMKP.
3. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan Monitoring
dan Validasi di Rumah Sakit Kristen Lindimara
4. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan program
Komite PMKP
Wewenang 1. Meminta dan mendapatkan sasaran mutu dan catatan mutu dari
semua bagian di Rumah Sakit Kristen Lindimara.
2. Meminta hasil sasaran mutu secara berkala (Bulanan, 3 bulanan, 6
bulanan dan tahunan).
Tugas Pokok Uraian Tugas
1. Melaksanakan 1. Membantu terlaksananya seluruh kegiatan program PMKP
seluruh kegiatan 2. Melaksanakan kegiatan monitoring dan validasi di Rumah Sakit
program Komite Kristen Lindimara
PMKP

F. PENANGGUNG JAWAB MUTU

JABATAN PENANGGUNG JAWAB MUTU

Pendidikan Minimal S1
Pengalaman Punya pengalaman dalam kepanitiaan mutu dan
kepanitiaan lainnya di Rumah Sakit Kristen
Lindimara
Pelatihan Standar Akreditasi/ JCI, analisa data dan pelatihan
lain yang terkait.
Keterampilan Mengelola bagian / Pokja, Mengolah dan analisis
data
Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab terhadap ketepatan waktu pengumpulan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

sasaran mutu.
2. Bertanggung jawab terhadap proses komunikasi internal dan
eksternal Komite PMKP.
3. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan Monitoring
dan Validasi di Rumah Sakit Kristen Lindimara
4. Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Indikator
Mutu dan pelaksanaan clinical pathway
5. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan
indikator mutu dan pelaksanaan clinical pathway di Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
6. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan inovasi mutu dan pelaksanaan clinical
pathway dan Manajemen resiko di rumah sakit
7. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan
pemantauan indikator mutu dan pelaksanaan clinical pathway
serta kegiatan-kegiatan mutu lainnya kepada Ketua Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
8. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi
yang berhubungan dengan mutu dan pelaksanaan clinical
pathway rumah sakit

Wewenang 1. Meminta hasil sasaran mutu dan catatan mutu secara berkala
dari semua bagian di RS Kristen Lindimara (Bulanan, 3
bulanan, 6 bulanan dan tahunan).
2. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan program indikator
mutu, penjaminan mutu dan pelaksanaan clinical pathways dari
unit kerja terkait
3. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS
Kristen Lindimara terkait pelaksanaan pemantauan indikator
mutu serta pelaksanaan clinical pathway dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan mutu rumah sakit
4. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu
dan pelaksanaan clinical pathway rumah sakit dari unit-unit
kerja di lingkungan RS Kristen Lindimara

Tugas Pokok Uraian Tugas


Menyusun, 1. Melaksanakan kegiatan program peningkatan mutu di RS
melaksanakan, Kristen Lindimara
memantau, dan 2. Menyusun panduan indikator mutu
3. Membuat metode pemantauan indikator mutu klinis dan
menganalisa program
manajerial
peningkatan mutu di 4. Menyusun formulir pemantauan indikator mutu
Rumah Sakit Kristen 5. Berkoordinasi dengan unit terkait dalam penyelenggaraan
Lindimara pemantauan indikator mutu dan pelaksanaan clinical pathway
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

6. Menganalisa hasil pencapaian indikator mutu


7. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator mutu
8. Melakukan perbandingan hasil pemantauan indikator mutu
secara periodik dengan standar nasional serta rumah sakit lain
yang sejenis
9. Melaksanakan komunikasi secara internal dan eksternal tentang
pencapaian mutu dan pelaksanaan clinical pathway kepada unit
kerja di lingkungan dan pihak luar melalui surat tertulis, email
dan telepon
10. Membantu berkoordinasi dalam kegiatan internal dan eksternal
program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
11. Menyusun panduan pelaksanaan validasi data internal khusus
indikator mutu
12. Membuat alat ukur validasi khusus indikator mutu
13. Menyelenggarakan kegiatan validasi hasil pencapaian indikator
mutu berkoordinasi dengan unit terkait
14. Melaksanakan analisis komparatif hasil validasi internal dengan
data unit terkait
15. Membuat laporan hasil validasi internal khusus indikator mutu
16. Berkoordinasi dengan Kepala Bagian Perencanaan dan
Informasi dalam mengunggah hasil pencapaian indikator mutu
yang telah dinyatakan valid dan direkomendasi oleh Direktur

G. PENANGGUNG JAWAB MUTU BAGIAN

JABATAN PENANGGUNG JAWAB MUTU BAGIAN


Pendidikan Minimal D3
Pengalaman Punya pengalaman dalam kepanitiaan mutu
Pelatihan Standar Akreditasi/ JCI dan pelatihan lain yang
terkait. Auditor, RCA, FMEA
Keterampilan Komunikasi
Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab terhadap semua pelaksanaan kegiatan
Komite PMKP di bagian masing – masing .
2. Bertanggung jawab terhadap semua hasil pelaksanaan tugas
yang diberikan kepadanya.
3. Bertanggung jawab terhadap pemantauan indikator mutu unit
kerja
4. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan
mutu unit kerja
5. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan mutu rumah sakit
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

6. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang


berhubungan dengan kegiatan mutu rumah sakit

Wewenang Meminta dan memeriksa data, informasi, bukti ke semua bagian


terkait dengan tugasnya melakukan validasi, monitoring dan audit.

Tugas Pokok Uraian Tugas


1. Mengikuti Rapat 1. Menghadiri Rapat Komite PMKP
2. Menghadiri Rapat Evaluasi
3. Menghadiri Rapat Tinjauan Manajemen
2. Melaksanakan Tugas 1. Melaksanakan Monitoring Sasaran Mutu di bagian masing -
rutin sebagai Anggota masing
PMKP 2. Melaksanakan Vadidasi hasil sasaran mutu di bagian masing -
masing
3. Melaksanakan Audit mutu internal di bagian masing - masing
4. Memfasilitasi penyusunan Sasaran mutu dan program
peningkatan mutu di bagian masing – masing
5. Menyusun indikator mutu unit kerja
6. Menyusun format pengumpulan indikator mutu unit kerja
7. Menganalisa hasil pencapaian indikator mutu unit kerja
8. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator mutu unit
kerja
9. Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal
rumah sakit tentang pencapaian indikator mutu unit kerja
10. Menyusun rekomendasi terhadap hasil pemantauan indikator
mutu unit kerja ke unit terkait
11. Membantu berkoordinasi dalam kegiatan internal dan eksternal
program PMKP

12. Melaksanakan tugas 1. Menyiapkan Dokumen Komite PMKP di bagian masing -


khusus PMKP masing
2. Mengikuti Pelatihan terkait mutu dan keselamatan pasien

H. PENANGGUNG JAWAB MANAGEMEN RISIKO

JABATAN PENANGGUNG JAWAB MANAGEMEN RISIKO

Pendidikan Minimal S1
Pengalaman Punya pengalaman dalam kepanitiaan mutu dan
kepanitiaan lainnya di Rumah Sakit Kristen
Lindimara
Pelatihan Standar Akreditasi/ JCI, analisa data dan pelatihan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

lain yang terkait.


Keterampilan Mengelola bagian / Pokja, Mengolah dan analisis
data
Tanggung Jawab 1. Terlaksananya program manajemen risiko rumah sakit
2. Terpenuhinya prosedur – prosedur pelaksanaan dan layanan
yang menjamin pelaksanaan risiko di rumah sakit
3. Terkendalinya kondisi – kondisi yang berpotensi
membahayakan pasien, staf, maupun pengunjung serta
mendukung pelaksanaan manajemen risiko dirumah sakit
4. Terjaganya komitmen karyawan terhadap manajemen risiko di
rumah sakit

Wewenang 1. Melakukan pengawasan dan melaksanakan manajemen risiko di


seluruh unit kerja rumah sakit
2. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Direktur rumah
sakit dengan tugas kegiatan manajemen risiko
Tugas Pokok Uraian Tugas
Menyusun dan 1. Menyusun rancangan program manajemen risiko dan
mengevaluasi keselamatan pasien RSK Lindimara (tingkat rumah
managemen resiko sakit/corporate)
2. Membantu unit-unit kerja dalam menyusun program manajemen
rumah sakit
risiko dan keselamatan pasien di unit kerjanya masing-masing
3. Membantu unit-unit kerja dalam melakukan manajemen risiko
melalui langkah-langkah:
1) identifikasi risiko;
2) menetapkan prioritas risiko;
3) pelaporan tentang risiko;
4) pengelolaan risiko;
5) investigasi KTD; dan
6) manajemen klaim-klaim yang terkait
4. Mengintegrasikan sistem pelaporan kejadian, pengukuran
budaya keselamatan (safety culture measures) dan lainnya untuk
memudahkan solusi dan perbaikan yang terintegrasi.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan manajamen
risiko dan keselamatan pasien.
6. Menyusun rancangan laporan pelaksanaan program manajemen
risiko dan keselamatan pasien.
7. Ikut serta dengan Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam
melakukan identifikasi dan analisis kejadian-kajadian yang
terkait dengan keselamatan pasien.
8. Melakukan monitoring perencanaan risk manajemen
9. Melakukan monitoring pelaksanaan program
10. Melakukan pendidikan / edukasi staf tentang manajemen risiko
rumah sakit
11. Monitoring insiden/kecelakaan karena fasilitas
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

12. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala


13. Memberikan laporan tahunan kepada pemilik RS tentang
pencapaian program
14. Melakukan pengorganisasian dan pengelolaan secara konsisten
dan terus menerus

BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. TATA HUBUNGAN KERJA PMKP DENGAN INTERNAL

Direktur / Direksi

Pelayanan Medis Humas

Pelayanan Keperawatan Rekam Medis


Komite
Instalasi (IRJA,IGD, IRNA,
IRIN, IBS, PDE
IRB,Hemodialisa )
PMKP SDM

Non Medik :
Penunjang Medik (Farmasi, Keuangan, Sarana
Laboratorium, Radiologi, RS, dll
Gizi, Sanitasii)
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

Keterangan :
1. Pelayanan medis :
a. Pembahasan Insiden Keselamatan Pasien yang berhubungan dengan insiden kasus
medis .
b. Pembahasan hasil audit medis untuk dianalisa dan tindak lanjut temuan .
c. Penyediaan Pedoman klinis , Clinical Pathways dan / atau protokol klinis .
d. Penetapan sasaran mutu serta indikator mutu
e. Identifikasi risiko

2. Pelayanan Keperawatan :
a. Pembahasan Insiden Keselamatan Pasien yang berhubungan dengan insiden kasus
medis/keperawatan .
b. Pembahasan hasil audit klinis untuk dianalisa dan tindak lanjut temuan .
c. Pelaksanaan Pedoman klinis, Clinical Pathways dan / atau protokol klinis .
d. Penetapan sasaran mutu serta indikator mutu
e. Identifikasi risiko

3. IRNA / IRJA / Instalasi


a. Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP .
b. Penyediaan data indikator klinis dari unit
c. Pelaksanaan program PMKP
d. Pelaporan insiden Keselamatan Pasien dan tindak lanjutnya .
e. Pelaksanaan audit keperawatan
f. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu
g. Identifikasi risiko

3. Penunjang medik ( Farmasi, radiologi, laboratorium)


a. Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP .
b. Penyediaan data indikator klinis dari unit
c. Pelaksanaan program PMKP
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

d. Pelaporan insiden Keselamatan pasien dan tindak lanjutnya .


e. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu
f. Identifikasi risiko

4. Rekam medik
a. Penyediaan Rekam Medik pasien untuk audit klinis
b. Pelaksanaan program PMKP
c. Pelaporan insiden Keselamatan Pasien dan tindak lanjutnya
d. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu
e. Identifikasi risiko

6. PDE
a. Penyediaan data yang dibutuhkan
b. Penyusunan laporan – laporan .
c. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu
d. Identifikasi risiko

7. SDM
a. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan – pelatihan.
b. Pengajuan kebutuhan SDM
c. Pengumpulan data Indikator Manajemen
d. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu
e. Identifikasi risiko

8. Marketing dan Humas


a. Publikasi data kemasyarakat
b. Pengelolaan keluhan pelanggan
c. Pengumpulan data Indikator Manajemen
d. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

e. Identifikasi risiko

9. Non medis lainnya ( keuangan, sekretariat dll )


a. Penyediaan anggaran untuk kebutuhan pendidikan dan pelatihan – pelatihan, sarana .
b. Penyediaan data Indikator Manajemen
c. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu
d. Identifikasi risiko

10. Tim Keselamatan Pasien


a. Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien
b. Melakukan rekapitulasi data Inseden Keselamatan Pasien dan menganalisis grading
risiko
c. Pengumpulan dan analisis data Indikator Keselamatan Pasien
d. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu Tim KPRS
e. Identifikasi risiko
11. Tim PPI
a. Pelaksanaan program PPI
b. Melakukan rekapitulasi data surveilance
c. Penetapan sasaran mutu dan indikator mutu
d. Identifikasi resiko

B. TATA HUBUNGAN KERJA KOMITE PMKP DENGAN EKSTERNAL


No Pihak Eksternal Tata Hubungan

1. YUMERKRIS Menyiapkan dokumen untuk Laporan ke YUMERKRIS


2. RS YUMERKRIS Benchmarking tentang hasil sasaran mutu RS
YUMERKRIS
3. RS Lain Benchmarking tentang hasil sasaran mutu RS lain diluar
YUMERKRIS
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB IX
POLA DAN KUALIFIKASI KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk memastikan bahwa tugas dan pekerjaan di Komite PMKP dapat dilaksanakan dengan baik,
maka ditetapkan kualifikasi SDM sebagai berikut:

No. Jabatan Pendidikan Pelatihan

1 Ketua Minimal S1/ Dokter/ Sistem manajemen mutu, Audit Mutu


Apoteker Internal, Standar Akreditasi/ JCI,
Manajemen Risiko, BSC dan pelatihan
lain yang terkait

2 Sekretaris Minimal S1 Standar Akreditasi/ JCI, analisa data dan


pelatihan lain yang terkait.

3 Penanggung jawab Minimal S1 Standar Akreditasi/ JCI , TPP, RCA,


Keselamatan FMEA
Pasien

4 Penanggung jawab Minimal S1 Standar Akreditasi/ JCI, analisa data dan


PPI pelatihan lain yang terkait.

5 Penanggung jawab Minimal S1 Standar Akreditasi/ JCI dan pelatihan lain


Mutu yang terkait: Auditor, RCA, FMEA

6 Penanggung jawab Minimal D3 Standar Akreditasi/ JCI dan pelatihan lain


Mutu bagian yang terkait. Auditor, RCA, FMEA

7 Penanggung jawab Minimal S1 Standar Akreditasi/ JCI, Manajemen


Managemen Risiko, dan pelatihan lain yang terkait
Risiko
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Karena pelayanan Komite PMKP terkait dengan semua bagian / instalasi yang ada di Rumah
Sakit Kristen Lindimara, maka anggota Komite PMKP harus merepresentasikan semua profesi
yang ada di Rumah Sakit Kristen Lindimara yaitu:
a. Tenaga Medis (Dokter)
b. Tenaga Keperawatan (Perawat, Bidan)
c. Tenaga Penunjang (Apoteker, Analis, Radiografer, Ahli Gizi, RM, Fisioterapi)
d. Tenaga Non Medis (Umum)
2. Jam kerja Komite PMKP adalah sesuai jam dinas di Rumah Sakit Kristen Lindimara yaitu jam
07.00 sampai dengan jam 14.00.
3. Karena hanya dilaksanakan dalam 1 shift jaga, maka tidak ada pengaturan jaga.
4. Pembagian tugas dibagi menjadi 3 yaitu
a. Tugas Manajerial (Sistem Manajemen Mutu)
b. Tugas Administrasi (Pendokumentasian dan Pengendalian Dokumen)
c. Tugas pelayanan (Audit, Verifikasi, Validasi, Analisis, )

C. POLA KETENAGAAN
Setelah dilakukan penghitungan berdasarkan ratio berdasar jumlah SDM, maka diperlukan SDM di
Komite PMKP sebanyak dibawah ini.

Tugas sebagai Kebutuhan Saat ini Kekurangan Solusi


1. Ketua 1 1 - Ada pembagian tugas
yg jelas
2. Sekretaris 1 1 0
3. Penanggung jawab PPI 1 1 0
4. Penanggung jawab 1 1 0
Keselamatan Pasien
5. Penanggung jawab 1 1 0
Managemen Risiko
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

6. Penanggung jawab Mutu 1 1 0


Jumlah 6 6 0
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB X
PENILAIAN KINERJA SDM

Oleh karena SDM Komite Peningkatan Mutu dan keselamatan Pasien (Komite PMKP) bukan
merupakan pejabat struktural, maka penilaian kinerja tidak dilakukan .
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB XI
KEGIATAN ORIENTASI

A. PENGERTIAN
Orientasi adalah masa yang harus dijalani oleh seorang anggota Komite PMKP baru agar siap
dan mampu melaksanakan tugas di Komite PMKP sesuai dengan uraian tugasnya.

B. TUJUAN ORIENTASI
1. Mempersiapkan anggota Komite PMKP baru untuk mengenal struktur organisasi Komite
PMKP dan bagian yang terkait dengan pelayanan Komite PMKP.
2. Mempersiapkan anggota Komite PMKP baru untuk memahami dan mengetahui apa tugas
pokoknya, cara melaksanakan tugas, menggunakan fasilitas kerja, kepada siapa bertanggung
jawab dan laporan yang harus dikerjakan.
3. Anggota Komite PMKP baru mengetahui hak dan kewajiban serta tata tertib termasuk larangan
yang harus dipatuhi selama menjadi anggota Komite PMKP.

C. JENIS ORIENTASI
Untuk Komite PMKP hanya ada 1 macam orientasi saja.

Waktu Materi Sumber


1-2 hari 1. Struktur organisasi dan tugas di Komite PMKP Ketua/
2. Uraian tugas di Komite PMKP Sekretaris/
3. Mengenal bagian-bagian yang terkait dengan Koordinator
pelayanan Komite PMKP Komite PMKP
4. Cara melaksanakan tugas (SPO, Form)
5. Cara membuat Laporan
1 bulan 1. TPP
a. Mempersiapkan pelaksanaan koordinasi Ketua/
Tindakan perbaikan dan Pencegahan Sekretaris/
b. Perlu diberi materi Pelatihan TPP dengan Koordinator
menggunakan metode RCA & FMEA Komite PMKP
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

2. Validasi
a. Memahami SPO validasi Ketua/
b. Mengikuti pelatihan Statistik Sekretaris/
Koordinator
Komite PMKP
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB XI
PERTEMUAN / RAPAT

A. PEDOMAN UMUM RAPAT DI KOMITE PMKP


1. Ada 1 Rapat yang diadakan oleh Komite PMKP dan ada 2 Rapat yang wajib diikuti oleh
semua anggota PMKP yaitu Rapat rutin dan Rapat Tinjauan Manajemen.
2. Undangan Rapat PMKP bisa disampaikan secara lisan atau dengan undangan minimal 2 hari
sebelum rapat dilaksanakan.
3. Notula rapat (termasuk dokumen-dokumen hasil rapat) dibuat dan disimpan oleh Sekretaris
Komite PMKP

B. RAPAT YANG DIADAKAN DAN DIKUTI OLEH KOMITE PMKP


1. Rapat rutin Komite PMKP

a. Rapat rutin Komite PMKP adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komite PMKP secara
berkala sesuai kebutuhan, minimal adalah 1 bulan sekali.
b. Waktu : 1 bulan sekali atau sesuai kebutuhan.
c. Tempat : Ruang Rapat
d. Pemimpin : Ketua Komite
e. Peserta : Semua Anggota Komite PMKP
f. Materi :
 Menindak lanjuti program Komite PMKP menjadi POA bulanan
 Merencanakan pelaksanaan kegiatan rutin (Monitoring) dan tidak rutin
 Evaluasi hasil pelaksanaan tugas, identifikasi masalah dan upaya perbaikan.
 Tindak lanjut temuan mutu masing – masing penanggung jawab dan
koordinator bagian.
 Menyusun Laporan hasil pelaksanaan tugas (Monitoring, Validasi, Audit
dan TPP).
 Pematangan Pedoman, Panduan dan SPO yang belum baku.
g. Dokumen : Notulan, Dokumen yang dimatangkan dan Daftar Hadir
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

2. Rapat Sosialisasi Hasil Peningkatan Mutu

a. Rapat Evaluasi Komite PMKP adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komite PMKP
bersama bagian / instalasi untuk mengevaluasi hasil pencapaian program mutu dan
sasaran mutu minimal 3 bulan sekali. Rapat ini bisa bersamaan dengan Rapat Staf Pleno.
b. Waktu : 3 bulan sekali
c. Tempat : Ruang Rapat
d. Pemimpin : Ketua PMKP
e. Peserta : Semua Anggota Komite PMKP dan Semua bagian / instalasi
f. Materi :
 Penyampaian Laporan pencapaian Sasaran mutu Semua bagian / instalasi.
 Analisis temuan dan usulan solusi penyelesaian.
 Kesimpulan dan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk perbaikan.

g. Dokumen : Undangan, notula, hasil evaluasi sasaran mutu dan daftar hadir
3. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)
Pengertian:
a. Rapat Tinjauan Manajemen adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direktur bersama
seluruh Staf untuk mengevaluasi berjalannya sistem manajemen mutu di Rumah
SakitKristen Lindimara yang minimal diadakan 3 bulan sekali.
b. Komite PMKP memfasilitasi kegiatan RTM dengan menyediakan semua data dan
informasi yang diperlukan antara lain: Hasil sasaran mutu 3 bulan terakhir, Laporan
pelaksanaan TPP (RCA atau FMEA) dan hasil Validasi dari beberapa sasaran mutu bila hal
tersebut dilakukan dalam 3 bulan terakhir.
c. Susunan acara RTM adalah:

i. Pembukaan
ii. Penyampaian hasil capaian oleh Ketua Komite PMKP
iii. Tinjauan Manajemen oleh Direktur
iv. Identifikasi Masalah, solusi dan rencana perbaikan
v. Kesimpulan dan penutup
d. Waktu : 3 bulan sekali
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

e. Tempat : Ruang Rapat


f. Pemimpin : Direktur
g. Peserta : Semua Anggota Komite PMKP, Direksi dan Staf
h. Materi :
 Tindak lanjut atas hasil Tinjauan Manajemen sebelumnya
 Evaluasi pencapaian Sasaran Mutu selama 3 bulan terkahir
 Membahas hasil temuan Audit Mutu Rumah Sakit
 Membahas perkembangan sejauh mana Tindakan Perbaikan telah dilakukan.
 Membahas perkembangan hasil RCA oleh Komite Keselamatan Pasien
 Membahas hasil audit oleh tim PPI Rumah Sakit
 Membahas penanganan Keluhan pelanggan
i. Hasil dari rapat adalah mendapatkan kesimpulan perkembangan dari masing – masing
agenda rapat, hal-hal dalam agenda rapat yang belum selesai diselesaikan oleh PIC, maka
akan dicatat dalam agenda rapat selanjutnya dengan menentukan kembali tanggal jatuh
tempo penyelesaiannya.
j. Dokumen adalah undangan, notula, dokumen penyerta (laporan2) dan daftar hadir.
C. PEMBUATAN NOTULA RAPAT
1. Setiap rapat harus dibuat notulanya.
2. Format notula rapat di Rumah SakitKristen Lindimara terdiri dari :
a. Kepala Notula, memuat judul rapat, hari, tanggal, jam, tempat, nama pemimpin rapat dan
agenda rapat.
b. Isi Notula, memuat jalannya rapat yaitu pembahasan/hasil diskusi/keputusan rapat.
c. Penutup Notula memuat tempat dan tanggal pembuatan notula, tanda tangan notulis dan
pimpinan rapat.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

BAB XII
PELAPORAN
A. PENCATATAN

1. Pencatatan dilakukan setiap ada hasil yang harus didokumentasi sebagai bukti.
2. Pencatatan dilakukan oleh Sekretaris 1 oleh Koordinator / penanggungjawab bagian
3. Pencatatan yang harus dilakukan adalah
a. Hasil capaian sasaran mutu dari tiap bagian / sasaran mutu setiap bulan.
b. Hasil RCA, FMEA, Validasi, Audit, Bechmark
c. Laporan Insiden yang terjadi di Rumah SakitKristen Lindimara
d. Notula Rapat
B. PELAPORAN
No Laporan Waktu Dilaporkan ke
1. Laporan Monitoring indikator mutu 3 bulan Direktur
2. Laporan Monitoring Sasaran Mutu 3 bulan Direktur
3. Laporan pelaksanaan RTM 3 bulan Direktur dan
semua bagian
4. Laporan Pelaksanaan Validasi, RCA, 3 bulan Direktur
FMEA, Benchmarking
5. Laporan Evaluasi program Komite 1 tahun Direktur
PMKP
6. Laporan Evaluasi program 1 tahun Direktur
Peningkatan mutu
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
Nomor : 170/RSPWDC/SK.010/III/2014
Ta 6 Maret 2014
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu deselamatan Pasien RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”

Anda mungkin juga menyukai